Makalah Fiqih
Makalah Fiqih
Disusun oleh :
Andhika Nirwan Arief
NIM 2111110343
Nadi
NIM 2111110355
1
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian warisan
B. Sebab-sebab menerima warisan dan Terhalangnya warisan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembagian harta warisan secara adil sesuai aturan hukum yang berlaku
merupakan hal utama dalam proses pewarisan. Keselarasan, kerukunan, dan
kedamaian merupakan hal terpenting yang harus mampu dijalankan.
Kesepakatan dalam musyawarah merupakan suatu nilai dasar kebersamaan
dalam kehidupan keluarga yang harus dikedepankan. Kebersamaan tanpa
harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan
merupakan hal terpenting, karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan
kekeluargaan seharusnya mampu menjadi pijakan tanpa harus mengedepankan
ego dan kepentingan masing-masing pihak.
Secara sederhana pewaris dapat diartikan sebagai seorang peninggal
warisan yang pada waktu wafatnya meninggalkan harta kekayaan pada orang
yang masih hidup. Sedangkan ahli waris adalah anggota keluarga orang yang
meninggal dunia yang menggantikan kedudukan pewaris dalam bidang hukum
kekayaan karena meninggalnya pewaris. Pengertian warisan sendiri adalah
soal apakah dan bagaimanakah pelbagai hak-hak dan kewajiban tentang
kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang
lain yang masih hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian warisan?
2. Bagaimana sebab – sebab menerima warisan dan terhalangnya warisan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu warisan
2. Untuk mengetahui apa saja sebab – sebab menerima warisan dan terhalangnya warisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Warisan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata waris berarti Orang yang berhak
menerima harta pusaka dari orang yang telah meninggal. Di dalam bahasa Arab kata waris
berasal dari kata ورثا-يرث- ورثyang artinya adalah Waris. Contoh, ورث اباهyang artinya
Mewaris harta (ayahnya).
Waris menurut hukum Islam adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta
kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli
warisnya.3 dan juga berbagai aturan tentang perpidahan hak milik, hak milik yang
dimaksud adalah berupa harta, seorang yang telah meninggal dunia kepada ahli warisnya.
Dalam istilah lain waris disebut juga dengan fara‟id. Yang artinya bagian tertentu yang
dibagi menurut agama Islam kepada semua yang berhak menerimanya dan yang telah di
tetapkan bagian- bagiannya.4 Adapun beberapa istilah tentang waris yaitu :
1. Waris adalah orang yang termasuk ahli waris yang berhak menerima warisan.
Ada ahli waris yang sesungguhnya yang memiiki hubungan kekerabatan yang
dekat akan tetapi tidak berhak menerima warisan.Dalam fiqih mawaris, ahli
waris semacam ini disebut ini disebut Zawil al- arham. Hak-hak Waris bisa
ditimbulkan karena hubungan darah, karena hubungan perkawinan, dan
karena akibat memerdekakan hamba.
2. Mawarrits, ialah orang yang diwarisi harta benda peninggalan. Yaitu orang
yang meninggal baik itu meninggal secara hakiki, secara taqdiry (perkiraan),
atau melalui keputusan hakim.Seperti orang yang hilang (al-mafqud), dan
tidak tahu kabar beritanya setelah melalui pencaharian dan persaksian, atau
tenggang waktu tertentu hakim memutuskan bahwa ia dinyatakan meninggal
dunia melalui keputusan hakim.
3. Al-Irts, ialah harta warisan yang siap dibagi kepada ahli waris sesudah diambil
untuk keperluan pemeliharaan zenazah (tajhiz al-janazah), pelunasan
utang,serta pelaksanaan wasiat.
4. Waratsah, ialah harta warisan yang telah diterima oleh ahli waris. Ini berbeda
dengan harta pusaka yang di beberapa daerah tertentu tidak bisa dibagi-bagi,
karena menjadi milik kolektif semua ahli waris.
5. Tirkah, ialah semua harta peninggalan orang yang meninggal dunia sebelum
diambil untuk kepentingan pemeliharaan zenazah, pelunasan utang, dan
pelaksanaan wasiyat yang dilakukan oleh orang yang meninggal ketika masih
hidup.
B. Sebab - sebab menerima warisan dan terhalangnya warisan
yang lain. Adapun sebab menurut istilah adalah suatu hal yang
mengharuskan keberadaan hal yang lain, sehingga hal yang lain itu
menjadi ada dan ketiadaan satu hal itu menjadikan hal yang lain tidak ada
ringkas dapat dikatakan ayah dan ibu, anak-anak, dan siapa saja yang
Golongan ush𝑢^l adalah ayah, kakek dan jalur keatasnya; ibu, nenek
fur𝑢^‟ adalah anak laki-laki, cucu, cicit dan jalur kebawahnya; anak
ush𝑢^l adalah ayah, kakek dan jalur keatasnya; ibu, nenek (ibunya