Pelaporan
Keuangan Syariah
Akuntansi Akad Musyarakah.
11
Ekonomi & Bisnis Akuntansi D3 190351040 Sendi Gusnandar A., S.E., M.M., Ak., CA
Abstract Kompetensi
Akad kerjasama antara dua pihak Mahasiswa memiliki kemampuan
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, untuk menjelaskan Akad
dimana masing-maing pihak Musyarakah
memberikan kontribusi dana (atau
amal/expertise) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan
Pengertian Al-Musyarakah
Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK No. 106, Musyarakah adalah:
“Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-maing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan”.
Manfaat Al-Musyarakah
1. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat keuntungan
nasabah meningkat.
2. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu pada nasabah pendanaan
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank, sehingga bank
tidak akan pernah mengalami negative spread.
3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha
nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
4. Bank akan lebih selektif dan berhati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar
halal, aman dan menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar-benar
terjadi itulah yang akan dibagikan.
Risiko Al-Musyarakah
1. Side streaming nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam
kontrak.
2. Lalai dalam kesalahan yang disengaja.
3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak jujur.
Gambar 1
Mekanisme Musyarakah
Selama Akad
• Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan pengembalian dana mitra diakhir
akad dinilai sebesar :
1. jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha musyarakah pada awal akad
dikurangi dengan kerugian (apabila ada); atau
2. nilai tercatat aset musyarakah nonkas pada saat penyerahan untuk usaha
musyarakah setelah dikurangi penyusutan dan kerugian (apabila ada).
• Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian dana
mitra secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas yang dibayarkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi jumlah pengembalian dari mitra aktif dan
kerugian (apabila ada).
Akhir Akad
Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra aktif
(nasabah) diakui sebagai piutang.
Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebagai pendapatan sebesar bagian mitra
pasif (Bank Syariah) sesuai kesepakatan. Sedangkan kerugian investasi musyarakah
diakui sesuai dengan porsi dana.
5. Pada realisasi bank menyetorkan sharing dana (kas/setara kas atau aktiva non kas)
D. Pembiayaan Musyarakah
K. Rekening/titipan /wadiah /aktiva non kas
Apabila pembiayaan Musyarakah menurun melewati satu periode pelaporan dan terdapat
pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan, maka :
- Keuntungan diakui sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati setelah
pengembalian modal :
Pada saat penerimaan bagi hasil setiap bulan
D. Kas/Transfer/Kliring
K. Pembiayaan Musyarakah
D. Pembiayaan Musyarakah
K. Pendapatan bagi hasil Musyarakah
Bagian bank atas pembiayaan Musyarakah menurun dinilai sebesar nilai historis sesudah
dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra (yaitu
sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai historis dan nilai
wajar bagian pembiayaan Musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan
atau kerugian bank pada periode berjalan.
11. Pengembalian modal yang merupakan bagian bank atas pembiayaan Musyarakah
menurun sebesar nilai historis sesudah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang
telah dikembalikan.
D. Pembiayaan Musyarakah
K.Keuntungan pembiayaan Musyarakah
a. Jika akad mudharabah yang telah jatuh tempo atau pada saat jatuh tempo belum
dibayar oleh pengelola dana
D. Piutang mitra jatuh tempo
K. Pembiayaan mudharabah
‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran
7 Sendi Gusnandar Arnan http://www.widyatama.ac.id
b. Pada saat akad diakhiri, keuntungan yang belum diterima bank dari usaha Musyarakah
diakui sebagai piutang kepada mitra.
D. Piutang bagi hasil kepada mitra
K. Pendapatan bagi hasil pembiayaan Musyarakah
12. Jika Pembiayaan Musyarakah jatuh tempo/dikembalikan bagian modal bank, maka
PPAP yang akan disesuaikan setiap bulan (terjadi kelebihan pembentukan PPAP) dengan
mereverse jurnal pembentukkan PPAP
D. PPAP – Pembiayaan Musyarakah
K. Pendapatan pembalikan PPAP
Pada tanggal 2 Januari 2009 Bank Syari’ah Amanah memberikan fasilitas pembiayaan
musyarakah kepada Tn. Mahmud dalam usaha pabrik pengelolaan kelapa (kopra) dan telah
disepakati dengan data-data sebagai berikut:
3. Penerimaan biaya notaris untuk akad dan pengikatan jaminan sebesar Rp.1.000.000
Dr. Kas Rp. 1.000.000
Kr. Rekening Notaris Rp. 1.000.000
b. Tanggal 15 Januari 2009, diserahkan modal non kas, berupa 2 unit mesin pabrik
yang telah dimiliki oleh bank syari’ah, mesin pertama Rp. 200.000.000,00 yang dibeli
dengan harga Rp. 220.000.000,00, dan mesin yang kedua Rp. 100.000.000,00 yang
dibeli dengan harga Rp. 75.000.000,00
5. Bank Syariah menerima laporan Penerimaan pendapatan dari gross margin Rp. 10 juta,
maka pengakuan pendapatan sesuai nisbah bank sebesar 45% x Rp. 10.000.000 = Rp.
4.500.000
‘20 Pelaporan Keuangan Syariah Biro Akademik dan Pembelajaran
9 Sendi Gusnandar Arnan http://www.widyatama.ac.id
Dr. Tabungan an. Tn. Mahmud Rp. 4.500.000
Kr. Pembiayaan Musyarakah an. Tn. Mahmud Rp. 4.500.000
6. Jurnal Pembentukan PPAP pada akhir bulan laporan sebesar 1% dari Aktiva Produktif
Pembiayaan Musyarakah
7. Bank Syariah menerima laporan kerugian Rp. 5 juta yang terjadi bukan karena
kelalaian nasabahnya, maka pengakuan kerugian sesuai kontribusi modal bank sebesar
45% x Rp. 5.000.000 = Rp. 2.250.000
Sri Nurhayati dan Wasilah, 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 4, Jakarta Penerbit
Salemba Empat