Anda di halaman 1dari 145

Tugas

Mata Kuliah
Manajemen Konstruksi

PROPOSAL PENAWARAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PT. BPR BANK
JOMBANG PERSERODA

Oleh :
Moch. Aldy Doris Zhaputro
(20201333035) Teknik sipil (P2K)
Dosen Pengajar : Griselda Junianda Velantika, B.Eng, M.Eng

Fakultas Teknik Universitas


Muhammadiyah Surabaya
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa, pada
akhirnya makalah atau paper yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Konstruksi yang penulis beri judul: “PROPOSAL PENAWARAN
KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR PT. BPR BANK JOMBANG PERSERODA”.

Proposal yang amat seederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan
bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis
mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada Dosen pengajar Griselda Junianda
Velantika, B.Eng, M.Eng

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan mungkin
beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan
penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis
pribadi dan teman-teman yang telah membaca makalah ini. Amin ya Rabbal ‘alamin....

Surabaya, 18 Desember 2021

Penulis

Moch. Aldy Doris Zhaputro


(20201333035)

20201333035 1

20201333035 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 5
1.2 Maksud Dan Tujuan........................................................................... 5
1.3 Struktur dan Organisasi Proyek ......................................................... 6
1.4 Struktur Organisasi ............................................................................ 6
1.5 Organisasi Proyek .............................................................................. 10
1.6 Lokasi Pekerjaan ............................................................................... 12

BAB II PROGRAM PELAKSANAAN PROYEK DAN


JADWAL PELAKSANAAN
2.1 Tujuan Dan Dasar Program Kerja...................................................... 14
2.2 Pembuatan Program Kerja ................................................................. 15
2.3 Jadwal Pelaksanaan............................................................................. 16

BAB III RINCIAN ANGGARAN BIAYA


3.1 Rencana Anggaran Biaya ................................................................... 20
.................................................................................
3.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ......................................................... 22

22
02 01
02 3330
01 3035
35 22

20201333035 2
BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan ......................................... 23
4.2 Metode Galian Tanah Dan Urugan ..................................................... 28
4.3 Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang ..................................... 32
4.4 Metode Pelaksanaan Sloof Dan Pile Cap............................................ 38
4.5 Metode Pelaksanaan Kolom................................................................ 44
4.6 Metode Pelaksanaan Balok Dan Plat Lantai ...................................... 48
4.7 Metode Pelaksanaan Pemasangan Plafond ......................................... 51
4.8 Metode Pelaksanaan Pemasangan Keramik Lantai............................. 53
4.9 Metode Pelaksanaan Pemasangan Dinding......................................... 56
4.10 Metode Pelaksanaan Pemasangan Plesteran Dan Acian ................... 58
4.11 Metode Pelaksanaan Pengecatan....................................................... 60
4.12 Metode Pelaksanaan Cat Besi Dan Cat Kayu ................................... 62
4.13 Metode Pelaksanaan Kusen Dan Pintu/Jendela Alumunium ............ 64
4.14 Metode Pelaksanaan Pemasangan Kaca............................................ 66
4.15 Metode Pelaksanaan Sanitair ............................................................ 68
4.16 Metode Pelaksanaan Alumunium Composite Panel (ACP)/Fasade . 70
4.17 Metode Pelaksanaan Listrik .............................................................. 77
4.18 Metode Pelaksanaan Plumbing ......................................................... 84
4.19 Metode Pelaksanaan Elektronik........................................................ 93
4.20 Metode Pelaksanaan Lift................................................................... 104
4.21 Metode Pelaksanaan Penangkal Petir................................................ 115

22
02 01
02 3330
01 3035
35 33

20201333035 3
BAB V RENCANA KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI
5.1 Umum ................................................................................................ 122
5.2 K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya .............................................. 123
5.3 Pengelolaan Keselamatan Kerja Proyek Konstruksi .......................... 125
5.4 Maksud Dan Tujuan Pentingnya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 128
5.5 Metode Pelaksanaan ........................................................................... 132
5.6 Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko dan Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan............................................................................................... 134
5.7 Biaya Keselamatan Konstruksi.............................................................. 143

BAB VI PENUTUP .................................................................................. 144

22
02 01
02 3330
01 3035
35 44
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Kegiatan perekonomian masyarakat Jombang yang semakin pesat harus direspon
positif dan cepat oleh para stakeholder pada sektor Perbankan. Dalam hal ini, PT.BPR Bank
Jombang ( Perseroda ) , selaku unit usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang jasa
perbankan dituntut untuk mampu mengimbangi majunya perekonomian. Selain produk dan
layanan perbankan yang sesuai dengan permintaan masyarakat, dibutkan pula sarana dan
prasarana yang menunjang dan menjamin kelancaran kegiatan perbankan pada PT. BPR
Bank Jombang.
Gedung kantor merupakan salah satu unsur teknis yang menyediakan ruang bagi para
nasabah dan pihak PT. BPR Bank Jombang untuk melakukan kegiatan perbankan ( fasilitas
pelayanan yang memadahi ) , tersedianya Workspace yang memadai, tempat ibadah, lobby
yang luas, lahan parkir, pos jaga, gudang alat dan ruang arsip serta toilet yang cukup
merupakan suatu hal yang wajib. Hal tersebut sangat dibutuhkan guna menunjang kinerja
BPR Bank Jombang sehingga Visi dan Misi akan lebih mudah untuk dicapai.
Oleh karena itu, PT BPR Bank Jombang berencana untuk mewujudkan Pembangunan Gedung
Kantor yang memenuhi kriteria tersebut. Dalam Pelaksanaannya, PT. BPR Bank Jombang
membutuhkan kontraktor pelaksana profesional yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan pembangunan fisik bangunan gedung kantor, serta dibutuhkan
keterlibatan Tenaga Pelaksana yang memiliki sertifikat dan kompetensi sesuai pekerjaan
yang akan ditangani serta memiliki peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud : untuk memberikan arah dan petunjuk bagi penyedia jasa dalam
melaksanaan manajemen dalam pengelolaan proyek kontruksi.
Tujuan : Tercapainya tahapan pelaksanaan proyek yang baik sesuai dengan
standard dan peraturan, dalam upaya untuk menciptakan bangunan gedung yang
berkualitas, handal dan bermanfaat bagi user.

22
02 01
02 3330
01 3035
35 55
1.3. Struktur dan Organisasi Proyek
Mengorganisir adalah mengatur dan memberdayakan semua unsur sumber daya
yang dimliliki perusahaan. seperti: sumber daya manusia, material, peralatan, dana, dan
lain·lainnya didalam satu gerak dan arah datam rangka mewujudkan tujuan perusahaan
secara efektif dan efisien. Mengorganisir proyek merupakan suatu proses yang terdiri dari
kegiatan kegiatan :
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan seluruh pekerjaan yang ada didalam
suatu proyek mulai dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan konstruksi. Hal ini perlu
dilakukan supaya bisa diperoleh data tentang jenis. macam pekerjaan, dan volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan dalam rangka menyiapkan sumber daya yang diperlukan dan
penjadwalan.
2. Mengelompokkan pekerjaan menjadi beberapa bagian termasuk biaya, jadwal, dan
mutu pekerjaan yang dikehendaki untuk didistribusikan kepada individu atau, kalompok
yang diberi tugas untuk mengerjakannya.
3. Menyiapkan pihak-pihak yang akan akan menerima tugas mulai dari memilih
keterampilan dan keahlian individu atau kelompok. menjelaskan jenis pekerjaan dan sasaran
yang ingin dicapai sesuai dangan tugas dan tanggung jawabnya. Setiap kelompok harus
mengetahui batasan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya supaya tidak terjadi kegiatan
yang tumpang tindih
4. Menyusun mekanisme koordinasi supaya semua bagian pekerjaan proyek yang
ditangani oleh Semua pihak tersebut bisa mencapai sasaran secara utuh.

1.4. Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah suatu sarana agar proses pelaksanaan proyek bisa berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun dan disepakati bersama. Struktur
organisasi menggambarkan hubungan formal setiap bagian yang menunjukkan Macam-
macam pokok kegiatan organisasi pembagian menjadi kelompok atau sub sistem, adanya
hirarki dan wewenang serla tanggung jawab bagi kelompok, adanya pimpinan, pengaturan
kerjasamea, jalur pelaporan, dan komunikasi baik vertikal maupun horizontal. Struktur
organisasi proyek pekerjaan gedung pada umumnya berupa struktur organisasi

22
02 01
02 3330
01 3035
35 66
fungsional dimana organisasi terdiri dari beberapa bagian berdasarkan fungsinya masing-
masing.
1. Ciri-ciri organisasi fungsional Organisasi fungsional memiliki struktur piramidal,
dengan konsep otoritas dan hirarki vertikal yang memiliki sifat-sifat seperti berikut:
a. Prinsip komando tunggal dimana masing-masing personil hanya memiliki satu
atasan.
b. Setiap personil mempunyai tanggungjawab dan wewenang yang jelas.
c. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal.
d. Hubungan kerja horizontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan dan petunjuk
pelaksanaan,
e. Mekanisme koordinasi antar unit bula perlu, dilakukan dengan rapat-rapat atau
membentuk panitia perwakilan.
2. Keunggulan struktur organisasi formal Struktur organisasi formal memiliki
keunggulan-keunggulan seperti berikut :
a. Memudahkan pengawasan dan penyeliaan karena personil melapor hanya kepada
satu atasan.
b. Adanya potensi meningkatkan keterampilan dan keahlin individu serta kelompok
untuk menjadi spesialis pada bidangnya.
c. Konsentrasi personil terpusat pada bidang yang bersangkutan.
d. Penggunaan sumber daya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan yang
sejenis dan berulang-ulang.
e. Memudahkan pengendalian personil, biaya, jadwal dan mutu produk.

Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian manajemen dari struktur organisasi yang ada
didalamnya antara lain:
 Pemilik proyek atau owner
 Konsultan perencana
 Konsultan pengawas
 Kontraktor
 Project manajer
 Site Enginer

22
02 01
02 3330
01 3035
35 77
 Pengedali operasional proyek
 Logistik proyek
 Arsitek atau drafter gambar kerja
 Quantity surveyor
 Quality Qontrol.
 Safety atau K3
 Pelaksana proyek
 Surveyor
 Administrasi proyek
 Perpajakan
 Akutansi
 Teknik informatika proyek
 Mekanikal elektrikal
 Mandor
 Tukang bangunan
 Kepala tukang
 Pekerja bangunan
 Satpam
 Kantin
 Pemerintah daerah
 Aparat kepolisian
 Dll

masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar pekerjaan
konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan kualitas yang memuaskan.

22
02 01
02 3330
01 3035
35 88
GAMBAR 1.1
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN

Direktur
Penasehat

Manajer Teknik Manajer Operasional Manajer Pemasaran

STAF TEKNIK STAF OPERASIONAL STAF PEMASARAN

TEAM LEADER

STAFF TENAGA AHLI

22
02 01
02 3330
01 3035
35 99
1.5. Organisasi Proyek
Pembentukan organisasi proyek Pembentukan organisasi proyek harus
memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
suatu organisasi. Dalam menyusun organisasi proyek. disamping harus memenuhi syarat
umum sebagaimana layaknya organisasi formal penyusunan ini harus pula memenuhi
keinginan agar struktur organisasi tersusun sedemikian rupa sehingga konsep manajemen
proyek dapat diterqpkan dan dijalankan sebaik-baiknya. Adapun unsur-unsur konsep

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1010
manajemen proyek yang berkaitan erat dan perlu dicerminkan dalam struktur organisasi
proyek adalah :
a. Arus horisontal, disamping arus vertikal.
b. Penanggung jawab tunggal atas terselenggaranya proyek.
c. Pendekatan sistem dalam perencanaan dan implementasi.
Pada berbagai macam struktur organisasi proyek unsur-unsur tersebut di atas
biasanya sudah tertampung. Misatnya adanya arus horisontal pada organisasi matriks.
tersedianya posisi pemimpin proyek yang merupakan penanggungjawab tunggal. serta
tersedianya tim inti sebagai integrator agar terlaksana pendekatan sistem dalam
perencanaan dan implementasi. Tentu saja untuk menangani proyek tertentu masih harus
dikaji faktor-faktor spesifik dari proyek tersebut dan situasi (kebijakan. kultur) dari
organisasi yang hendak menangani.
Usulan Organisasi Proyek dalam Kontraktor pelaksana Pembangunan gedung PT.
BPR Bank Jombang adalah sebagai berikut :

Project Manager

Site Manager

Pelaksana Tenaga Ahli


Lapangan

Logistik Surveyor Tenaga Kerja

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1111
1.6. Lokasi Perkerjaan

DENAH SITUASI DAN PERUNTUKAN LAHAN

Bangunan yg
Akan dibangun

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1212
BATAS
BANGUNAN
LAIN

Pemanfaatan Lahan
Kosong dapat
digunakan sebagai:
1. Direksi Keets dan
BATAS Gudang.
BANGUNAN 2. Barak pekerja dengan
LAIN EL. -3.300
pembatas yang tegas
dan memiliki
AREA
KERJA akses yang dapat di
LOKASI
pantau oleh
PROYE
satuan pengaman
K
Proyek.

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1313
BAB II
PROGRAM PELAKSANAAN PROYEK DAN
JADWAL PELAKSANAAN

2.1. Tujuan dan Dasar Program Kerja


Tujuan program kerja kerja dalam pelaksanaan pekerjaan gedung dibuat dengan
tujuan sebagai :
a. Alat koordinasi bagi project manager dengan menggunakan program kerja,
pimpinan pelaksanaan pembangunan dapat melakukan koordinasi untuk semua kegiatan
yang ada di lapangan.
b. Pedoman kerja para pelaksana Program kerja merupakan pedoman terutama
dalam kaitannya dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk setiap item kegiatan.
c. Penilaian kemajuan pekerjaan Ketepatan waktu dari setiap item kegiatan di
lapangan dapat dipantau dari rencana pelaksanaan dengan realisasi pelaksanaan di
lapangan.
d. Alat evaluasi pekerjaan.
Variasi yang ditimbulkan dari perbandingan rencana dan realisasi dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk menentukan rencana selanjutnya.

Dasar program kerja Yang menjadi dasar dalam pembuatan program kerja
pelaksanaan pekerjaan gedung adalah sebagai berikut :
a. Keadaan lapangan lokasi proyek Hal ini dilakukan untuk memperkirakan
hambatan-hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Kemampuan tenaga kerja
Inform,asi detail tentang jenis dan macam kegiatan yang berguna untuk
memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang harus disediakan.
c. Pengadaan material konstruksi .
Harus diketahui secara pasti macam, jenis. dan jumlah material yang diperlukan
untuk pelaksanaan pembangunan.

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1414
Pemilahan jenis material yang akan digunakan harus dilakukan di awal proyek,
kemudian dipisahkan berdasarkan jenis material yang memerlukan waktu untuk pengadaan.
Hal ini penting untuk membuat jadwal rencana pengadaan material konstruksi.
d. Pengadaan alat pembangunan
Kegiatan yang memerlukan peralatan pendukung pembangunan harus dapat
dideteksi secara jelas karena berkaitan dengan pengadaan peralatan. Jenis, kapasitas,
kemampuan, dan kondisi peralatan harus disesuaikan dengan kegiatannya.
e. Gambar kerja
Selain gambar rencana, pelaksanaan proyek konstruksi juga memerlukan gambar
kerja untuk bagian-bagian tertentu/khusus. Untuk itu perlu dilakukan pendataan bagian-
bagian yang memerlukan gambar kerja.
f. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan
DaJam penyusunan program kerja faktor penting yang harus dijamin oleh pengelola
proyek adalah kelangsungan dari susunan rencana kegiatan setiap item pekerjaan.

