besar terbagi dua, yaitu: Bioadhesive, contohnya seperti pati, protein (kalogen) dan lignin. Untuk pati, memiliki sifat yang sulit bahkan tidak bisa larut terhadap air, sifat ini dapat dilihat pada tepung yang bersifat lengket ketika tercampur dengan air. Untuk protein, salah satu bentuk struktural yang disebut kolagen memiliki sifat perekat. Adapun lignin, merupakan pollimer alami yang terdiri dari molekul-molekul polifenol yang berfungsi sebagai pengikat sel-sel kayu satu sama lain, sehingga kayu menjadi keras dan kaku. Lignin terdiri dari komponen kimia gugus fenolik sehingga dapat digunakan sebagai perekat sama halnya dengan perekat phenol formaldehida. 2.Teori pertama yaitu teori perekatan mekanik, yang terbentuk karena adanya penyerapan bahan perekat kedalam rongga sel kayu sehingga terjadi pencengkraman. Kekurangan teori mekanis yaitu tidak mampu menjelaskan perekatan pada bahan yang tidak berongga seperti kaca. Teori kedua yaitu teori perekatan spesifik, yang terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik antara atom atau molekul perekat dan permukaan bahan yang direkat. Dengan teori atom, kayu dapat direkat dengan ikatan hidrogen, sehingga teori perekatan spesifik dapat menjelaskan perekatan benda- benda yang tidak tidak berongga. Adapun kelemahan teori ini yaitu karena perekat yang digunakan berbasis air maka dapat merusak kayu. 3.Proyeksi perkembangan perekatan dimasa depan menurut saya akan lebih bagus lagi, hal ini dikarenakan perkembangan teknologi ikut maju dan sumber daya manusia yang begitu banyak. Bahkan sekarang sudah dapat melakukan teknik perekatan tanpa menggunakan bahan perekat. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan kayu itu sendiri yang memiliki zat lignin.