Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PROGRES KERJA PRAKTIK


PT. PAL INDONESIA (Persero)
Minggu Ke-3 (12 Juli 2021 – 16 Juli 2021)

Dosen Pembimbing :
Putu Agus Mahadi Putra, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Ramadhan Dwi Kirana (1303191021)


Priyo Budi Utomo (1303191023)
Ahmad Rizal Djiddan N (1303191060)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN 2020-2021
HARI KE-1 (Senin)

Mempelajari tentang Pembagian daya saat bersandar dan Penggunaan Emergency


Generator
Pada hari senin pekan ke 3 ini pokok bahasan kita berfokus pada pembagian daya pad
kapal saat berada di dermaga atau saat berhenti dan ketika kapal berlayar lalu
penggunaan emergency generator yg digunakan ketika main generator pada kapal tiba
tiba mati
kebutuhan daya di kapal menggunakan beberapa hal yang harus diperhatikan seperti :
a. Kondisi kapal umumnya terdiri dari sandar atau berlabuh, manuver, berlayar, bongkar
muat dan Emergency. Perhitungan kapasitas generator dengan melihat kondisi kapal
dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti :
- Dua Kondisi; yaitu kondisi berlayar dan berlabuh,
- Tiga kondisi; yaitu kondisi, berlayar, manuver dan di pelabuhan,
- Empat kondisi; yaitu kondisi berlayar, meninggalkan pelabuhan, bongkar muat dan
dipelabuhan,
- Delapan kondisi; yaitu kondisi berlayar, meninggalkan pelabuhan, bongkar muat dan di
pelabuhan yang semuanya dibagi lagi dalam kondisi siang dan malam.

b. Data peralatan kapal, data ini dipergunakan untuk mengetahui jumlah daya atau beban
yang diperlukan dan jumlah unit yang tersedia diatas kapal. Data peralatan ini
berdasarkan perhitungan dan telah diverifikasi dengan data yang ada dipasaran.
c. Penggolongan peralatan kapal digolongkan berdasarkan 
Kondisi kapal
Letak atau fungsi
Tipe beban (Beban kontinyu atau beban Intermitten). Kemudian semua data peralatan
dengan memperhatikan beberapa hal diatas dimasukkan kedalam tabel balans daya
generator kapal
Emergency genset merupakan generator cadangan yang dipergunakan hanya dalam
keadaan darurat sehingga saat kapal berada dalam keadaan normalnya, genset akan
berada dalam keadaan stand by atau siap diaktifkan sewaktu-waktu. Dalam keadaan
darurat, dibutuhkan proses starting genset yang cepat agar tersedia waktu yang cukup
untuk melakukan perbaikan, pengaktifan kembali generator utama ataupun
menghubungi pelabuhan terdekat untuk meminta bantuan pertolongan. Berbeda
dengan generator utama yang menggunakan sistem udara bertekanan untuk
proses starting, emergency menggunakan listrik untuk proses starting. Secara garis
besar proses starting dibagi menjadi dua yaitu : Manual dan Otomatis
HARI KE-2 (Selasa)
Penggunaan Battery Charger pada Kapal Perang
Pada hari ke 2 di pekan ke tig aini pembahasan diskusi kami beralih ke battery
charger dimana bateri charger diasumsikan sebagai sumber power terakhir yang bisa
menyuplai beberapa perangkat elektronika dan system navigasi. Mengacu pada peraturan
Biro Klasifikasi Indonesia Vol. IV tahun 2016 bahwa generator utama memiliki jumlah
sekurang-kurangnya 2 unit sehingga dalam merencanakan generator utama pada kapal
perang harus dilebihkan 1 unit. Pembangkit listrik darurat harus terdapat pada sistem
suplai tenaga listrik pada kapal perang sebagai sistem cadangan manakala pembangkit
listrik utama mengalami gangguan sehingga tidak dapat menghasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik utama yang terletak pada ruang mesin (engine room) memiliki resiko
terendam air lebih dahulu sehingga letak pembangkit listrik darurat berada pada bagian
haluan kapal. Untuk menentukan kapasitas baterei yang digunakan sebagai pembangkit
listrik darurat dapat menggunakan rumus :
Kapasitas Battery = I x Lama Waktu
Dimana:
Kapasitas Baterai : Kapasitas Baterai (Ah)
I : Arus Beban Listrik (Amp)
Lama Waktu : Lama Waktu Keadaan Darurat (Jam)
Karena sifat dari Baterei yang dapat menyuplai energi listrik hanya sementara (1
Jam), maka menentukan kapasitas generator darurat perlu diperhitungkan untuk suplai
beban-beban yang termasuk dalam kategori beban vital / penting yang tidak boleh mati
(Shutdown) baik dalam keadaan normal maupun keadaan darurat. Berikut beberapa
beban listrik yang oerlu dipergitungkan dalam merencanakan system kelistrikan Kapal
Perang KCR60
1. Data peralatan dan beban listrik sistem komunikasi dan navigasi.
2. Data peralatan dan beban listrik sistem pemompaan
3. Data peralatan dan beban listrik sistem pendingin dan sirkulasi udara
4. Data peralatan dan beban listrik sistem penerangan.
5. Data peralatan dan beban listrik peralatan bantu.
HARI KE-3 (Rabu)
Penjelasan Sistem Generator pada Kapal KR60

