A. Pengertian Paragraph
Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran
atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Paragraph
juga suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas dari pada kalimat. Setiap paragraph
hanya boleh mengandung satu pikiran utama atau gagasan utama.
Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya mengandung
satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Contoh : setiap warga
Negara republik Indonesia dijamin kebebasannya memeluk dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya. Kebebasan memeluk dan beribadah dikukuhkan dalam UUD 1945 Pasal 29.
Oleh karena itu, situasi kerukunan dan toleransi antar umat beragama hendaknya digalang.
Umat yang satu tidak dibenarkan mengganggu ataupun menyinggung perasaan umat lainnya,
apalagi memaksakan kehendaknya. Dengan sikap saling menghormati dan menghaargai akan
terbina pri kehidupan yang rukun sehingga tercipta situasi yang tertib, damai, dan tidak
perpecahan antar umat beragama. Pargraf ini terdiri atas lima kalimat. Semua kalimat
itu membicarakan masalah kebebasan memeluk dan beribadah. Oleh sebab itu, paragraph ini
mempunyai pikiran utama “kebebasan memeluk dan beribadah”
l B. Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf,
mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman
bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa
variabel
Repetisi adalah pengulangan kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah
paragraph.
Kata ganti adalah kata-kata mengacu pada manusia atau benda, untuk menghindari kebosanan,
kata-kata yang mengacu pada manusia atau benda itu diganti dengan kata ganti.
Kata transisi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain untuk menjadikan kepaduan paragraph. Kata atau frase transisi yang
dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai
berikut :
Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya,
misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya dll.
Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, meskipun dll.
Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya;
misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya dll.
Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi dll.
Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian dll.
Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: ringkasnya, misalnya, yakni, sesungguhnya
dll.
Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang dll.
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat
topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang
E. Jenis-Jenis Paragraf
1. Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya :
a. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
b. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf
penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat
deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-
paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
2. Jenis-jenis paragraf berdasarkan teknik pemaparannya:
a. Pragraf Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
b. Paragraf Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
konsep sebagai alasan/ bukti.
c. Paragraf Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
d. Paragraf Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
e. Paragraf Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
f. Pragraf Sebab Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa
atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab
maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat
topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran
atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.fungsi
paragraph adalah Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan, dan
Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, mengganti
paragraf berarti mengganti pikiran.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan gagasan. Namun dari
pembahasan yang telah penulis buat dapat disimpulkan bahwa paragraf tidak hanya diikat oleh
satu kesatuan gagasan, tetapi dapat berupa dua gagasan atau lebih dengan memenuhi syarat yaitu
kesatuan dan kepaduan paragraf.
Unsur-unsur paragraph yaitu ide pokok, kallimat utama dan kalimat penjelas Dan sebuah
paragraph harus memenuhi sysrat-syarat agar menjadi paragraph yang efektif yaitu kesatuan
(kohesi), kepaduan (koherensi), kelengkapan, panjang paragraph, dan pola susunan paragraph.
B. Saran
Demikianlah makalah dari saya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, terlepas dari
itu penulis juga sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya
kritik dan saran yang dapat membangun, sangat penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non Jurusan Bahasa.
Jakarta: Mawar Gempita.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”. Makassar: Pustaka
Lontara.
https://rahdathidayat12.blogspot.com/2016/09/makalah-paragraf.html
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengadilan HAM adalah suatu pengadilan khusus yang di buat untuk mengadili orang-
orang yang melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang telah disepakati oleh
internasional. Namun ketentuan dalam mengadilinya masih mengikuti pengadilan negeri atau
pengadilan biasa.
Kedudukan pengadilan HAM sama dengan kedudukan pengadilan negeri, Cuma ada beberapa
perbedaan yang sangat signifikan seperti perbedaan kasus yang di adili.
Sejauh ini, pengadilan ham Indonesia masih belum mampu menyelesaikan perkara-perkara yang
telah diajukan oleh komnas ham. Dai sekian banyak kasus yang telah dituntut, banyak yang tidak
siap dan kalaupun ada keputusan dari pengadilan ham tentang sebuah kasus, itu tidak
memberikan kepuasan bagi masyarakat. Dalam artian, masyarakat masih beranggapan bahwa
keputusan tersebut tidak adil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Krisnawat, Dani, dkk. 2006. Bunga rampai hukum pidana khusus. Jakarta Selatan: Pena
Pundit Aksara
2. fauzan, Ahmad. 2005.Perundang-undangan lengkap tentang peradilan umum, peradilan
khusus dan mahkamah konstitusi. Jakarta:Kencana.
3. Abiding, Zainal. Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara X Tahun 2005 Materi
: pengadilan ham Pengadilan hak asasi manusia di Indonesia. www.elsam.or.id.