2.2. Pembuatan Program Kerja


Pembuatan Program Kerja pelaksanaan proyek pekerjaan gedung biasanya disusun
dengan langkah-Iangkah seperti berikut :
1. Menetapkan sasaran
2. Identifikasi kegiatan
3. Menguraikan setiap kegiatan menjadi pekerjaan
4. Memilih dan memilah serta mengelompokkan pekerjaan menurut jenisnya
5. Menganalisis ketergantungan setiap jenis pekerjaan
6. Menganalisis volume dan waktu penyelesaian setiap jenis pekerjaan
7. Menganalisis penggunaan dan waktu pemakaian peralatan untuk setiap jenis
pekerjaan
8. Menetapkan penanggung jawab untuk setiap jenis pekerjaan
9. Menetapkan jumlah pekerja untuk setiap jenis pekerjaan
10. Menetapkan metode kerja untuk setiap jenis pekerjaan
11. Menuliskan program kerja ke dalam tabel

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1515
2.3. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan disusun sesuai dengan jenis dan macam pekerjaan, serta
volume untuk masing masing pekerjaan, jenis dan Macam pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan : Pengukuran, Uizet dan Bouplank, Pembuatan Direksi Keet,
Pembuatan pagar keliling.
2. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang, Pondasi Strous Untuk bangunan penunjang,
Pondasi dangkal, balok sloof dan pile cap.
3. Pekerjaan Struktur Lantai Dasar : Kolom lantai dasar, Kolom bangunan penunjang.
4. Pekerjaan Struktur Lantai I : Plat dan balok lantai I, Kolom lantai I, Balok dan plat atap
untuk bangunan penunjang
5. Pekerjaan Struktur Lantai II : Plat dan Balok Lantai II, Kolom Lantai II
6. Pekerjaan Struktur Lantai III : Plat dan Balok Lantai III, Kolom Lantai III
7. Pekerjaan Struktur Lantai IV : Plat dan Balok Lantai IV, Kolom Lantai IV
8. Pekerjaan Struktur Lantai V : Plat dan Balok Lantai III, Kolom Lantai V
9. Pekerjaan Struktur Lantai Atap : Plat dan Balok Lantai III, Kolom Lantai Atap
10. Pekerjaan Struktur Atap Tangga dan Rumah Lift : Plat dan Balok Lantai atap
11. Pekerjaan Finisning Lantai Dasar
12. Pekerjaan Finishing Lantai I
13. Pekerjaan Finishing Lantai II
14. Pekerjaan Finishing Lantai III
15. Pekerjaan Finishing Lantai IV
16. Pekerjaan Finishing Lantai V
17. Pekerjaan Finishing Lantai Atap
18. Pekerjaan Mekanikal Lantai Dasar
19. Pekerjaan Mekanikal Lantai I
20. Pekerjaan Mekanikal Lantai II
21. Pekerjaan Mekanikal Lantai III
22. Pekerjaan Mekanikal Lantai IV
23. Pekerjaan Mekanikal Lantai V
24. Pekerjaan Mekanikal Lantai Atap
25. Pekerjaan Pagar Depan, Paving Jalan dan Landscape

22
02 01
02 3330
01 3035
35 1616
TIME SCHEDULE
PEMBANGUNAN PT. BPR BANK JOMBANG PERSERODA
WAKTU PELAKSANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
NO. URAIAN PEKERJAAN BULAN KE 1 BULAN KE 2 BULAN KE 3 BULAN KE 4 BULAN KE 5 BULAN KE 6 BULAN KE 7 BULAN KE 8 BULAN KE 9 BULAN KE 10 BULAN KE 11 Kepala
Mandor Tukang Pekerja Surveyor Mekanik JUMLAH
Tukang
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A PEKERJAAN PERSIAPAN DAN STRUKTUR
1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1 2 4 8 3 18
2 PEKERJAAN PONDASI BANGUNAN UTAMA DAN PENUNJANG
# Tiang Pancang dan Strous Pile 1 2 4 8 2 4 21
# Balok Sloof 1 3 6 12 22
# Pile Cap 1 3 6 12 22
3 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI DASAR
# Kolom Lantai Dasar 1 2 4 8 15
4 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI I
# Kolom Lantai I 1 2 4 8 15
# Plat dan Balok Lantai I 1 3 8 15 27
5 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI II
# Kolom Lantai II 1 2 4 8 15
# Plat dan Balok Lantai II 1 3 6 12 22
6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI III
# Kolom Lantai III 1 2 4 8 15
# Plat dan Balok Lantai III 1 3 6 12 22
7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI IV
# Kolom Lantai IV 1 2 4 8 15
# Plat dan Balok Lantai IV 1 3 6 12 22
8 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI V
# Kolom Lantai V 1 2 4 8 15
# Plat dan Balok Lantai V 1 3 6 12 22
9 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI ATAP
# Plat dan Balok Lantai Atap 1 2 4 8 15

20201333035 17
B PEKERJAAN FINISHING DAN FASADE
1 PEKERJAAN FINISHING LANTAI DASAR
# Pekerjaan Penutup Lantai dasar 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Plafond Lantai Dasar 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Pengecatan Lantai Dasar 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Fasade Lantai Dasar 1 2 4 8 15
2 PEKERJAAN FINISHING LANTAI I
# Pekerjaan Penutup Lantai I 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Plafond Lantai I 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Pengecatan Lantai I 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Fasade Lantai I 1 2 4 8 15
3 PEKERJAAN FINISHING LANTAI II
# Pekerjaan Penutup Lantai II 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Plafond Lantai II 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Pengecatan Lantai II 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Fasade Lantai II 1 2 4 8 15
4 PEKERJAAN FINISHING LANTAI III
# Pekerjaan Penutup Lantai III 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Plafond Lantai III 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Pengecatan Lantai III 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Fasade Lantai III 1 2 4 8 15
5 PEKERJAAN FINISHING LANTAI IV
# Pekerjaan Penutup Lantai IV 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Plafond Lantai IV 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Pengecatan Lantai IV 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Fasade Lantai IV 1 2 4 8 15
6 PEKERJAAN FINISHING LANTAI V
# Pekerjaan Penutup Lantai V 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Plafond Lantai V 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Pengecatan Lantai V 1 2 4 8 15
# Pekerjaan Fasade Lantai V 1 2 4 8 15
6 PEKERJAAN FINISHING LANTAI ATAP
# Pekerjaan Penutup Lantai Atap 1 1 2 4 8

20201333035 18
C PEKERJAANELEKTRIKALDANMEKANIKAL
1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI DASAR
# Pekerjaan Elektrikal Lantai Dasar 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai Dasar 1 2 4 8 3 18
2 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI I
# Pekerjaan Elektrikal Lantai I 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai I 1 2 4 8 3 18
3 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI II
# Pekerjaan Elektrikal Lantai II 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai II 1 2 4 8 3 18
4 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI III
# Pekerjaan Elektrikal Lantai III 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai III 1 2 4 8 3 18
5 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI IV
# Pekerjaan Elektrikal Lantai IV 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai IV 1 2 4 8 3 18
6 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI V
# Pekerjaan Elektrikal Lantai V 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai V 1 2 4 8 3 18
7 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL LANTAI ATAP
# Pekerjaan Elektrikal Lantai Atap 1 2 4 8 3 18
# Pekerjaan Mekanikal Lantai Atap 1 2 4 8 3 18
8 PEKERJAAN PEMASANGAN LIFT 1 1 2 4 3 11

D PEKERJAANPAGARDEPAN, PAVING DANLANDSCAPE


1 PEKERJAAN PAGAR DEPAN 1 1 2 4 8
2 PEKERJAAN PAVING 1 1 2 4 8
3 PEKERJAAN LANDSCAPE 1 1 2 4 8

20201333035 19
BAB III
RINCIAN ANGGARAN
BIAYA

3.1. Rencana Anggaran Biaya


Pada saat proses konstruksi terurtama pada proyek yang di bahas kali ini di proyek PT. BPR
Bank Jombang Perseroda Perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, alat
dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Dalam
RAB konsultan manajemen konstruksi adapun biaya personel dan non personel berikut
rincian nya.

20201333035 20
20
3.1. Analisa Harga Satuan Pekerjaan

20201333035 21
21
20201333035 22
22
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan


a. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan harus dilakukan pengukuran dilokasi proyek, untuk
mendapatkan gambar topographi dan elevasi di lokasi tersebut. Dari hasil pengukuran ini
Pengukuran dilaksanakan oleh seorang surveyor yang berpengalaman dibantu oleh tenaga
kerja yang telah dipilih untuk pekerjaan ini. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan
pemasangan bowplank sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan bowplank
harus dipandu oleh Surveyor agar penempatan bangunan benar-benar tepat. Pada
pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup supaya pekerjaan dapat
dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan
yang akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
Melakukan koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran.
Menentukan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi.
Melakukan Pengukuran dengan menggunakan teodolit dan water pass.
Pembuatan patok acuan (bouw plank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari
direksi, dibuat dari kayu ukuran 5/7 cm, ditanam sedalam 40 cmdan diberi cat warna
merah untuk memudahkan pandangan. Untuk keperluanacuan elevasi dipakai papan
kayu 2.5/25 cm atau kayu 2.5/7 cm yangdipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi
bouwplank disesuaikan dengan hasilpekerjaan setting out.
Membuat peta situasi beserta cross section dan long section.
Ploting data ukur ke construction

b. Pekerjaan Pembersihan Lapangan dan Peralatan


Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon,
halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau
menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.

20201333035 23
23
Teknis pelaksanaan pekerjaan
membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak
pelaksanaan pembangunan.
Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak
merusak struktur tanah.

c. Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan nama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama konsultan, pengawas, nama
kontraktor, nilai kontrak dan waktu pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi
informasi secara tertulis kepada masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun
sebuah bangunan. Papan nama ditempatkan di depan lokasi proyek menghadap jalan utama
agar dapat terlihat dan terbaca dengan jelas dari luar lokasi proyek
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
Triplek 4 mm
Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan
dengan lokasi.
Digital printing Bahan Spanduk
Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.
Setelah tulisan jadi, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah.

d. Pembuatan Direksi Keet dan Pos Jaga


Tahap Kedua adalah Pembuatan Direksi Keet/Gudang. Direksi Keet/Gudang ini adalah
bangunan sementara dari kayu yang dibangun sebagai tempat penyimpanan
bahan/material yang akan digunakan, tempat rapat/koordinasi lapangan antara
pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas dan instansi terkait baik
rutinataupun koordinasi yang sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para
pekerja

20201333035 24
24
e. Pembuatan Pagar Keliling
Konstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan
menggunakan tiang – tiang besi atau kayu dan di ikat dengan paku/baut pengikat pada jarak
tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai denganfungsi yakni untuk menjamin
keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek

f. Mobilisasi Alat dan Material


Jalan kerja berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, kita buat dua arah jalan keluar
dan jalan masuk sendiri dengan perhitungan pada saat pekerjaan pengurugan tidak terjadi
antrian kendaraan yang membawa material sehingga stagnasidan kemacetan dapat
terhindarkan, jalan kerja di buat dengan menggunakan perkerasansirtu (jika diperlukan)
karena mempertimbangkan stabilitas tanah di lingkungan proyek. Peralatan yang
dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang di butuhkanuntuk membangun fasilitas-
fasilitas peroyek, seperti : Direks Keet, Gudang,Pagar peroyek. Peralatan yang di gunakan
masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat-alat untuk pengukuran

g. Pengadaan Air Kerja


Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk
mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari
sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah
ditentukan.

h. Dokumentasi Proyek
Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan untuk
mengetahui, mendata, mengusulkan dan merekam hasil pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, sehingga dapat mengevaluasi kegiatan pekerjaan secara nyata. Kegiatan
proses administrasi harus mengikuti prosedur manajemen yang telah disepakati dan

20201333035 25
25
disetujui secara bersama oleh direksi, pengawas dan kontraktor. Proses administrasi
dimulai dari penyusunan dokumen kontrak (berisikan berkas pelelangan,
penunjukan/penetapan pemenang tender, penandatangan kontrak), pelaksanaan
pekerjaan, sampai pada PHO dan FHO. Selama proses pelaksanaan kerja, administrasi terus
berjalan antara lain :
Kegiatan rapat (agenda), Notulen dan Berita Acara rapat teknis dan rapat pimpinan,
Pembuatan shop drawing/gambar rencana pelaksanaan, metode pelaksanaan, jadwal
pekerjaan (personil dan peralatan/bahan) dan as built drawing/gambar pelaksanaan.
Request pekerjaan, quality dan quantity bahan yang digunakan, keadaan cuaca, kendala
yang dihadapi dan volume hasil pekerjaan (laporan Harian).
Laporan Mingguan dan Bulanan oleh Konsultan Pengawas/supervisi,
Addendum (jika ada),
Pengajuan termijn pekerjaan,
Menyiapkan 1 (satu) berkas dokumen (gambar kerja, RKS pekerjaan) dalam pelaksanaan
di lapangan
Foto proyek dibuat 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat
pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan
latar belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 20%, 50%,
75% dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian
disusun/dimasukkan ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album
sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai
proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.

i. Pekerjaan Bongkaran
Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas, User / Owner, termasuk
dengan bagian-bagian pengelola bangunan existing. Sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan pembongkaran.
Teknis pelaksanaan pekerjaan bongkaran
1. Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari:
• Bongkaran kusen

20201333035 26
26
• Bongkaran Lantai keramik
• Bongkaran penutup atap
• Bongkaran rangka atap kaso
• Bongkaran plafond
2. Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus
dibersihkan dan disimpan didalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk
material yang tidak terpakai harus disingkirkanke luar area agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus
dibersihkan dari sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.
4. hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan
sementara tidak menggangu jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk
hasil bongkaran dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran
bangunan dimulai diatas kebawah.
5. Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada
saat akan dilakukanperumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan
kembali diseleksi, ditumpuk damditempatkan pada area terpisah.
6. Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi
untuk diadakan konsultasidan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis
kelayakan kondisi material.

J. Kebutuhan bahan, dan alat


Bahan:
Kayu
Papan
Paku
Multiplek
Semen
Pasir
Steenlag

20201333035 27
27
Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Pacul
Sekop
Theodolit
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

K. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena pukulan martil
2. Mata terkena serpihan bongkaran
3. Kaki terkena pecahan puing-puing bongkaran
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.

L. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Surveyor : 3 orang

4.2. Metode Galian Tanah dan Urugan


A. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan tanah ini yakni melakukan galian tanah sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan, menjaga terhadap kemungkinan terjadinya longsoran
sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan pondasi hingga pengurugan kembali hingga
padat.

20201333035 28
28
B. Pembersihan
Membersihkan dan menyingkirkan semua semak-semak, rumput-rumput didalam kawasan
pekerjaan. Dalam pencucian ini semua tunggul-tunggul dan akar-akar harus dimusnahkan
dan disingkirkan sehingga nantinya sanggup diyakini semak-semak dan rumput-rumput
tidak akan tumbuh kembali.
Lubang-lubang bekas penyingkiran tunggul-tunggul dan akar-akar harus diisi kembali atau
ditimbun dengan bahan-bahanyang cocok dan memenuhi syarat lalu dipadatkan kembali.
Sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang tidak akan dipergunakan harus dibakar dalam
kawasan yang lapang sehinggaselama pembakaran tidak akan merusak pohon-pohon yang
ada disekitarnya.

C. Pembuangan Lapisan Tanah Atas


Pembuangan lapisan tanah atas (Top Soil) dilakukan pada kawasan (tempat) dimana nanti
akan dibangun konstruksibangunan sedalam kurang lebih 20cm atau ketebalan
diubahsuaikan dengan kondisi lapisan tanah atas ditempat pekerjaan.

