TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, berkat rahmat
dan karunia nya yang telah memberikan kami semua kekuatan serta
kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Profesi Keguruan
yang berjudul “Integrasi Kompetensi Guru Menurut Perspektif Islam ”
dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Nanda Gusriani M. Pd dosen mata kuliah Profesi
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun,
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi
Keguruan, makalah ini membahas tentang Integrasi Kompetensi Guru
Menurut Perspektif Islam.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna Kompetensi Guru dalam Perspektif Islam ............................. 3
B. Kompetensi Guru dalam Perspektif Islam ......................................... 5
C. Hubungan Kompetensi Pedagogik, Professional, Kepribadian dan
Sosial Guru ...................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan, Negara. Didalam pembukaan UUD 1945
dinyatakan bahwa tujuan kita membentuk negara kesatuan Republik
Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang
tertuang pada pasal 31 ayat (5) pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dengan menjujung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan serta kesejahteraan
umat manusia.
Mastarakat Muslim di Indonesia sudah lama mendambakan
sebuah sistem pendidikan islam sejak abad ke-19 sudah menyadari
perlunya menyerap unsur-unsur dari luar, berupa pemikiran dibidang
sains dan aplikasi tekhnologi, agar umat tidak terjerambab dalam
lumpur kejumudan dan kemunduran. Kesadaran seperti ini
sesungguhnya bukanlah barang baru, sebab Nabi Muhammad Saw
sendiri sudah mendorong umatnya pada abad ke-7 untuk menuntut
ilmu sebagai suatu kewajiban bagi setiap individu dan termasuk
didalamnya memuliakan ahlinya (guru).
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna kompetensi guru dalam perspektif islam?
2. Apa saja kompetensi guru dalam perspekstif islam?
3. Apa hubungan kompetensi pedagogik, professional, kepribadian
dan sosial guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna kompetesi guru dalam perspektif islam
1
2. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam perspekstif islam
3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi pedagogik, professional,
kepribadian dan sosial guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Secara substantive, guru menurut pandangan islam dipahami
dalam konteks makna kesifatan seperti: kata pengajar, pendidik dan
pembimbing pengetahuan termasuk representasi dari sifat-sifat
ketuhanan. Sebagaimana Allah SWT, berfirman :
4
Dengan demikian untuk menuju suksesnya suatu pendidikan,
dibutuhkan seorang guru yang berkompeten dan mempunyai
kecakapan, keahlian yang selaras dengan tuntutan bidang kerja yang
bersangkutan.
B. Kompetensi Guru Dalam Perspekstif Islam
Tinjauan teoretis mengenai kompetensi guru dalam pendidikan
islam sebenarnya ditinjau dari beberapa literatur maupun hasil riset
pendikan secara garis besar menunjukan konten yang sama dan
mempunyai hubungan sinergis dengan keempat kompetensi
sebagaimana disebutkan sebelumnya. Hanya saja, menurut
pandangan Muhaimin dan Abd, Mujib dalam Mohammad Kosim
bahwa keempat kompetensi tersebut masih bersifat umummaka untuk
guru agama Islam, misalnya empat kompetensi tersebut perlu
diformulasikan menjadi :
Kompetensi pedagogik religius
Kompetensi kepribadian religius
Kompetensi sosial religius
Dan kompetensi profesional religius
Kata relligius perlu melandasi setiap kompetensi untuk
menunjukan adanya komitmen pendidik dengan ajaran islam sebagai
ruhnya, sehingga segala masalah pendidikan dihadapi,
dipertimbangkan, dan dipecahkan, serta ditempatkan dalam perspektif
Islam. Rumusan lain menyangkut kompetensi guru dalam kajian
pendidikan Islam berdasarkan uraian literatur pendidikan Islam telah
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik Religius
Istilah pedagogik berarti pergaulan dengan anak. Pedagodi
merupakan praktek pendidikan anak, maka kemudian munculah
istilah “pendagogik” yang artinya ilmu mendidik anak. Pedagogik
secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik untuk
memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan
petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendiidk,
menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak
juga ajang untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi
5
demi perbaikan bagi diri sendiri. Secara rinci setiap subkompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:
a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial : memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasikan bekal ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator
esensial: memahami landasan kependidikan, menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik pesera didik, kompetensi yang ingin
di capai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial:
menata latar (setting) pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial, merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery learning), dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya, memiliki indokator berbagai esensial :
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai
potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi non-akademik.
6
Pemaknaan lebih lanjut kompetensi personal religius termasuk
kemampuan dasar yang pertama bagi pendidik/guru menyangkut
kepribadian agamis, artinya pada dirinya melekat nilai-nilai lebih
yang akan diinternalisasikan kepada peserta didiknya. Misalnya
nilai kejujuran, musyawarah, kebersihan, keindahan, kedisiplinan,
ketertiban dan sebagainya. Nilai tersebut perlu dimiliki pendidik
sehingga akan terjadi transiternalisasi (pemindahan penghayatan
nilai-nilai) antara pendidik dan anak didik baik langsung maupun
tidak langsung atau setidak-tidaknya transaksi (alih tindakan)
antara keduanya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
kompetensi personal religius merupakan kemampuan agamais
dalam pribadi seorang guru, sebagai kesanggupan dasar yang
harus diaktualisiasikan dalam setiap aktivias pembelajaran.
Sehingga praktik dari perilaku agamais tersebut akan menjadi
teladan bagi pengembangan sikap para peserta didik dilingkungan
satuan pendidikan. Bahkan sangat menungkinkan bagi seonrang
anak didik akan meneladaninya sebagai bentuk perwujudan
pembelajaran karakter islamiyah.
3. Kompetensi Sosial Religius
Kompetensi ssoal dimaksudkan bahwa guru mampu
mengfungsikan dirinya sebagi makhluk sosial di lingkungan
masyarakat sehingga mampu berkomnikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan wali peserta didik, serta masyarakat
sekitar. Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya
tidak dapat terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan
lingkungannya, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki
kompetensi sosial yang memadai, terutama kaitannya dengan
pendidikan, yang bisa terbatas pada pembelajaran disekolah,
tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di
masyarakat, juga guru diharapkan dapat bergaul baik dengan
masyarakat. Pendapat lain menyebutkan, bahwa kompetensi
7
sosial-religius termasuk kemampuan dasar kedua bagi
pendidik/guru yang menyangkut kepedulinannya terhadap
masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran islam. Sikap
gotong royong, tolong menolong, egalitarian (persamaan derajat
sesama manusia), sikap toleransi dan sebagainya juga perlu
dimiliki oleh para guru untuk selanjutnya diciptakan dalam suasana
pendidikan Islam dalam rangka transiternalisasi sosial antara
pendidik dan anak didik.
4. Kompetensi Profesional Religius
Kompetensi profesional religius termasuk kemampuan dasar
yang ketiga ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan
tugasnya secara profesional dalam arti mampu membuat
keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu
mempertanggungjawabkan berdasarkan teori dan wawasan
keahliannya dalam perspektif islam. Kompetensi diatas dapat
dijabarkan dalam kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
a. Mengetahuai hal-hal yang perlu diajarkan, sehingga ia harus
belajar dan mencari informasi tentang materi yang diajarkan.
b. Menguasai keseluruhan bahan materi yang akan disampaikan
pada anak didiknya
c. Mempunyai kemampuan menganalisis materi diajarkan dang
menghubungkannya dengan konteks komponen-komponen-
komponen secara keseluruhan melalui pola yang diberikan
islam tentang cara berfikir dan cara hidup yang perlu
dikembangkan melalui proses edukasi
d. Mengamalkan terlebih dahulu informasi yang akan didapat
sebelum disajikan kepada anak didiknya (QS 61:2-3)
e. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang sedang dan
sudah dilaksanakan (QS 2:31)
f. Memberi hadiah (tabsyir/reward) dan hukuman
(tanzir/punishment) sesuai dengan usaha dan upaya yang
dicapai anak didik dalam rangka memberikan persuasi dan
motivasi dalam proses belajar (QS 2:199)
8
g. Memberikan uswatun hasanah dan meningkatkan kualitas
kepresionalannya tanpa melupakan peningkatan
kesejahteraannya, misalnya: gaji, pangkat, kesehatan,
perumahan sehingga pendidik benar-benar berkemampuan
tinggi dalam transfer of heart, transfer of head dan transfer of
hand kepada anak didik dan lingkungannya.
C. Hubungan Kompetensi Pedagogik, Professional, Kepribadian
dan Sosial Guru
Setiap kompetensi memiliki korelasi signifikan dengan kompetensi
lainnya. Artinya, setiap kompetensi tidak berdiri sendiri, namun saling
melengkapi untuk menghasilkan kompetensi yang berkualitas secara
utuh. Kedua, kompetensi pedagogik memiliki korelasi signifikan
dengan kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi
kepribadian. Kompetensi profesional juga memiliki korelasi signifikan
dengan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian, serta
kompetensi sosial yang juga memiliki korelasi signifikan dengan
kompetensi kepribadian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, standar kompetensi guru nonformal
meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.
Dengan kekhasan tujuan pada setiap pendidikan nonformal,
keempat kompetensi dasar tersebut dapat disesuaikan rumusannya
sesuai dengan kebutuhan institusi nonformal masing-masing. Akan
tetapi, sebagai kompetensi dasar, keempatnya tetap harus
diakomodir. Kompetensi yang pertama adalah kompetensi pedagogik,
yakni kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi
pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kedua adalah
kompetensi profesional, yakni kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
9
membimbing siswa. Ketiga adalah kompetensi sosial, yakni
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama
guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat
sekitar. Keempat adalah kompetensi kepribadian, yakni memiliki
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Kompetensi guru
memiliki efek yang besar terhadap kualitas proses belajar mengajar
karena kompetensi guru menentukan performa mereka dalam
memfasilitasi siswa untuk berhasil dalam pembelajaran.
Pendagogik
Kompeten
Professional si Guru Kepribadian
Sosial
10
c. Menguasai ICTan aplikasinya dalam proses pembelajaran untuk
mendukung penerapan Learning Strategies yang dikembangkan
oleh pendidik
d. Menguasai psikologi perkembangan dan psikologi anak
e. Menguasai berbagai teori belajar
f. Memahami berbagai pokok sosiologi dan antropologi yang relavan
dalam proses pendidikan dan pertumbuhan anak
g. Menguasai cara berfikir dan materi bidang studi tertentu, yang
relavan dengan tugasnya sebagai pendidik pada jenjang
persekolahan tertentu
h. Memahami administrasi pendidikan terutama tentang management
of learning dan peraturan yang berkenaan dengan profesi
i. Menguasai fisi, prosedur, dan keterampilan pengembangan
kurikulum
j. Memahami strategi enrichment yang berpengaruah terhadapa
proses pendidikan peserta didik
k. Memahami dan menguasai proses pendidikan nilai
l. Memahami proses dan dampak globalisasi, serta implkasinya
terhadap proses pendidikan peserta didik
m. Memahami peran dan pengaruh aspek sosial, kultural, da ekonomi
terhadap proses pendidikan.
Kompetensi bersifat personal dan kopleks, serta merupakan satu
kesatuan utuh yang menggambarkan berbagai potensi. Potensi
tersebut yang mencakup pengetahuan, keterampilan serta sikap dan
nilai yang dimiliki seorang yang terkait dengan profesi tertentu.
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13