Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

DISUSUN OLEH :
LULUK ULMUKAROMAH
XI MIPA 3
18
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PELANGGARAN HAK ASASI
MANUSIA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini

Genteng, 11 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Judul Sampul..............................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Pengertian pelanggaran Hak Asasi manusia........................................................................5
B. Faktor - faktor penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia................................................5
C. Contoh – contoh kasus pelanggaran HAM..........................................................................6
D. Instrumen Nasional HAM...................................................................................................8
E. Upaya mengatasi pelanggaran hak asasi manusia...............................................................8
BAB V PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................................9
B.    Saran....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak manusia
masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak jarang
menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM pada dirinya
sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran HAM seorang individu
terhadap individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang penegakan
HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan sebagai upaya
menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun seiring dengan kemajuan
ini, pelanggaran HAM kemudian juga sering terjadi di sekitar kita. Untuk itulah kami
menyusun makalah yang berjudul “Contoh Kasus Pelanggaran Hak asai Manusia di
Indonesia”,untuk memberikan informasi tentang apa itu pelanggaran HAM.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah  di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
2. Apa sajafaktor – faktor penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia?
3. Apa contoh dari kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia.
2. Mendeskripsikan contoh-contoh kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang pernah ada
di Indonesia.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi. Sedangkan hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati,
melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusiamenjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan
negara.
Kasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia Menurut Pasal 1 Ayat 6 No. 39 Tahun
1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak
asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Pada tingkatan operasional, berbagai
perencanaan program nasional telah dicanangkan untuk menangani masalah pelanggaran
HAM pada anak antara lain penghapusan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak, penghapusan
perdagangan perempuan dan anak, penghapusan eksploitasi seksual komersial pada anak,
penanganan terhadap anak jalanan. Namun berbagai peraturan perundang-undangan yang ada
terhadap anak itu belum dapat memberikan jaminan bagi peningkatan kualitas anak Indonesia.
Banyaknya faktor yang menghambat implementasi peraturan perundang-undangan di
lapangan menunjukkan bahwa masalah pembinaan kualiatas anak merupakan masalah yang
kompleks.
Faktor yang menghambat pengimplementasian ketentuan tersebut dapat bersifat internal
maupun eksternal. Untuk dapat mengentaskan anak-anak dari kondisi demikian, yang perlu
dilakukan pertama-tama adalah: kenali masalah yang terdapat di dalam lingkungan terdekat
anak, yaitu keluarga.
Fungsi perlindungan atau proteksi kepada anak merupakan salah satu fungsi yang
penting karena dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan dalam keluarga.
Bila fungsi ini dapat dikembangkan dengan baik, keluarga akan menjadi tempat perlindungan
yang aman secara lahiriah dan batin bagi seluruh anggotanya. Namun, selain fungsi
perlindungan
2
keluarga juga memiliki fungsi ekonomi. Fungsi itu menjadi pendukung kemampuan
kemandirian keluarga dan anggotanya dalam batas-batas ekonomi masyarakat, bangsa, dan
