PKM - KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh :
Menyetujui,
Ketua Jurusan Ketua Pelaksana
Permintaan udang vaname dari tahun ke tahun semakin meningkat. Volume ekspor
udang vaname Indonesia pada tahun 2010 mencapai USD 1,57 miliar atau 63,3 % dari
total nilai ekspor hasil perikanan Indonesia sebesar USD 2,34 miliar. Sejak tahun
2005, Pemerintah mencanangkan budidaya udang vaname sebagai salah satu
komoditas unggulan revitalisasi perikanan. Untuk mencapai target produksi udang
sebesar 540.000 ton, diperlukan induk sedikitnya 900.000 ekor dan benur udang 52,31
milyar ekor. Produksi udang vaname selama ini dikembangkan dengan teknologi semi
intensif dan intensif. Melalui manajemen budidaya yang lebih baik ditargetkan
produksinya dapat meningkat sebesar 17,38% per tahun, yaitu: 275 ribu ton pada
tahun 2010 menjadi 500 ribu ton tahun 2014 (Ditjen Perikanan Budi Daya, 2014).
Akan tetapi sayangnya pada era sekarang ini media budidaya udang sudah banyak
tercemar mulai dari limbah yang berasal dari sungai atau limbah dari pabrik dan
limbah laut sendiri. Oleh karena itu salah satu hal yang dapat di lakukan untuk
menghindari hal tersebut perlu di lakukan usaha budidaya udang vanname pada
salinitas rendah. Pada pemeliharaan dengan salinitas rendah ini udang vanname di
tebar dengan kepadatan tinggi, kepadatan tinggi tersebut di harapkan tidak terjadi
penurunan kualitas dan pertumbuhan yang di hasilkan.
4. Mendapatkan profit dari hasil usaha budidaya udang vaname pada salinitas rendah
menggunakan kolam terpal skala rumah tangga.
Bagi masyarakat
Bagi Pemerintah
2.1.1 Klasifikasi
Menurut Suryadhi (2011) klasifikasi udang vaname adalah sebagai berikut:
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub-kelas : Malacostraca
Series : Eumalacostraca
Super order : Eucarida
Order : Decapoda
Sub order : Dendrobranchiata
Infra order : Penaeidea
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Sub genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
Secara morfologi tubuh udang terdapat dua bagian, menurut Suryadhi (2011)
bagian itu adalah Cephalothorax (bagian.kepala dan badan yang dilindungi Carapace)
dan Abdomen (bagian perut terdiri dari segmen/ruas-ruas). Anatomi Udang dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
2.1.2 Morfologi
Pada ruas kepala terdapat mata majemuk yang bertangkai. Selain itu, memiliki dua
antena yaitu: antenna I dan antenna II. Antena I dan antenulles mempunyai dua buah
flagellata pendek berfungsi sebagai alat peraba atau penciuman. Antena II atau
antenae mempunyai dua cabang, exopodite berbentuk pipih disebut prosantema dan
endopodite berupa cambuk panjang yang berfungsi sebagai alat perasa dan peraba.
Juga, pada bagian kepala terdapat mandibula yang berfungsi untuk menghancurkan
makanan yang keras dan dua pasang maxilla yang berfungsi membawa makanan ke
mandibula.
C. Pembahasan
Pemasangan peralatan merupakan menjadi faktor utama menunjang kebersihan
proses pemeliharaan. Lakukan pengecekan secara berskala agar semua yang di
gunakan dapat berfungsi dengan baik dan sesuai harapan. Setelah semua selesai,
maka siap di gunakan.
c. Cara Aklimatisasi
1. Benur biasanya datang pada pagi hari atau sore hari.
2. Kantong luar benur di bilas.
3. Kemudian apung – apungkan pada kolam pemeliharaan.
4. Tunggu 5 – 10 menit hingga kantung benur berembun.
5. Apabila sudah mengembun suhu perairan dan air dalam kantung sudah sama.
6. Buka ikatan karet benur.
7. Miringkan secara perlahan dan masukkan air sedikit demi sedikit.
8. Biarkan benur keluar sendiri secara perlahan.
3.4 Kualitas Air Pemeliharaan
Hasil pengukuran parameter kualitas air media pemeliharaan
3.6 Panen
Pemanenan udang di lakukan apabila udang sudah memasuki umur 90 - 120 hari
dengan pertumbuhan yang optimal. Cara Pemanenan :
LABA USAHA
Pendapatan Panen = 50 KG
= Rp.5.000.000,00 - Rp.1.578.000,00
= Rp.3.422.000,00
Dari proses perhitungan di atas proses budidaya di nyatakan berhasil karena total
keuntungan lebih besar dari total biaya.
LAMPIRAN USAHA