Nama : ………………………………
NIM : ………………………………
Pembimbing : Budi Hastono, ST, MT
Tanggal Penyerahan Tugas : ………………………………
Tujuan : Mampu merancang gedung bertingkat dari beton bertulang sistem struktur rangka (open
frame) dengan asumsi beban gempa statik ekivalen.
I. Suatu bangunan bertingkat dari beton bertulang seperti gambar dibawah ini :
A. b B.
t
t
l
l b
b
C. D
l
t l
t
b
Gedung 3 tingkat
t = ( 12 – 16 ) m
b = ( 25 – 45 ) m
l = 5 bentang, 6 portal
Jarak portal = ( 3 – 6 ) m
Setiap lantai memiliki luivel sekeliling bangunan dengan lebar = ( 1 – 1,5 ). m
Diketahui data – data :
1. Kegunaan Bangunan :
a. Pertokoan b. Rumah Sakit
b. Perpustakaan d. Apartemen
c. Perkantoran
2. Letak Bangunan
a. Dekat Pantai
b. Jauh dari Pantai
3. Zone Gempa :
Zone : 1 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5 ; 6
4. Mutu Bahan :
Mutu Baja fy : a). 200 b). 300
c). 400 ( MPa )
Mutu Beton f`c : a). 25 b). 30
c). 35 d). 40 ( MPa )
Tugas :
- Tentukan letak kolom, balok, tangga,
dinding, pintu, jendela, dll, yang
ditampilkan melalui gambar.
- Perhitungan menggunakan peraturan
SNI 03-2847-2013 dan SNI 03-1726-
2012, rancang struktur berperilaku
daktilitas penuh dan gambar detail
penulangan pelat, balok, kolom,
hubungan balok kolom, dan pondasi
sesuai dengan ACI detailing manual.
Pembimbing,
(………………………
…)
PEDOMAN PENGERJAAN DESAIN STRUKTUR BETON
1 Tujuan :
Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk :
- Memberikan penjelasan desain beton bertulang tahan gempa sesuai dengan prosedur desain
kapasitas (daktilitas penuh) kepada mahasiswa.
- Memberikan gambaran tahapan dalam mengerjakan tugas struktur beton tahan gempa agar
desain dan rumus – rumus yang digunakan dalam perhitungan struktur beton adalah sama
untuk semua mahasiswa.
Pengerjaan :
Mahasiswa diharapkan dapat mengerjakan Desain Struktur Beton tahan gempa di rumah atau
di kampus, mahasiswa melaksanakan bimbingan kepada dosen pembimbing untuk
berkomunikasi sampai terselesaikan desain.
Bimbingan :
Kegiatan bimbingan kepada dosen pembimbing dilaksanakan satu atau dua kali setiap
minggunya menyesuaiakan jadwal bimbingan oleh dosen pembimbing.
Kriteria Penilaian :
1. Sampai dengan pengerjaan pelat, balok anak, analisa struktur ( 40 % )
2. Balok portal dan kolom portal ( 70 % )
3. Hubungan balok kolom dan pondasi ( 85 % )
4. Gambar lengkap ( 100 % )
Jadwal Penyelesaian :
4, 5, 6 Perhitungan : 1. Pembebanan
( 25 % ) 1. Pelat lantai dan atap 2. Perhitungan Momen
2. Balok Anak Lentur
3. Tangga 3. Perhitungan Tulangan
4. Persyaratan Tulangan
5. Persyaratan Tulangan
6. Kontrol Lendutan
7. Kontrol Retak
2. a. Filosofi Perancangan
Filosofi perancangan bangunan sipil pada umumnya adalah dapat menyalurkan beban
struktur ke pondasi dengan baik.
Mekanisme penyaluran beban tadi bisa langsung berupa gaya aksial maupun tidak langsung
berupa momen, torsi dan geser. Semua mekanisme tadi menyalurkan gaya – gaya ke pondasi
dan pondasi harus sanggup memikulnya.
Pondasi akan sanggup menerima beban sebesar apapun yang diberikan kepadanya, akan
tetapi ia sendiri akan tenggelam kedalam tanah, sehingga dicarilah suatu kompromi antara
daya pikul dan settlement yang dianggap layak.
R : Kuat Rencana
αS : Kuat Perlu
Layak mempunyai arti lendutan, simpangan dan retak struktur / elemen struktur masih dalam
toleransi yang ada.
Kedua kriteria tersebut harus memenuhi syarat perencanaan.
c. Struktur open frame dirancang menggunakan konsep Strong Column Weak Beam, yang
merancang kolom sedemikian rupa agar sendi plastis terjadi pada balok–balok, kecuali pada
kolom paling bawah boleh terjadi sendi plastis dasar kolom.
Me 6/5 Mg ( SNI 03-2847-2013, Bab 23.4 )
3. Perancangan Awal
3.1. Pengaturan Denah
Dalam Pengaturan denah, yang perlu diperhatikan adalah :
o Fungsi Bangunan
o Peruntukan Ruang
3.2. Penentuan Dimensi awal elemen struktur
Pelat :
Bila lendutan pelat tidak dihitung, maka tebal pelat minimum harus memenuhi
SNI 2847 2013 ps 11, lendutan harus dihitung bila tebal pelat kurang dari
syarat tersebut.
Balok :
Tinggi Balok diperkirakan h = L/8 , L/21 atau menurut SNI 2847 2013 tabel 8
Lebar balok diperkirakan b = 2/3 h
Kolom :
P
Ukuran kolom diperkirakan b x h = 0,3 xf ' c
Dengan kata lain 30 % kapasitas penampang disiapkan untuk aksial dan 70 %
untuk momen. Kecuali yang disebut dalam SNI ps 23.4, atau
4. Perhitungan Pelat
4.1. Pembebanan
Beban yang bekerja pada pelat disesuaikan dengan fungsi ruangan dimana pelat tersebut
berada, lihat PPIUG 1983, perhatikan kemungkinan pelat menopang tembok atau beban
khusus lainnya.
6. Perhitungan Tangga
6.1. Pembebanan
Beban yang bekerja pada tangga sesuai dengan PPIUG 1983, perhatikan kemungkinan tangga
mendukung tembok reiling.
7. Analisa Struktur :
Analisa Struktur dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software komputer seperti
SAP’2000 atau analisa struktur lainnya. Apabila menggunakan software komputer, analisa secara
tiga dimensi akan lebih memudahkan untuk mengetahui gaya-gaya dalam semua elemen struktur
dan gaya torsi yang muncul.
8.1.2. Sengkang
Karena konsep desain kapasitas struktur beton tahan gempa adalah strong column weak beam
concept. Untuk menjamin bahwa pada pembentukan sendi plastis pada balok tidak terjadi
keruntuhan akibat gesernya, maka desain geser penampang balok tidak berdasarkan gaya geser
hasil analisa struktur, tetapi gaya geser yang ditimbulkan bila balok tersebut terjadi sendi plastis
pada kedua ujungnya. Besarnya gaya geser akibat terjadinya sendi plastis pada kedua ujung balok
dapat dilihat pada SNI ps 23.3. Selanjutnya penulangan dapat dihitung menggunakan tabel atau
cara analitis seperti pada SNI ps 23.4, tetapi untuk daerah potensi terjadi sendi plastis, konstribusi
geser oleh beton Vc sama dengan nol (tidak boleh dimanfaatkan), daerah yang dimaksud adalah 2
kali tinggi balok. Diluar daerah sendi plastis, konstribusi beton boleh dimanfaatkan.
8.1.4. Detailing
- Pemasangan tulangan memanjang harus memenuhi SNI 2847 2013 ps 9
- Kait-kait yang dipakai harus memenuhi SNI 2847 2013 ps 23
- Sengkang harus memenuhi SNI 2847 2013 ps 9 dan ps 23
8.2. Kolom
8.2.1. Penulangan Memanjang
Karena Strong colomn weak beam concept yang dipakai pada desain struktur beton tahan
gempa maka besarnya momen yang dipakai dalam menghitung tulangan kolom tidak diambil dari
hasil analisa struktur, hal ini untuk menjamin bahwa pada saat balok leleh (terjadi sendi plastis
pada kedua ujungnya) kekuatan kolom tidak sama dengan kapasitas balok tersebut, sehingga
besarnya momen yang dipakai pada desain kolom adalah seperti pada SNI 2847 2013 ps 23,
sedangkan gaya aksialnya seperti pada SNI 2847 2013ps 23. Dengan demikian desain kolom
tidak menggunakan gaya-gaya yang dihasilkan oleh analisa struktur sama sekali.
8.2.2. Sengkang
Dengan alasan yang sama, sengkang kolom juga tidak disesain menggunakan gaya-gaya yang
ada dari analisa struktur, tetapi menggunakan yang ada pada SNI 2847 2013 ps 23. Selanjtnya
penulangan dapat dihitung menggunakan tabel atau cara analisa seperti pada SNI 2847 2013 ps
13, tetapi untuk daerah potensi terjadi sendi plastis, konstribusi geser oleh beton Vc sama dengan
nol (tidak boleh dimanfaatkan), daerah yang dimaksud adalah 2 kali tinggi kolom (arah yang
ditinjau). Diluar daerah sendi plastis, konstribusi beton boleh dimanfaatkan.
8.2.3. Detailing
- Pemasangan tulangan memanjang harus memenuhi SNI 2847 2013 ps 23
- Sengkang harus memenuhi SNI 2847 2013 ps 23