ANALISA SWOT Erlita
ANALISA SWOT Erlita
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal
(dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan
sebagai pemecah masalah.
• Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Weakness (kelemahan)
• Opportunities (peluang)
• Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W,
serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap
kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang
terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan
Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan
Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-
urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan
subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap
subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki
pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain
itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan
Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10
buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
Data SWOT kualitatif dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis
SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson(1998) agar diketahui secara pasti
posisi organisasi yang sesungguhnya.Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlahtotal
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;Menghitung skor
(a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas(penilaian terhadap
sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi ataumempengeruhi penilaian terhadap
point faktor lainnya. Pilihan rentang besaranskor sangat menentukan akurasi
penilaian namun yang lazim digunakan adalahdari 1 sampai 10, dengan asumsi
nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secarasaling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah
denganmembandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehinggaformulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
nilainya samadengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah
point faktor).
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) danfaktor O
dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atautitik
pada sumbu Y;
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadranSWOT.
Kuadran I (positif, positif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif , artinya organisasi
dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi
sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami
kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh
karenya, organisasidisarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun
sangat berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya
organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligusmemperbaiki
kinerja organisasi.Kuadran III Kuadran II Kuadran I
StrengthWeakness WS
Kuadran IV
Kuadran IV (negatif, negatif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi
Bertahan, artinyakondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh
karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan,
mengendalikankinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan
sambilterus berupaya membenahi diri.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika
telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan
kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh
jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan.
Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi
organisasi atau program.
Langkah-Langkah Penerapan
• Dengan menggunakan curah pendapat, tulis pada kartu semua kekuatan di dalam
organisasi (internal). Kekuatan bisa berupa, tenaga trampil, gaji, sarana. Setelah
kartu diisi tempelkan pada kertas flipchart.
• Setelah selesai menyusun kekuatan internal, dengan menggunakan curah
pendapat, daftarkan kelemahan di dalam organisasi (internal) pada kartu lalu
ditempelkan pada flipchart .
Analisis SWOT bukanlah akhir dari proses. Untuk memanfaatkan sepenuhnya alat ini,
anda perlu menentukan rencana tindak lanjut. Juga alat ini cenderung berdasarkan pada
"pendapat" dan indikator-indikator kualitatif dan belum tentu pada "kenyataan"
Selama ini SWOT Matrix selalu digunakan dalam analisa untuk strategi perencanaan
dan pemasaran. SWOT Matrix merupakan akronim dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan) dan Threats (ancaman).
Metode analisa tersebut lebih menekankan pada faktor kondisi dan situasi internal,
yaitu kekuatan dan kelemahan diri sendiri atau perusahaan (SW). Setelah itu baru
dipelajari dan diperhitungkan faktor external, ancaman dan kesempatan (OT).
Metode analisa SWOT Matrix memanfaatkan secara maksimal kekuatan internal berupa
sumber daya dan pengalaman untuk mencapai target. Tetapi seiring perubahan kebutuhan
manusia dan pertumbuhan tehnologi yang sudah beralih dari konvensional ke digital,
metode analisa SWOT Matrix tersebut mulai ditinggalkan. Sebab kekuatan (internal)
belum tentu dapat memenuhi peluang pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan
atau tantangan.
Oleh sebab itu, para perencana dan pemasar sekarang beralih menggunakan analisa
TOWS Matrix. Mereka terlebih dulu mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor-
faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing. Faktor-faktor
eksternal tersebut diantaranya adalah; cara promosi para pesaing, budaya konsumen, daya
beli masyarakat, nilai rupiah, kebijakan pemerintah, iklim politik, perubahan sosio
ekonomi, profil populasi, gaya hidup, aturan sosial, perubahan tehnologi, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan analisa TOWS Matix itu juga dihasilkan 4 strategi pencapaian target, yaitu;
1. SO (Aggressive Strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk mengambil
kesempatan yang ada di luar.
2. ST (Diversification strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk menghindari
ancaman yang ada di luar.
3. WO (Turn Around) – Menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk mengurangi
kelemahan internal.
4. WT (Defensive strategy) – Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.
Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan memanfaatkan
dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di saat bersamaan kita juga
dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal. Dengan menganalisa eksternal
tersebut (TOWS Matrix) kita juga mampu mengantisipasi tantangan dari setiap
perubahan eksternal, bahkan mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.
Sedangkan dalam skala gambar yang lebih kecil, terutama di dunia persaingan bisnis
mungkin Anda pernah mendengar istilah zero sum games, dimana pihak yang kalah
sudah pasti merugi. Strategi saling mengalahkan seperti itu seharusnya sudah harus
ditinggalkan, karena hanya menguras banyak biaya, tenaga, dan pikiran. Strategi terbaik
yang seharusnya kita gunakan adalah memenangkan suatu pertempuran tanpa ada
peperangan.
Strategi tersebut dikenal dengan pola keluar dari persaingan Lautan Merah (Red Ocean),
dan berpindah ke Lautan Biru (Blue Ocean). Jadi masing-masing pihak bukan berpikir
dan berlaku saling mengalahkan, melainkan berusaha saling mendukung dengan
keunggulan masing-masing untuk mencapai suatu target secara bersama-sama. Strategi
kerjasama seperti itu lebih mampu mendatangkan sinergi positif dan menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
Pada masa sekarang, menjalin kerjasama dengan pihak lain lebih menjamin kemajuan
bisnis. Ada bermacam bentuk kerjasama baik secara online atau offline, dan salah
satunya adalah membangun jaringan. Siapapun yang mampu menguasai jaringan
konsumen, maka dia pasti akan berhasil dalam bisnisnya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan sebuah
tim kerjasama bisnis yang baik;
Saya menyimpulkan bahwa TOWS Matrix merupakan analisa bisnis yang paling
menguntungkan untuk menciptakan design strategi bisnis. Analisa TOWS Matrix akan
menghasilkan strategi bisnis terbaik jika dikombinasikan dengan pola kerjasama, dimana
satu sama lain saling membangun jaringan bisnis, saling mengisi dan menerima, serta
sama-sama fokus pada bisnis dan tujuan yang sama.
Strategi bisnis yang dilandasi pola kerjasama tentunya juga harus memenuhi aturan
kerjasama yang baik. Beberapa aturan kerjasama yang telah saya sebutkan di atas secara
garis besar menekankan pentingnya kredibilitas, untuk menarik minat banyak pihak
bekerjasama dan menciptakan rasa saling percaya yang kuat. Sebagaimana hal tersebut
pernah diungkapkan oleh Walter D. Scott, “Keberhasilan atau kegagalan bisnis
sesungguhnya lebih dipengaruhi oleh sikap mental daripada kapasitas mental.” Tentunya
design strategi bisnis tersebut akan semakin sempurna jika benar-benar digunakan dalam
praktek di lapangan.