Anda di halaman 1dari 6

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PEMELAJARAN

Mustopa Yusup
Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau
e-mail: mustopa_yusup@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe the role of principal as an instructional leader. This
study uses descriptive qualitative method. The subjects of this study are the principal, the vice of the
principals, teachers, staff, and the students. The data were collected by interview, observation, and
documentation. The result of this study shows that to be an effective an instructional leader, the school
principal is required to be more involved in the teaching learning proccess in the classroom, gives more
opportunity to teachers in disscussing and sharing information about new models of teaching, develops
staff, emphasizes data in decision making proccess, and actively monitors and evaluates the teaching
proccess for furher improvement.

Keywords: role, school principal, instructional leader

Abstrak: Tujuan dari penelitian adalah untuk menggambarkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin
pemelajaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf dan siswa. Data dikumpulkan melalui interview, observasi, dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk menjadi kepala sekolah yang efektif
sebagai pemimpin pemelajaran, kepala sekolah harus lebih terlibat dalam proses belajar mengajar di
kelas, memberikan lebih banyak waktu kepada guru untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran tentang
model-model pembelajaran terbaru, mengembagkan staf, memanfaatkan data dalam proses pengambilan
keputusan, dan secara aktif memonitor kurikulum dan pemelajaran.

Kata kunci: peran, kepala sekolah, pemimpin pemelajaran.

PENDAHULUAN sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk mampu


Di era globalisasi saat ini tuntutan secara maksimal melaksanakan tugas dan
masyarakat terhadap pendidikan yang bermutu fungsinya dalam mengelola berbagai aspek
semakin meningkat. Hal ini karena melalui komponen sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan yang bermutulah masyarakat akan sekolah yang telah dirumuskan.
memperoleh layanan pendidikan yang memuas- Menurut undang-undang No. 20 Tahun
kan sehingga output yang diharapkan dapat 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Pasal
dicapai. Output pendidikan dapat berupa 39 menyebutkan bahwa Tenaga kependidikan
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bertugas melaksanakan administrasi, pengolah-
sebagai hasil belajar. Bagi satuan pendidikan, an, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
pembicaraan mengenai mutu tidak terlepas dari tekhnis untuk menunjang proses pendidikan
isu tentang manajemen. Oleh karena itu sekolah pada satuan pendidikan. Kepala Sekolah sebagai
yang bermutu, yang memiliki keunggulan dan salah satu unsur tenaga kependidikan sekaligus
daya saing, menerapkan pola manajemen sebagai pemimpin bertanggung jawab melak-
sekolah yang efektif. sanakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Rohiat (2010:31) mengatakan bahwa sebagaimana ditegaskan melalui Peraturan
manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan Pemerintah No. 28, Pasal 12 ayat 1 tahun 1990,
yang memiliki nilai filosofi tinggi. Ia harus dapat menyebutkan bahwa “Kepala Sekolah bertang-
mencapai tujuan sekolah secara efektif dan gungjawab atas penyelenggaraan kegiatan
efisien. Pada hakikatnya upaya tersebut pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
dilakukan untuk meningkatkan performansi tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan
(kinerja) sekolah dalam pencapaian tujuan- serta pemeliharaan sarana dan prasarana”. Terkait
tujuan pendidikan, baik tujuan nasional maupun dengan fungsi manajerial kepala sekolah, menurut
lokal institusional. Keberhasilan pencapaian Mulyasa (2004:8), kepala sekolah melaksanakan
tersebut akan tampak dari bberapa faktor sebagai manajemen pendidikan yakni sebagai rangkaian
indikator kinerja yang berhasil dicapai oleh kegiatan bersama atau keseluruhan pengendalian

95
96 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor1, Maret 2015, hlm. 95-100

usaha atas kerjasama sekelompok orang dalam kurikulum dengan baik, dan sekolah-sekolah
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. lokal berfokus untuk memenuhi keharusan ini.
Kepala sekolah merupakan salah satu Sebagai akibatnya, tugas-tugas kepemimpinan
komponen pendidikan yang berpengaruh dalam dalam kegiatan pengajaran di sekolah ber-
meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah kembang menjadi tugas atau peran utama bagi
bertanggung jawab atas penyelenggaraan para kepala sekolah.
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pem- Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang
binaan tenaga kependidikan lainnya, dan berkenaan dengan ekspektasi nasional maupun
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan lokal, para kepala sekolah saat ini jauh harus
prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting lebih berfokus pada pengajaran dan pemelajaran
sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan (learning)-khususnya dalam mengukur dan
tugas kepala sekolah, yang menghendaki menentukan kemajuan siswa-dibanding masa-
dukungan kinerja yang semakin efektif dan masa sebelumnya. Konsekuensinya, para kepala
efisien. sekolah saat ini sebagai pemimpin pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi harus berkonsentrasi dalam membangun visi
yang sangat berpengaruh dan menentukan sekolah, berbagi kepemimpinan dengan guru-
kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan guru lainnya, dan mendorong sekolah agar
administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan beroperasi sebagai komunitas pemelajaran
luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemim- (learning communities). Upaya-upaya untuk
pinan kepala sekolah yang baik harus dapat mencapai peningkatan sebagaimana yang
mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui diharapkan mengharuskan dilakukannya peng-
program pembinaan kemampuan tenaga kepen- umpulan, pengolahan dan penilaian data untuk
didikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan; serta
mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan memonitor pengajaran dan kurikulum untuk
kemampuan serta keterampilan-keterampilan menentukan apakah kebutuhan-kebutuhan tadi
untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. telah dikelola sebagaimana mestinya.
Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, Eggen dan Kauchak dalam Zakaria
kepala sekolah harus dapat memperhatikan (2015:1) mengemukakan bahwa peran kepala
kebutuhan dan perasaan orang-orang yang sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran
bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. menggambarkan tindakan yang dilakukan
Apakah kepala sekolah merupakan faktor (kepala sekolah) untuk mengembangkan
yang berpengaruh terhadap kesuksesan siswa? lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan
Leithwood dalam Stronge dkk (2013:xi) dalam bagi guru pada akhirnya mampu menciptakan
buku Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif kondisi belajar siswa semakin baik. Selanjutnya,
mengemukakan bahwa pada faktanya, di antara tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah
faktor-faktor penentu sekolah, efek kepala untuk memfasilitasi guru agar dapat mening-
sekolah menempati posisi kedua setelah guru katkan prestasi belajar, kepuasan belajar,
dalam memfasilitasi pemelajaran siswa. Kepala motivasi belajar, keingintahuan, kreativitas,
sekolah dengan efektifitas tinggi dinilai sebagai inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran
“kunci untuk menginisiasi, mengimplementasi- untuk belajar sepanjang hayat.
kan, dan memelihara kesuksesan sekolah” Uraian di atas menggambarkan betapa
(Tucker & Codding, 2002:253). Konsekuensi- kompleknya tugas dan fungsi kepala sekolah
nya, kepala sekolah diharapkan untuk baik sebagai manajer maupun sebagai
mendorong dan mengembangkan visi sekolah pemimpin. Kedua peran ini bersatu dan melekat
serta memberdayakan para pemangku kepen- pada kepala sekolah. Namun dalam kenyataan di
tingan, untuk membangun dan menjaga kondisi- lapangan ditemukan bahwa masih banyak kepala
kondisi yang diperlukan untuk kesuksesan sekolah yang belum memahami tugas dan
seluruh siswa. fungsinya secara nyata. Aktifitas kepala sekolah-
Salah satu penekanan utama dalam bidang pun cenderung monoton mengikuti rutinitas
dunia pendidikan di awal abad ke-21 adalah sekolah. Kepala sekolah sibuk dengan rutinitas
tuntutan agar para pendidik lebih bertanggung administrasi, rapat-rapat dinas, serta urusan
jawab dalam meningkatkan kinerja para keluar Kota. Aktifitas pembelajaran di kelas
siswanya. Ekspektasi nasional maupun daerah nyaris tanpa sentuhan kepala sekolah. Sekali
mengharuskan sekolah memastikan siswa- sekali memang ditemukan kepala sekolah
siswinya mampu menguasai objektif-objektif berkeliling di depan kelas-kelas untuk
Yusup, Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pemelajaran 97

memonitor KBM dan memastikan siswa berada kan peran kepala sekolah dalam memonitor
di dalam kelas. Dalam keadaan ini kepala kurikulum dan pengajaran.
sekolah seringkali terlibat konflik dengan guru Secara teoretis hasil penelitian ini
dan siswa ketika diketahui ada kelas yang diharapkan dapat menambah wawasan tentang
kosong. Secara kasat mata memang kepala peran kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah telah melaksanakan fungsinya sebagai pemelajaran yang meliputi peran dalam
pemimpin dalam pembelajaran. Namun menurut membangun dan menjaga visi sekolah, berbagi
penulis peran kepala sekolah sebagai pemimpin kepemimpinan, memimpin komunitas pemela-
pengajaran tidaklah sesederhana itu. Stronge jaran, memanfaatkan data untuk membuat
(2013:4) mengatakan bahwa sebagai pemimpin keputusan-keputusan pengajaran, dan memonitor
pengajaran peran kepala sekolah meliputi hal-hal kurikulum dan pengajaran. Selanjutnya secara
sebagai berikut: membangun dan menjaga visi praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat
sekolah, berbagi kepemimpinan, memimpin memberikan kontribusi positif sebagai berikut:
komunitas pemelajaran (learning communities), Sebagai bahan acuan kepala sekolah sebagai
memanfaatkan data untuk membuat keputusan- pemimpin pembelajaran, sebagai pedoman yang
keputusan pengajaran, dan memonitor kurikulum dapat membantu kepala sekolah untuk mengu-
dan pengajaran. payakan manajemen dan kepemimpinan sekolah
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik yang efektif berdasarkan input dari hasil
untuk melakukan suatu penelitian yang berkaitan penelitian yang akurat, sebagai motivasi bagi
dengan peran kepala sekolah sebagai pemimpin kepala sekolah agar memperbaiki kinerja yang
dalam pemelajaran (instructional leadership). dirasa masih kurang dan perlu ditingkatkan
Secara spesifik judul penelitian ini adalah “Peran sehingga menjadi lebih baik.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pemelajaran
di SMA Negeri 1 Lubuklinggau”. Penulis METODE
tertarik meneliti topik ini karena sebagai praktisi Penelitian yang digunakan penulis adalah
pendidikan penulis merasa bahwa kepala sekolah deskriptif kualitatif yang mengacu pada
memegang peranan kunci dalam menciptakan penjelasan tentang peran kepala sekolah sebagai
pembelajaran yang bermutu di sekolah. pemimpin pemelajaran. Dengan memfokuskan
Rumusan masalah umum dalam penelitian penelitian ini, penulis akan menggunakan
ini adalah “Bagaimana peran kepala sekolah metodelogi penelitian deskriptif melalui
sebagai pemimpin pembelajaran di SMA Negeri pendekatan kualitatif.
1 Lubuklinggau?” Selanjutnya, secara khusus Penelitian kualitatif menghindari penye-
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai derhanaan fenomena yang ada untuk
berikut: bagaimana peran kepala sekolah dalam mengungkap perilaku dan pemahaman sebagai
membangun dan menjaga visi sekolah?, hasil interaksi. Penelitian kualitatif ini didasar-
bagaimana peran kepala sekolah dalam berbagi kan pada asumsi bahwa interaksi sosial yang
kepemimpinan, bagaimana peran kepala sekolah terjadi dalam dunia pendidikan merupakan hal
dalam memimpin komunitas pemelajaran, yang komplek, dan peneliti akan mengungkap
bagaimana peran kepala sekolah dalam kekomplekan tersebut.
memanfaatkan data untuk membuat keputusan Dalam penelitian ini, peneliti langsung ke
pengajaran, bagaimana peran kepala sekolah lapangan dan berusaha mengumpulkan data
dalam memonitor kurikulum dan pengajaran. selengkap mungkin sesuai dengan permasalahan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah yang akan diteliti dalam situasi yang
untuk “mendeskripsikan peran kepala sekolah sesungguhnya. Sehingga peneliti harus turun
sebagai pemimpin pembelajaran di SMA Negeri sendiri ke lapangan, aktif mendengar, menga-
1 Lubuklinggau. Secara khusus tujuan penelitian mati, bertanya, mencatat, terlibat, meng-hayati
ini adalah untuk mendeskripsikan peran kepala dan berfikir dalam rangka mengumpulkan data
sekolah dalam membangun dan menjaga visi selengkap mungkin.
sekolah, mendeskripsikan peran kepala sekolah Sumber data dalam penelitian ini dapat
dalam berbagi kepemimpinan, mendeskripsikan dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu, manusia,
peran kepala sekolah dalam memimpin suasana yang diamati, dan dokumen-dokumen.
komunitas pemelajaran, mendeskripsikan peran Subyek penelitian ini sebagai sumber data dan
kepala sekolah dalam memanfaatkan data untuk sumber data manusia adalah orang atau sumber
membuat keputusan pengajaran, mendeskripsi- yang dapat memberikan informasi tentang peran
kepala sekolah sebagai pemimpin pemelajaran.
98 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor1, Maret 2015, hlm. 95-100

Adapun subjek penelitian ini meliputi kepala kebisingan peng-eras suara saat KBM
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf, dan berlangsung.
siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui Berdasarkan hasil penelitian diketahui
interview, observasi, dan dokumentasi. Setelah bahwa kepala sekolah memiliki komitmen dalam
itu data yang dikumpulkan dianalisa dengan menjalin kerjasama yang baik dengan seluruh
menggunakan teknik deskriptif kualitatif Miles komunitas sekolah, dan sepenuhnya menyadari
dan Huberman. bahwa tidak mungkin kepala sekolah mampu
menjalankan visi sekolah seorang diri.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hargreaves & Fink dalam Stronge (2003:5)
Manasse dalam Stronge (2004:7) menyatakan bahwa kepala sekolah yang
menyatakan bahwa salah satu indikator kepala bijaksana memahami bahwa mereka tidak dapat
sekolah yang efektif dalam membangun dan mencapai tujuan-tujuan pengajaran seorang diri,
menjaga visi sekolah adalah bahwa kepala tanpa peran serta pihak lainnya. Berdasarkan
sekolah memiliki visi yang jelas untuk sekolah hasil pengamatan diketahui bahwa kepala
yang dipimpinnya.Berdasarkan hasil penelitian sekolah aktif melibatkan guru, staf, dan
diketahui bahwa visi SMA Negeri 1 komponen lainnya dalam berbagai kegiatan.
Lubuklinggau menggambarkan cita-cita sekolah Namun demikian kepala sekolah belum terlihat
secara jelas sehingga kepala sekolah memiliki aktif menanamkan nilai-nilai kepemimpinan
arah dan gambaran yang jelas akan sekolah yang dalam pemelajaran kepada guru dan staf, serta
dipimpinnya. Namun demikian visi sekolah mempersiapkan suksesi kepemimpinan. Kepala
belum dipahami dengan baik oleh seluruh sekolah memiliki komitmen menjalankan
komunitas sekolah dikarenakan minimnya komunikasi yang baik dengan guru dan staf,
sosialisasi. Visi SMA Negeri 1 Lubuklinggau akan tetapi kepala sekolah belum terlihat aktif
menekankan pentingnya mutu dalam pem- menciptakan kesempatan-kesempatan berkola-
belajaran. Dengan demikian kepala sekolah borasi dalam rangka berbagi pengetahuan dalam
memiliki perhatian yang tinggi terhadap mutu mengkaji masalah-masalah pemelajaran. Dalam
pembelajaran. Harris dkk dalam Stronge (2007: rangka meningkatkan mutu pembelajaran
45) menyatakan bahwa salah satu syarat sekolah Mendel dkk dalam Stronge (2002:17)
yang efektif adalah bahwa kepala sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah harus
berusaha maksimal untuk memastikan kualitas menciptakan kesempatan bagi guru-guru untuk
pengajaran di sekolahnya. Bentuk perhatian bekerjasama.
kepala sekolah terhadap mutu pembelajaran Lashway dalam Stronge (2003:9)
adalah dengan adanya pelaksanaan program menyatakan bahwa kepala sekolah yang efektif
supervisi kelas yang dilakukan secara terjadwal. memperhatikan pemelajaran semua anggota
Namun demikian kegiatan supervisi tersebut komunitas sekolah. Hal ini berarti bahwa kepala
belum berjalan optimal dalam rangka mening- sekolah memperhatikan pemelajaran siswa,
katkan mutu pemelajaran. Selanjutnya, kepala guru, maupun staf. Berdasarkan hasil penelitian
sekolah memiliki harapan yang tinggi terhadap diketahui bahwa kepala sekolah sangat
sekolah dan menyandarkan diri pada komitmen memperhatikan pemelajaran siswa, guru, dan
seluruh komponen untuk mencapai tujuan-tujuan staf. Namun demikian upaya kepala sekolah
sekolah. Kepala sekolah menjalin hubungan untuk menjamin mutu pemelajaran perlu
interpersonal yang baik dengan guru,siswa dan ditingkatkan secara intensif dengan meng-
staf dan senantiasa memberikan motivasi dan hadirkan program-program konkrit yang dalam
dukungan emosional kepada mereka dalam meningkatkan prestasi siswa, produktivitas guru
menjalankan tugas dalam berbagai kesempatan. dan staf. Kepala sekolah memiliki komitmen
Namun demikian dikarenakan padatnya tugas dalam meningkatkan mutu pemelajaran, akan
sebagai kepala sekolah, kepala sekolah belum tetapi kepala sekolah belum menyadari bahwa
mencurahkan waktu secara optimal untuk sebagai pemimpin pemelajaran kepala sekolah
berdiskusi dengan guru dalam rangka harus berpartisipasi aktif dalam pemelajaran
meningkatkan efektifitas pemelajaran. Sehu- bersama guru, siswa, dan staf. Belum men-
bungan dengan komitmen terhadap mutu dalamnya pemahaman konsep sebagai pemimpin
pembelajaran, kepala sekolah ternyata belum pemelajaran ini terlihat dari masih minimnya
begitu meyadari adanya aktivitas-aktivitas upaya-upaya kepala sekolah untuk melak-
sekolah yang dapat mengganggu aktivitas KBM. sanakan program-program dalam meningkatkan
Hal ini karena seringkali terjadi kebisingan- kemampuan guru mempelajari model-model
Yusup, Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pemelajaran 99

pembelajaran berbasis riset, minimnya kesem- pada kurikulum dan pengajaran. Berdasarkan
patan yang memungkinkan kolaborasi guru hasil penelitian diketahui bahwa kepala sekolah
dalam mengkaji, menganalisis, dan mencari memiliki perhatian terhadap kurikulum dan
solusi bersama terhadap suatu kasus pemelajaran. Salah satu indikatornya adalah
pemelajaran. Intinya kepala sekolah baru sebatas dengan dilaksanakannya kegiatan supervisi kelas
memiliki komitmen terhadap mutu pemelajaran yang dilakukan secara terjadwal. Namun
tetapi belum menjalankan program-program demikian kegiatan tersebut belum berjalan
pengembangan guru dan staf untuk mening- optimal dalam rangka meningkatkan mutu
katkan mutu pemelajaran. Blase & Blase dalam pemelajaran. Guru belum menilai supervisi
Stronge (1999:23) menyatakan bahwa kepala sebagai bagian dari tugas kepala sekolah untuk
sekolah yang efektif mempersiapkan kondisi meningkatkan mutu guru sehingga supervisi
melalui perkembangan staf, dengan cara cenderung dianggap aktivitas menakutkan.
memadukan ilmu-ilmu profesional dan program- Kepala sekolah belum secara aktif mendukung
program yang terbukti sukses, mendemon- program-program dan aktivitas pemelajaran
strasikan dan mempraktikkan keterampilan- dengan memberi contoh seperti apa perilaku
keterampilan baru, saling membimbing sesama yang diharapkan. Kepala sekolah belum
guru/staf, melalukan riset berdasarkan data-data meluangkan banyak waktunya mengobservasi
siswa, serta mempelajari efek-efek strategi baru dan menilai mutu pembelajaran untuk berdiskusi
yang diterapkan pada siswa. dengan guru dan saling tukar pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui tentang model-model pembelajaran yang terbaik.
bahwa kepala sekolah belum terampil Intinyaadalah bahwa kepala sekolah belum aktif
mengumpulkan dan menganalisis data untuk memonitor implementasi kurikulum dan
meningkatkan efektifitas pemelajaran. Sehu- memastikan apakah kurikulum standar benar-
bungan dengan ini Leithwood dan Riel dalam benar telah diterapkan guru di kelas.
Stronge (2003: 78) menyatakan bahwa kepala
sekolah yang efektif terampil mengumpulkan SIMPULAN DAN SARAN
data dan menggunakannya untuk menentukan Simpulan
efektifitas sekolah. Selanjutnya diketahui bahwa Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa
eksistensi data di SMA Negeri 1 Lubuklinggau peran kepala sekolah sebagai pemimpin
belum dianggap sebagai aspek krusial dalam pemelajaran di SMA Negeri 1 Lubuklinggau
pembuatan kebijakan strategis di sekolah. masih dibawah standar kriteria kepala sekolah
Kepala sekolah jarang sekali berada pada yang efektif. Hal ini karena kepala sekolah
kondisi mengumpulkan dan menganalisis data belum sepenuhnya mengimplementasikan indi-
dalam rangka memecahkan suatu masalah kator-indikator efektivitas kepala sekolah
pemelajaran. Selain itu kenyataan bahwa kepala sebagai pemimpin pemelajaran sebagaimana
sekolah belum aktif mendorong guru dan staf disampaikan dalam hasil-hasil riset yang
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan relevan.
mengkaji data dalam rangka memecahkan
masalah pemelajaran merupakan bukti bahwa Saran
pemecahan masalah berbasis data belum Peneliti menyarankan agar kedepan kepala
mengkultur di SMA Negeri 1 Lubuklinggau. sekolah lebih memahami dan mengimplemen-
Menurut Cotton dalam Stronge (2003: 19) tasikan standar-standar kepala sekolah yang
kepala sekolah yang efektif memiliki efektif dalam meningkatkan mutu pemelajaran
pengetahuan tentang kurikulum dan praktik- yang meliputi membangun dan menjaga visi
praktik pengajaran yang baik). Lebih jauh lagi sekolah, berbagi kepemimpinan, memimpin
kepala sekolah di sekolah-sekolah yang efektif komunitas pemelajaran, menggunakan data
terlibat dalam aktifitas pengajaran, dan berusaha untuk membuat keputusan dalam pengajaran,
keras mempersiapkan sumber daya yang dan memonitor kurikulum dan pengajaran. Agar
diperlukan guru agar tetap berfokus pada kondisi tersebut dapat tercapai kepala sekolah
pencapaian siswa. Mereka memiliki pengetahuan memerlukan curahan waktu yang lebih optimal
tentang kurikulum dan pengajaran, serta di dalam kelas, berkomunikasi dan menjalin
mendorong guru untuk memikirkan dan kerjasama yang baik dengan guru dan staf dalam
meninjau kembali pengajaran dan efeknya meningkatkan mutu pembelajaran, serta mem-
terhadap pencapaian siswa, Cotton (2003). Oleh bangun komitmen semua pihak untuk aktif
karena itu perhatian mereka di sekolah berfokus
100 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor1, Maret 2015, hlm. 95-100

menganalisis dan menerapkan model-model Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah: Teori Dasar
pembelajaran yang bermutu. dan Praktik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Stronge, James H, dkk. Kualitas Kepala Sekolah
DAFTAR RUJUKAN yang Efektif, diterjemah oleh Siti
Mahyuni, Jakarta: PT. Indeks
Cotton, K. 2003. Principals and Students Tucker, M.S., & Codding, J.B. 2002. The
Achievement: What the research says. Principal Challenges: Leading and
Alexandria. VA: Association for Managing Schools in an era of
Supervision and Curriculum Develop- accountability. San Franscisco: Jossey-
ment. Bass.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Sistem
Professional (Dalam Konteks Menyukses- Pendidikan Nasional, http://www.dep-
kan MBS Dan KBK). Bandung: PT. diknas.go.id
Remaja Rosdakarya. Zakaria, 2015. Bahan Ajar: Kepala Sekolah
Sebagai Pemimpin Pemelajaran. Beng-
kulu: Universitas Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai