PENDAHULUAN
1
Pemberian MP-ASI bukan hanya di lihat dari usia pemberian tapi juga
di pengaruhi dengan pemberian makanan yang tepat ,praktik pemberian
makanan pada bayi dan anak (PMBA) yang sesuai peningkatan sangat
rendah dari 37% di tahun 2007 menjadi 40% di tahun 2017. (SDKI 2017)
Factor pemberian ASI secara dini salah satunya adalah dukungan keluarga
peran keluarga dalam melarang pemberian MP-ASI dini sangat dibutuhkan
pemberian MP-ASI biasanya karena anjuran orang tua ,alasan umum karena
bayi menangis terus meskipun telah di susui dan akhirnya diberikan susu
formula ,air putih ,the manis dan lain-lain. (oktova 2017)
Upaya untuk mengurangi perilaku pemberian MP-ASI dini dapat di
lakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga kegiatan
peningkatan pengetahuan tersebut melalui pemberian penyuluhan atau
pendidikan kesehatan agar ibu dan keluarga lebih memahami bahaya
dampak dan resiko pemberian MP-ASI dini pda bayi .peran tenaga
kesehatan sebagai pemberi informasi sangat diperlukan untuk gencar
mensosialisasikan ASI eksklusif. (Arini 2017)
Pencegahan agar tidak terjadi berbagai gangguan gizi dan masalah
psikososial diperlukan adanya perilaku penunjang dari orang tua untuk
memperhatikan kebutuhan gizi yang seimbang dari setiap asupan makanan
yang di berikan kepada anak usia 6-24 bulan, makanan tambahan ialah
makanan untuk bayi selain ASI atau susu botol sebagai penamba dari ASI
atau susu pengganti ASI dan PASI bayi perlu mendapatkan makanan
tambahan, mulai dari umur 4-6 bulan ASI sudah tidak dapat lagi memenuhi
seluruh kebutuhan bayi.
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan diwilaya kerja PMB
Rifatul Khusnia SST Pujon dengan melakukan wawancara 40 ibu yang
memiliki bayi usia 6-12 bulan yang aktif berkunjung mengikuti posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan 35 ibu tidak memberikan
asi ekslusif melainkan MP-ASI karena faktor kesehatan dan pengetahuan.
Terdapat 30 orang ibu mengalami kurangnya pengetahuan dalam
memberikan MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan dan 5 orang ibu tidak
mengetahui pemberian MP-ASI. Sedangkan 5 orang ibu mengetahui
2
pemberian ASI eksklusif untuk bayinya sehingga mereka berusaha
memenuhi kebutuhan bayi nya dengan memberikan ASI saja sampai 12
bulan. Hal ini membuktikan bahwa perlu diketahui secara mendalam tentang
hubungan pengetahuan tentang MP-ASI.
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan di PMB Rifatul
khusniah, Stt pujon penulis tertarik untuk mengambil judul ‘’Hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada
bayi usia 6-12 bulan.
1.3 Hipotesis
Diduga adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang MP-ASI
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tingkat Pengetahuan
Menurut puspitasari (2017) tentang tingkatan pengetahuan antara
lain;
1) Tahu
Tahu di artikan sebagai mengengingat suatu materi telah di pelajari
sebelumnya.hal tersebut termasuk kedalam pengetauan tingkat ini
adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang telah di pelajari atau rangsangan yang telah di terimah
tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memehami
Memahami di artiakan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat
menginterprestasikan secara benar.
3) Aplikasi
4
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi, aplikasi ini dapat di artikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, metode, prinsip dan
sebagainya.
4) Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintisis
Sintisis yang di maksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
keseluruhan yang baru, sintisis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. penilaian –penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggukan
kriteria-kriteria yang telah ada.
5
dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini
orang dan kepercayaan orang.
c. Social, Budaya Dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang di lakukan orang tanpa melalui penularan
apakah yang di lakukan baik atau buruk.dengan demekian,seorang akan
bertambah pengetahuan walaupun tidak melakukan. status ekonomi
seseorang juga menentukan fasilitas yang di perlukan, sehingga status
social ekonomi ini mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu yang berada dalam lingkungan. hal ini karna adanya
interaksi timbal balik yang akan di respon sebagai pengetahuan
oleh individu .
6
MP-ASI adalah makanan tambahan yang di berikan kepada bayi
pada usia kurang dari 6 bulan selain air susu ibu ASI (Prawesti, 2016).
A. Jenis-jenis MP-ASI
Menurut Molika (2014)jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah
1. Makanan lumat
Makanan lumat adalah makanan yang di hancurkan atau di saring
tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat
halus, contonya: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/kerok
papaya saring, dan nasi timsaring.
2. Makanan lunak
Makanan lunak adalah makanan yang di masak dengan banyak air
dan tampak berair contonya:bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, dan
kentang puri.
3. Makanan padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak Nampak berair dan
biasanya disebut makanan kelurga, contonya: lontong, nasi tim,
kentang rebus, dan biscuit.
B. Manfaat MP-ASI
Manfaat MP-ASI untuk menamba zat gizi pada bayi karena ASI tidak
mencukupi kebutuhan bayi secara terus menerus. perkembangan dan
pertumbuhan anak yang normal dapat di ketahui dengan cara melihat
kondisi bertambahnya berat badan seorang anak tidak mengalami
peningkatan maka menunjukan bahwa kebutuhan energi bayi tidak
terpenuhi (Diah,2016).
C. Tujuan MP-ASI
7
Menurut molika (2014)pada usia 6 bulan atau lebih ASI saja sudah
tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, usia pemberian ASI
disarankan sesudah berumur 6 bulan atau lebih. di antaranya:
1. Untuk melengkapi zat gizi yang berkurang karna kebutuhan zat gizi
yang semakin meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak.
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-
macam makanan dengan berbagai bentuk, dan tekstur dan rasa.
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunya, dan menelan.
4. Mencoba beradaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar
energi tinggi.
8
B. Resiko jangka panjang
1. Obesitas
Kelebihan dalam memberikan makanan adalah resiko utama dari
pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. konsekuensi pada
usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun
kebiasaan makan yang tidak sehat
2. Hipertensi
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (+15/100ml) namun
masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah
dikenalkan.konsekuensi di kemudia hari akan menyebabkan kebiasaan
makan yang memudakan terjadinya gangguan /hipertensi.
3. Arterioskeloris
Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang
mengandung tinggi energy dan kaya akan kolestrol serta lemak jenuh
yang renda dapat menyebabkan terjadinya arterioskeloris dan penyakit
jantung istemik.
4. Elergi makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini
dapat menyebabkan elergi terhadap makanan. manifestasi elergi
secara klinis meliputi: gangguan gastrointestinal, dermatologis
,gangguan pernafasan, sampai terjadi syok anafilaktik.
9
3 kali sehari di tambah 2 kali selingan. Anak yang mulai mengonsumsi
makanan pendamping ASI memerlukan waktu untuk membiasakan diri
pada rasa maupun tekstur makanan baru tersebut. pemberian makanan di
lakukan secara bertahap baik bentuk ,jumlah dan frekuensi. usia 6-8 bulan
selain ASI bayi di berikan makanan lumat 2-3 sendok makanan secara
bertahap bertambah hingga mencapai ½ gelas atau 125 cc setiap kali
makan dengan frekuensi 2-3 kali sehari di tamabah 1-2 kali selingan
(kemenkes RI,2015)
Informan memberikan bahan makanan yang tersedia didaerah
setempat dengan harga yang terjangkau, jenis makanan pendamping ASI
yang di berikan harus bervariasi yang sama dalam jangka waktu yang
cukup lama, pemberian MP-ASI dengan bahan yang sama sebaiknya di
lakukan sebanyak 4 hari berturut-turut dengan porsi yang sama kepada
anak. hal ini di lakukan untuk mengetahui reaksi elergi dan penyerapan
yang maksimal dari asupan tersebut selain itu saluran pencernaan bayi
memerlukan waktu tertentu untuk mengeluarkan enzim khusus agar bisa
menyerap manfaat protein hewani tersebut. (Bayu, 2014)
Masalah-masalah yang terjadi pada pemberian MP-ASI keadaan
kurang gizi pada bayidan anak di sebabkan karena kebiasaan pemberian
makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan
penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan. tetapi dengan
pendekatan yang lebih komonikatif sesuai dengan tingkat pendidkan dan
kemampuan masyarakat selain itu ibu kurang menyadari bahwa setelah
bayi bertumbuh memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang
semakin bertambah sesuai dengan pertambahan umur bayi dan
kemampuan alat cernanya (Ewa, 2015).
10
Tabel 1.2 Pemberian MP-ASI, Menurut Umur Bayi, Jenis Makanan Dan
Frekuensi Pemberian
11
sebut dengan jembatan protein yang terdiri dari: ASI harus di
teruskan di tamba dengan ptotein hewani dan protein nabati. kalau
anak tidak mendapat tambahan kalori /protein yang memadai pada
masa ini maka anak bisa terjun menjadi kwashiorkor.
BAB III
METODE PENELITIAN
12
3.1 Desain penelitian
Dalam Notoadmodjo (2015) desain penelitian disebut juga
rangcangan penelitian di tetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat di
lakukan dengan efektif dan efisien.
Jenis Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. di mana rancangan ini menekan pada waktu pengukuran
data dan pengamatan kedua variabel dalam studi ini dapat di peroleh
prevelensi atau efek dari fenomena (variabel endenpenden)yang di
hubungkan dengan penyebab (variabel indipenden) pada penelitian ini
akan diteliti mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI
dengan pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di PMB Rifatul
khusnia SST pujon.
3.2 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di PMB Rifatul khusnia ,SST kabupaten
malang waktu penelitian ini di lakukan pada bulan februari –mei 2021.
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional
A. Variabel Bebas (Indenpenden)
Variabel indenpenden atau variabel bebas merupakan variabel yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Hidayat, 2012) dalam penelitian variabel indenpenden adalah tingkat
pengetahuan tentang MP-ASI(X).
B. Variabel Terikat (Endenpenden)
Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau
menjadi akibat karena variabel bebas (hidayat ,2019) dalam penelitian ini
variabel dependennya adalah pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi usia 6-12 bulan (Y)
Tabel 3.1 Defenisi operasional Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP-
ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan Di PMB
Rifatul Khusnia Pujon
13
Konsep Variabel Indikator Item skor
Hubungan Tingkat pengetahuan 1.Pengertian MP-ASI a.tahu 3
tingkat ibu tentang MP-ASI b.kurang tahu 2
pengetahuan (x) c.tidak tahu 1
ibu tentang
MP-ASI 2. manfaat dari MP- a.tahu 3
dengan ASI b.kurang tahu 2
pemberian c.tidak tahu 1
MP-ASI
pada bayi 6- 3.Tujuan MP-ASI a.tahu 3
12 bulan di b.kurang tahu 2
pmb rifatul c.tidak tahu 1
khusnia sst
pujon 4.jenis-jenis makanan a.tahu 3
pendamping ASI yang b.kurang tahu 2
diberikan c.tidak tahu 1
14
pengetahuan ibu MP-ASI (y) c.salah 1
tentang MP-ASI
dengan 2.jenis - jenis MP-ASI a.benar 3
pemberian MP- yang diberikan b.kurang benar 2
ASI pada bayi 6- c.salah 1
12 bulan di pmb
rifatul khusnia sst
3.waktu pemberian
pujon a.benar 3
b.kurang benar 2
c.salah 1
5.frekuensi pemberian
a.benar
MP-ASI 3
b.kurang benar 2
1
c.salah
15
ibu –ibu yang mempunyai balita 6-12 bulan yang di ambil dari seluruh
jumlah populasi.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang digunakan. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik total sampling yaitu sampel yang digunakan adalah
seluruh populasi (sugiyono,2014).
3.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan kraktekristik
subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian. kuesioner adalah suatu
daftar yang berisi pertanyaan –pertanyaan untuk tujuan khusus untuk
memungkinkan menganalisis untuk mengumpulkan data mengenai sikap.
keyakinan perilaku, dan karakteristik dari orang-orang utama didalam
organisasi serta pendapat dari responden yang dipilih.