negara dimana keluarga itu hidup. Apabila dikembangkan dengan baik fungsi ini dapat
memberikan kepada setiap keluarga kemampuan untuk mandiri dalam bidang ekonominya,
sehingga mereka dapat memilih bentuk dan arahan sesuai kesanggupannya.
Dengan berkembangnya waktu, fenomena pekerja anak banyak berkaitan erat dengan
dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan) dan kesempatan memperoleh pendidikan.
Pendapatan orangtua yang sedikit tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga
memaksa mereka untuk bekerja. Di lain pihak, biaya pendidikan di Indonesia yang masih
tinggi telah pula ikut memperkecil kesempatan untuk mengikuti pendidikan.
Perbenturan kepentingan antara kedua fungsi inilah yang kadang menimbulkan dilema
bagi keluarga yag kehidupan ekonominya kurang membahagiakan. Di satu sisi, keluarga
harus mampu memberikan perlindungan kepada anggotanya, termasuk anak-anak. Namun di
sisi lain, adanya fungsi ekonomi juga telah menuntut para anggotanya untuk ikut memberikan
sumbangan agar kebutuhan hidup keluarga dapat terpenuhi, yaitu dengan bekerja. Karena itu
tidak heran jika kemudian muncul fenomena pekerja anak.
Fenomena pekerja anak di Indonesia pada awalnya banyak berkaitan dengan tradisi atau
budaya membantu orangtua, yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia pada umunya.
Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa anak dilatih untuk bekerja. Pertama,
sebagian orangtua masih beranggapan bahwa memberi pekerjaan kepada anak-anak
merupakan upaya proses pembelajaran agar anak mengerti arti tanggung jawab. Kedua,
tindakan itu juga dapat melatih dan memperkenalkan anak kepada dunia kerja. Ketiga, untuk
membantu meringankan beban kerja keluarganya.
Bahkan lebih parah lagi, saat ini fenomena pekerja anak masih ditambah dengan
munculnya fenomena anak jalanan di kota-kota besar, yang makin menambah kompleksnya
permasalahan. Jika kita menyusuri jalan-jalan di sekitar Jakarta, dengan mudah kita akan
mendapatkan anak-anak usia sekolah yang mengamen atau sekedar meminta-minta di lampu
merah. Tidak jarang pula kita menemukan mereka di dalam bis-bis kota. Mereka kemudian
dikenal dengan sebutan ‘anak jalanan’. Entah sebutan itu cocok atau tidak untuk mereka.
Sebagaimana anak-anak lain, anak jalanan juga menginginkan hidup normal. Mereka anak
kita juga yang membutuhkan tempat untuk tinggal, rasa aman, nyaman, dan ingin diterima
oleh masyarakat.
Fenomena anak jalanan merupakan ekses lingkaran setan kemiskinan bangsa Indonesia.
Kendala yang dihadapi mobilitas anak-anak itu cukup tinggi. Anak-anak yang dibimbing di
rumah singgah, setelah keluar, kadang kembali menjadi anak-anak jalanan. Sebab, kebutuhan
3
ekonomi tidak terelakkan. Sayangnya, perhatian kepada anak-anak terkesan digelar pada
momen-momen tertentu saja. mereka yang hidup di jalanan sebagai, pengamen, pedagang
asongan, pengemis, dan pelacur. Paru-paru mereka tidak hanya menghirup kerasnya udara
yang mengandung timbal dan karbon monoksida tapi juga menghisap asap kekerasan purba
langsung dari akarnya.
Secara, struktural negara bisa disalahkan sebagai penyebab buruknya kondisi anak-anak
di negeri ini. Karena negara sebagai pemegang kekuasaan membuat kebijakan yang sering tak
berpihak pada masyarakat bawah. Kebijakan itu menyebabkan orang miskin yang makin
terbelenggu dan tidak berdaya. Kemiskinan menjadi satu faktor pemicu terjadinya
pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada anak. Anak dalam keluarga miskin mengalami
subordinasi ganda, yaitu ada supremasi dari yang kaya dan orang dewasa. Hak anak bisa
dilanggar karena dia anak-anak dan miskin.
Menyalahkan negara sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab tak secara
otomatis membawa kehidupan anak menjadi lebih baik. Kita semua, tanpa disadari, telah
menjadi orang dewasa, para orang tua yang merangkap sebagai eksekutor bagi anak-anak kita
sendiri. Algojo yang menghukum anak secara tidak proporsional. Hukuman yang
menghabiskan seluruh energi kehidupan dan masa depan anak-anak dalam bayang-bayang
trauma jalanan, dan debu peperangan.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian pelanggaran Hak Asasi manusia


Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran
hak asasi manusia adalah  setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan
atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi
lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan
rasional yang menjadi pijakanya.
B. Faktor - faktor penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) disebabkan oleh faktor – faktor berikut :
Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal
dari diri pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah:
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.
Sikap ini akan menyebaabkan seseorang untuk selalu mennuntutkan haknya,
sementara kewajibabannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyi sikap
seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun
caranya tersebut dapan melanggar hak orang lain
2. Rendahnya kesadaran HAM.
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku
tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi yang harus dihormati.
Sikap

5
tidak mau tahu itu berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap
hak asasi manusia
3. Sikap tidak toleran
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya
akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.
Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong
seorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya sebagai
berikut:
a. Penyalahgunaan kekuasaan
b. Di Masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini
tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk – bentuk
kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat.
c. Ketidaktegasan aparat penegak huku,
d. Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran
HAM, tentu saja akan mendorong timbulya pelanggaran HAM lainnya.
e. Penyalahgunaan teknologi
f. Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa juga
memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan.
g. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
h. Kesenjangan menggambarkan telah terjadinya ketidakseimbangan yang
mencolok didalam kehidupan masyarakat.
C. Contoh – contoh kasus pelanggaran HAM
Di Indonesia, meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundangan –
undangan mengenai HAM, namun pelanggaran HAM tetap selalu ada baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun olej masyarkat sendiri.
Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia :
1. Kasus Trisakti dan Semanggi
Kasus pelanggaran HAM Trisakti dan Semanggi ini erat berkaitan dengan
gerakan reformasi pada 1998 lalu. Dipicu oleh krisis ekonomi pada tahun 1997 dan
tindakan KKN pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, maka terjadilah
gerakan reformasi besar-besaran yang dipelopori oleh mahasiswa. Para mahasiswa
pun melakukan demo yang berujung pada bentrok fisik dengan aparat. Hal inilah
yang akhirnya menyebabakan tewasnya 4 mahasiswa dari Universitas Trisakti
akibat tembakan peluru aparat. Sedangkan tragedi Semanggi terjadi 6 bulan
6
kemudian pada 13 November 1998 yang menewaskan 5 mahasiswa. Dua peristiwa
ini memicu kerusuhan di seluruh wilayah Indonesia. Kerusuhan dan kekerasan pun
terjadi di mana-mana dan menewaskan ribuan warga. Peristiwa kerusuhan Mei
1998 ini pun dicatat sebagai salah satu tahun kelam sejarah bangsa Indonesia.
2. Kasus Marsinah
Kasus pelanggaran HAM Marsinah terjadi pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993.
Kasus ini berawal dari unjuk rasa dan pemogokan yang dilakukan buruh PT.CPS.
Marsinah dan 12 buruh lain menuntut kepada perusahaan untuk mencabut status
PHK pada mereka. Namun berselang 5 hari kemudian, Marsinah ditemukan tewas
di hutan Wilangan, kota Nganjuk dalam keadaan yang mengenaskan.
3. Kasus Bom Bali
Kasus Bom Bali juga menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM terbesar di
Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 12 November 2002, di mana terjadi peledakan
bom oleh kelompok teroris di daerah Legian Kuta, Bali. Total ada 202 orang yang
meninggal dunia, baik dari warga lokal maupun turis asing mancanegara yang
sedang berlibur. Akibat peristiwa ini, terjadi kepanikan di seluruh Indonesia akan
bahaya teroris yang terus berlangsung hingga tahun-tahun berikutnya.
4. Kasus Pembunuhan Munir
Kasus pembunuhan Munir merupakan salah satu pelanggaran HAM di
Indonesia yang kasusnya belum terselesaikan hingga akhirnya ditutup. Munir Said
Thalib bukan sembarang orang, dia adalah seorang aktivis HAM yang pernah
menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Ia meninggal pada tanggal 7 September
2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia dalam perjalanan menuju kota
Amsterdam di Belanda. Banyak yang menganggap bahwa Munir meninggal karena
dibunuh atau diracuni oleh suatu kelompok tertentu. Sayangnya hingga kini kasus
kematian Munir ini belum jelas dan kasusnya sendiri akhirnya ditutup.
5. Peristiwa Tanjung Priok 
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia lain pernah terjadi di wilayah Tanjung
Priok, Jakarta Utara. Kasus ini murni pelanggaran HAM. Bermula ketika warga
sekitar Tanjung Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi beserta kerusuhan
karena adanya upaya pemindahan makam keramat Mbah Priok untuk kepentingan
lain. Hal ini lalu mengakibatkan bentrok antara warga dengan kepolisian dan
anggota TNI yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka.
D. Instrumen Nasional HAM

7
1. UUD 1945 : Pembukaan UUD 1945, alenia I – IV; Pasal 28A sampai dengan 28J;
Pasal 27 sampai dengan 34
2. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. UU No. 36 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
4. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5. UU No. 7 Tahun 1984 tentang Rativikasi Konvensi PBB tentang penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
6. UU No. 8 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau penghukuman lain yang Kejam, tidak Manusiawi atau Merendahkan
Martabat Manusia
7. UU No. 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182 mengenai
pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk
untuk Anak
8. UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang hak-hak
ekonomi, Sosial dan Budaya
9. UU No. 12 tahun 2005 tentang Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
Politik
E. Upaya mengatasi pelanggaran hak asasi manusia
Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus
pelanggaran HAM yang biasa diselesaikan melalui pengadilan umum.Beberapa upaya
yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk menghargai
dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut :
1. Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
2. Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.
3. Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban
asasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menghormati hak-hak orang lain.

8
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang
perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan
HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan
HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

B.       Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam
menjaga HAM kita

9
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2007. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Paradigma. Jogjakarta

Zaelani, Endang Sukaya.”Pendidikan Kewarganegaraan”.Paradigma.Jogjakarta

Herdiawanto, Hery.”Pendidikan Kewarganegaraan”.Erlangga.Jakarta

Azra,Azyumardi.”Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani”. ICCE UIN. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai