Anda di halaman 1dari 6

C.

Model Saylor, Alexander dan Lewis


Model ini membentuk curriculum planning process (proses perencanaan kurikulum).
Untuk mengerti model ini, kita harus menganalisa konsep kurikulum dan konsep rencana
kurikulum mereka. Kurikulum menurut mereka adalah "a plan for providing sets of learning
opportunities for persons to be educated", kurikulum merupakan perangkat rencana yang
diarahkan pada sekumpulan kesempatan aktivitas pembelajaran bagi individu agar menjadi
terdidik. Jadi kurikulum tidaklah hanya sekedar dokumen saja.
Konsep atau pengertian kurikulum dibagi dalam empat pandangan yaitu:
1. Kurikulum sebagai tujuan (The curriculum as objectives)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Kurikulum sebagai kesempatan belajar yang terencana (The curriculum as planned
opportunities for learning)
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk
membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan
belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan
lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu
kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
3. Kurikulum sebagai mata pelajaran/mata kuliah (The curriculum as subjects and subject
matter)
Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh
siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter)
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang
telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi
pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan yang berguna baginya.
4. Kurikulum sebagai pengalaman (The curriculum as experience).
Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa
pada hakikatnya adalah kurikulum.Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam
ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada
pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum.
Perencanaan kurikulum merupakan beberapa rencana unit-unit kecil pada bagian-
bagian tertentu dari sebuah kurikulum. Langkah-langkah pengembangan kurikulum model
Saylor, Alexander, and Lewis lebih rinci dapat dilihat pada gambar berikut:
1. Perancangan Kurikulum (curriculum design)
Terdapat tiga hal yang berhubungan dengan kurikulum desain ini, yaitu tujuan,
objek, dan bidangnya. Model ini di mulai dengan mengidentifikasi tujuan utama
pendidikan dan tujuan secara spesifik. Saylor, Alexander, and Lewis mengklasifikasikan
tujuan menjadi empat domain, yaitu pengembangan pribadi, kompetensi sosial,
keterampilan belajar yang berkesinambungan, dan spesialisasi. Pengembang kurikulum
harus menentukan kesempatan belajar untuk setiap domain, bagaimana dan kapan
kesempatan belajar itu diberikan dan memilih bidang yang akan dikembangkan dalam
kurikulum, misalnya pengembangan kurikulum berdasarkan pola sosial sebuah instansi,
atau berdasarkan hubungan kebutuhan siswa dan kepentingannya.
2. Implementasi Kurikulum (Kegiatan belajar Mengajar)
Tahapan dimana untuk menentukan metode dan strategi yang akan digunakan
untuk menjalin hubungan dan berinteraksi dengan para siswa.
3. Evaluasi Kurikulum
Langkah-langkah model evaluasi pada komponen-komponen model kurikulum
Saylor, Alexander, and Lewis, yaitu:
a. Evaluasi Tujuan Kurikulum (Goals, Subgoals, and Objectives)
Pada Langkah ini, perencanaan kurikulum harus membuat analisis apakah tujuan
kurikulum yang dibuat memang didasari atas kebutuhan masyarakat dan individu.
Analisis kebutuhan masyarakat
Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat lingkungan pendidikan dimana
output pendidikan itu sendiri ditempatkan.
2) Analisis kebutuhan individu
Individu yang dimaksud adalah peserta didik.
3) Analisis dari berbagai kelompok dan ahli bidang tertentu
Setelah analisis kebutuhan masyarakat dan individu dilaksanakan maka
perencana kurikulum membuat analisis dari berbagai kelompok serta analisis dari
ahli bidang tertentu.
4) Penggunaan data sumatif sebelumnya
Analisis ini dapat dilakukan dengan metode survey. Perencana kurikulum
dapat mencari penilaian dari siswa (jika mereka cukup matang), guru, orang tua,
dan orang awam lainnya apakah tujuan kurikulum itu memang sesuai dengan
disiplin ilmu tertentu. Perencana kurikulum juga harus berkonsultasi dengan ahli
pada bidangnya mengenai pencapaian dan keseuaian tujuan kurikulum. Data yang
diperoleh dari program ujicoba sebelumnya harus digunakan untuk merevisi tujuan
kurikulum sebelum evaluasi berikutnya. Untuk tujuan praktis, selain merujuk pada
tujuan kurikulum, perencana kurikulum dapat membuat validasi berdasarkan
penilaian dari penilaian berbagai kelompok dan ahli kurikulum lainnya.
b. Evaluasi Pembelajaran (Instructional)
Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran. Tujuan
evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk
mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta
keefektifan pengajaran guru. Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa
unsur, yaitu masukan, proses dan hasil. Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga jenis
evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses
dan hasil pembelajaran.
1) Evaluasi masukan pembelajaran
Evaluasi ini menekankan pada evaluasi karakteristik peserta didik,
kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan
kesiapan guru, strategi pembelajaran yang sesuai, serta keadaan lingkungan dimana
pembelajaran berlangsung.
2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi
pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar
yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar peserta didik.
3) Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain
menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Hasil belajar tersebut
dapat dilihat berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

D. Model Oliva
Model pengembangan kurilum Oliva merupakan model pengembangan kurikulum
deduktif yang menawarkan sebuah proses pengembangan kurikulum sekolah secara lengkap.
Oliva menyusun suatu kurikulum yang memenuhi tiga kriteria: sederhana, komprehensif, dam
sistematik. Pada mulanya model pengembangan kurikulum Oliva ditunjukkan pada Gambar 1
kemudian dikembangkan seperti ditunjukkan pada Gambar 2 berikut:

Gambar 1

Gambar 2
Dari bagian di atas, tampak model pengenbangan kurikulum yang dikemukakan oleh olivia.
1. Komponen Pertama, perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi pendidikan, yang
semianya berseumber dari analisis kebutuhan siswa dan analisis kebutuhan masyarakat.
2. Komponen Kedua, adalah analisis kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada,
kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah. Sumber
kurikulum dapat dilihat dari komponen satu dan dua ini. Komponen satu berisi pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum dan sangat ideal. Sedanglan komponen dua sudah
mengarah pada tujuan yang lebih khusus.
3. Komponen Ketiga dan keempat, berisi tentang tujuan umum dan tujuan khusus kurikulum
yang didasarkan pada kebutuhan seperti yang tercantum pada komponen satu dan dua.
4. Komponen kelima, mengorganisasikan rancangan dan mengimplementasikan kurikulum.
5. Komponen keenam dan ke tujuh, mulai menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan
tujuan umum dan khusus pembelajaran.
6. Komponen kedelapan, menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat
tercapai tujuan.
7. Komponen kesembilan, setudi awal tentang strategi dan teknik penilaian yang dapat
digunakan.
8. Komponen kesepuluh, mengimplementasikan strategi kurikulum, setelah strategi
diimplementasikan, pengembangan kurikulum kembali ke komponen sembilan atau
komponen sembilan plan B, untuk menyempurnakan alat atau teknik penilaian.
9. Komponen ke sebelas dan duabelas, dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran dan
evaluasi kurikulum.
Model pengembangan kurikulum Oliva merupakan kombinasi dari dua submodel, yaitu
submodel pengembangan kurikulum (komponen I-V dan XII) dan sub model pengajaran
(komponen VI-XI). Secara terperinci model tersebut memiliki rincian langkah-langkah sebagai
berikut:
1. spesifikasi kebutuhan siswa umumnya
2. spesifikasi kebutuhan masyarakat
3. pernyataan filsafat dan tujuan pendidikan
4. spesifikasi kebutuhan siswa tertentu
5. spesifikasi kebutuhan masyarakat lingkungan sekolah
6. spesifikasi kebutuhan mata pelajaran
7. spesifikasi tujuan kurikulum umum
8. spesifikasi tujuan kurikulum khusus
9. organisasi dan implementasi kurikulum
10. spesifikasi tujuan intruksional umum
11. spesifikasi tujuan intruksional khusus
12. seleksi strategi intruksional
13. seleksi awal strategi evaluasi
14. implementasi strategi pengajaran
15. seleksi akhir strategi evaluasi
16. evaluasi pengajaran dan modifikasi komponen-komponennya
17. evaluasi kurikulum dan modifikasi komponen-komponennya
Langkah 1-9 dan 17 merupakan submodel pengembangan kurikulumm sedangkanlangkah
10-16 merupakan submodel pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai