Raphe pterygomandibulatis terlatak tepat di bawah mukosa dan bisa di raba apabila mulut dibuka
lebar-lebar. Raphe membentang dari crista mylohyoideus pada mandibular, di sebelah posterior
molar ketiga, ke hamulus pterygoideus.
Teknik: palpasi fossa retromolar dengan jari telunjuk sehingga kuku jari menempel pada linca
oblique. Dengan barrel (bagian yang berisi anestetikum) syringe terletak di antara kedua premolar
pada sisi yang berlawanan, arahkan jarum sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi mandibula ke
arah ramus dan jari.
Tusukkan jarum pada apeks trigonum pterygomandibular dan teruskan gerakan jarum di antara
ramus dan ligamentum-ligamentum serta otot-otot yang menutupi facies interna ramus sampai
ujungnya berkontak pada dinding posterior sulcus mandibularis. Di sini di deponirkan kurang
lebih 1,5 cc anestetikum di sekitar n. alveolaris inferior. (Kedalaman insersi jarum rata-rata 15
mm, tetapi bervariasi tergantung pada ukuran mandibula dan perubahan proporsinya sejalan
dengan pertambahan umur). N. lingualis biasanya teranestesi dengan cara mendeponirkan
sejumlah kecil anestetikum pada pertengahan perjalanan masuknya jarum.
Anestesia: injeksi menyeluruh biasanya untuk tujuan operatif, untuk menganestesi semua gigi
pada sisi yang diinjeksi kecuali incisivus sentral dan lateral yang menerima inervasi dari serabut
saraf sisi kontralateralnya. Anestesi biasanya kurang mnyeluruh pada aspek bukal gigi-gigi molar
karena gigi juga di inervasi oleh n. buccalis longus. Untuk ekstraksi, injeksi mandibular perlu
ditambah dengan injeksi n. buccalis longus.
Kecepatan timbulnya efek anestesi umumnya bervariasi ditandai dengan adanya perubahan sensasi
pada lidah dan bibir bawah bila dibandingkan dengan sisi lawannya. Simptom ini ole beberapa
pasien sering disebut sebagai rasa tertusuk jarum dan paku, rasa membeku menjadi seperti kayu
atau bengkaka. Biasannya perlu diberikan waktu jeda 34 menit setelah perubahan awal terjadi
sebelum anestesi operasi yang menyeluruh dapat diperoleh.
Administrasi dari anastesi dekat dengan foramen mandibula menyebabkan nervus alveolaris
inferior terblok begitu juga dengan nervus lingualis yang ada di sebelahnya (yang menyuplai
lidah). Ini juga membuat kita kehilangan sensasi di :
• gigi-gigi (blok nervus alveolaris inferior)
• bibir bawah dan dagu (blok nervus mentalis)
• lidah (blok nervus lingualis)
Teknik
1. Mintalah pasien untuk membuka lebar mulutnya.
2. Palpasi coronoid notch dan masukkan jari pada internal oblique ridge.
3. Gerakkan jari ke arah superior sekitar 10 mm.
4. Putarlah jari parallel garis imajiner dari sudut ipsilateral mulut ke notch tragus pada telinga.
5. Masukkan jarum pada titik diantara kuku jari yang melakukan palpasi dengan
pterygomandibular raphe pada aspek medial jari..
6. Pastikan bevel jarum terletak pada bicuspid kontralateral.
7. Ketika melakukan suntikan, pastikan sudut jarum parallel dengan garis imajiner antara sudut
mulut dengan tragus telinga.
8. Masukkan jarum hingga berkontak dengan tulang (pada leher kondilus) pada kedalaman kira-
kira 25 mm. (Note: This is not a deeper injection, because the patient's mouth is open wide and, as
a result, the condyle has translocated anteriorly to provide a target.)
9. Ketika kontak dengan tulang sudah terjadi, tarik sedikit ujung jarum sekitar 1 mm untuk
mencegah insersi pada periosteum yang akan terasa sakit.
10. Lakukan aspirasi
11. Deponir cairan anestesi pelan-pelan
Patokan anatomi
• Linea mukogingival bukal maxilla atau ujung akar gigi maxilla
• Coronoid notch pada ramus mandibula
• Internal oblique ridge
• Occlusal plane
Teknik
1. Jarum yang digunakan berbelok kira-kira 15 derajat hingga 20 derajat. Pembengkokan ini
mengakomodasi pelebaran ramus. Jangan membengkokkan jarum lebih dari sekali.
2. Mintalah pasien membuka mulutnya sedikit saja (beberapa milimeter).
3. Palpasi coronoid notch dan masukkan jari pada internal oblique ridge.
4. Gerakkan jari ke superior kira-kira 10 mm.
5. Insersi ujung jarum diantara jari dan maxilla pada ketinggian linea mukogingival bukal maxilla.
Orientasi bengkokan jarum seperti hendak ke lateral arah lobus telinga pada sisi yang diinjeksi.
Jarum tetap parallel dengan occlusal plane.
6. Setelah jarum diinsersikan 5 mm, pindahkan jari yang mempalpasi dan gunakan jari itu untuk
merefleksikan bibir atas sehingga lapang pandang menjadi kelihatan jelas.
7. Insersikan jarum sekitar 28 mm untuk pasien dewasa, sehingga 7 mm sisanya tetap ada di luar
jaringan (jika memakai jarum panjang).
8. Lakukan aspirasi
9. Larutan anestsi dideponir pelan-pelan
DAFTAR PUSTAKA
Gray's Anatomy of the Human Body - The Trigeminal Nerve - Yahoo! Education
Isen, David. Local Anaesthetic Technique. Septodont of Canada, Inc. 2004 (diakses tanggal 23
September 2006)
Purwanto (alih bahasa), Lilian Yuwono(ed). Petunjuk Praktis Anestesi Lokal: Atlas of Local
Anaesthesia in Dentistry. Jakarta: EGC. 1993