D. Penggalian Dan Penimbunan Kembali


a. Lingkup Pekerjaan Tanah
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, termasuk
pengupasan dan penimbunan
kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-pekerjaan yang berafiliasi dengan itu,
yang diubah sesuaikan dengan gambar-gambar.

b. Pelaksanaan
1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman yang
perlu untuk dasar pondasi yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada gambar-gambar.
Penggalian meliputi pemindahan tanah serta batu-batu dan materi lain yang dijumpai dalam
pengerjaannya.
Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau diubah hingga

20201333035 29
29
disetujui Konsultan Pengawas, untuk manapekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan
tambah.
Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar atau yang sanggup disetujui oleh
Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang
dipadatkan tanpa pembebanan biaya pemanis kepada pemilik. Pada pekerjaan penggalian
untuk mencapai/ membentuk permukaan tanah rencana maka Pemborong harus
mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut tidak merusak/
mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.
2. Penimbunan dan Penimbunan Kembali Penimbunan dan penimbunan kembali harus
dilaksanakan didaerah-daerah ataupun bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-
ukuran ketinggian, kemiringan-kemiringan dan bentukbentuk menyerupai yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar.
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan
maksimum 20 cm gembur. Padatkan sesuai dengan Instruksi Konsultan Pengawas.
Penimbunan dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, harus
dari materi galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau
materi lain yang sanggup merusak pekerjaan.

c. Perlindungan Terhadap Air


Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
Konsultan Pengawas, menjamin supaya tidak terjadi genangan-genangan air yang sanggup
mengganggu/ merusak semua pekerjaan galian atau urugan.

d. Penghamparan dan Pemadatan


Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20cm gembur,
supaya sanggup mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya.Tanah
urugan harus dibasahi secukupnya(sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan.

20201333035 30
30
e. Permukaan Tanah
Sebelum memulai suatu penggalian, harus mengusut permukaan tanah, baik setempat
maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak yakni betul. Jika tidak sesuai Pelaksana
harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jikalau tidak maka
tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

f. Tinggi Pendugaan (Peil)


Dasar ukuran tinggi + 0,00 yakni dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, menyerupai
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya berdasarkan petunjuk Pelaksana.
Tinggi lantai ini harus diubah sesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/ final
dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.

E. Kebutuhan bahan, dan alat


Bahan:
Kayu
Papan
Peralatan:
Palu
Pacul
Sekop
Theodolit
Alat bantu pertukangan

F. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena pacul / sekop
2. Mata terkena galian tanah
3. Kaki terkena pecahan batu galian
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.

20201333035 31
31
G. Tenaga Kerja yang Terlibat :
Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 1 orang
Tukang : 2 orang
Pekerja : 4 orang

4.3. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


A. Produk tiang pancang
1. Jenis tiang yang digunakan adalah tiang pancang beton prategang persegi. Mutu beton
39,22 Mpa berdasarkan kekuatan silinder.
2. Jika jenis tiang pancang lainya akan digunakan, maka harus diusulkan selama tender,
dilengkapi dengan proposal teknis. Ukuran dan kekuatan tiang harus ekivalen dengan desain
aslinya, dan memberikan daya dukung yang sama. Bentuk kotak, Dimensi 40x40 Kapasitas
115 ton.
3. Setiap tiang harus memiliki sedikitnya satu tes silinder, hasilnya harus diserahkan kepada
pengawas.
4. Tiang harus dipancang dengan hidraulic static pile driver atau pressed pile atau jack in
pile, yaitu teknologi pemancangan yang ramah lingkungan.
5. Driving cap: selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilindungi dengan driving
cap.
6. Preboring: continous fliying auger (atau peralatan lain yang disetujui).
7. Kapasitas alat pancang minimum 250% kali daya dukung yang ingin dicapai untuk jenis
tanah pasir sedangkan untuk jenis tanah lempung kapasitas alat pancang 200% kali daya
dukung tiang.

B. Spesifikasi Pengiriman, Penyimpanan, Pengangkatan dan Pemindahan


1. Setelah panjang tiang diveritifikasi, kirim tiang-tiang ke proyek dlam suatu jumlah dan
suatu waktu untuk menjamin kontuinitas operasi pemancangan tiang dan sesuai jadwal
proyek.
2. Setiap tiang harus dengan jelas ditandai untuk menunjukan nomer, tanggal pengecoran
dan titik angkat seperti dinyatakan pada gambar. Sebelum pemancangan setiap tiang harus

20201333035 32
32
ditandai dengan nomernya, panjang keseluruhan, dan pada interval 0,5 meter, dengan
komulatif diukur dari nol pada ujung tiang.
3. Tiang harus diangkat dengan hati-hati untuk menghindari retak atau kerusakan lain. Tiang
boleh diangkat setelah kekuatan tekan yang disyaratkan.
4. Simpan tiang dalam urutan kelompok diatas tanah dan diganjal untuk mencegah distorsi
tiang.

C. Pemancangan Tiang
1. Sesifikasi teknis peralatan pancang yang akan digunakan dan set pukulan selama penetrasi
terakhir yang direncanakan harus diserahkan kepada pengawas/perencana paling sedikit 2
minggu sebelum permulaan pemancangan, dan harus disetujui oleh pengawas/perencana.
2. Sebelum permulaan pemancangan tiang, kontraktor harus sudah melengkapi set out posisi
tiang pada site. Kontraktor juga harus melaporkan lokasi tiang dengan tepat secara tertulis
kepada pengawas/perencana.
3. Jangan memancang tiang sampai pekerjaan tanah di daerah yang akan dipancang tiang
diselesaikan.
4. Secara kontinu pemancangan tiang pada lokasi yang dinyatakan sampai mencapai
kedalaman yang diperlukan dan driving resistance yang ditentukan berdasarkan
pemancangan dan pembebanan used test pile.
5. Jika terdapat lapisan keras dekat permukaan yang harus ditembus, maka preboring harus
dilakukan untuk menembus tanah keras menggukanan continous flying auger dengan
diameter lubang sedikit lebih kecil dari penampang tiang. Speed pile dapat digunakan
untukmengurangi hard driving tiang pancang selama tahap awal operasi pemancangan.
6. Jika sambungan diperlukan maka sambungan tiang terdiri bagian plat penyambung dapat
digunakan. Kedua bagian disambung bersama dengan las dilapangan, setelah modul tiang
dipaskan pada as yang sama. Plat baja male dan female dicor pada ujung setiap tiang yang
akan disambung. Plat diangkur kedalam bagian beton menggunakan batang tulangan, dilas
ke plat kedalam kolom.

20201333035 33
33
7. Apabila pemancangan dihentikan sebelum penetrasi akhir tercapai maka,pencatatan
penetrasi tidak boleh diambil sebelum penetrasi mencapai sedikitnya 300-mm
pemancangan ulang (redriving).
8. Setiap tiang yang harus dipancang vertical dan tepat pada posisi yang benar seperti
dinyatakan dalam gambar.
9. Tiang tidak boleh menyimpang lebih dari 1,0% dalam arah vertical atau ketegakan dan
tidak boleh bergeser lebih dari yang ditunjukan dalam Tabel 1.
10. Semua tiang harus dipancang secara kontinu tanpa terputus sampai penetrasi yang
disyaratkan tercapai. Jumlah pukulan untuk setiap penetrasi 0,5 m harus dicatat.
11. Jika tiang dicabut karena kesalahan pemancangan, maka lubang yang terbentuk harus
diurug dengan gravel atau pasir tanpa tambahan biaya.
12. Kontraktor harus menyerahkan denah tiang as-built, dalam 4 copy dalam jangka waktu
10 hari kerja sejak pemancangan tiang terakhir.

Tabel 4.1. Toleransi ketegakan tiang pancang

13. Laporan pemancangan tiang harus diserahkan dalam jangka waktu 24 jam setelah
pemancangan,dan laporan ini harus disetujui oleh pengawas/perencana. Laporan
pemancangan tiang ini mencangkup hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi tiang, nomor identifikasi, elevasi tanah. b. Data tiang. c. Data hammer. d. Jenis
driving cap tiang yang digunakan.
14. Kriteria penerimaan adalah sebagai berikut: a. Rate of settlement maksimum 1,27
mm/ton. b. Total settlement maksimum 25,4 mm. c. Permanent settlement (rebound)
maksimum 6,35 mm. d. Analisa berdasarkan beberapa metode, seperti metode chin,
Davidson, de Beer, Mazukiewics.

20201333035 34
34
15. Peningkatan beban harus dilakukann secara gradual bertahap sebesar 50%,100%,150%
dan 200% dari beban kerja rencana,berdasarkan schedule ASTM D-1143-81 section 5.2.
(Cyclic loading procedure).

D. Test PDA dan Test Beban Atas Tiang Permanen


1. Kontraktor akan melakukan test dengan jumlah sebagai berikut:
a. Test PDA (Pile Driving Analyzer) atas 4 (empat) buah tiang. b. Test beban vertical atas 1
(satu) buah tiang.
2. Jika suatu test gagal, maka tambahan 2 test lagi harus dilakukan dan tidak boleh gagal,
semuanya atas beban biaya kontraktor. Kontraktor harus menyediakan tambahan tiang
dalam kelompok tiang yang gagal ,tanpa tambahan pembayaran.
3. Selama test, tidak boleh ada pemancangan tiang yang dikerjakan.Tiang yang akan ditest
harus dipilih oleh pengawas/perencana secar random berdasarkan data pemancangan.
4. Kontraktor harus mencatat semua kejadian selama test,dan ini semua harus disetujui oleh
pengawas
5. Sekalipun test dilakukan hanya atas tiang-tiang tertentu, kontraktor harus bertanggung
jawab dan menjamin bahwa semua tiang memenuhi syarat dalam batas
toleransinya.Penerimaan beberapa tiang tidak melepas tanggung jawab Kontraktor atas
semua pekerjaan pondasi dan atas akibat penurunan pada struktur atas bangunan.

E. Panjang tiang dan daya dukunganya


1. Panjang tiang adalah ±10 meter.
Tiang akan dipancang pada lapisan tanah sampai mencapai lapisan tanah keras kedalaman
±10 meter.
2. Dalam segala hal maka panjang tiang minimum adalah 6 kali ukuran/diameter
penampang. Panjang yang pasti ditentukan berdasarkan data tanah dan indicator pile.
3. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah,daya dukung tiang adalah sebagai berikut:
a. Daya dukung vertical: 115 ton untuk tiang berukuran 400 x 400 mm. b. Daya dukung tarik:
19 ton untuk tiang berukuran 400 x 400 mm. c. Daya dukung lateral: 11,5 ton untuk tiang
berukuran 400 x 400 mm.

20201333035 35
35
F. Metode Pelaksanaan Tiang Pancang
Pemancangan Menggunakan Hydraulic Static Pile Driver Setelah ditentukannya titik-titik
yang akan dilakukan pemasangan tiang pancang selesai, selanjutnya dilakukan persiapan
sebelum pemancangan. Yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pemancangan adalah
sebagai berikut:
1. Set Up peralatan Menyiapkan alat pancang Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), yaitu
penyetelan pada komponen alat HSPD (Body, Crane, Counterweight, Aktivasi Mesin)
dan juga meletakkan tiang pancang agar berada dekat dengan lokasi yang akan
dilakukan pemancangan.
2. Perataan Lahan Tanah pada titik-titik yang akan dilakukan pemancangan harus
diratakan agar pemasangan tiang pancang menggunakan Hydraulic Static Pile Driver
ini dapat berjalan dengan baik dan agar dapat meminimalisir error yang akan terjadi,
dan karena alat HSPD harus berada pada tanah yang rata.
3. Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkat dengan bantuan service
crane yang tergabung dalam unit HSPD dan dimasukkan peralatan ke dalam lubang
pengikat tiang atau yang disebut Clamping Box, kemudian sistem jack-in akan naik
dan mengikat atau memegangi tiang pancang tersebut, ketika tiang sudah dipegang
erat oleh Clamping Box, maka tiang mulai ditekan tiap 1,5 m. Di saat pemancangan
dilakukan check verticality tiang pancang setiap kedalaman 0,5 m s/d 2 m.
4. Untuk mengetahui besarnya tekanan yang diberikan pada tiang pancang pada alat ini
dilengkapi dengan manometer oil pressure yang terletak pada ruang control/kabin.
Besarnya tekanan yang diberikan kemudian dikonversikan ke pressure force (Mpa).
5. Bila Clamping Box hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal
lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan Clamping Box bergerak naik ke
atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang disiapkan atau dolly bila tidak
dilakukan penyambungan.
6. Apabila tiang belum menyentuh titik kedalaman yang direncanakan, tiang harus
disambungkan, maka ujung tiang yang berada diluar harus disisakan sepanjang 50 cm
agar dapat disambungkan dengan tiang lain. Proses penyambungan sama seperti awal
pemancangan. Hanya saja tiang yang baru harus disambungkan atau dilas

20201333035 36
36
dengan tiang yang telah tertanam. Sebelum disambungkan, cek kembali verticality
tiang.
7. Setelah pengelasan selesai tiang kemudian ditekan kembali hingga kedalaman yang
direncanakan atau sesuai dengan desain load/beban rencana tiang pancang.
8. Setelah tiang berada di titik kedalaman yang direncanakan, sisa tiang yang berada di
luar dipotong sampai rata dengan tanah. Hal ini harus dilakukan pada penggunaan
HSPD dikarenakan alat ini tidak dapat bergerak jika pondasi tidak dipotong hingga
rata dengan tanah.

G. Kebutuhan bahan, dan alat


Bahan:
Tiang pancang 40x40
Peralatan:
Mesin Hidroulik Jack Hammer
Crane
sling
Theodolit
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

H. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tertimpa tiang pancang
2. Terjepit mesin tiang pancang
3. Jatuh dari ketinggian (operator)
4. Mata terkena serpihan beton tiang pancang
5. Mata terkena oil mesin tiang pancang
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Tiang pancang harus terikat selama proses pemindahan
2. Menjauhi mesin selama mesin menyala
3. Menggunakan tangga saat turun dari alat

20201333035 37
37
4. Memakai kaca mata pelindung
5. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
6. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

I. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Surveyor : 2 orang
Mekanik : 4 orang

4.4. Metode Pelaksanaan Sloof dan Pile Cap


Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan
dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal
dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai
dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :
1. Penulangan pile cap dan tie beam
2. Bekisting pile cap dan tie beam
3. Pengecoran pile cap dan tie beam
4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

A. Penulangan Pile Cap dan Tie Beam


Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka
terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi
tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar
rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai
dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu

20201333035 38
38
perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini
antara lain:
1. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang
tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai
perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan
perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak
boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya
retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan
dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok
dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh
Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan
potong baja tulangan adalah :
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang
momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang
yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan
direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat
seminimal mungkin.
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan di lapangan.

20201333035 39
39
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk
dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada
pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan
tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan
geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan
menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan
panjang penjangkaran.
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut
beton yang akan dicor.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile
cap dan tie beam.
Langkah-langkah pembesian pile cap :
1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan
jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah
tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas
kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat
sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap
yang telah ditentukan.
4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah
dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap
tampak benar-benar kuat dan kokoh.
Langkah-langkah pembesian tie beam:
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam
gambar rencana, yaitu besi D 19 mm dengan jarak sengkang 150 mm

20201333035 40
40
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah
pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak
berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum
sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan
tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk
membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan
dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

B. Bekisting Pile Cap dan Tie Beam


Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya
memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat
dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile
cap adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang
dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang
menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu
multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada
waktu. pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian
bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan
paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan
pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

20201333035 41
20201333035 41
Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah
sebagai berikut:
1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat
disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan
menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak
mengalami kesulitan.
4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian
dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan
goyangan.

C. Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam


Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix,
dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran
antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.
Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan
menggunakan pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya
pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka
digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton
tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton
dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

20201333035 42
20201333035 42
D. Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam
Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan
syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya
pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain

E. Kebutuhan bahan, dan alat


Bahan:
Beton
Baja Tulangan Beton
Kawat Beton
Bekisting
Minyak Bekisting
Paku
Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Bar Cutter
Bar Bender
Theodolit
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

F. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena palu saat kerja
2. Tangan terkena alat potong besi
3. Tangan terkena gergaji
4. Kaki terkena potongan tulangan
5. Mata terkena serpihan kayu / besi
6. Kejatuhan kayu

20201333035 43
20201333035 43
7. Kejatuhan besi
8. Kejatuhan beton cair

G. Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

H. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 3 orang
Tukang : 6 orang
Pekerja : 12 orang

4.5. Metode Pelaksanaan Kolom


A. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

B. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
1. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
2. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
3. Pekerjaan pabrikasi Besi
4. Pekerjaan bekesting
5. Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
6. Cor Beton

20201333035 44
20201333035 44
C. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan kolom beton.
1. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix Formula
untuk pekerjaan kolom beton.
2. Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis lurusnya dari sloof. Fungsinya agar
bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan.
Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
3. Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
4. Memasang bekisting kolom. Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga
besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran.
5. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof yang
digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci balok tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri dari kayu dan besi atau bisa membeli
barang jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir
10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm.
6. Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom terhadap sloof dan
balok.Untuk mendapatkan kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support
dinilai sangat penting.
7. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai
dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat concreate vibrator.

D. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
Beton
Baja Tulangan Beton
Kawat Beton
Bekisting

20201333035 45
20201333035 45
Minyak Bekisting
Paku
Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Bar Cutter
Bar Bender
Theodolit
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

E. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena palu saat kerja
2. Tangan terkena alat potong besi
3. Tangan terkena gergaji
4. Kaki terkena potongan tulangan
5. Mata terkena serpihan kayu / besi
6. Kejatuhan kayu
7. Kejatuhan besi
8. Kejatuhan beton cair

F. Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

20201333035 46
20201333035 46
G. Tenaga Kerja yang Terlibat :
Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang

20201333035 47
20201333035 47
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.6. Metode Pelaksanaan Balok dan Plat Lantai


A. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

B. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan
1. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
2. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
3. Pekerjaan pabrikasi Besi
4. Pekerjaan bekesting
5. Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
6. Cor Beton

C. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan kolom beton.
1. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix Formula
untuk pekerjaan kolom beton.
2. Sebelum pemasangan perancak dimulai pastikan dasar kawasan pijakan perancak
besar lengan berkuasa untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk
menghindari terjadinya setel (penurunan) akhir pengecoran pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :
a. Menentukan elevasi lantai kemudian lakukan penandaan sebagai contoh dalam
pembigestingan pelat lantai dan balok.

20201333035 48
20201333035 48
b. Elevasi dasar atas begisting pelat lantai yaitu = El. LT - (tebal spesi + keramik) - tebal
pelet beton
c. Elevasi dasar atas begisting Balok lantai yaitu = El. Dasar atas begisting pelat - (tinggi
balok - tebal pelat)
d. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
e. Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
f. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
g. Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
h. Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
i. Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat beton
j. Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
k. Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
l. Lakukan pemasangan pembesian pelat
m. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi ibarat
yang disyratkan pada gambar
n. Bekisting harus cukup besar lengan berkuasa untuk memikul tekanan atau beban
yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
o. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
p. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh fasilitas pemasangan, fasilitas
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
q. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada dikala
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
r. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting

D. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
Beton
Baja Tulangan Beton
Kawat Beton

20201333035 49
20201333035 49
Bekisting
Minyak Bekisting
Paku
Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Bar Cutter
Bar Bender
Theodolit
Concreate Vibrator
Waterpass
Alat bantu pertukangan

E. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena palu saat kerja
2. Tangan terkena alat potong besi
3. Tangan terkena gergaji
4. Kaki terkena potongan tulangan
5. Mata terkena serpihan kayu / besi
6. Kejatuhan kayu
7. Kejatuhan besi
8. Kejatuhan beton cair

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

20201333035 50
20201333035 50
F. Tenaga Kerja yang Terlibat :
Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 3 orang
Tukang : 6 orang
Pekerja : 12 orang

4.7. Metode Pelaksanaan Pemasangan Plafond

A. Lingkup Kerja

Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka plafond gypsum
board sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja

B. Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum

4. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum

5. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan pemasangan


plafond

C. Metode Pelaksanaan
1. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dianjurkan.
2. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
3. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan pasang
penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.

20201333035 51
20201333035 51
4. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat pada
rangka atap.
5. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang tidak
gelombang.
6. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan kedataran
posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama menggunakan
ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran 4x2. Setiap
rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8 dengan menggunakan bor / obeng.
7. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow 2x4)
harus sesuai spesifikasi.
8. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan screew #
1/8 dan bor sekrup.
9. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan paper
tape / kasa plafond untuk menghindari keretakan.
10. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan titik-
titik sekrup.
11. Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon

D. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
Plafond : Gypsum
Rangka : Baja ringan
Aksersories : paku tembak, screw dan paku beton

Peralatan:
Bor sekrup
Tembakan paku
Waterpass
Alat bantu pertukangan

20201333035 52
20201333035 52
E. Resiko kecelakaan kerja :
1. Tangan terkena palu saat kerja
2. Tangan terkena alat bor
3. Tangan terkena gergaji
4. Kaki terkena potongan besi
5. Mata terkena serpihan besi
6. Kejatuhan benda
7. Jatuh dari ketinggian
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

F. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.8. Metode Pelaksanaan Pemasangan Keramik Lantai


A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pemasangan keramik penutup keramik meliputi, pengadaan material keramik
(penutup lantai), pemasangan keramik dan perapihan hasil pekerjaan.

B. Persiapan Pekerjaan
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang lantai keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : keramik lantai , PC, PP,
semen warna, dll.

20201333035 53
20201333035 53
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : ruskam, sendok spesi, benang,
jidar aluminium, waterpass, palu karet,dll.

C. Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk
star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.

D. Pelaksanaan pekerjaan
1. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
2. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
3. Buat adukan untuk pasang keramik
4. Cari center line ruangan dan pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan
permukaan lantai keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
5. Buat kepalaan adukan jarak 1-1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya rata/flat.
6. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga
7. Selanjutnya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis bantu (marking)
sebagai pedoman pemasangan keramik.
8. Pemasangan keramik sebagai star point pertama pemasangan diawali dari sudut
dinding pintu untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik benang arah
x dan y serta memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
9. Pasang lantai keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan menggunakan semen dengan ad 1PC : 4PP sebagai perekat.
Kemudian dilanjutkan pemasangan lantai keramik lainnya dengan acuan kepalaan
pasangan keramik yang telah dibuat.
10. Supaya mendapatkan pasangan keramik yang stabil digunakan alat bantu berupa palu
karet dengan cara mengetuk permukaan keramik untuk mendatarkan / meratakan
permukaan keramik.
11. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.

20201333035 54
20201333035 54
12. Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu baru dilanjutkan
dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat
13. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain lap basah
sampai bersih.

E. Pekerjaan Nat Keramik Lantai


1. Nad dipasang pada keramik yang sudah berumur 3 atau 4 hari.
2. Korek lubang alur nad keramik dgn sikat kawat sampai sedalam ketebalan
keramik.
3. Bersihkan alur lubang nad dan permukaan keramik dari kotoran.
4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
5. Tuangkan adonan ke dalam ember.
6. Aduk adonan tersebut sampai rata.
Tuangkan adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan
keramik yang luasnya telah ditentukan dengan tahapan per 3 X 3 meter.
7. Tekan adonan acian yang telah 1/2 kering pada posisi diatas masing-masing
alur nad supaya meresap dan padat.
8. Setelah kering, bersihkan sisa semen pada permukaan keramik tersebut
dgn busa atau kain.
9. Cekungkan alur nad tersebut dengan menggunakan kawat yang telah
ditekuk 1/2 lingkaran atau dgn kepala paku.
10. Rapikan pinggiaran keramik dengan skrap.

F. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
Keramik
Semen
Pasir
Bahan Nat

20201333035 55
20201333035 55
Peralatan:
Bor
Tembakan paku
Waterpass
Alat bantu pertukangan

G. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena palu saat kerja
2. Tangan terkena alat sekop / cedok
3. Kaki terkena potongan keramik
4. Mata terkena serpihan keramik
5. Kejatuhan benda

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

H. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.9. Metode Pelaksanaan Pemasangan Dinding


A. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½ bata.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..

20201333035 56
20201333035 56
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran, benang, unting-
unting, profil, selang air, sendok semen, dll.

B. Pengukuran
Pengukuran dengan menggunakan alat ukur theodolith dan waterpass.
Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang
batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan, siku ruangan
dan ketebalan dinding.

C. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata


Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata transram
menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen adukan
tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan
pasangan batu bata cukup kuat.
Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan menggunakan
perekat adukan.
Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor dan
pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.

D. Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
bata
Semen
Pasir
Air

20201333035 57
20201333035 57
Peralatan:
Pacul / sekop
Meteran
Benang
Unting unting
Profil
Waterpass
Alat bantu pertukangan

E. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena pacul / sekop saat kerja
2. Kaki terkena potongan bata
3. Mata terkena serpihan bata
4. Kejatuhan benda

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

F. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.10. Metode Pelaksanaan Pemasangan Plesteran dan Acian


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dan Acian adalah sebagai berikut :

20201333035 58
20201333035 58
A. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam,
benang, kertas gosok, dll.

B. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian


Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram menggunakan
aduka 1PC : 3Psr.
Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap
lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil
acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum
mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

C. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena pacul / sekop saat kerja
2. Kaki terkena potongan kayu / paku

20201333035 59
20201333035 59
3. Mata terkena serpihan pasir
4. Kejatuhan benda

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

D. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.11. Metode Pelaksanaan Pengecatan


Metode pelaksanaan pekerjaan pengecatan

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat, mendempul
permukaan berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan perapihan
hasil pekerjaan.

B. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

20201333035 60
20201333035 60
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata dan
dibersihkan terlebih dahulu.
Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan amplas kasar.
Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan.

D. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena cat
2. Kaki terkena potongan kayu / paku
3. Mata terkena cat
4. Kejatuhan benda

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

E. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

20201333035 61
20201333035 61
4.12. Metode Pelaksanaan Cat Besi dan Cat Kayu
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat, mendempul
permukaan berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan perapihan
hasil pekerjaan.

20201333035 62
20201333035 62
B. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

C. Pelaksanaan Pekerjaan
Teknis pelaksanaan pekerjaan
1. Haluskan permukaan railing besi tangga yang mau di cat,dengan cara di sikat kawat dan
ampelas ,perhatikan bagian bekas las/welding supaya permukaan nya setelah di dempul
menjadi rata/rapih dan halus.
2. Lap permukaan yang mau di cat pastikan tidak ada debu dan tidak kotor.
3. Mulai dengan membuka kaleng pastikan aduk cat hingga warnanya merata,tambahkan
thiner secukupnya dan mulai semprot, kalau pakai kuas celup 1/3 kuas ke dalam cat mulai
pengecatan cat dasar (sincromate ,anti karat, epoxy) secara keseluruhan di mulai di area
yang sulit di jangkau contoh: bagian tepi, sudut, tepian yang berbentuk ornamen dan area
yang tinggi.
4. Pastikan sapuan cat di lakukan merata dan pengecatan searah dari atas ke bawah atau
kiri kanan dan lanjutkan arah pengecatan yang sama seluruh area, pengecatan di lakukan
dua lapis atau lebih, pastikan lapisan pertama telah kering.
5. Setelah lapisan warna kering maka finishing dengan cat warna clear, pernish pelindung
sehingga tahan pudar/kusam,anti gores.

D. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena cat
2. Kaki terkena potongan kayu / paku
3. Mata terkena cat
4. Kejatuhan benda

20201333035 63
20201333035 63
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

E. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.13. Metode Pelaksanaan Kusen dan Pintu/Jendela Alumunium


Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada
proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan
pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode
pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :

A. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela
aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

B. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang
kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

20201333035 64
20201333035 64
C. Fabrikasi kusen alumunium
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape
(blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

D. Pemasangan kusen alumunium dan frame


Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi
silicone sealant.
Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak
ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

E. Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan
sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak
aluminium tersebut.

20201333035 65
20201333035 65
F. Resiko kecelakaan kerja :
1. Tangan terkena alat potong
2. Kaki terkena potongan alumunium / paku
3. Mata terkena serpihan alumunium
4. Kejatuhan benda

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

G. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.14. Metode Pelaksanaan Pemasangan Kaca


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melakukan pekerjaan sehingga sanggup tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna
2. Pekerjaan beling mencakup seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
detail gambar.

B. Bahan
Kaca ialah benda terbuat dari materi glass yang pipih pada umumnya memiliki ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, sanggup diperoleh dari proses-proses tarik
tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).

20201333035 66
20201333035 66
1. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus memiliki sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan ialah 1,5 mm
per meter.
2. Kaca yang dipakai harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
3. Kaca yang dipakai harus bebas dari komposisi kimia yang sanggup mengganggu
pandangan.
4. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal
kaca).
5. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/ masuk).
6. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang ialah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan beling yang berubah
dan mengganggu pandangan.
7. Bebas lengkungan (lembaran beling yang bengkok).
8. Mutu beling lembaran yang dipakai mutu AA.
9. Bahan beling dari jenis Clear Glass dan beling polos/ buram dengan ketebalan 3 mm
harus sesuai SNI 0047-1989-A.Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS.

C. Pelaksanaan
1. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk gampang diketahui, tanda-tanda dilarang memakai kapur. Tanda-tanda
harus dibentuk dari potongan kertas yang direkatkan dengan memakai lem aci.
2. Pemotongan beling harus rapi dan lurus, diharuskan memakai alat-alat pemotong
beling khusus.
3. Pemotongan beling harus diadaptasi ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam
alur beling pada kusen.
4. Pembersih selesai dari beling harus memakai kain katun yang lunak dengan memakai
cairan pembersih kaca.

20201333035 67
20201333035 67
5. Hubungan beling dengan beling atau beling dengan material lain tanpa melalui kusen,
harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/
pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas goresan.

D. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena alat potong / kaca
2. Kaki terkena potongan kaca
3. Mata terkena serpihan kaca
4. Kejatuhan benda

Penanggulangan kecelakaan kerja:


1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

E. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.15. Metode Pelaksanaan Sanitair


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Sanitair adalah sebagai berikut :
A. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.

20201333035 68
20201333035 68
Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca
cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat
urinoir, floor drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun
sealant, dll.

B. Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan
elevasi ketinggian alat sanitair.

C. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar


Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair
tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

D. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena alat potong
2. Kaki terkena potongan kaca
3. Mata terkena serpihan kaca/benda tajam
4. Kejatuhan benda
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Memakai kaca mata pelindung

2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.

20201333035 69
20201333035 69
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

E. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.16. Metode Pelaksanaan Aluminium Composite Panel (ACP) / FASADE

Metode Pelaksanaan Pemasangan Aluminium Composite Panel (ACP)

Gambar 4.1. Persiapan Pemasangan Fasade

A. Tahapan memasang ACP ini sanggup dibagi atas 4, yaitu :


1. Pemasangan Konstruksi Rangka dudukan Alumanium Composit Panel (ACP) pada
bangunan.
2. Fabrikasi Lembaran ACP.
3. Pemasangan Lembaran ACP (yang telah difabrikasi) pada Konstruksi Rangka Dudukan.
4. Pemberian Sealant pada sela Lembaran ACP dan Pembersihan.

20201333035 70
20201333035 70
Cara Pasang Rangka ACP ialah sebagai berikut :
a. Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding yang terbuat dari
pasangan Batubata, maka Dinding Batubata tersebut harus diplester terlebih dahulu.
Minimal diplester tanpa Aci, atau sanggup juga di-aci. Supaya Konstruksi Rangka ini tetap
Kuat Mengikat ketika menahan Beban Rangka itu sendiri dan Beban ACP nantinya, serta
Tahan Lama.

b. Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding Beton atau Beton
Bertulang, maka dinding tersebut tidak perlu diplester lagi, silahkan eksklusif dipasang.

c. Rangka Dudukan ACP, sebaiknya memakai material Metal atau Logam yang
berkualitas baik, sehingga tidak gampang Korosi (berkarat) dan tidak gampang rusak akhir
korosi tersebut.
Seperti Gambar dibawah ini : A ialah Alumanium, dan B ialah Besi Hollow yang di-
Cat (dengan ketebalan material Logam yang memadai untuk menahan Beban Sendiri Rangka
tersebut dan ACP yang akan dipasang pada Rangka tersebut

Gambar 4.2. Rangka dudukan ACP


Dalam hal ini, sebaiknya tidak memakai materi menyerupai Rangka Furring Gypsum
Galvanis. Karena materi ini tidak tahan terhadap Cuaca, Panas Matahari, Air Hujan, dan

20201333035 71
20201333035 71
Kelembaban, sehingga sangat gampang Korosi (berkarat). Korosi ini akan cepat sekali
merusak Furring tersebut. Seperti Gambar dibawah ini.
(Keterangan : Furring Galvanis hanya cocok dipakai untuk didalam bangunan).

Gambar 4.3. Rangka Furring Gypsum Galvanis.

d. Lakukan Marking pada Dinding Batubata (dalam hal ini, Contoh Pemasangan
dilakukan pada Dinding Batubata yang telah diplester). Jarak Horizontal-nya kita misalkan
60cm dan Jarak Vertikal-nya juga 60 cm. Seperti Gambar dibawah ini.

Gambar 4.4. Marking Pada Batu Bata

20201333035 72
20201333035 72
Gambar 4.5. Pemasangan Lambaran ACP
Memasang Lembaran ACP tersebut pada Rangka Dudukan ACP yang ada, dengan tetap
memperhatikan 3 hal berikut :

1. Pemilihan Material yang berkualitas dan sempurna guna,


2. Kekuatan Pemasangan,
3. Kerapian Pemasangan.

Memasangnya adalah dengan Cara mengunci Bracket yang telah dipasang Lembaran ACP
sebelumnya, pada Rangka Dudukan ACP (besi Hollow), memakai Sekrup (Pengunci) dengan
dukungan Mesin Bor

B. Material dan Peralatan yang diharapkan :


1. Mesin Bor (C) untuk memasang Sekrup Pengunci,
2. Mata Kunci Baut Hexagon (A) untuk memasang Sekrup tipe Kepala
Sekrup Hexagon,
(jika Kepala Sekrup Pengunci berbentuk Hexagon)
3. Mata Obeng Positif (B) untuk memasang Sekrup tipe Kepala Sekrup Lubang Positif.

20201333035 73
20201333035 73
Gambar 4.6. Mesin Bor

4. Sekrup Pengunci, untuk Mengunci Bracket yang telah dipasang Lembaran ACP pada
Rangka Dudukan ACP (besi Hollow). Sebaiknya Sekrup ini terbuat dari Logam yang Keras
dan tidak gampang berkarat (korosi), biar tahan terhadap Cuaca, Hujan, Panas, dan
sebagainya

Gambar 4.7 Sekrup Pengunci ACP


Pada Gambar diatas terlihat 3 jenis Sekrup, adalah Sekrup tipe (D) (Kepala Sekrup Pengunci
berbentuk Hexagon), (E) (Kepala Sekrup Pengunci berbentuk Lubang Positif), dan (F).

Gunakan Sekrup tipe (D) atau tipe (E) untuk menyatukan Bracket Lembaran
ACP pada Rangka Dudukan Besi Hollow. Sebaiknya jangan memakai Sekrup tipe (F).

20201333035 74
20201333035 74
Tahapan Memasang Lembaran ACP pada Rangka Hollow :
1. Tentukan dan sediakan terlebih dahulu Sekrup Pengunci yang akan dipakai untuk menyatukan
Bracket Lembaran ACP pada Rangka Dudukan-nya. Misalnya disini kita memakai Sekrup tipe (E),
ibarat Gambar diatas.
2. Persiapkan Mesin Bor dan Mata Obeng Positif untuk memasang Sekrup
Pengunci tipe (E) tersebut. Lalu pasang Mata Obeng Positif (B) pada Mesin Bor (C), kunci dengan
berpengaruh memakai Kunci Penjepit (G) yang telah disediakan pada ketika pembelian Mesin Bor.

Gambar 4.8. Sekrup Pengunci Bor


3. Lakukan Pemasangan Lembaran ACP pada Rangka Dudukan memakai Sekrup Pengunci,
dengan dukungan Mesin Bor dan Mata Obeng Positif, ibarat 2 buah Gambar dibawah ini.

Gambar 4.9. Pemasangan Sekrup dan Mata Obeng Positif pada Mesin Bor

20201333035 75
20201333035 75
4. Lakukan Penguncian pada ke-8 Bracket yang ada, ibarat Gambar dibawah ini.

Gambar 3.12. 1 Lembar ACP setelah simpulan terpasang pada Rangka Dudukan besi Hollow

5. Lakukan Pemasangan Lembaran ACP pada lembaran-lembaran berikutnya, hingga semua

Rangka Dudukan terpasang oleh Lembaran ACP tersebut. Seperti Gambar dibawah ini.

Gambar 4.10. Urutan Pemasangan Lembar ACP

6. Setelah semua Rangka Dudukan terpasang oleh Lembaran ACP, maka selesai-lah Proses
Pemasangan Lembaran ACP ini.

C. Resiko kecelakaan kerja :


1. Tangan terkena alat potong
2. Kaki terkena potongan ACP / logam tajam
3. Mata terkena serpihan ACP/logam tajam
4. Kejatuhan benda

20201333035 76
20201333035 76
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1. Memakai kaca mata pelindung
2. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.
4. Mengenakan helm safety, baju rompi, penutup telinga

D. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang

4.17. Metode Pelaksanaan Listrik


Menjelaskan Langkah-langkah Rencana Kerja Pemasangan Instalasi, Perlengkapan dan
Peralatan Listrik di Gedung BPR Bank Jombang mulai dari:

A. Tahapan persiapan (Plan)


Pekerjaan yang dilakukan yaitu mempelajari dan memahami dokumen Kontrak dan
membuat perencanaan kerja berupa:
a. Kerangka Acuan Kerja atau Term of Reference (TOR)
b. Gambar rencana
c. Spesifikasi Teknik,
d. Surat Perintah Kerja
e. Berita Acara Aanwijzing
f. Lingkup Pekerjaan
g. Jadual atau skedul
h. Struktur Organisasi
i. Peralatan Kerja
j. Metode Kerja dan Job Safety Analysis
k. Persiapan pekerjaan baik teknis maupun non teknik (administratip)
l. Survey Lokasi

20201333035 77
20201333035 77
B. Tahap Pelaksanaan (Do)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat Shop Drawing
b. Membuat Usulan Material dilengkapi dengan brosur dan contoh material
c. Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi atau Konsultan MK, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil.
d. Membuat rencana kerja harian dan mingguan
e. Membuat Ijin Kerja harian, Laporan Harian, dan Dokumentasi
f. Melakukan pemasangan instalasi penerangan dan kotak kontak, kabel power dan
panel.
g. Melakukan pemeriksaan dan pengujian (Resistansi Isolasi dan Resistansi
Grounding)
h. Mengurus Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan ke Disnaker
i. Mengurus Penyambungan Daya Tenaga Listrik ke PLN
j. Melakukan Training atau Alih Teknologi
k. Membuat gambar sebagaimana terpasang (As Built Drawing)
l. Menyerahkan Buku Manual dari peralatan-peralatan pabrik
m. Membuat Laporan Akhir dan Dokumentasi

C. Pengecekan (Check)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu: mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang sudah
dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai dengan yang
ada pada lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam Surat perintah Kerja. Apabila ada
ketidak sesuaian atau kekurangan maka perlu disempurnakan dan jika sudah sesuai
maka pekerjaan bisa dianggap selesai.

D. Tindak Lanjut (Action)


Seperti dijelaskan pada pekerjaan pengecekan di atas, apabila ada pekerjaan-
pekerjaan yang kurang lengkap atau tidak sempurna, maka ditindaklanjuti dengan

20201333035 78
20201333035 78
melengkapi atau menyempurnakan pekerjaan baik itu berupa pekerjaan pemasangan
maupun pengujian.

20201333035 79
20201333035 79
E. Flowchart Metode Kerja

Mulai
(SPK)

1. Tahap Persiapan
(Plan)

Identifikasi:
1. Gedung BPR Bank
2. Lingkup Pekerjaan
3. Perlengkapan dan
Peralatan Listrik

2. Tahap
Pelaksanaan
(Do)

3. Tahap
Evaluasi
(Check)

4. Tindak Tidak
Lanjut (Action),
Apakah

Ya

Selesai

Gambar 4.11. Flow Chart Pekerjaan Listrik

20201333035 80
20201333035 80
F. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)”,
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
1. Baju K3
2. Helm K3
3. Kaca Mata Kerja K3
4. Masker
5. Sabuk Pengaman K3
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Safety.

G. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Mekanik : 3 orang

20201333035 81
20201333035 81
H. Contoh Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal

Gambar 4.12. Single Line Diagram Sistem Kelistrikan BPR Bank Jombang

Gambar 4.13. Pemasangan Pipa Conduit dan Kabel Menempel di Plat Beton

20201333035 82
20201333035 82
Gambar 4.14. Kabel di Tangga Kabel dan di Bawah Tanah

Gambar 4.15. Cara menarik Kabel dan Memasang Sakelar

Gambar 4.16. Pemasangan Panel dan Grounding

20201333035 83
20201333035 83
Gambar 4.17. Pengetesan Resistansi Isolasi Kabel dan Isolasi Grounding

4.18. Metode Pelaksanaan Plumbing


Menjelaskan Langkah-langkah Rencana Kerja Pemasangan Instalasi, Perlengkapan dan
Peralatan Plumbing di Gedung BPR Bank Jombang mulai dari:

A. Tahapan persiapan (Plan)


Pekerjaan yang dilakukan yaitu mempelajari dan memahami dokumen Kontrak dan
membuat perencanaan kerja berupa:
m. Kerangka Acuan Kerja atau Term of Reference (TOR)
n. Gambar rencana
o. Spesifikasi Teknik,
p. Surat Perintah Kerja
q. Berita Acara Aanwijzing
r. Lingkup Pekerjaan
s. Jadual atau skedul
t. Struktur Organisasi
u. Peralatan Kerja
v. Metode Kerja dan Job Safety Analysis
w. Persiapan pekerjaan baik teknis maupun non teknik (administratip)
x. Survey Lokasi

20201333035 84
20201333035 84
B. Tahap Pelaksanaan (Do)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu:
n. Membuat Shop Drawing
o. Membuat Usulan Material dilengkapi dengan brosur dan contoh material
p. Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi atau Konsultan MK, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil
q. Membuat rencana kerja harian dan mingguan
r. Membuat ijin kerja harian, laporan harian, dan dokumentasi pekerjaan
s. Melakukan pemasangan instalasi pipa Air Bersih, Air Kotor, Hydrant, Sprikler, dan
Air hujan
t. Melakukan pemeriksaan dan pengujian Air Bersih, Air Kotor, Hidran dan
Sprinkler
u. Mengurus Pemeriksaan dan Pengujian Hidran dan Sprinkler ke Disnaker
v. Melakukan Training atau Alih Teknologi
w. Membuat gambar sebagaimana terpasang (As Built Drawing)
x. Menyerahkan Buku Manual dari peralatan-peralatan pabrik
y. Membuat Laporan Akhir dan dokumentasi

C. Pengecekan (Check)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu: mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang sudah
dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai dengan yang
ada pada lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam Surat perintah Kerja. Apabila ada
ketidak sesuaian atau kekurangan maka perlu disempurnakan dan jika sudah sesuai
maka pekerjaan bisa dianggap selesai.

D. Tindak Lanjut (Action)


Seperti dijelaskan pada pekerjaan pengecekan di atas, apabila ada pekerjaan-
pekerjaan yang kurang lengkap atau tidak sempurna, maka ditindaklanjuti dengan
melengkapi atau menyempurnakan pekerjaan baik itu berupa pekerjaan pemasangan
maupun pengujian

20201333035 85
20201333035 85
E. Flowchart Metode Kerja

Mulai
(SPK)

1. Tahap Persiapan
(Plan)

Identifikasi:
1. Gedung BPR Bank
2. Lingkup Pekerjaan
3. Perlengkapan dan
Peralatan Plumbing

2. Tahap
Pelaksanaan
(Do)

3. Tahap
Evaluasi
(Check)

4. Tindak Lanjut Tidak


(Action), Apakah
Sesuai Kontrak?
Dokumen Kontrak
Ya

Selesai

Gambar 4.18. Flow Chart Pelaksanaan Plumbing

20201333035 86
20201333035 86
F. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)”,
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
1. Baju K3
2. Helm K3
3. Kaca Mata Kerja K3
4. Masker
5. Sabuk Pengaman K3
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Safety

G. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Mekanik : 3 orang

20201333035 87
20201333035 87
H. Contoh Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal

Gambar 4.19. Skematik Diagram Sistem Air Bersih

20201333035 88
20201333035 88
Gambar 4.20. Skematik Diagram Sistem Air Kotor

Gambar 4.21. Skematik Diagram Sistem Hidran

20201333035 89
20201333035 89
Gambar 4.22. Skematik Diagram Sistem Sprinkler

Gambar 4.23. Pemasangan Pipa di Dalam Bangunan

20201333035 90
20201333035 90
Gambar 4.24. Pemasangan Pipa di Dalam dan di Luar bangunan

Gambar 4.25. Pemasangan OHB di Luar bangunan

20201333035 91
20201333035 91
Gambar 4.26. Ruang Pompa Air

Gambar 4.27. Pengetesan Pipa Air

20201333035 92
20201333035 92
Gambar 4.28. Pengetesan Sprinkler

Gambar 4.29. Pemasangan Septic Tank Biotech

4.19. Metode Pelaksanaan Elektronik


Menjelaskan Langkah-langkah Rencana Kerja Pemasangan Instalasi, Perlengkapan dan
Peralatan Elektronik di Gedung BPR Bank Jombang mulai dari:

20201333035 93
20201333035 93
A. Tahapan persiapan (Plan)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu mempelajari dan memahami dokumen Kontrak dan
membuat perencanaan kerja berupa:
a. Kerangka Acuan Kerja atau Term of Reference (TOR)
b. Gambar rencana
c. Spesifikasi Teknik,
d. Surat Perintah Kerja
e. Berita Acara Aanwijzing
f. Lingkup Pekerjaan
g. Jadual atau skedul
h. Struktur Organisasi
i. Peralatan Kerja
j. Metode Kerja dan Job Safety Analysis
k. Persiapan pekerjaan baik teknis maupun non teknik (administratip)
l. Survey lokasi

B. Tahap Pelaksanaan (Do)


Pekerjaan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat Shop Drawing
b. Membuat Usulan Material dilengkapi dengan brosur dan contoh material
c. Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi atau Konsultan MK, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil
d. Membuat rencana kerja harian dan mingguan
e. Membuat ijin kerja harian, laporan harian, dan dokumentasi pekerjaan
f. Melakukan pemasangan instalasi Telepon, Sound System, Fire Alarm, CCTV,
MATV, IT, dan Security System
g. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi
h. Melakukan Training atau Alih Teknologi
i. Membuat gambar sebagaimana terpasang (As Built Drawing)

20201333035 94
20201333035 94
j. Menyerahkan Buku Manual dari peralatan-peralatan pabrik
k. Membuat Laporan Akhir dan dokumentasi pekerjaan.

20201333035 95
20201333035 95
C. Pengecekan (Check)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu: mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang sudah
dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai dengan yang
ada pada lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam Surat perintah Kerja. Apabila ada
ketidak sesuaian atau kekurangan maka perlu disempurnakan dan jika sudah sesuai
maka pekerjaan bisa dianggap selesai.

D. Tindak Lanjut (Action)


Seperti dijelaskan pada pekerjaan pengecekan di atas, apabila ada pekerjaan-
pekerjaan yang kurang lengkap atau tidak sempurna, maka ditindaklanjuti dengan
melengkapi atau menyempurnakan pekerjaan baik itu berupa pekerjaan pemasangan
maupun pengujian.

20201333035 96
20201333035 96
F. Flowchart Metode Kerja

Mulai
(SPK)

1. Tahap Persiapan
(Plan)

Identifikasi:
1. Gedung BPR Bank
2. Lingkup Pekerjaan
3. Perlengkapan dan
Peralatan Elektronik

2. Tahap
Pelaksanaan
(Do)

3. Tahap
Evaluasi
(Check)

4, Tindak Lanjut
(Action), Apakah Tidak
Sesuai Kontrak?

Ya

Selesai

Gambar 4.30. Flow Chart Pemasangan Elektronik

20201333035 97
20201333035 97
G. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)”,
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
1. Baju K3
2. Helm K3
3. Kaca Mata Kerja K3
4. Masker
5. Sabuk Pengaman K3
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Safety

H. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Mekanik : 3 orang

20201333035 98
20201333035 98
I. Contoh Gambar Pemasangan Pekerjaan Elektronik

Gambar 4.31. Skematik Diagram Sistem Telepon

20201333035 99
20201333035 99
Gambar 4.32. Skematik Diagram Sound System

Gambar 4.33. Skematik Diagram Sistem CCTV

20201333035 100
20201333035 100
Gambar 4.34. Skematik Diagram Sistem MATV

Gambar 4.35. Skematik Diagram Sistem Data (IT)

20201333035 101
20201333035 101
Gambar 4.36. Skematik Diagram Sistem Fire Alarm

Gambar 4.37. Skematik Diagram Security System

20201333035 102
20201333035 102
Gambar 4.38. Pemasangan Pipa Conduit dan Kabel Menempel di Plat Beton

Gambar 4.39. Pemasangan Detektor Pada Plafon

20201333035 103
20201333035 103
Gambar 4.40. Pemasangan Ceiling Speaker Pada Plafon dan Amplifier

Gambar 4.41. Pemasangan CCTV Pada Plafon

4.20. Metode Pelaksanaan Lift


Menjelaskan Langkah-langkah Rencana Kerja Pemasangan Instalasi, Perlengkapan dan
Peralatan Lift di Gedung BPR Bank Jombang mulai dari:

20201333035 104
20201333035 104
A. Tahapan persiapan (Plan)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu mempelajari dan memahami dokumen Kontrak dan
membuat perencanaan kerja berupa:
a. Kerangka Acuan Kerja atau Term of Reference (TOR)
b. Gambar rencana
c. Spesifikasi Teknik,
d. Surat Perintah Kerja
e. Berita Acara Aanwijzing
f. Lingkup Pekerjaan
g. Jadual atau skedul
h. Struktur Organisasi
i. Peralatan Kerja
j. Metode Kerja
k. Job Safety Analysis
l. Persiapan pekerjaan baik teknis maupun non teknik (administratip)
m. Survey Lokasi

B. Tahap Pelaksanaan (Do)


Pekerjaan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat Shop Drawing
b. Membuat Usulan Material dilengkapi dengan brosur dan contoh material
c. Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi atau Konsultan MK, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil.
d. Membuat rencana kerja harian dan mingguan
e. Membuat ijin kerja harian, laporan harian, dan dokumentasi pekerjaan
f. Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi atau Konsultan MK, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil.
g. Berkoordinasi dengan pihak Direksi atau Konsultan MK untuk melakukan
pengosongan area atau tempat untuk digunakan sebagai lokasi penempatan
material lift.

20201333035 105
20201333035 105
h. Melakukan pengukuran dan marking pada area pekerjaan, serta pemasangan
stack out.
i. Pemasangan Ruang Luncur dari konstruksi Baja untuk pasangan Hoistingway Lift,
sesuai dengan gambar kerja.
j. Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat untuk acuan menentukan
beberapa titik tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan gambar kerja.
Pembuatan lot berfungsi untuk sebagai pedoman letak pemasangan komponen lift
yang ada di ruang luncur (Hoist Way) yaitu, dua rel sangkar, dua rel counterweight
dan pintu luar.
k. Menarik Tali Lining dilaksanakan setelah template terpasang, kita tinggal menarik
tali lining (biasanya dari tali stainless) dari titik-titik lot di template atas sampai
ke bawah pit ground. Di ujung bawah, tali diikat dengan pemberat supaya tali
benar-benar lurus vertikal. Setelah ke tujuh titik ditarik tali dan diikat pemberat,
tunggu beberapa saat sampai tali tidak goyang yang berarti tali sudah pada
keaadaan lurus vertikal. Pada keadaan ini tali-tali tersebut dikunci/diikat pada
template bawah agar kelurusan tali terjaga. Pada urutan langkah berikutnya para
teknisi lift juga berbeda urutan pemasangannya, sesuai pengalaman mereka
masing-masing.
l. Pemasangan Rel Kabin Dan Rel Counterweight. Pemasangan rel kabin dan rel
counterweight berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2 cm dari tali, ini dimaksud
agar saat rel dipasang tidak menyentuh/mengganggu tali lot. Untuk itu lot harus
direncanakan pergeseranya saat pemasangan template. Satu rel mempunyai
panjang 5 meter dengan besarnya bermacam macam disesuaikan dengan
kapasitas angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk counterweight di sebut rel omega. Rel
diikat oleh braket, dan braket dibaut di tembok/balok/konstruksi. Braket ini
biasanya dipasang setiap 2,5 meter. Jarak inipun tidak harus, semakin pendek
jaraknya juga akan semakin bagus, karena rel kabin akan semakin kuat.
Pemasangan rel biasanya dibantu dengan steiger. Di sini tidak kami jelaskan
bagaimana pemasangan rel kabin secara detail. Rel kabin dipasang di kanan dan
dikiri kabin. Sedangkan rel coenterweight juga ada dua. Ada tipe yang di pasang

20201333035 106
20201333035 106
di belakang kabin ada juga di samping kanan atau kiri kabin, tergantung gambar
kerja. Pemasangan rel dimulai dari bawah sampai ke atas.
m. Pemasangan Sill Pintu Luar, Hanger Pintu Luar, Daun Pintu. Pemasangan unit
pintu luar yaitu sill pintu luar bersamaan itu juga dipasang hanger pintu luar dan
daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga berdasarkan lot yang sudah dibuat.
Pemasangan unit pintu luar biasanya juga dimulai dari lantai terbawah sampai
lantai teratas.
n. Pemasangan Mesin. Pengangkatan mesin ke ruang mesin. Lokasi ruang luncur
pada umumnya terdapat di dalam tengah gedung, sehingga sering pengangkatan
dilakukan melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan mesin ditarik dengan
chainblock atau hoist listrik yang digantung disebuah hook yang sudah dibuat di
atap ruang mesin yang lurus dengan ruang luncur. Mesin ini sementara diletakan
dulu di ruang mesin, belum langsung disetting penempatannya.
o. Pemasanga Kabin : Kabin terdapat beberapa komponen. Pertama dipasang dahulu
bottom chanal dengan dua guide shoe kabin bawah. Kemudian upright kanan kiri
dan dua safety block, untuk safety block ada dua tipe yaitu tipe bawah dan tipe
atas. Kemudian ditutup/dikunci dengan top chanal dan dua guide shoe kabin atas.
Setelah itu dipasang frame kabin, kemudian dinding kabin depan termasuk
COP(Car Operation Panel) (yaitu panel tempat tombol-tombol lantai tujuan dan
tombol pelengkap lain serta display lantai), dinding samping kanan kiri dan
belakang. Setelah itu dipasang atap kabin. Setelah itu dipasang unit door motor,
terdiri dari hanger termasuk motor penggerak pintu dan inverter pintu. Kemudian
dipasang daun pintu kabin dan sill pintu kabin.
p. Pemasangan Counterweight. Langkah selanjutnya pemasangan unit
counterweight terdiri dari frame counterweight dan empat guide shoe. Untuk
balok pemberat biasanya dimasukkan ke dalam frame belakangan setelah
counterweight terhubung rope (tali baja) dengan mesin dan kabin.
q. Melakukan setting unit mesin yang terdiri dari gelagar UWF, frame gearbox,
motor gearbox/gearless, dan pulley deflection. Setting penempatan unit mesin ini
juga berdasarkan gambar kerja.

20201333035 107
20201333035 107
r. Pemasangan Rope (tali baja). Selanjutnya pemasangan rope, sebelum memasang
rope ada langkah-langkah yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu tali lot dan steiger
dibongkar agar tidak mengganggu. Kemudian karena posisi unit kabin berada di
bawah, maka counterweight harus diposisikan di atas ruang luncur dengan cara
ditarik dengan chainblock. Nah setelah itu baru bisa dipasang rope yang
menghubungkan (kabin - pulley deflection - main pulley gearbox/gearless –
counterweight). Panjangnya telah diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu
panjang ruang luncur, overheight, counterweight, panjang pitground, buffer kabin,
dan buffer counterweight. Setiap unit lift mempunyai jumlah alur dan besar
diameter rope yang berbeda tergantung kapasitas angkut. Minimal jumlah alur
adalah tiga alur, dan minimal diameter adalah 8 mm. Setelah terpasang chainblock
penahan counterweight bisa dilepas.
s. Pemasangan Speed Governor. Selanjutnya dipasang speedgovernor, ini fungsinya
untuk membatasi kecepatan berlebih waktu lift berjalan. Terhubung dengan
safety block kabin melalui satu alur rope governor, di ujung bawah rope governor
terdapat tension atau pemberat agar rope tidak kendor. Bekerja secara mekanikal,
jika lift melebihi kecepatan yang ditentukan, speed governor akan mengunci dan
berhenti berputar, karena terhubung dengan safety block kabin melalui rope,
kabin juga akan berhenti karena safety block bekerja seperti rem yang
mencengkeram rel kabin. Fungsi Speed Governor adalah bila semua rope utama
putus, lift tidak akan jatuh ke bawah karena terdapat suatu alat yang bernama
speed governor, yang akan membuat kabin berhenti.
t. Melakukan pemeriksaan dan pengujian
u. Mengurus Pemeriksaan dan Pengujian ke Disnaker
v. Melakukan Training atau Alih Teknologi
w. Membuat gambar sebagaimana terpasang (As Built Drawing)
x. Menyerahkan Buku Manual dari peralatan-peralatan pabrik
y. Membuat Laporan Akhir dan Dokumentasi

20201333035 108
20201333035 108
C. Pengecekan (Check)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu: mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang sudah
dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai dengan yang
ada pada lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam Surat perintah Kerja. Apabila ada
ketidak sesuaian atau kekurangan maka perlu disempurnakan dan jika sudah sesuai
maka pekerjaan bisa dianggap selesai.

D. Tindak Lanjut (Action)


Seperti dijelaskan pada pekerjaan pengecekan di atas, apabila ada pekerjaan-
pekerjaan yang kurang lengkap atau tidak sempurna, maka ditindaklanjuti dengan
melengkapi atau menyempurnakan pekerjaan baik itu berupa pekerjaan pemasangan
maupun pengujian.

20201333035 109
20201333035 109
E. Flowchart Metode Kerja

Mulai
(SPK)

1. Tahap Persiapan
(Plan)

Identifikasi:
1. Gedung BPR Bank
2. Lingkup Pekerjaan
3. Perlengkapan dan
Peralatan Lift

2. Tahap
Pelaksanaan
(Do)

3. Tahap
Evaluasi
(Check)

4, Tindak Lanjut
(Action), Apakah Tidak
Sesuai Kontrak?

Ya

Selesai

Gambar 4.42. Flow Chart Pelaksanaan Lift

20201333035 110
F. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)”,
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
1. Baju K3
2. Helm K3
3. Kaca Mata Kerja K3
4. Masker
5. Sabuk Pengaman K3
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Safety

G. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Mekanik : 3 orang

20201333035 111
H. Contoh gambar pelaksanaan pekerjaan Lift

Gambar 4.43. Rencana Sistem Transportasi Dalam Bangunan Lift (Elevator)

20201333035 112
Gambar 4.44. Ruang Luncur (Hoistway)

Gambar 4.45 Sangkar Lift

20201333035 113
Gambar 4.46. Ruang Mesin Lift

Gambar 4.47. Panel Kontrol Mesin Lift

20201333035 114
4.21. Metode Pelaksanaan Penangkal Petir

Menjelaskan Langkah-langkah Rencana Kerja Pemasangan Instalasi, Perlengkapan dan


Peralatan Penyalur Petir di Gedung BPR Bank Jombang mulai dari:

A. Tahapan persiapan (Plan)


Pekerjaan yang dilakukan yaitu mempelajari dan memahami dokumen Kontrak dan
membuat perencanaan kerja berupa:
a. Kerangka Acuan Kerja atau Term of Reference (TOR)
b. Gambar rencana
c. Spesifikasi Teknik,
d. Surat Perintah Kerja
e. Berita Acara Aanwijzing
f. Lingkup Pekerjaan
g. Jadual atau skedul
h. Struktur Organisasi
i. Peralatan Kerja
j. Metode Kerja dan Job Safety Analysis
k. Persiapan pekerjaan baik teknis maupun non teknik (administratip)
l. Survey Lokasi

B. Tahap Pelaksanaan (Do)


Pekerjaan yang dilakukan yaitu:
a. Membuat Shop Drawing
b. Membuat Usulan Material dilengkapi dengan brosur dan contoh material
c. Setelah Request For Job disepakati oleh Direksi atau Konsultan MK, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan Mobilisasi Bahan, Alat dan Personil.
d. Membuat rencana kerja harian dan mingguan
e. Membuat ijin kerja harian, laporan harian, dan dokumentasi
f. Melakukan pemasangan instalasi Penangkap Muatan Listrik (Split), kabel saluran,
dan Elektrode Bumi (Grounding)

20201333035 115
g. Melakukan pemeriksaan dan pengujian Resistansi Bumi (Grounding)
h. Mengurus Pemeriksaan dan Pengujian ke Disnaker
i. Melakukan Training atau Alih Teknologi
j. Membuat gambar sebagaimana terpasang (As Built Drawing)
k. Menyerahkan Buku Manual dari peralatan-peralatan pabrik
l. Membuat Laporan Akhir dan dokumentasi

C. Pengecekan (Check)
Pekerjaan yang dilakukan yaitu: mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang sudah
dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai dengan yang
ada pada lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam Surat perintah Kerja. Apabila ada
ketidak sesuaian atau kekurangan maka perlu disempurnakan dan jika sudah sesuai
maka pekerjaan bisa dianggap selesai.

D. Tindak Lanjut (Action)


Seperti dijelaskan pada pekerjaan pengecekan di atas, apabila ada pekerjaan-
pekerjaan yang kurang lengkap atau tidak sempurna, maka ditindaklanjuti dengan
melengkapi atau menyempurnakan pekerjaan baik itu berupa pekerjaan pemasangan
maupun pengujian.

20201333035 116
E. Flowchart Metode Kerja

Mulai
(SPK)

1. Tahap Persiapan
(Plan)

Identifikasi:
1. Gedung BPR Bank
2. Lingkup Pekerjaan
3. Perlengkapan dan
Peralatan Penangkal Petir

2. Tahap
Pelaksanaan
(Do)

3. Tahap
Evaluasi
(Check)

4, Tindak Lanjut
(Action), Apakah Tidak
Sesuai Kontrak?

Ya

Selesai

Gambar 4.48. Flow Chart Pemasangan Penangkal Petir

20201333035 117
F. Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)”,
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas :
1. Baju K3
2. Helm K3
3. Kaca Mata Kerja K3
4. Masker
5. Sabuk Pengaman K3
6. Sarung Tangan
7. Sepatu Safety

G. Tenaga Kerja yang Terlibat :


Mandor : 1 orang
Kepala Tukang : 2 orang
Tukang : 4 orang
Pekerja : 8 orang
Mekanik : 3 orang

20201333035 118
H. Gambar Contoh Pemasangan Penyalur Petir

Gambar 4.49. Rencana Sistem Penangkal Petir

Gambar 4.50. Penangkap Muatan Listrik Petir (Split)

20201333035 119
Gambar 4.51. Pemasangan Penangkap Muatan Listrik Petir (Split)

Gambar 4.52. Pemasangan Elektrode Bumi (Grounding)

20201333035 120
Gambar 4.53. Pengukuran Resistansi Elektrode Bumi (Grounding)

20201333035 121
BAB V
RENCANA KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI

5.1. Umum
Mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan
lingkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengawas
pekerjaan
Sistem Manajemen K3 Konstruksi Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai
dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Pelaksanaan:
Rapat Persiapan Keselamatan Kerja
Membuat Rencana Manajemen dan keselamtan Kerja (RMKK) berdasarkan tahapan-
tahapan dan metode pelaksanaan, sesuai ketentuan dan panduan
Sosialisasi dan Promosi K3
Penyediaan Alat-alat Pelindung diri (APD) beserta berlengkapan keselamatan kerja
selama periode konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
Penyediaan personil dan fasilitas serta sarana K3
Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan K3
Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan
pekerjaan. Mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan
Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

20201333035 122
Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi risikotinggi dan harus
melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi bahaya rendah.
Identifikasi dan potensi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil Pengguna Jasa.

Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3
adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi
K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas K3 akan merujuk
Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada).

P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk mengembangkan
kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah
pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

5.2. K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya terdiri :


a. Fasilitas Pencucian
Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan
zat pembersih.
b. Fasilitas Sanitasi
Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan
dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan
ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan
jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut.
Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang
yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.

20201333035 123
c. Penyediaan Air Minum
Menyediakan pasokan air minum yang layak dan memadai bagi seluruh pekerja.
d. Penyediaan Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja. Di
tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab
dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
e. Penyediaan Akomodasi untuk Makan dan Baju
Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai tempat
untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca. Akomodasi tersebut harus mempunyai
lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin
tersedianya tempat istirahat makan dan perlindungan dari cuaca. Tempat sampah harus
disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik. Tempat ganti baju untuk pekerja
dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak digunakan selama bekerja harus disediakan.
Setiap pekerja harus disediakan lemari penyimpan pakaian (locker).
f. Penyediaan Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan
penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap
orang melewati atau menggunakannya. Penerangan tambahan harus disediakan untuk
pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang
memadai juga harus disediakan.
g. Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh
pekerja.
h. Penyediaan Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih. Pada kondisi tempat kerja
yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia
berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat
pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.

20201333035 124
5.3. Pengelolaan Keselamatan Kerja Proyek Konstruksi
Tata cara Pengelolaan Keselamatan kerja pada suatu peroyek konstruksi hendaknya
mengacu kepada pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah diatur dalam
undang-undang tentang Keselamatan kerja. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang
sangat penting bagi terlaksananya pekerjaan konstruksi. Tenaga trampil dan tenaga kerja
ahli sangat potensial dalam usaha pencapaian hasil pembangunan yang telah ditetapkan dan
berkualitas. Manusia sebagai sumber daya yang mempunyai akal pikiran dan daya cipta
sudah sepatutnya mendapatkan penghargaan yang layak atas jasa tenaganya atau
keahliannya sebagai tenaga kerja pembangunan.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, maka perlu diperhatikan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja bagi pelaksana lapangan sebagai berikut :

1. Pekerja
Setiap pekerja harus masuk atau keluar dari lokasi kerja melalui pintu masuk yang
telah disediakan, serta memakai kartu identitas.
Setiap pekerja wajib menggunakan helmet, sepatu kerja dan pakaian yang layak
untuk masuk ke dalam lokasi kerja.

2. Tata Cara Kerja


Sebelum bekerja seluruh pekerja dikumpulkan di seksinya masing-masing guna
mendapatkan pengarahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang
pekerjaannya masing-masing.
Saat bekerja, setiap pekerja tidak diijinkan untuk meninggalkan lokasi pekerjaan atau
memasuki area pekerjaan lain tanpa instruksi atau ijin dari mandor / pengawas.
Setelah selesai bekerja, pekerja wajib melaporkan hasil pekerjaannya kepada mandor
/ pengawas sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan masing-masing.

3. Lokasi Kerja
Setiap mandor / pengawas diwajibkan untuk mengontrol area dimana para
pekerjanya berada, perlu dipastikan area tersebut sudah aman sebelum pekerjaan dimulai.

20201333035 125
Setiap pekerjaan galian atau tempat-tempat terbuka lainnya yang dapat
mengakibatkan bahaya jatuh harus diberi pagar pengaman dan rambu-rambu peringatan.
Pekerja tidak diijinkan bekerja sama pada suatu tempat (bagi yang bekerja diatas
dengan yang di bawah) tanpa adanya pengaman yang baik sesuai dengan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Lokasi pekerjaan harus selalu dalam keadaan bersih dari sampah dan sisa-sisa
material yang tidak terpakai lagi.

4. Peralatan Keselamatan Kerja Lainnya


Peralatan keselamatan kerja memiliki berbagai macam jenis, sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilakukan. Alat-alat yang tercantum di bawah harus selalu digunakan sesuai dengan
kebutuhan, antara lain :
Alat pelindung diri peroranganSelain alat pelindung diri perorangan yang wajib
digunakan oleh setiap karyawan/ pekerja, alat pelindung lainnya dibutuhkan sebagai
pelengkap, sesuai dengan jenis pekerjaan, dimana alat ini juga harus digunakan oleh setiap
pekerja sesuai dengan kebutuhannya.
Peralatan keselamatan untuk umum contoh Sarana keselamatan untuk umum juga
harus diperhatikan, contoh Pemasangan rambu keselamatan / Papan Peringatan

5. Peralatan Kerja
Setiap pekerja harus menjaga alat-alat yang digunakan dalam bekerja dari kerusakan
dan kehilangan, serta bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat tersebut.
Menggunakan alat dalam suatu pekerjaan sesuai dengan kebutuhannya
Alat-alat yang sudah tidak digunakan lagi, segera dikembalikan pada tempat di mana
alat tersebut dipinjam/ diambil.
Alat-alat yang rusak atau hilang dalam pekerjaan, menjadi tanggung jawab pekerja
yang menggunakan alat-alat tersebut.

6. Alat Berat
Kecepatan maksimum di lokasi proyek adalah 15 km/jam.

20201333035 126
Setiap alat berat yang akan dioperasikan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
operator. Pastikan alat tersebut dalam keadaan baik.
Alat berat yang beroperasi harus diawasi, guna menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
Tidak diperbolehkan memasuki area tempat alat-alat tersebut beroperasi kecuali
petugas yang mengoperasikan alat-alat berat tersebut.

7. Mekanik
Mekanik harus segera memperbaiki alat-alat yang digunakan dalam bekerja apabila
sudah dilaporkan kerusakannya.

8. Penanggulangan Api
Sekali api menyambar dapat menimbulkan bahaya yang dapat mengancam kehidupan
manusia, serta menghanguskan semua peralatan dan material yang ada.
Sebagian besar api disebabkan oleh kecerobohan dan kelalaian manusia itu sendiri. Untuk
menghindari api, perhatikan hal-hal berikut:
Jangan membawa api ke tempat di mana ada tanda “AWAS API”.
Bila bekerja menggunakan api, berhati-hatilah dalam penggunaannya.
Menjaga agar jangan terjadi tumpahan minyak di lokasi pekerjaan.
Menyediakan pemadam api di tempat-tempat yang diperlukan sesuai dengan jenis
alat pemadam api yang dibutuhkan.
Jangan memindahkan alat pemadam api tanpa persetujuan resmi serta adakan
pengecekan alat pemadam api setiap satu bulan sekali.

9. Kecelakaan Kerja
Bila terjadi suatu kecelakaan kerja, baik itu kecil maupun besar, segera laporkan pada
mandor/ pelaksana, dan selanjutnya pada petugas keselamatan dan kesehatan kerja guna
mendapatkan P3K.
Mandor/ pelaksana harus mengetahui serta melaporkan pada petugas keselamatan
dan kesehatan kerja sebab-sebab terjadinya kecelakaan tersebut, serta waktu dan tempat

20201333035 127
kejadian, guna penanggulangan lebih lanjut sesuai prosedur penanganan kecelakaan di
lokasi kerja.

10. Keamanan
Petugas keamanan wajib melaporkan kegiatan kerja setiap harinya ataupun hal-hal
penting lainnya yang menjadi tanggung jawabnya kepada ketua regu jaga, kemudian ketua
regu jaga melaporkan kepada petugas K-3.
Setiap karyawan wajib melaporkan pada pihak keamanan proyek bila terjadi
kehilangan barang proyek, perkelahian, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan
terganggunya kondisi keamanan di lokasi proyek. Selanjutnya, petugas keamanan segera
melaksanakan investigasi dan mengkoordinasikannya dengan petugas keselamatan dan
kesehatan kerja, serta membuat laporan tertulis pada pimpinan proyek dan pimpinan
perusahaan.

11. Sanksi-Sanksi
Bagi pekerja yang tidak mematuhi peraturan-peraturan di atas, pihak kontraktor akan
memberikan surat peringatan, dimana bila juga tidak diindahkan, pimpinan proyek akan
mengambil tindakan dengan tidak mengizinkan yang bersangkutan untuk berada di daerah
proyek.

5.4. Maksud dan Tujuan Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Pengaturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang konstruksi
dimaksudkan agar kegiatan pekerjaan konstruksi terselenggara melalui terjaminnya
keselamatan dan kesehatan kerja baik bagi pelaku kegiatan konstruksi itu sendiri maupun
bagi lingkungan sekitar lokasi pekerjaan.
Pemahaman dan penerapan pengaturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi para pelaku pekerjaan konstruksi seperti:
Berkurangnya atau malah terhindarkannya kecelakaan kerja pada pelaksanaan
pekerjaan,
Terhindarkan terhentinya kegiatan pekerjaan konstruksi sbg akibat adanya
kecelakaan kerja,

20201333035 128
Terhindarkn kerugian baik material maupun nyawa manusia akibat timbulnya
kecelakaan kerja,
Terhindarkan penurunan produktivitas dan daya guna sumber daya sebagai akibat
dari adanya kecelakaan kerja.

Rincian Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi


1. Penyiapan RK3K terdiri atas:
Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir;
Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
Induksi K3 (Safety Induction);
Pengarahan K3 (safety briefing): Pertemuan Keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool
Box Meeting); Pelatihan K3; Simulasi K3; Spanduk (banner); Poster dan Papan Informasi K3.
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
Jaring Pengaman (Safety Net);
Tali Keselamatan (Life Line);
Penahan Jatuh (Safety Deck);
Pagar Pengaman (Guard Railling);
Pembatas Area (Restricted Area).
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
Safety helmet (Topi Pelindung), yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan
benda keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP. Safety shoes, yang akan berguna
untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda
keras dan sebagainya.
Kaca mata keselamatan (Goggles, Spectacles), terutama dibutuhkan untuk
melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material
keras lainnya.
Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.

20201333035 129
Sarung tangan (Safety Gloves), dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
Alat pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff) , digunakan untuk melindungi telinga dari
kebisingan yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.
Tameng Muka (Face Shield);
Masker Selam (Breathing Apparatus);
Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness);
Jaket Pelampung (Life Vest);
Rompi Keselamatan (Safety Vest);
Celemek (Apron/ Coveralls);
Pelindung Jatuh (Fall Arrester);
5. Asuransi Dan Perijinan terdiri atas:
BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;
Surat Ijin Kelaikan Alat;
Surat Ijin Operator;
- Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3);
6. Personil K3 terdiri atas:
Ahli K3 dan/atau Petugas K3;
Petugas Tanggap Darurat;
Petugas P3K;
Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman);
Petugas Medis.
7. Fasilitas sarana kesehatan;
Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan, Tensi Meter,
dll);
Peralatan Pengasapan (Fogging);
Obat Pengasapan.

20201333035 130
8. Rambu-Rambu Terdiri Atas:
Rambu Petunjuk; Rambu Larangan; Rambu Peringatan; Rambu Kewajiban; Rambu
Informasi; Rambu Pekerjaan Sementara;
Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);
Lampu Putar (Rotary Lamp);
Lampu Selang Lalu Lintas.
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
Sirine;
Bendera K3;
Jalur Evakuasi (Escape Route);
Lampu Darurat (Emergency Lamp);
Program Inspeksi Dan Audit Internal;
Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

20201333035 131
5.5. Metode Pelaksanaan SMK3

Tabel 1.1. Metode Pelaksanaan

No. Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

Pembongkaran
Pekerjaan Tertimbun / tertimpa
1. dengan tenaga kerja
Pembongkaran material bongkaran
biasa
Tenaga kerja galian
Pekerjaan Galian Tertimbun / tertimpa
2. menggunakan alat
Tanah material galian
berat
Tenaga kerja urugan
Pekerjaan Urugan tanah/pasir Tertimbun / tertimpa
3.
Tanah/Pasir menggunakan alat material urugan
berat
Tenaga kerja
pemancangan Tertimpa Alat
4. Pekerjaan Pancang
menggunakan alat Pancang
berat
Tenaga kerja pile
Terkena Benda
5. Pekerjaan Pile Cap cap menggunakan
Tajam
perorangan
Tenaga kerja Tie
Terkena Benda
6. Pekerjaan Tie Beam Beam menggunakan
Tajam
tenaga kerja biasa
Tenaga kerja
Pekerjaan Perancah / perancah/stagger
7. Tertimpa stagger
Stagger menggunakan tenaga
kerja biasa
Pembersihan lokasi
dengan tenaga kerja Tertimpa elemen
8. Pekerjaan Bekisting
biasa, menggunakan bekisting
alat sederhana
Tenaga kerja
Pekerjaan
pemasangan Lift
9. Pemasangan Lift Tertimpa Alat
menggunakan alat
Barang
berat
Tenaga kerja
Pekerjaan pengecoran beton
10. Tertimpa Alat
Pengecoran menggunakan alat
berat
Tenaga kerja
pembesian Terkena Benda
11. Pekerjaan Pembesian
menggunakan alat Tajam
berat

20201333035 132
Pembersihan lokasi
Pekerjaan
dengan tenaga kerja Tertimpa Alat dan
12. Pembongkaran
biasa, menggunakan Material
Bekisting
alat sederhana
Tenaga kerja
pengangkutan
Pengangkutan
material arah
13. Material Arah Tertimpa Material
vertikal
Vertikal
menggunakan alat
berat
Tenaga kerja
pekerjaan plafond
14. Pekerjaan Plafond Terjatuh
menggunakan tenaga
kerja biasa
Tenaga kerja
pekerjaan atap
15. Pekerjaan Atap Terjatuh
menggunakan tenaga
kerja biasa
Tenaga kerja
pekerjaan keramik
16. Pekerjaan Keramik Terkena benda tajam
menggunakan tenaga
kerja biasa
Tenaga kerja
pekerjaan fasad Tertimpa Alat dan
17. Pekerjaan Fasad
menggunakan tenaga Material
kerja biasa
Tenaga kerja
pekerjaan
Pekerjaan
18. pengecatan Terjatuh
Pengecatan
menggunakan tenaga
kerja biasa
Tenaga kerja
pekerjaan plumbing
19. Pekerjaan Plumbing Terjatuh
menggunakan tenaga
kerja biasa
Pekerjaan Pemasangan jaringan
20. Pemasangan listrik dengan tenaga Tersengat listrik
Jaringan Listrik kerja khusus
Pemasangan internet
Pekerjaan
dan sound system
21. Pemasangan Internet Tersengat listrik
dengan tenaga kerja
dan Sound System
khusus
Pembersihan lokasi
Pekerjaan
dengan tenaga kerja Tertmpa Alat dan
22. Pembersihan Akhir
biasa, menggunakan Material
Proyek
alat sederhana

20201333035 133
5.6. Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko dan Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan

Tabel 1.2. Tabel Identifikasi Bahaya Pengendalian Risiko


Penetapan
Uraian Identifikasi Dampak /
No. Pengendalian
Kegiatan Bahaya Risiko
Risiko
- Menggunakan APD (Rompi,
- Pekerja helm, safety shoes) dan sarung
terkena alat- tangan
alat/benda - Luka
Pekerjaan - Menggunakan Alat kerja yang
1. tajam ringan baik
Pembongkaran - Pekerja - Cacat - Menjaga jarak tiap pekerja
Tertimpa alat
berat
saat melakukan
pembongkaran
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pekerjaan - Cacat
2. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Galian Tanah - Pekerja baik
Tertimpa alat - Menjaga jarak tiap pekerja saat
berat melakukan pembongkaran
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan alat/benda tangan
3. Urugan tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Tanah/Pasir - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pekerjaan - Luka
4. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Pancang - Pekerja sedang baik
Tertimpa alat - Menjaga jarak tiap pekerja saat
berat melakukan pemancangan
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan Pile terkena alat-
5. tangan
Cap alat/benda
- Menggunakan Alat kerja yang
tajam
baik
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan Tie terkena alat-
6. tangan
Beam alat/benda
- Menggunakan Alat kerja yang
tajam
baik
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
Pekerjaan ringan helm, safety shoes) dan sarung
terkena alat-
7. Perancah / alat/benda - Luka
tangan
Stagger - Menggunakan Alat kerja yang
tajam Berat baik

20201333035 134
- Menjaga jarak tiap pekerja saat
melakukan stagger
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan terkena alat-
8. - Luka
tangan
Bekisting alat/benda
- Menggunakan Alat kerja yang
tajam Berat baik
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan alat/benda tangan
9. Pemasangan tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Lift Barang - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pekerjaan
10. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Pengecoran - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat
- Luka - Menggunakan APD (Rompi,
- Pekerja ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan terkena alat- tangan
11.
Pembesian alat/benda - Menggunakan Alat kerja yang
tajam baik

- Luka - Menggunakan APD (Rompi,


ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan - Pekerja tangan
- Luka
terkena alat- - Menggunakan Alat kerja yang
12. Pembongkaran alat/benda Sedang baik
Bekisting tajam - Menjaga jarak tiap pekerja saat
melakukan pembongkaran

- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,


terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pengangkutan alat/benda tangan
- Luka Berat
13. Material Arah tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Vertikal - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pekerjaan
14. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Plafond - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
15. Pekerjaan Atap tajam
- Luka - Menggunakan Alat kerja yang
- Pekerja Sedang baik
Tertimpa alat
berat

20201333035 135
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan terkena alat-
16. tangan
Keramik alat/benda
- Menggunakan Alat kerja yang
tajam
baik
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan terkena alat-
17. tangan
Fasad alat/benda
- Menggunakan Alat kerja yang
tajam
baik
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pekerjaan
18. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Pengecatan - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan terkena alat-
19. - Luka
tangan
Plumbing alat/benda
- Menggunakan Alat kerja yang
tajam Sedang baik
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
Pekerjaan terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pemasangan - Luka
20. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Jaringan - Pekerja Sedang baik
Listrik Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
Pekerjaan terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
alat/benda tangan
Pemasangan - Luka
21. tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Internet dan - Pekerja Sedang baik
Sound System Tertimpa alat
berat
- Pekerja - Luka - Menggunakan APD (Rompi,
terkena alat- ringan helm, safety shoes) dan sarung
Pekerjaan alat/benda tangan
22. Pembersihan tajam - Menggunakan Alat kerja yang
Akhir Proyek - Pekerja baik
Tertimpa alat
berat

Tabel 2a. Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan


KESELAMATAN
PEKERJAAN IDENTIFIKASI Pengendalian
NO. UMUM
BERISIKO BAHAYA Lanjutan
F A FxA TR
(1) (2) (3) (7) (8) (9) (10) (11)

- Pekerja terkena Memasang


alat-alat/benda Simbol
Pekerjaan
1. tajam 3 2 6 Sedang Tanda
Pembongkaran - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3

20201333035 136
- Pekerja terkena Memasang
alat-alat/benda Simbol
Pekerjaan
2. tajam 3 2 6 Sedang Tanda
Galian Tanah - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
Pekerjaan alat-alat/benda Simbol
3. Urugan tajam 3 2 6 Sedang Tanda
Tanah/Pasir - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Membuat
alat-alat/benda Intruksi
Pekerjaan
4. tajam 4 3 12 Sedang Pekerja
Pancang - Pekerja Tertimpa Penggunaan
alat berat
Alat
Memasang
- Pekerja terkena Simbol
Pekerjaan Pile
5. alat-alat/benda 3 2 6 Sedang Tanda
Cap tajam Bahaya dan
Training K3
Memasang
- Pekerja terkena
Pekerjaan Tie Simbol
6. alat-alat/benda 3 2 6 Sedang
Beam tajam Tanda
Bahaya
Membuat
Pekerjaan - Pekerja terkena Intruksi
7. Perancah / alat-alat/benda 4 2 8 Sedang Pekerja
Stagger tajam Penggunaan
Alat
Memasang
- Pekerja terkena Simbol
Pekerjaan
8. alat-alat/benda 4 2 8 Sedang Tanda
Bekisting tajam Bahaya dan
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
Pekerjaan alat-alat/benda Simbol
9. Pemasangan tajam 4 3 12 Sedang Tanda
Lift Barang - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
alat-alat/benda Simbol
Pekerjaan
10. tajam 3 2 6 Sedang Tanda
Pengecoran - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Membuat
Pekerjaan
11. alat-alat/benda 3 2 6 Sedang Intruksi
Pembesian tajam Pekerja

20201333035 137
Penggunaan
Alat
Memasang
Pekerjaan - Pekerja terkena Simbol
12. Pembongkaran alat-alat/benda 4 2 8 Sedang Tanda
Bekisting tajam Bahaya dan
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
Pengangkutan alat-alat/benda Simbol
13. Material Arah tajam 4 3 12 Sedang Tanda
Vertikal - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
alat-alat/benda Simbol
Pekerjaan
14. tajam 3 2 6 Sedang Tanda
Plafond - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
alat-alat/benda Simbol
Pekerjaan
15. tajam 3 3 9 Sedang Tanda
Atap - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
Memasang
- Pekerja terkena Simbol
Pekerjaan
16. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil Tanda
Keramik tajam Bahaya dan
Training K3
Memasang
- Pekerja terkena Simbol
Pekerjaan
17. alat-alat/benda 4 3 12 Sedang Tanda
Fasad tajam Bahaya dan
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
alat-alat/benda Simbol
Pekerjaan
18. tajam 2 2 4 Kecil Tanda
Pengecatan - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3
Memasang
- Pekerja terkena Simbol
Pekerjaan
19. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil Tanda
Plumbing tajam Bahaya dan
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
Pekerjaan
alat-alat/benda Simbol
Pemasangan
20. tajam 3 4 12 Sedang Tanda
Jaringan - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
Listrik alat berat
Training K3

20201333035 138
- Pekerja terkena Memasang
Pekerjaan
alat-alat/benda Simbol
Pemasangan
21. tajam 2 2 4 Kecil Tanda
Internet dan - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
Sound System alat berat
Training K3
- Pekerja terkena Memasang
Pekerjaan alat-alat/benda Simbol
22. Pembersihan tajam 2 2 4 Kecil Tanda
Akhir Proyek - Pekerja Tertimpa Bahaya dan
alat berat
Training K3

Tabel 2a. Penilaian Sisa Resiko


KESELAMATAN
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
NO. UMUM Keterangan
BERISIKO BAHAYA
F A FxA TR
(1) (2) (3) (12) (13) (14) (15) (16)
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
1. tajam 2 2 4 Kecil
Pembongkaran - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
2. tajam 2 2 4 Kecil
Galian Tanah - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
Pekerjaan alat-alat/benda
3. Urugan tajam 2 2 4 Kecil
Tanah/Pasir - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
4. tajam 2 3 6 Sedang
Pancang - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
Pekerjaan Pile
5. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Cap tajam
- Pekerja terkena
Pekerjaan Tie
6. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Beam tajam
Pekerjaan - Pekerja terkena
7. Perancah / alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Stagger tajam
- Pekerja terkena
Pekerjaan
8. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Bekisting tajam
Pekerjaan - Pekerja terkena
9. Pemasangan alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Lift Barang tajam

20201333035 139
- Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
10. tajam 2 2 4 Kecil
Pengecoran - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
Pekerjaan
11. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Pembesian tajam
Pekerjaan - Pekerja terkena
12. Pembongkaran alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Bekisting tajam
- Pekerja terkena
Pengangkutan alat-alat/benda
13. Material Arah tajam 2 2 4 Kecil
Vertikal - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
14. tajam 2 2 4 Kecil
Plafond - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
15. tajam 2 2 4 Kecil
Atap - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
Pekerjaan
16. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Keramik tajam
- Pekerja terkena
Pekerjaan
17. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Fasad tajam
- Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pekerjaan
18. tajam 2 2 4 Kecil
Pengecatan - Pekerja Tertimpa
alat berat
- Pekerja terkena
Pekerjaan
19. alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Plumbing tajam
Pekerjaan - Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pemasangan
20. tajam 2 2 4 Kecil
Jaringan - Pekerja Tertimpa
Listrik alat berat
Pekerjaan - Pekerja terkena
alat-alat/benda
Pemasangan
21. tajam 2 2 4 Kecil
Internet dan - Pekerja Tertimpa
Sound System alat berat
Pekerjaan - Pekerja terkena
22. Pembersihan alat-alat/benda 2 2 4 Kecil
Akhir Proyek tajam

20201333035 140
- Pekerja Tertimpa
alat berat

Keterangan
Penenetapan Tingkat Kekerapan :

1. Hampir tidak pernah terjaadi


2. Kecil Kemungkinan Terjadi
3. Mungkin terjadi
4. Sangat Mungkin Terjadi
5. Hampir Pasti Terjadi

Tingkat Keparahan :

Tingkat Keparahan 1,
Skala Konsekuensi Manusia : Terdapat insiden yang penanganannya hanya melalui P3K, tidak
kehilangan waktu kerja
Skala Konsekuensi Peralatan : Terdapat satu peralatan yang rusak, memerlukan perbaikan dan
mengakibatkan pekerjaan berhenti selama kurang dari 1 hari
Skala Konsekuensi Material : Tidak mengakibatkan kerusakan material,
Skala Konsekuensi Lingkungan : Tidak mengakibatkan gangguan lingkungan

Tingkat Keparahan 2,
Skala Konsekuensi Manusia : Terdapat insiden yang mengakibatkan 1 pekerja dengan penanganan
perawatan medis rawat inap, kehilangan waktu kerja
Skala Konsekuensi Peralatan : Terdapat satu peralatan yang rusak, memerlukan perbaikan dan
mengakibatkan pekerjaan berhenti selama lebih dari 1 hari
Skala Konsekuensi Material : Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang
membutuhkan waktu kurang dari 1 minggu, namun tidak mengakibatkan pekerjaan berhenti
Skala Konsekuensi Lingkungan : Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara yang
mempengaruhi sebagian lingkungan kerja;atau terjadi kerusakan sebagian akses jalan di lingkungan
kerja

Tingkat Keparahan 3,
Skala Konsekuensi Manusia : Terdapat insiden yang mengakibatkan lebih dari 1 pekerja dengan
penanganan perawatan medis rawat inap, kehilangan waktu kerja
Skala Konsekuensi Peralatan : Terdapat lebih dari satu peralatan yang rusak dan memerlukan
perbaikan dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama kurang dari tujuh hari
Skala Konsekuensi Material : Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang
membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu dan tidak mengakibatkan pekerjaan berhenti
Skala Konsekuensi Lingkungan : Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara yang
mempengaruhi lingkungan kerja; atau Terjadi kerusakan lingkungan yang berhubungan dengan
tumbuhan di lingkungan kerja;atau Terjadi kerusakan akses jalan di lingkungan kerja

Tingkat Keparahan 4,
Skala Konsekuensi Manusia : Timbulnya fatality 1 orang meninggal dunia; atau 1 orang cacat tetap

20201333035 141
Skala Konsekuensi Peralatan : Terdapat satu peralatan utama yang rusak total dan mengakibatkan
pekerjaan berhenti selama 1 minggu
Skala Konsekuensi Material : Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang
membutuhkan waktu 1 minggu dan mengakibatkan pekerjaan berhenti
Skala Konsekuensi Lingkungan : Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara namun tidak
adanya keluhan dari pihak masyarakat;atau Terjadi kerusakan lingkungan yang berhubungan dengan
flora dan fauna;atau Rusaknya sebagian aset masyarakat sekitar Terjadi kerusakan sebagian akses
jalan masyarakat

Tingkat Keparahan 5,
Skala Konsekuensi Manusia : Timbulnya fatality lebih dari 1 orang meninggal dunia; atau Lebih dari
1 orang cacat tetap
Skala Konsekuensi Peralatan : Terdapat peralatan utama yang rusak total lebih dari satu dan
mengakibatkan pekerjaan berhenti selama lebih dari 1 minggu
Skala Konsekuensi Material : Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang
membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu dan mengakibatkan pekerjaan berhenti
Skala Konsekuensi Lingkungan : Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara yang
mengakibatkan keluhan dari pihak masyarakat; atau Terjadi kerusakan lingkungan di Taman
Nasional yang berhubungan dengan flora dan fauna; atau Rusaknya aset masyarakat sekitar secara
keseluruhan Terjadi kerusakan yang parah terhadap akses jalan masyarakat.

TR = Tingkat Risiko Kegiatan = Rata Rata Risiko

Kategori Risiko : 1 dan 4 = Risiko Kecil


Kategori Risiko : 5 dan 12 = Risiko Sedang
Kategori Risiko : 15 dan 25 = Risiko Besar

20201333035 142
5.7. Biaya Keselamatan Konstruksi

Biaya Penerapan SMKK (Sistem Menejemen Keselamatan Konstruksi)

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga


(Rp) (Rp)
Penyiapan RKK ( Resiko Keselamatan Konstruksi )
Pembuatan Dokumen Keselamatan Konstruksi Set 1,00 Rp 1.750.000,00 Rp 1.750.000,00
Pembuatan Prosedur dan Instruksi Kerja Set 1,00 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00
Penyiapan Formulir Set 1,00 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00

Sosialisasi, promosi dan pelatihan


Spanduk (Banner) K3 Bh 1,00 Rp 350.000,00 Rp 350.000,00
Papan Informasi K3 Bh 2,00 Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00

Alat pelindung kerja, alat pelindung diri


Helm Proyek Bh 40,00 Rp 98.200,00 Rp 3.928.000,00
Sepatu Proyek Bh 15,00 Rp 476.900,00 Rp 7.153.500,00
Rompi Proyek Bh 35,00 Rp 129.200,00 Rp 4.522.000,00
Masker Kain Bh 75,00 Rp 10.600,00 Rp 795.000,00
Sarung Tangan Bh 25,00 Rp 9.700,00 Rp 242.500,00
Pelindung mata Bh 15,00 Rp 11.800,00 Rp 177.000,00
Tali Keselamatan Bh 5,00 Rp 171.000,00 Rp 855.000,00
Jaring Pengaman Roll 1,00 Rp 427.500,00 Rp 427.500,00

Asuransi dan perizinan


Asuransi konstruksi (BPJS Ketenagakerjaan) Ls 1,00 Rp 26.000.000,00 Rp 26.000.000,00

Personel Keselamatan Konstruksi


Asuransi Tenaga Kerja Konstruksi Orng 25,00 Rp 1.000.000,00 Rp 25.000.000,00

Fasilitas sarana, prasarana & alat kesehatan


Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat luka, perban) Bh 2,00 Rp 275.000,00 Rp 550.000,00
Handsanitizer Ltr 3,00 Rp 75.000,00 Rp 225.000,00
Thermo Gun Bh 2,00 Rp 1.250.000,00 Rp 2.500.000,00

Rambu-rambu dalam proyek dan jalan


Rambu Petunjuk Bh 5,00 Rp 50.000,00 Rp 250.000,00
Rambu Larangan Bh 5,00 Rp 50.000,00 Rp 250.000,00
Rambu Peringatan Bh 5,00 Rp 50.000,00 Rp 250.000,00
Rambu Informasi Bh 5,00 Rp 50.000,00 Rp 250.000,00

Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian


Resiko Keselamatan Konstruksi
Alat Pemadam Api Ringan (Apar) 3 Kg Bh 5,00 Rp 650.000,00 Rp 3.250.000,00
Bendera K3 Bh 2,00 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00

JUMLAH Rp 81.075.500,00
OVERHEAD + PROFIT Rp 5.675.285,00
HARGA SATUAN PEKERJAAN (D+E) Rp 86.750.785,00

20201333035 143
BAB VI
PENUTUP

Demikian proposal penawaran yang saya buat.Proposal yang telah diuraikan diatas
merupakan petunjuk untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan gedung PT.
BPR Bank Jombang, dengan harapan agar pelaksanaan pembangunan berjalan lancar dan
sesuai dengan harapan, dan diwajibkan pelaksana kontruksi dapat mengikuti dan
menerapkan metode pelaksanaan yang telah di canangkan.

20201333035 144

Anda mungkin juga menyukai