Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FALSAFAH DAN PRADIGMA KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:
1. Elya Pustika PO7120121066

2. Mutia Salsa Aprilia PO7120121055

3. Latifa Nursyakbani PO7120121062

4. Dwi Anisa Putri PO7120121063

5. Maya Dwy Septiani PO7120121057

6. Vivin Dwi Marliza PO7120121087

7. Isnah Tri Rahayu PO7120121082

8. Ika Ulandari PO7120121096

9. Hervan Fernandes Bawuno PO7120121097

10. Wayan Dyego Satyawan PO7120121086

TINGKAT : 1B
DOSEN PENGAMPU : Azwaldi,APP.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
nikmat-nyalah kelompok kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Konsep
Dasar Keperawatan ini,pembuatan makalah ini bertujuan memenuhu salah satu
tugas Mata Konsep Dasar Keperawatan Kuliah pada Semester 1. Adapun sumber-
sumber dalam pembuatan makalah,di dapatkan dari beberapa buku yang membahas
tentang materi yang berkaitan,kami sebagai penyusun makalah ini sangat beterima
kasih kepada penyedia walau tidak secara langsung untuk mengucapkannya..
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali kekurangan yang
ditemukan,oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya,kami mengharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, 30 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................III

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ...................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... 1
1.4 MANFAAT PENULISAN ................................................................................. 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 PENGERTIAN FALSAFAH KEPERAWATAN ..................................................... 3


2.2 PENGERTIAN PARADIGMA KEPERAWATAN .................................................. 4
2.3 PERKEMBANGAN PARADIGMA KEPERAWATAN ............................................ 6

BAB III ................................................................................................................. 11

PENUTUP ............................................................................................................ 11

3.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 11


3.2 SARAN........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan segmen manusia dan


kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktik
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objek klien/pasien. Keunikan
hubungan antara prawat dan pasien harus dipelihara. Dalam dunia keperawatan
masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi
asistensi dokter atau pekerja social yang sifatnya membantu orang sakit atas
intruksi-intruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun terkadang masih
memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesi nya sendiri. Untuk itulah
paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun
perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan dalam berbagai persoalan
yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
perawatan, praktik keshatan dan organisasi profesi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan falsafah dan paradigma keperawatan?
2. Bagaimanakah perkembangan paradigma keperawatann

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian falsafah dan paradigma keperawatan.
2. Mengetahui perkembangan paradigma keperawatan.

1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam pengerti pengertian
falsafah dan paradigma keperawatan
2. Menmabah wawasan penulis maupun pembaca dalam pemahaman
pekembangan falsafah dan paradigma keperawatan

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Falsafah Keperawatan
Falsafah Keperawatan Falsafah keperawatan merupakan cara pandang
manusia dan keperawatan sebagai krangka dasar pelaksanaan perawat yang baik
kepada orang sehat dan sakit. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar
tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar
dalam praktik keperawatan. Falsafah ini memiliki empat komponen dasar manusia
yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Falsafah Keperawatan
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan
menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-
psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan
humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi
perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.
Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status sosial ekonomi. Keperawatan
falsafah adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy


memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan
empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat
rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa: 1. Saling
berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi. 2. Bertingkah laku untuk
mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksireaksi.
3. Memiliki holism intrinsic 4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan
memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity.
Berarti kebenaran yang bermaksud mengungkap keyakinan Roy bahwa ada hal

3
benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”.

Empat falsafah berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut: ▪


Tujuan eksistensi manusia. ▪ Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia. ▪
Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum. ▪ Nilai dan arti kehidupan.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai
partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian
asuhan keperawatan.

2.2 Pengertian Paradigma Keperawatan


Paradigma Keperawatan Masterman (1970) yang mendefinisikan
paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang
ilmu pengetahuan. Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat, memikir, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai
suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Paradigma keperawatan
menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan.

Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau


dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya
manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan.
Sebagai disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi
yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga
paradigma keperawatan akan terus berkembang. Komponen Paradigma
Keperawatan:

4
1. Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus
dari pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam
konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok dan
masyarakat dalam suatu sistem tersebut dapat meliputi:
a) Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi oleh
lingkungan baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual sehingga
proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasar.
b) Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang
ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku
adaptif dan maladaftif.
c) Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memeiliki
persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat
profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat
ditunjukkan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat
sakit. Dengan demikian konsep ini memamng bahwa bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak tahu
dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan (Hidayat, 2007). Proses keperawatan yaitu metode di mana
suatu konsep diterapkan di dalam praktik keperawatan.Dalam proses keperawatan
ada beberapa tahapan yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Iyer et al, 1996).“Proses
keperawatan merupakan inti dan dasar dari keperawatan, yang berarti pusat dari
tindakan keperawatan, dapat digunakan pada setiap pengaturan pelayanan.”Proses
keperawatan fleksibel, adaptable dan dapat disesuaikan dengan jumlah variabel

5
secara terstruktur yang memberikan suatu landasan yang dapat diikuti dengan
tindakan-tindakan keperawatan sistematik (Yura dan Walsh, 1983).Falsafah
keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan
(Hidayat, 2007).

Paradigma adalah hubungan teori-teori yang membentuk susuan dan mengukur


apakah teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal
yang perlu diselidiki (Depkes RI, 1989). Paradigma keperawatan terdiri dari empat
komponen keperawatan, yaitu manusia, keperawatan, sehat-sakit, dan lingkungan.
Dalam kajian ini, kita lebih berfokus pada keperawatan “Keperawatan merupakan
suatu bentuk pelayanan profesional yang adalah bagian terstruktur dari pelayanan
kesehatan. Di mana didasarkan pada ilmu dan kunci keperawatan yang berbentuk
pelayanan biopsikososial dan spiritual, menyeluruh ditujukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang meliputi seluruh proses
kehidupan manusia.”

2.3 Perkembangan Paradigma Keperawatan


Proses keperawatan adalah kerangka kerja dan struktur organisasi yang
kreatif untuk memberikan asuhan keperawatan, namun proses keperawatan juga
cukup flesksibel untuk digunakan di semua lingkup keperawatan (Potter dan Perry,
2005). Proses keperawatan adalah serangkaian tahapan atau komponen yang
mengarah pada pencapaian tujuan. Tiga karakteristik dari proses adalah tujuan,
organisasi, dan kreativitas (Belvis, 1978). Sejarah proses keperawatan. Proses
keperawatan merupakan lima tahap yang konsisten sesuai dengan perkembangan
profesi keperawatan. Tahap tersebut pertama kali dijabarkan oleh Hall (1995). Pada
tahun 1967, Yura dan Walsh menjabarkan menjadi empat tahap, yaitu pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Pada tahun ini juga, yang merupakan edisi pertama dari proses keperawatan
dipublikasikan dalam empat tahap yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Kemudian pada edisi kedua (1993), proses keperawatan yang semakin

6
meningkat dipublikasikan.Bloch (1974), Roy (1975), Mundinger dan Jauron
(1975), serta Aspinal (1976) pada pertengahan tahun 1970-an, menyematkan satu
tahapan proses keperawatan yaitu tahapan diagnosis sehingga menjadi lima tahap,
yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.Dengan
berkembangnya waktu, proses keperawatan sudah dianggap sebagai suatu dasar
hukum dalam praktik keperawatan.“ANA (American Nursing Association) telah
menggunakan proses keperawatan sebagai panduan dalam ekspansi standar praktik
keperawatan dan proses keperawatan digunakan sebagai suatu kerangka konsep
kurikulum pendididikan keperawatan pada tahun 1973 (Nursalam, 2009 hlm 1).”

Tujuan proses keperawatan pada umumnya adalah untuk mengatur


kerangka konsep berdasarkan keadaan individu, keluarga, dan masyarakat supaya
kebutuhan dapat terpenuhi.Yura dan Walsh (1983) menyatakan proses keperawatan
adalah suatu proses tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan
keperawatan, yang meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien yang
optimal, apabila keadaannya berubah menjadi suatu kuantitas dan kualitas asuhan
keperawatan terhadap kondisinya guna kembali ke keadaan yang normal.“Ketika
kesehatan yang optimal tidak tercapai, maka proses keperawatan harus dapat
menyediakan mutu kehidupan yang maksimal bersumber pada keadaannya untuk
memperoleh derajat kehidupan yang lebih tinggi selama hidupnya (Iyer et al,
1996).”

Fungsi proses keperawatan. Merupakan kerangka berpikir untuk


melaksanakan fungsi dan tanggung jawab keperawatan, dan juga merupakan alat
untuk mengenal masalah klien merencanakan secara sistematis, melaksanakan
rencana dan menilai hasil. Sifat proses keperawatan. Pertama yaitu dinamis dimana
dapat berubah sesuai situasi dan kondisi kebutuhan klien yang unik. Yang kedua
yaitu siklus, yang memiliki beberapa tahapan I-II-III dan seterusnya. Bila evaluasi
belum tercapai sesuai tujuan maka kembali pada tahap I dan seterusnya. Yang
ketiga yaitu interdependen yang merupakan saling ketergantungan antara tahap
proses keperawatan. Yang terakhir yaitu fleksibel yang berarti tidak kaku, luwes,
sesuai, dengan tingkah laku, kondisi fisik, mental dan emosional dapat berubah.
Tahapan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah cara yang sistematis yang

7
dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan
tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil
asuhan yang telah diberikan dengan fokus kepada klien, berorientasi pada tujuan
pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. (Hidayat,
2007). Bandman dan Bandman (1995) menguraikan seluruh proses keperawatan
sebagai suatu rangkai hubungan cara-hasil (means-ends).

Cara adalah keakuratan perawat dalam mengkaji, mendiagnosa, menangani


klien, dan hasil adalah peningkatan fungsi dan kesejahteraan klien. Pertama yaitu
pengkajian. “Pengkajian ialah tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian
merupakan suatu proses pengumpulan data yang terstruktur dari berbagai sumber
(klien dan keluarga klien) untuk menilai dan mengenali status kesehatan klien (Iyer
et al., 1996).”Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu
diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
respons individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik
keperawatan dari American Nursing Association (ANA) (Nursalam, 2009 hlm 29).
Kedua yaitu diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok di mana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, menurunkan, membatasi, mecegah, dan mengubah (Carpenito,
2000). “Diagnosa keperawatan adalah suatu masalah kesehatan aktual dan potensial
di mana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dan perawat mampu dan
mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan (Gordon, 1976).
”Kewenangan tersebut dapat diterapkan berdasarkan standar praktik keperawatan
dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia.NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) menyatakan bahwa diagnosis keperawatan adalah
keputusan klinik mengenai respons individu (klien dan masyarakat) tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan dalam mendapatkan tujuan pada asuhan keperawatan yang sesuai
dengan kewenangan perawat.Segala yang terkait akan diagnosis keperawatan harus

8
didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai definisi
karakteristik. Definis karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala.

Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang
dirasakan oleh klien (Nursalam, 2009 hlm 59). Ketiga yaitu perencanaan.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi,
atau mengkoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis
keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan
menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer, Taptich, dan Bernocchi-Losey, 1996).
Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi keperawatan. Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi
tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien membutuhkan asuhan
keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik (Nursalam, 2009 hlm 77). Keempat
yaitu implementasi. Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996).

Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan


ditujukan pada nursing olders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan
implementasi adalah untuk membantu klien dalam mendapatkan tujuan yang telah
ditetapkan yang merangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan asuhan keperawatan
akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam implementasi asuhan keperawatan.

Pada tahap implementasi, perawat melakukan pengumpulan data dan


menentukan asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.
Semua intervensi keperawatan didokumentasikan ke dalam format yang telah
ditetapkan oleh instansi (Nursalam, 2009 hlm 127). Kelima yaitu evaluasi. Evaluasi
adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan
implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor

9
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan
implementasi intervensi (Ignatavicius dan Bayne, 1994). Menurut Griffith dan
Christensen (1986), evaluasi sebagai suatu yang direncakan dan perbandingan yang
sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien
dalam mencapai suatu tujuan maka perawat dapat menentukan efektivitas asuhan
keperawatan.

Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan tetapi


tahap ini merupakan bagia integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah
dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang diobservasi. Diagnosis juga perlu di
evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada
tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai
secara efektif (Nursalam, 2009 hlm 135).

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang peling mendasar mengenai
keperawatan sebagai suatu proses, cara, perbuatan merawat membela orang sakit
yang sesuai dengan sifat sains dan akan dikembangkan dengan dasar hasil dari
perawatan itu sendiri. Pelayanan perawatan yang profesional harus dilandasi oleh
sains keperawatan yang mengacu pada empat komponen dasar yaitu menusia,
perawat, kesehatan dan lingkungan.

3.2 Saran
Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang peling mendasar mengenai
keperawatan sebagai suatu proses, cara, perbuatan merawat membela orang sakit
yang sesuai dengan sifat sains dan akan dikembangkan dengan dasar hasil dari
perawatan itu sendiri. Pelayanan perawatan yang profesional harus dilandasi oleh
sains keperawatan yang mengacu pada empat komponen dasar yaitu menusia,
perawat, kesehatan dan lingkungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

American Nursing Assosiation. 1973. Standards of Nursing Practice.Kansas.

Bandmand EL, Bandmand B:criticalthinking in nursing, ed 2,Norwalk, Conn,


1995, Appleton& Lange.

Carpenito, L.J. 1989. Nursing Diagnosis: Application toClinical Practice. 3 rd ed.


Philadelphia: J.B. LippincottCompany.

Griffith-Kenney, J.W. dan P.J Cristensen. 1986. NursingProcess: Application of


Theories, Framework, andModels. St. Louis: CV MosbyCompany.

Hamazah. (2012). Teori Kinerja danPengukurannya. Jakarta: BumiAksara.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep DasarKeperawatan Edisi 2.


Jakarta.Salemba Medika.

Hutahaean. (2010). Konsep danDokumentasi ProsesKeperawatan. Jakarta. TIM.

Ignatavicius, D.D. dan M.V. Bayne.1994. Medical-SurgicalNursing: A Nursing


ProcessApproach. Philadelphia: W.B.Saunders Company.

Iyer, P.W., et al. 1996. Nursing Processand Nursing Diagnosis.Philadelphia: W.B.


SaundersCompany.

North American Nursing DiagnosisAssociation. 1987. Taxonomy Iwith Official


DiagnosticCategories. St. Louis

Nursalam. (2009). Proses danDokumentasi Keperawatan:Konsep dan Praktik.


Jakarta.Salemba Medika.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamentalkeperawatan: konsep,
proses,dan praktik. (Edisi 4). Jakarta:Penerbit EGC.

Ramadani, T. (2019). Mengimplementasikankemampuan berpikir kritisdalam


merancang intervensikeperawatan. Osf.io

12
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T.(2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta:
BukuKedokteran EGC.

Simamora, R. H. (2019). Menjadiperawat yang: CIH’HUY.Surakarta: Kekata


Publisher.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta. TIM.

Torwoto, W. (2006). Kebutuhan DasarManusia dan Proses Keperawatan edisi 3.


Jakarta:Salemba Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai