Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-12 bulan
guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI, MP-ASI berupa makanan
padat atau cair yang di berikan secara bertahap sesuai dengan usia dan
kemampuan pencernaan bayi. Pada usia 6-12 bulan ASI hanya menyediakan
½ kebutuhan gizinya, sehingga MP-ASI harus diberikan pada bayi berusia 6
bulan (kemenkes RI 2014).
Usia 6 bulan sampai dengan 24 bulan, merupakan masa rawan
pertumbuhan bayi/anak, Varghese dan susmitha (2015) menyebut periode ini
dengan nama penyampaian (wearning) yang merupakn proses dimulainya
pemberian makanan khusus selain ASI berbentuk padat atau semi padat
secara bertahap jenis, jumlah frekuensi, maupun tekstur dan konstensinya
sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak terpenuhi memulai maknan
pendamping ASI (MP-ASI) pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat
bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang anak.
Makanan pelengkap awal atau makanan pendamping ASI (MP-ASI )
tidak boleh berikan sebelum usia 6 bulan mengakibatkan dampak negatif
jangka panjang dan jangka pendek. Dampak negati jangka pendek jika bayi
di berikan makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan di antaranya
adalah bayi kehilangan nutrisi dan ASI menurunkan kemampuan isap bayi,
memicu diare, dan memicu anemia. Sedangkan dampak negatif jangka
panjang bila bayi di berikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan di
antaranya adlah obesitas, hipetensi, anterosklerosis, dan elergi. Tidak
tepatnya waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI ) ini
disebabkan oleh beberapa alasan salah satunya karena ibu bekerja (safitri
2016).

1
Pemberian MP-ASI bukan hanya di lihat dari usia pemberian tapi juga
di pengaruhi dengan pemberian makanan yang tepat ,praktik pemberian
makanan pada bayi dan anak (PMBA) yang sesuai peningkatan sangat
rendah dari 37% di tahun 2007 menjadi 40% di tahun 2017. (SDKI 2017)
Factor pemberian ASI secara dini salah satunya adalah dukungan keluarga
peran keluarga dalam melarang pemberian MP-ASI dini sangat dibutuhkan
pemberian MP-ASI biasanya karena anjuran orang tua ,alasan umum karena
bayi menangis terus meskipun telah di susui dan akhirnya diberikan susu
formula ,air putih ,the manis dan lain-lain. (oktova 2017)
Upaya untuk mengurangi perilaku pemberian MP-ASI dini dapat di
lakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga kegiatan
peningkatan pengetahuan tersebut melalui pemberian penyuluhan atau
pendidikan kesehatan agar ibu dan keluarga lebih memahami bahaya
dampak dan resiko pemberian MP-ASI dini pda bayi .peran tenaga
kesehatan sebagai pemberi informasi sangat diperlukan untuk gencar
mensosialisasikan ASI eksklusif. (Arini 2017)
Pencegahan agar tidak terjadi berbagai gangguan gizi dan masalah
psikososial diperlukan adanya perilaku penunjang dari orang tua untuk
memperhatikan kebutuhan gizi yang seimbang dari setiap asupan makanan
yang di berikan kepada anak usia 6-24 bulan, makanan tambahan ialah
makanan untuk bayi selain ASI atau susu botol sebagai penamba dari ASI
atau susu pengganti ASI dan PASI bayi perlu mendapatkan makanan
tambahan, mulai dari umur 4-6 bulan ASI sudah tidak dapat lagi memenuhi
seluruh kebutuhan bayi.
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan diwilaya kerja PMB
Rifatul Khusnia SST Pujon dengan melakukan wawancara 40 ibu yang
memiliki bayi usia 6-12 bulan yang aktif berkunjung mengikuti posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan 35 ibu tidak memberikan
asi ekslusif melainkan MP-ASI karena faktor kesehatan dan pengetahuan.
Terdapat 30 orang ibu mengalami kurangnya pengetahuan dalam
memberikan MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan dan 5 orang ibu tidak
mengetahui pemberian MP-ASI. Sedangkan 5 orang ibu mengetahui

2
pemberian ASI eksklusif untuk bayinya sehingga mereka berusaha
memenuhi kebutuhan bayi nya dengan memberikan ASI saja sampai 12
bulan. Hal ini membuktikan bahwa perlu diketahui secara mendalam tentang
hubungan pengetahuan tentang MP-ASI.
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan di PMB Rifatul
khusniah, Stt pujon penulis tertarik untuk mengambil judul ‘’Hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada
bayi usia 6-12 bulan.

1.2 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
makanan pendamping ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12
bulan di PMB Rifatul Khusnia SST Pujon Kota Batu.

1.3 Hipotesis
Diduga adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang MP-ASI

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan


A. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu
sesorang terhadap objek melalui indera yang memiliki mata, hidung,
telinga, dan sebagainya. (Notoaatmodjo dalam Yuliana 2017)
Pengetahuan adalah suatu hasil dari manusia atas penggabungan
atau kerjasama antara suatu objek yang mengetahui dan objek yang di
ketahui, segenap apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu.
(Suriasumatri dalam nurroh 2017).

B. Tingkat Pengetahuan
Menurut puspitasari (2017) tentang tingkatan pengetahuan antara
lain;
1) Tahu
Tahu di artikan sebagai mengengingat suatu materi telah di pelajari
sebelumnya.hal tersebut termasuk kedalam pengetauan tingkat ini
adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang telah di pelajari atau rangsangan yang telah di terimah
tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memehami
Memahami di artiakan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat
menginterprestasikan secara benar.
3) Aplikasi

4
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi, aplikasi ini dapat di artikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, metode, prinsip dan
sebagainya.
4) Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintisis
Sintisis yang di maksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
keseluruhan yang baru, sintisis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. penilaian –penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggukan
kriteria-kriteria yang telah ada.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017) faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan sebagai berikut.
a. Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut men
erima informasi, dengan pendidkan tinggi maka seseorang akan
cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orag lain maupun
media massa.
b. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan, sebagai sarana komonikasi
berbagai bentuk media massa seperti televise radio surat kabar, majalah

5
dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini
orang dan kepercayaan orang.
c. Social, Budaya Dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang di lakukan orang tanpa melalui penularan
apakah yang di lakukan baik atau buruk.dengan demekian,seorang akan
bertambah pengetahuan walaupun tidak melakukan. status ekonomi
seseorang juga menentukan fasilitas yang di perlukan, sehingga status
social ekonomi ini mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
kedalam individu yang berada dalam lingkungan. hal ini karna adanya
interaksi timbal balik yang akan di respon sebagai pengetahuan
oleh individu .

2.2 Konsep Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)


Makanan pendamping ASI (MP-ASI ) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi, di berikan kepada bayi usia 6-12 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI berupa makanan padat atau cair
yang di berikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
pencernaan bayi, pada usia 6-12 bulan ASI hanya menyediakan ½
kebutuhan bayi dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari
kebutuhan gizinya. sehingga MP-ASI harus diberikan pada saat bayi
berusia 6 bulan (kemenkes RI 2014).
Makanan pendamping ASI (MP-ASI )dini adalah makanan dan
minuman yang di berikan kepada bayi berusia 6-12 bulan untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang bayi. (Prawesti,2016)
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang di berikan pada bayi aatau anak usia 6-12
bulan, guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI, MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. pengenalan dan
pemberian MP-ASI harus di lakukan secara bertahap baik bentuk maupun
jumlanya sesuai dengan kemampuan bayi (Mufida, 2015).

6
MP-ASI adalah makanan tambahan yang di berikan kepada bayi
pada usia kurang dari 6 bulan selain air susu ibu ASI (Prawesti, 2016).

A. Jenis-jenis MP-ASI
Menurut Molika (2014)jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah
1. Makanan lumat
Makanan lumat adalah makanan yang di hancurkan atau di saring
tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat
halus, contonya: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/kerok
papaya saring, dan nasi timsaring.
2. Makanan lunak
Makanan lunak adalah makanan yang di masak dengan banyak air
dan tampak berair contonya:bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, dan
kentang puri.
3. Makanan padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak Nampak berair dan
biasanya disebut makanan kelurga, contonya: lontong, nasi tim,
kentang rebus, dan biscuit.

B. Manfaat MP-ASI
Manfaat MP-ASI untuk menamba zat gizi pada bayi karena ASI tidak
mencukupi kebutuhan bayi secara terus menerus. perkembangan dan
pertumbuhan anak yang normal dapat di ketahui dengan cara melihat
kondisi bertambahnya berat badan seorang anak tidak mengalami
peningkatan maka menunjukan bahwa kebutuhan energi bayi tidak
terpenuhi (Diah,2016).

C. Tujuan MP-ASI

7
Menurut molika (2014)pada usia 6 bulan atau lebih ASI saja sudah
tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, usia pemberian ASI
disarankan sesudah berumur 6 bulan atau lebih. di antaranya:
1. Untuk melengkapi zat gizi yang berkurang karna kebutuhan zat gizi
yang semakin meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak.
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-
macam makanan dengan berbagai bentuk, dan tekstur dan rasa.
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunya, dan menelan.
4. Mencoba beradaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar
energi tinggi.

2.3 Dampak pemberian MP-ASI terlalu dini


Menurut Molika (2014) dampak pemberian MP-ASI terlalu dini ada
dua yaitu:
A. Resiko Jangka Pendek
1. Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan
frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang akan merupakan
resiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.
2. Pengenalan seralia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi
penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defesiensi zat
besi dan anemia.
3. Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih
ASI.
4. Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer
buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah di makan oleh
bayi,makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi memberi
nutrient lebh sedikit dari pda ASI sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak
tidak terpenuhi.
5. Anak mendapat factor pelindung dari ASI lebih sedikit shingga resiko
infeksi meningkat .
6. Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit unuk
memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

8
B. Resiko jangka panjang
1. Obesitas
Kelebihan dalam memberikan makanan adalah resiko utama dari
pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. konsekuensi pada
usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun
kebiasaan makan yang tidak sehat
2. Hipertensi
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (+15/100ml) namun
masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah
dikenalkan.konsekuensi di kemudia hari akan menyebabkan kebiasaan
makan yang memudakan terjadinya gangguan /hipertensi.
3. Arterioskeloris
Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang
mengandung tinggi energy dan kaya akan kolestrol serta lemak jenuh
yang renda dapat menyebabkan terjadinya arterioskeloris dan penyakit
jantung istemik.
4. Elergi makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini
dapat menyebabkan elergi terhadap makanan. manifestasi elergi
secara klinis meliputi: gangguan gastrointestinal, dermatologis
,gangguan pernafasan, sampai terjadi syok anafilaktik.

2.4 Bentuk, jumlah dan frekuensi pemberian MP-ASI


Pemberian MP-ASI secara bertahap yaitu pada usia 6 bulan di
berikan bubur nasi dicampur pisang sebanyak 2 sendok makan yang di
berikan 2 kali sehari di tambah 2 kali selingan, namun usia 9 bulan masih
di berikan makanan lumat sebanyak 2 sendok makanan yang di berikan 2
kali sehari di tambah 1 kali selingan usia 12 bulan dan 20 bulan telah di
berikan makanan keluarga sebanyak 10 sendok makan dengan frekuensi

9
3 kali sehari di tambah 2 kali selingan. Anak yang mulai mengonsumsi
makanan pendamping ASI memerlukan waktu untuk membiasakan diri
pada rasa maupun tekstur makanan baru tersebut. pemberian makanan di
lakukan secara bertahap baik bentuk ,jumlah dan frekuensi. usia 6-8 bulan
selain ASI bayi di berikan makanan lumat 2-3 sendok makanan secara
bertahap bertambah hingga mencapai ½ gelas atau 125 cc setiap kali
makan dengan frekuensi 2-3 kali sehari di tamabah 1-2 kali selingan
(kemenkes RI,2015)
Informan memberikan bahan makanan yang tersedia didaerah
setempat dengan harga yang terjangkau, jenis makanan pendamping ASI
yang di berikan harus bervariasi yang sama dalam jangka waktu yang
cukup lama, pemberian MP-ASI dengan bahan yang sama sebaiknya di
lakukan sebanyak 4 hari berturut-turut dengan porsi yang sama kepada
anak. hal ini di lakukan untuk mengetahui reaksi elergi dan penyerapan
yang maksimal dari asupan tersebut selain itu saluran pencernaan bayi
memerlukan waktu tertentu untuk mengeluarkan enzim khusus agar bisa
menyerap manfaat protein hewani tersebut. (Bayu, 2014)
Masalah-masalah yang terjadi pada pemberian MP-ASI keadaan
kurang gizi pada bayidan anak di sebabkan karena kebiasaan pemberian
makanan pendamping ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan
penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan. tetapi dengan
pendekatan yang lebih komonikatif sesuai dengan tingkat pendidkan dan
kemampuan masyarakat selain itu ibu kurang menyadari bahwa setelah
bayi bertumbuh memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang
semakin bertambah sesuai dengan pertambahan umur bayi dan
kemampuan alat cernanya (Ewa, 2015).

10
Tabel 1.2 Pemberian MP-ASI, Menurut Umur Bayi, Jenis Makanan Dan
Frekuensi Pemberian

Umur bayi Jenis makanan Frekuensi


0-4 /6 bulan ASI kapan di minta
Kira-kira 6 bulan ASI Kapan di minta
Sari buah 1 -2 kali
Bubur tepung ,bubur beras
merah
Kira-kira 7 bulan Asi Kapan di minta
Buah-buahan 3-5 kali
Hati ayam
Beras merah atau ubi
Sayuran SI
(wortel,bayam )
Minyak santan,avokad
Air tajin
Kira-kira 9 bulan ASI Kpan di minta
Buah-buahan 4-6 kali
Bubur roti
Daging /kacang –kacangan
/ayam/ikan
Beras
merah,kentang,labu,jagung
.
Minyak,santan,avokad
12 bulan ASI Kapan di minta
Makanan pada umumnya 4-6 kali
,termasuk telur
Sumber: Krisnatuti (2016)

Menurut Soetjiningsih (2017), kebutuhan akan makro dan


mikronutrien untuk bayi sampai 4-6 bulan masih dapat di penuhi dari
ASI. tetapi setelah bayi berumur 6 bulan harus mendapat tambahan
makanan yang bergizi dan mengandung protein yang cukup atau di

11
sebut dengan jembatan protein yang terdiri dari: ASI harus di
teruskan di tamba dengan ptotein hewani dan protein nabati. kalau
anak tidak mendapat tambahan kalori /protein yang memadai pada
masa ini maka anak bisa terjun menjadi kwashiorkor.

Soetjiningsih (2017) juga menambakan bahwa asam amino


esensial. karbohidrat memberikan kontribusi 30-60% dari energi yang
di butukan. Pada masa bayi 37% kalori ASI dan 40-50% kalori susu
formula berasal dari karbohidrat terutama laktosa. Jumlah air yang di
perlukan oleh bayi terutama di tentukan oleh kehilangan air melalui
kencing, tinja, kulit ,dan paru. Kebutuhan kalsium dapat terpenuhi dari
ASI/susu formula dan makanan tambahan, asupan besi yang di
anjurkan adalah 6 mg/hari pada 6 bulan pertama dan 10 mg/hri
sampai umur 3 tahun.

BAB III

METODE PENELITIAN

12
3.1 Desain penelitian
Dalam Notoadmodjo (2015) desain penelitian disebut juga
rangcangan penelitian di tetapkan dengan tujuan agar penelitian dapat di
lakukan dengan efektif dan efisien.
Jenis Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. di mana rancangan ini menekan pada waktu pengukuran
data dan pengamatan kedua variabel dalam studi ini dapat di peroleh
prevelensi atau efek dari fenomena (variabel endenpenden)yang di
hubungkan dengan penyebab (variabel indipenden) pada penelitian ini
akan diteliti mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI
dengan pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di PMB Rifatul
khusnia SST pujon.
3.2 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian di lakukan di PMB Rifatul khusnia ,SST kabupaten
malang waktu penelitian ini di lakukan pada bulan februari –mei 2021.
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional
A. Variabel Bebas (Indenpenden)
Variabel indenpenden atau variabel bebas merupakan variabel yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Hidayat, 2012) dalam penelitian variabel indenpenden adalah tingkat
pengetahuan tentang MP-ASI(X).
B. Variabel Terikat (Endenpenden)
Variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau
menjadi akibat karena variabel bebas (hidayat ,2019) dalam penelitian ini
variabel dependennya adalah pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi usia 6-12 bulan (Y)

Tabel 3.1 Defenisi operasional Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang MP-
ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan Di PMB
Rifatul Khusnia Pujon

13
Konsep Variabel Indikator Item skor
Hubungan Tingkat pengetahuan 1.Pengertian MP-ASI a.tahu 3
tingkat ibu tentang MP-ASI b.kurang tahu 2
pengetahuan (x) c.tidak tahu 1
ibu tentang
MP-ASI 2. manfaat dari MP- a.tahu 3
dengan ASI b.kurang tahu 2
pemberian c.tidak tahu 1
MP-ASI
pada bayi 6- 3.Tujuan MP-ASI a.tahu 3
12 bulan di b.kurang tahu 2
pmb rifatul c.tidak tahu 1
khusnia sst
pujon 4.jenis-jenis makanan a.tahu 3
pendamping ASI yang b.kurang tahu 2
diberikan c.tidak tahu 1

5.faktor-faktor yang a.tahu 3


mempengaruhi b.kurang tahu 2
pengetahuan c.tidak tahu 1

6.dampak pemberian a.tahu 3


MP-ASI terlalu dini b.kurang tahu 2
c. tidak tahu 1

Konsep Variabel Indicator Item skor

Hubungan Cara 1. Usia pemberian a.benar 3


tingkat pemberian MP-ASI b.kurang benar 2

14
pengetahuan ibu MP-ASI (y) c.salah 1
tentang MP-ASI
dengan 2.jenis - jenis MP-ASI a.benar 3
pemberian MP- yang diberikan b.kurang benar 2
ASI pada bayi 6- c.salah 1
12 bulan di pmb
rifatul khusnia sst
3.waktu pemberian
pujon a.benar 3
b.kurang benar 2
c.salah 1

4.cara pemberian MP-


a.benar 3
ASI
b.kurang benar 2
csalah 1

5.frekuensi pemberian
a.benar
MP-ASI 3
b.kurang benar 2
1
c.salah

3.4 Populasi dan sampel


A. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikonto 2018)
Popolasi adalah keseluruhan objek yang di teliti dan memliki sifat-sifat
yang sama populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang datang ke PMB
rifatul khusnia SST dan mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang di hitung
dari rata-rata pengunjung perbulan yaitu berjumlah 40 0rang populasi.
B. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah total sampling yaitu semua sampel
diambil keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakli seluruh
populasi (Notoadmodjo, 2010) sampel dalam penelitian ini berjumlah 30

15
ibu –ibu yang mempunyai balita 6-12 bulan yang di ambil dari seluruh
jumlah populasi.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang digunakan. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik total sampling yaitu sampel yang digunakan adalah
seluruh populasi (sugiyono,2014).
3.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan kraktekristik
subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian. kuesioner adalah suatu
daftar yang berisi pertanyaan –pertanyaan untuk tujuan khusus untuk
memungkinkan menganalisis untuk mengumpulkan data mengenai sikap.
keyakinan perilaku, dan karakteristik dari orang-orang utama didalam
organisasi serta pendapat dari responden yang dipilih.
Mertode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan melakukan (sugiono,2014).
A. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka obsevasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-
objek alam yang ada.
B. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ini
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
responden sedikit/kecil.
C. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data melalui
pengajuan pernyataan tertulis serta dijawab oleh responden secara
tertulis pula.

16
D. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk menghimpun berbagai informasi dan
data yang di ambil dari dukumen-dokumen atau arsip yang berkaitan
dan fokus penelitian.
3.6 Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluru responden atau
sumber data lain terkumpul. teknik analisa data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif yang digunakan untuk menaganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (sugiyono,2016).
Untuk pengetahuan ibu di lakukan dengan menjumlah skor yang di
peroleh ibu dalam menjawab ‘’ya’’ pertanyaan pada koesioner .jawaban
tepat di beri skor 1 dan jawaban salah di beri skor 0.
Untuk menghitung besarnya kolerasi antara variabel pengetahuan dan
perilaku dan mengunakan rumus menurut (arikunto,2016)
sebagai berikut :

fo−fh
x 2=∑
fh

Kererangan :

X2 :chi kuadrat
F0 :frekuensi yang diobservasi
Fn : frekuensi yang di kumpulkan

f
P= x 100%
n

Keterangan
p :presentase jawaban benar

17
f :jumlah jawaban yang benar
n : jumlah seluruh soal

Lampiran 1.

Lembar Permohonan Menjadi Responden

18
Nama : Inarce Astati Bulu

Nim : 2018740060

Status : Mahasiswa Program Studi DIII Semester VI Akademi Kebidanan

Wira Husada Nusantara.

Tujuan : Ingin Mengadakan Penelitian Yang Berjudul :

Hubungan Tingkat Pengetahun Ibu Tentang MP-ASI Dengan

Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Pmb Rifatul

Khunia Sst Pujon.

Untuk itu saya meminta bantuan ibu untuk menjadi responden .penelitian ini
tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.adapun semua informasi
yang ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. partisipasi ibu dalam penelitian ini
adalah dengan kerelaan tanpa unsur paksaan dari pihak manapun. apabila ibu
bersedia menjadi responden, maka mohon mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan yang telah disediakan.

Demikian surat pengantar ini dibuat, atas perhatian dan partisipasi saudari saya
ucapkan terimah.

Malang,januari 2021

Penetian

(Inarce Astati Bulu )

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

19
Saya Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini

Nama Responden :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Pekerjaan :

Tanggal :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan dari pihak peneliti,saya mengerti


dan memahami sepenuhnya apa yang dimaksud dan diminta dalam penelitian
ini.maka dengan ini saya bersedia menjadi responden yang akan memberikan
informasi dalam penelitian yang akan di lakukan oleh :

Nama peneliti : Inarce Astati Bulu

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

MP-ASI dengan pemberian MP-ASI pada bayi 6-12


Bulan.

Lokasi : Pmb Rifatul Khusnia Sst Pujon.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan sepenuh hati


saya tanpa paksaan dari pihak manapun. semoga informasi yang diberikan
dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Peneliti Malang, januari 2021

Responden

(Inarce Astati Bulu) ( )

Lampiran 3.Kuesioner

KUISIONER PENELITIAN

20
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI Dan Pemberian MP-ASI
Pada Usia 6-12 Bulan Di Pmb Rifatul Khusnia Sst Pujon

Petunjuk pengisian kuisoner

1.Bacalah pertanyaan atau pernyataan dibawah ini dengan baik

2.Beri tanda silang (X) pada jawaban yang diberikan

3.Jawablah dengan sejujurnya karna jawaban anda sangaat mempengaruhi

Hasil penelitian kami ini

Daftar pertanyaan Responden

A. Data Umum

1. No Responden :

2. Nama Responden :

3. Umur :

4. Alamat :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pekerjaan :

B. Data Khusus

a. Variabel X : Pengetahuan

1 . apa yang ibu ketahui tentang MP-ASI ?

a. Makanan tambahan yang di berikan kepada bayi umur 6 bulan selain air
susu ibu
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan tam bahan berupa makanan keluarga

21
2.menurut ibu apa manfaat dari MP-ASI ?

a. Untuk menambah energi dan zat gizi yang diperlukan bayi karna ASI tidak
dapat mencukupi kebutuhan bayi secara terus-menerus
b. Untuk menambah gizi dan protein
c. Menamba kekebalan tubuh pada bayi

3..Menurut ibu apa Tujuan dari MP-ASI ?

a. Untuk melengkapi zat gizi yang berkurang karena kebutuhan zat gizi yang
semakin meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak
b. Untuk membiasakan bayi dalam mengunya dan menelan
c. Untuk menambah berat badan bayi
4. menurut ibu bentuk makanan pendamping asi mana yang diberikan ?
a. lumat
b. agak kasar
c. kasar
5. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi MP-ASI ?
a. pendidikan
b. pengalaman
c. factor sosial ekonomi

6.apa saja Dampak pemberian MP-ASI terlalu dini ?

a. dapat mengalami gangguan lambung


b. elergi makanan
c. resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI

b. Variabel Y :Pemberian MP-ASI

1. di usia berapakah makanan pendamping ASI diberikan ?

a. 7-8 bulan
b. 9-10 bulan
c. 11-2 tahun

22
2.jenis-jenis MP-ASI yang diberikan?

a. Makanan lumat
b. Makanan lunak
c. Makanan padat

3. waktu pemberian makanan MP-ASI ?

a. Pagi saja
b. Siang sore
c. Sering (pagi, siang, sore)

4.cara pemberian MP-ASI ?

a. MP-ASI dengan tekstur encer/lembut menyurupai susu


b. MP-ASI dengan tekstur cingcang halus
c. MP-ASI dengan tekstur Tim

5.frekuensi pemberian MP-ASI ?

a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari

Data penunjang

1.apakah ibu perna membaca buku tentang MP-ASI?

a. Ya
b. tidak

2.apakah ibu perna mengikuti pelatihan tentang MP-ASI?

a. Ya
b. Tidak

3. apakah ibu perna mengikuti penyuluhan tentang MP-ASI ?

a. Ya

23
b. Tidak

DAFTAR PUSTAKA

24
Kemenkes RI.2014 Mp-asi Jakarta.20 februari 2014

Safitri,Y 2016 Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Makanan Pendamping ASI


Pada Usia 6-12 Bulan

Kementrian kesehatan republic Indonesia ,2014 Situasi Dan Analisis ASI Ekslusif.
Pusat Data Dan Informasi. Jakarta:

Yuliana,E.2017 Analisis Pengetauan http ://repository.ump.ac.id/4114/3/erlin%20


yuliana.

Savitri dalam Yuliana Factor Pengetahuan ,Jakarta :pustaka populer obor.

Molika .E .2014.Jenis-Jenis Resep Makanan Bayi Jakarta :kunci aksara

Mufida,2014. Prinsip Dasar Mp-Asi Untuk Bayi Usia 6-12 Bulan.

Diah.2016 Manfaat Mp-Asi Jakarta :rineka cipta

Krisnatuti,2015 Pemberian Mp-Asi Jakarta :penebar swada

Notoatmodjo.2015 Metodologi Sampel Kesehatan

Sugiyono.2014.Metode Pengumpulan Data ,bndung :alfabeta

Arikunto.2016 Prosedur Analisis Data .jakarta rineka cipta.

25

Anda mungkin juga menyukai