Mertode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan melakukan (sugiono,2014).
A. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka obsevasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-
objek alam yang ada.
B. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ini
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
responden sedikit/kecil.
C. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data melalui
pengajuan pernyataan tertulis serta dijawab oleh responden secara
tertulis pula.
16
D. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk menghimpun berbagai informasi dan
data yang di ambil dari dukumen-dokumen atau arsip yang berkaitan
dan fokus penelitian.
3.6 Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluru responden atau
sumber data lain terkumpul. teknik analisa data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif yang digunakan untuk menaganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (sugiyono,2016).
Untuk pengetahuan ibu di lakukan dengan menjumlah skor yang di
peroleh ibu dalam menjawab ‘’ya’’ pertanyaan pada koesioner .jawaban
tepat di beri skor 1 dan jawaban salah di beri skor 0.
Untuk menghitung besarnya kolerasi antara variabel pengetahuan dan
perilaku dan mengunakan rumus menurut (arikunto,2016)
sebagai berikut :
fo−fh
x 2=∑
fh
Kererangan :
X2 :chi kuadrat
F0 :frekuensi yang diobservasi
Fn : frekuensi yang di kumpulkan
f
P= x 100%
n
Keterangan
p :presentase jawaban benar
17
f :jumlah jawaban yang benar
n : jumlah seluruh soal
Lampiran 1.
18
Nama : Inarce Astati Bulu
Nim : 2018740060
Untuk itu saya meminta bantuan ibu untuk menjadi responden .penelitian ini
tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.adapun semua informasi
yang ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. partisipasi ibu dalam penelitian ini
adalah dengan kerelaan tanpa unsur paksaan dari pihak manapun. apabila ibu
bersedia menjadi responden, maka mohon mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan yang telah disediakan.
Demikian surat pengantar ini dibuat, atas perhatian dan partisipasi saudari saya
ucapkan terimah.
Malang,januari 2021
Penetian
Lampiran 2
19
Saya Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini
Nama Responden :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Tanggal :
Responden
Lampiran 3.Kuesioner
KUISIONER PENELITIAN
20
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dan Pemberian MP-ASI
Pada Usia 6-12 Bulan Di Pmb Rifatul Khusnia Sst Pujon
A. Data Umum
1. No Responden :
2. Nama Responden :
3. Umur :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
B. Data Khusus
a. Variabel X : Pengetahuan
a. Makanan tambahan yang di berikan kepada bayi umur 6 bulan selain air
susu ibu
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan tam bahan berupa makanan keluarga
21
2.menurut ibu apa manfaat dari MP-ASI ?
a. Untuk menambah energi dan zat gizi yang diperlukan bayi karna ASI tidak
dapat mencukupi kebutuhan bayi secara terus-menerus
b. Untuk menambah gizi dan protein
c. Menamba kekebalan tubuh pada bayi
a. Untuk melengkapi zat gizi yang berkurang karena kebutuhan zat gizi yang
semakin meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak
b. Untuk membiasakan bayi dalam mengunya dan menelan
c. Untuk menambah berat badan bayi
4. menurut ibu bentuk makanan pendamping asi mana yang diberikan ?
a. lumat
b. agak kasar
c. kasar
5. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi MP-ASI ?
a. pendidikan
b. pengalaman
c. factor sosial ekonomi
a. 7-8 bulan
b. 9-10 bulan
c. 11-2 tahun
22
2.jenis-jenis MP-ASI yang diberikan?
a. Makanan lumat
b. Makanan lunak
c. Makanan padat
a. Pagi saja
b. Siang sore
c. Sering (pagi, siang, sore)
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
Data penunjang
a. Ya
b. tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
23
b. Tidak
DAFTAR PUSTAKA
24
Kemenkes RI.2014 Mp-asi Jakarta.20 februari 2014
Kementrian kesehatan republic Indonesia ,2014 Situasi Dan Analisis ASI Ekslusif.
Pusat Data Dan Informasi. Jakarta:
25