Pada hari ketiga diskusi kami membahasa tentang permasalahan yang sering

muncul pada atau yang sering dialami oleh beberapa teknisi di PT. PAL di mana

permsalahanya ialah gangguan tenaga pada kapal terutama pada kapal yang sedang di

bangun yakni KR 60. Menurut pembimbing kami Kapal Perang merupakan kapal yang

digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan laut. Sistem tenaga pada kapal

perang adalah sistem yang menunjang operasi kapal perang. Sistem tenaga pada kapal

perang terdiri dari 2 sistem tenaga yaitu sistem tenaga penggerak kapal dan sistem tenaga

listrik kapal. Saat ini sistem tenaga pada kapal ditunjang oleh mesin diesel yaitu mesin

utama/mesin pokok dan mesin bantu.

Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin yang sedang dioperasikan

dan biasanya akan diikuti dengan pemutusan suplai. Mengingat generator merupakan

peralatan yang penting dan nilainya juga cukup mahal (biaya penggantian maupun

perbaikan mesin lama) maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil

mungkin. Untuk dapat mengamankan suatu mesin pembangkit dari adanya gangguan

yang dapat merusak maka diperlukan perangkat pengaman.yang dapat mengisolasi mesin

pembangkit dari sistem distribusi listrik jika terdeteksi adanya gangguan.


HARI KE-4 (Kamis)

Parallel Generator

Pada hari ke-4 kami melanjutkan pokok bahasan sebelumnya yakni mengenai

sistem Pralel pada generator di sistem tenaga Kapal Perang KCR 60 yang sedang di
produksi oleh PT. PAL. Dalam Kapal yang sedang dalam tahap projek kali ini yakni
KCR 60 (Kapal Cepat Rudal 60 Meter) Generator untuk memasok Tenaga kapal ialah
sebanyak 4 dengan rincian 3 main generator dan 1 emergency generator. Untuk
permasalahan yang di alami menurut pembimbing kami ialah permasalahn pada saat
memparalelkan Generator dan Pembagian beban. Namun disini kelompok kami masih
bertanya-tanya tentang memparalelkan Generator.

Seperti teori pada kuliah untuk memparalelkan Generator tentu ada syarat-syarat
yang harus terpenuhi yakni:

a. Fasa-nya harus sama


b. Tegangan-nya harus sama
c. Frekunsi-nya harus sama
d. Uruthan Phase-nya harus sama

Dengan diparalelkanya generator tersebut jelas menguntungkan secara efisiensi


dan juga menguntungkan di berbagai segi diantaranya

1. Dengan memparalelkan sejumlah generator, akan dapat menaikkan


keandalan dari sistem ketenagalistrikan. Jika gangguan terjadi pada salah
satu generator, maka suplai energi listrik ke beban masih dapat dilayani.
2. Penggunaan sejumlah generator memungkinkan perawatan berkala pada
masing-masing generator.
3. Jika hanya satu buah generator saja yang digunakan, dan tidak beroperasi
dekat dengan beban penuh, maka generator ini tidak efisien. Dengan kata
lain, dengan memparalelkan beberapa generator yang lebih kecil
kapasitasnya maka dapat memungkinkan beroperasi sebagian daripadanya.
Generator ini beroperasi dekat dengan beban penuh, jadi lebih efisien

Sebagai tambahan AVR pada Generator UCDM274K1 menggabungkan semua


fitur MX341 dengan, tambahan, tiga fase rms penginderaan, untuk meningkatkan regulasi
dan kinerja. Perlindungan tegangan lebih adalah built-in dan arus hubung singkat
penyesuaian level adalah fasilitas opsional.
HARI KE-5 (Jum’at)

Paralel Generator dan Sistem Grounding pada KCR 60

Pada hari ke-5 ini kami membahas materi yang masih berkaitan dengan paralel
generator. Dimana pada KCR 60 itu memiliki 4 buah generator dengan rician 3 Generator
utama dan 1 generator darurat. Selain itu, Kami juga membahas tentang sistem griunding
pada kapal KCR 60 yang mana pada sistem grounding pada kapal KCR 60 yang sedang
di kembangkan tersebut memilki sistem grounding yang di hubungkan ke baling-baling
jadi apabila ada sistem yang gagal atau ada loncakan arus lebih maka akan di alirkan ke
baling-baling yang mana baling-baling tersebut yang akan menyentuh air. Untuk sistem
dan mekanismenya Pembimbing kami belum bisa menjelaskan di karenakan waktu dan
media chat yang kita gunakan kurang relevan, Mungkin di lain waktu jikalau beliau
sudah ada waktu senggang akan di sempatkan.

Anda mungkin juga menyukai