Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH


(KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR)

OLEH:
KELAS A
Kelompok 6
NAMA NIM
MAHIRA SAIF A1A612005
WD KHUSNUL KHOTIMAH HALIM A1A620037
HAMSINA A1A620047
RUFIHANA A1A620061
WISDAM A1A620067

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah menciptakan manusia dan alam
seisinya untuk makhluknya serta mengajari manusia tentang al-qur’an dan
kandungannya, yang dengan akal pikiran sebagai potensi dasar bagi manusia untuk
menimbang sesuatu itu baik atau buruk, menciptakan hati nurani sebagai pengontrol
dalam tindak tanduk, yang telah menciptakan fisik dalam sebagus bagusnya rupa untuk
mengekspresikan amal ibadah kita kepada-Nya. Segala pujibagi Allah sang Maha Kuasa
pemberi hidayah, yang semua jiwa dalam genggaman-Nya, kasih kaming-Mu mulia tak
terperi. Rahman dan Rahim-Nya telah menyertai kami sehingga dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Sholawat bermutiarakan salam senantiasa kita haturkan kepada revolusionar
muslim sejati baginda Muhammad SAW, serta para sahabatnya yang telah
membebaskan umat manusia dari lembah kemusyrikan dan kejahiliyahan menuju alam
yang bersaratkan nilai-nilai tauhid dan bertaburan cahaya ilmu pengetahuan dan
kebenaran. Dalam makalah ini, penulis berupaya semaksimal mungkin menyajikan
makalah dalam bentuk yang mudah dibaca. Namun, penulismenyadari bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan.
Tiada yang dapat kami ucapkan sebagai balas budi kami selain untaian ucapan
terima kasih dan doa, agar semua amal kebaikan selama ini penuh dengan iringan
rahmat dan ridho Allah SWT. Sehingga dicatat sebagai amalan makbulan’indallah.
Amin. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan semuanya,
khususnya bagi penulis sendiri.

Kendari, Oktober 2021


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional adalah membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga pendidik yang berkinerja baik.kinerja
tenaga pendidik akan bisa ditingkatkan bila didukung dengan adanya supervisi, motivasi
dan pemberian yang baik.
Kepala sekolah memegang peranan penting terhadap kinerja tenaga pendidik dan
juga perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan
untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha, dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal
ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan
sekolah, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya
tujuan sekolah sangat bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan kepala sekolah
terhadap seluruh personal sekolah. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan
organisasi pendidikan disekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan
agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Masing-masing persyaratan ini saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah,
kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman kerja.
Kepala sekolah harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator
dan supervisor, karena sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa sokongan dari
kepala sekolah. Selain membuat perencanaan, kepala sekolah juga harus membuat
struktur organisasi sekolah dengan baik, dengan tujuan untuk membagi tugas masing-
masing anggotanya dan harus bisa menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya,
sehingga bisa bekerja secara optimal.
Dari latar belakang masalah diatas, sebagian dari tugas dan fungsi kepala
sekolah yaitu sebagai administrator dan supervisor, maka penulis menyajikan makalah
dengan judul “Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan Supervisor Pendidikan”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi dan konsep dasar dari administrasi dan Supervisi?
2. Bagaimanakan konsep kepemimpinan kepala sekolah?
3. Bagaimanakah kepala sekolah sebagai administrator dan supervisi dalam
pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengertian administrasi dan supervisi
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengertian kepala sekolah
3. Untuk mengetahui bagaimanakah kepala sekolah sebagai administrator dan
supervisor pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Administrasi dan Supervisi Pendidikan


1. Administrasi Pendidikan
a. Pengertian Administrasi Secara Etimologis
Secara etimologis perkataan Indonesia “Administrasi”yang bahasa Inggrisnya
“Administration”, berasal dari kata Latin, yaitu : “Ad + ministrare” dan
“Administratio”. Ad + ministrate berarti melayani, membantu atau memenuhi (The
Liang Gie, 1965). Sedangkan Administratio berarti pemberian bantuan, pelaksanaan,
pimpinan, dan pemerintahan(Atmosudirdjo, 1986). Jadi, Administrasi pada hakekatnya
adalah usaha untuk menolong, usaha untuk membantu, usaha untuk memimpin atau
mengarahkan semua kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

b. Pengertian Administrasi dalam Arti Sempit


Perlu dipahami bahwa istilah Administrasi di Indonesia masih sering dipakai
dalam arti “Tata Usaha”. Pengertian yang demikian ini merupakan warisan dari zaman
penjajahan Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda dahulu, istilah Belanda
“Administratie” disalin kedalam Bahasa Indonesia menjadi
“Administrasi”.Administratie dalam Bahasa Belanda ini pada umumnya diartikan
sebagai Setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya
secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar
mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya
satu sama lain.
Sebenarnya pengertian administratie yang demikian baru merupakan salah satu
aspek cakupan istilah administratie. Karena masih ada dua aspek lainnya yang
merupakan cakupannya, yakni: “bestuur” atau manajemen dari kegiatan-kegiatan
organisasi, dan “beheer” atau manajemen dari sumber-sumber daya seperti: finansial,
personil, materil, gudang, dan sebagainya. Hanya saja yang lebih populer di kalangan
bangsa Indonesia sebagai pihak yang dijajah ialah pengertian administratie dari aspek
tata usaha.
Jadi, pengertian Administratie yang dikenal luas di Indonesia ialah tata usaha.
Oleh karena itu, sampai sekarang di Indonesia istilah “Administrasi” masih sering
diartikan sebagai tata usaha atau pekerjaan tulis-menulis, catat-mencatat perbagai
keterangan. Pengertian Administrasi sebagai kegiatan tulis menulis, catat-mencatat
perbagai keterangan itu, dijelaskan oleh Harris Muda Nasution dalam bukunya “Kursus
Pengetahuan Administrasi“, sebagai berikut: “Dalam arti yang sempit bahkan
pengertian sehari-hari, maka Administrasi artinya adalah tata usaha. Tata usaha ialah
suatu pekerjaan yang sifatnya mengatur segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tulis-menulis, surat-menyurat dan mencatat/membukukan setiap
perubahan atau kejadian yang terjadi di dalam organisasi”. (The Liang Gie, 1972).
Arifin Abdulrachman (1971) mengemukakan pula bahwa, Administrasi dalam arti tata
usaha kegiatannya meliputi penerimaan surat, penyimpanan surat, korespondensi,
penduplikasian, pencatatan-pencatatan pada buku-buku atau kartothik, pokoknya segala
macam pekerjaan yang ada hubungannya dengan apa yang dinamakan pekerjaan kertas,
bahkan yang meliputi juga pekerjaan-pekerjaan penelponan dan penerimaan tamu.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas, maka dapatlah dimengerti
bahwa pengertian administrasi dalam arti sempit meliputi perbuatan tulis-menulis, catat-
mencatat, yang kesemuanya merupakan kegiatan penyediaan bahan keterangan yang
diperlukan dalam setiap organisasi. Kegiatan-kegiatan yang demikian itu dalam Bahasa
Indonesia telah lazim dipergunakan istilah “Tata Usaha”.

c. Pengertian Administrasi dalam Arti Luas


Dua istilah yang mirip tulisan dan bunyinya, namun berbeda makna dan isinya,
yaitu “Administratie” (Bld) dan “Administration” (Ing), sama-sama disalin dalam satu
istilah bahasa Indonesia yaitu “Administrasi”, maka istilah yang kemudian ini
mempunyai dua pengertian yaitu :
(1) Administrasi dalam pengertian sama dengan pengertianadministratie atau yang
lebih dikenal dengan kegiatan tatausaha, dan
(2) Administrasi dalam pengertian sama dengan administration.
Untuk pengertian yang pertama kiranya telah jelas diuraikan di atas, sedangkan
pengertian yang kedua inilah yang akan di bahas pada bagian berikut.
Administration mempunyai pengertian dan skop yang lebih luas dari pada
administratie dilihat dari aspek tatausaha saja. Jadi, pengertian administrasi yang
dimaksudkan di sini adalah pengertian yang lebih luas yang sekaligus mencakup tata
usaha.
Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir
dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu :
(1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi,
kebudayaan, dan pembangunan);
(2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan
(3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan
prilaku administrasi),
Hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi pendidikan
mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman
tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai
perubahan yang terjadi di masyarakat di samping pendalaman dari segi perkembangan
teori dalam hal manajemen/administrasi.
Menurut Sondang P. Siagian, administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu, untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, administrasi pendidikan
bukanlah kegiatan kependidikan akan tetapi kegiatan pengendalian rangkaian kegiatan
kependidikan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Sedangkan menurut Ars. The Liang Gie dalam Pengertian Kedudukan dan Ilmu
Administrasi mengatakan bahwa administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto dalam Administrasi pendidikan, adalah
segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel, spiritual
dan material yang bersangkut paut dengan pencapain tujuan pendidikan.
Dari pengertian administrasi di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi
pendidikan adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah, agar
tercapai tujuan pendidikan di sekolah itu.
Di atas telah dikemukakan pengertian administrasi pendidikan, maka kita perlu
melengkapi dengan pengertian supervisi. Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto dalam
Administrasi Pendidikan, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif.
Menurut departemen pendidikan dan kebudayan RI dikatakan bahwa
administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam
bidang pendidikan yang meliputi perikanan, pengorganisanisasia, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan, pembiayaan, dan pelaporan dengan menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, material, maupun spiritual untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Menurut Hadari Nawawi menjelaskan bahwa Administrasi pendidikan adalah
rangkaian kegiatan atas seluruh proses pengendalian usaha, kerja sama sejumlah oran
untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan dilingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan.
Sedangkan menurut Engkoswa mengatakan bahwa administrasi pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukaan oleh para ahl diatas, maka dapat
dipaham administrasi pendidikan adalah tindakan koordinasikan perilaku manusia
dalam pendidikan, agar sumber daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.

d. Karakteristik Administrasi Pendidikan


Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
kita pahami karakteristik administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Administrasi pendidikan meliputi semua kegiatan yang berkenaan dengan tujuan
memperbaiki proses pendidikan.
2) Administrasi pendidikan merupakan usaha kolektif dan kerjasama sekelompok
orang di dalam lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan batasan-
batasan kemampuan tertentu.
3) Administrasi pendidikan merupakan proses kemanusiaan yang bertujuan agar
terpenuhi keinginan dan kebutuhan manusia dalam rangka memperbaiki kehidupan
manusia melalui perubahan manusia yang bersangkutan.
4) Administrasi pendidikan adalah proses sosial dengan arti kata bahwa administrasi
pendidikan tersebut harus memberikan manfaat bagi masyarakat.
5) Admnistrasi pendidikan adalah proses pendidikan yang berusaha untuk
mengembangkan pekerja-pekerja dan orang-orang yang berkaitan dengan
organisasi.
6) Administrasi pendidikan juga merupakan usaha-usaha yang teratur, dan usaha-
usaha yang tepat dalam melaksanakan koordinasi pada suatu organisasi.
7) Administrasi pendidikan merupakan kerja kepemimpinan yang bijaksana, dan dapat
menciptakan iklim yang produktif, meliputi material, psikologis, spiritual.
8) Administrasi pendidikan adalah proses pendidikan yang bertujuan atau jalan untuk
mencapai tujuan.

e. Tujuan Administrasi Pendidikan


Tujuan administrasi pendidikan adalah untuk meningkatkan efesiensi dan
efektifitas penyelenggaraan kegiatan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Adapaun yang menjadi tujuan utama pendidikan adalah untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara
yang memiliki kualitas, sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan pancasila.
Menurut Sergiovani dan Carver ada empat tujuan administrasi, yaitu: efektivitas
produksi, efesiensi, kemampuan menyesuaikan diri, dan kepuasan kerja.
Sasaran administrasi pendidikan adalah manusia, maka pelaksanaannya tidak
boleh tidak dapat disetarafkan dengan “ordenil mesin”. Sifat administrasinyapun tidak
bias bersifat mekanistis. Pelaksanaan administrasi pendidikan harus bersendikan pada
prinsip-prinsip yang sifatnya kooperatif dan demokratis. Kegiatan administrasi
pendidikan hendaknya didasarkan pada:
1) Tujuan pendidikan dan perkembangan anak didik,
2) Adanya koordinasi dalam semua usaha,
3) Penggunaan waktu, tenaga dan alat secara efektif dan efesien,
4) Partisipasi yang luas dalam menentukan policy dan program,
5) Memindahkan kekuasaan yang sesuai dengan tanggung jawab, dan
6) Menghindarkan overlapping fungsi.
Tujuan administrasi pendidikan dapat dikelompokkan kepada tujuan jangka
pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari
administrasi pendidikan adalah agar tersusun dan terlaksana suatu system pengelolaan
komponen instrumental dari proses pendidikan yang meliputi komponen siswa, pegawai
guru, sarana/prasarana, organisasi, pembiayaan, tata usaha dan hubungan sekolah
dengan masyarakat, agar terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara efektif yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Tujuan jangka menengah administrasi pendidikan mengarah kepada pencapaian
tujuan institusional setiap jenis dan jenjang serta program pendidikan. Sedangkan tujuan
jangka panjang administrasi pendidikan adalah tujuan yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Disamping itu secara operasional administrasi pendidikan bertujuan untuk:
1) Memudahkan pekerjaan administrasi dalam bidang pendidikan, memudahkan
proses pelaksanaannya, memanfaatkan potensi manusia dan material yang
diharapkan akan dapat menghasilkan keputusan-keputusan administrasi dalam
bidang pendidikan yang sifatnya realistis, kolektif, dan sehat untuk mencapai
penyelesaian masalah administrasi dalam bidang pendidikan yang dihadapi.
2) Menciptakan iklim ruhaniah, psikologis dan sosial dengan memperhatikan dan
memupuk kejujuran, amanah, keikhlasan dalam bekerja.
3) Meningkatkan moral dan semangat kesetiakawanan di antara individu yang terlibat
dalam kegiatan-kegiatan administrasi pada lembaga pendidikan.
4) Meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, serta memperbaiki kualitas, metode
dan media dalam kaitannya untuk mencapai tujuan pendidikan.
5) Meningkatkan kemampuan pekerja dan mempertinggi pengetahuan, keterampilan
dan sikap secara terus menerus dalam melakukan pekerjaan yang diemban.
6) Mengadakan perubahan yang diinginkan dalm proses pendidikan dengan seluruh
aspeknya dan mendorong peserta didik dalam mencapai pertumbuhan yang
menyeluruh dan utuh, serta dapat melakukan penyesuaian dalam masyarakat yang
selalu mengalami perubahan.
7) Menghubungkan antara proses pendidikan dan tujuan-tujuan pembangunan dalam
masyarakat, serta mempererat hubungan pendidikan dengan masyarakat/
lingkungan

f. Manfaat Administrasi Pendidikan


Adapun manfaat administrasi pendidikan menurut Prof. Dr. H. Asnawir adalah
sebagai berikut:
1) Mengangkat derajat kinerja pekerja dan menolong mensukseskan dan memperbaiki
kinerja tersebut.
2) Menciptakan iklim kerja yang baik untuk menerapkan prinsip-prinsip hubungan
kemanusiaan yang sehat dengan menekankan penghargaan kepada setiap orang
pada lembaga pendidikan  yang bersangkutan.
3) Mendorong menterjemahkan, merobah pikiran-pikiran dan teori-teori pendidikan
menjadi kurikulum, program, metode, media, prosedur dan berbagai aktivitas
pendidikan lainnya untuk menempuh jalan yang tepat dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
4) Berusaha menghubungkan/mempertemukan lembaga pendidikan dengan
masyarakat kea rah pengembangan, kemajuan dan kestabilan.
Selanjutnya Ahmad Sabri dalam bukunya administrasi pendidikan menyebutkan
manfaat administrasi pendidikan bagi seorang tenaga kependidikan yang mempelajari
administrasi pendidikan adalah:
1) Dapat mengetahui dan menyadari akan tugas-tugas dan kewenangan yang mesti
dipikulnya serta mengetahui bagaimana cara-cara melaksanakan tugas-tugas dan
kewenangan masing-masing.
2) Dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan kerja atau overlapping kerja/ tugas.
3) Mengetahui bagaimana melaksanakan sesuatu kegiatan kependidikan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan supaya tercapai efektif serta secara tepat.
4) Mengetahui batas-batas hak dan kewajiban masing-masing tenaga kependidikan

g. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan


Ruang lingkup administrasi pendidikan sangat luas, meliputi sekalian usaha,
proses tindakan penyelenggaraan, pelayanan, bimbingan, pengaturan dan mengawasi
semua personal yang terlibat dalam kegiatan administrasi, termasuk pula masalah
kepemimpinan, bagaimana sikap dan sifat seseorang pemimpin yang dikehendaki dalam
pendidikan type-type kepemimpinan nama yang sesuai, syarat-syarat apa yang
diperlukan sebagai seorang pemimpin yang baik.
Menurut Ngalim Purwanto, ruang lingkup admnistrasi pendidikan dikelompokkan
kepada tujuh kelompok, yakninya:
1) Admnistrasi tatalaksana sekolah
2) Administrasi guru dan pegawai sekolah
3) Admnistrasi muurid/ siswa
4) Admnistrasi supervise pengejaran
5) Administrasi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
6) Administrasi perencanaan dan pendirian bangunan sekolah
7) Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
Menurut Hadari Nawawi, ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi
bidang-bidang kegiatan sebagai berikut:
1) Manajemen administrasi. Bidang kegiatan ini bertujuan mengarahkan agar semua
orang dalam organisasi/ kelompok kerjasama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
2) Manajemen operatif. Kegiatan ini bertujuan mengarahkan dan membina agar dalm
mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing, setiap orang
melaksanakannya dengan tepat dan benar.

h. Fungsi Administrasi Pendidikan


Fungsi administrasi pendidikan meliputi:
1) Planing atau perencanaan.
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
administrasi. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan
dan bahkan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan
kegiatan yang harus dilaksanakan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu
berlangsung. Rancangan yang disusun dalam konteks pendidikan menurut Dr. Hadari
Nawawi meliputi:
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media , 2016), h. 223.
a) Perumusan tujuan yang hendak dicapai
b) Penentuan bidang/ fungsi unit sebagai bagian-bagian yang akan melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan
c) Menetapkan jangka waktu yang diperlukan
d) Menetapkan metode atau cara mencapai tujuan
e) Menetapkan alat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efesiensi
pencapaian tujuan
f) Merumuskan rencana evaluasi atau penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian
tujuan
g) Menetapkan jumlah dan sumber dana yang diperlukan.
Dengan demikian rancangan kegiatan administrasi pendidikan yang harus
dirumuskan mencakup 7 faktor:
a) Faktor tujuan
b) faktor bidang/ bentuk kegiatan
c) faktor waktu
d) faktor metode
e) faktor alat
f) faktor penilaian
g) faktor dana
2) Organizing atau pengorganisasian.
Organizing adalah salah satu fungsi administrasi yang didalamnya terdapat
serangkaian kegiatan, berupa penyusunan wadah atau struktur yang mewadahi semua
kegiatan yang direncanakan, menyeleksi, dan menentukan kriteria serta persyaratan
orang-orang yang akan menduduki jabatan yang terdapat dalam wadah dan struktur
yang telah dibuat, menguraikan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan
serta hubungan antara masing-masing jabatan.
Ajaran Islam memberikan persyaratan umum dan persyaratan khusus bagi setiap
tugas yang dipercayakan kepada setiap orang. Di antara yang menjadi persyaratan
umum yaitu al-shidqu (jujur), amanah, istiqamah, bertanggung jawab, memiliki
komitmen tinggi, sehat jasmani dan rohani, sabar dan tekun. Adapun persyaratan khusus
terdiri dari yang bersifat rohaniah, keterampilan Teknik, dan persyaratan fisik yang
terkait dengan sifat dan karakter sebuah pekerjaan. Abuddin Nata. Ilmu pendidikan,… h. 227
Dalam langkah pengorganisasian ini, ada dua hal pokok yang menjadi perhatian:
a) Penciptaan mekanisme atau tata kerja, seirama dengan pola struktur organisasi yang
dibuat-ditetapkan.
b) Penentuan dan pendistribusian kerja yaitu, penyebaran dan pembagian tugas/
pekerjaan sekaligus pelaksanaan-pelaksanaan beserta kewenangan dan tanggung
jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing anggota/ staf pengurus organisasi.
c) Fungsi Penggerakan atau Actuation. Aktuasi artinya menggerakkan orang-orang
dalam organisasi agar mau bekerja dengan penuh kesadaran secara bersama-sama
mencapai tujuan yang diharapkan.

Actuating
Fungsi actuating dalam administrasi adalah terkait dengan pelaksanaan atas sebuah

perencanaan yang telah ditetapkan dan diserahkan kepada seseorang yang memenuhi

persyaratan. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik baru akan terlihat manfaat

dan hasilnya apabila telah dilaksanakan.

Sebuah pelaksanaan tugas baru dikatakan baik dan berhasil apabila sesuai dengan
perencanaan. Agar pelaksanaan ini tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan, maka
perlu adanya bimbingan, koordinasi, dan komunikasi. Hal ini perlu dilakukan, karena saat
pelaksanaan sudah melibatkan banyak hal seperti sumber daya manusia, biaya, waktu, dan
sarana prasarana.
Pemberian bimbingan (counselling), khusus dalam organisasi pendidikan disekolah

ditunjukkan agar setiap individu yang terlibat dalam sekolah dapat menjalankan

kewajiban sesuai dengan beban tugas yang diberikan kepada mereka. Pemberian

bimbingan dilakukan oleh pimpinan organisasi atau mereka yang diakui memiliki
banyak pengalaman dan keberhasilan dalam berorganisasi dengan cara memberikan

petunjuk kepada anggotanya sehingga mereka dapat meningkatkan mutu

pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi

perkembangan sekolah.

Selanjutnya, pengorganisasian (coordinating) dilaksanakan untuk menghindari

terjadinya tumpang-tindih, pengulangan, keterceceran, dan pertentangan dari

berbagai macam tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang dalam

berbagai unit. Kemudian pengkomunikasian (communicating) memegang peranan

penting dalam suatu organisasi, khususnya, organisasi pendidikan. 1 Setiap personel

yang terlibat harus saling berkomunikasi agar permasalahan yang ada dapat diatasi

dengan cepat dan efektif.

3) Controlling atau Pengawasan.
Pengawasan merupakan  kegiatan-kegiatan dan tindakan-tindakan untuk
mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat atau yang sedang dilaksanakan.
Dalam buku Ahmad Sabri dijelaskan dalam bagian supervisi, bahwa setiap
pelaksanaan daripada program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervisi.
Selanjutnya ditambahkan fungsi administrasi pendidikan dalam buku Ahmad
Sabri adalah pengarahan, koordinasi, dan evaluasi. Pengarahan maksudnya member
bimbingan dan petunjuk yang diberikan sebelum kegiatan pelaksanaan dilakukan, untuk
memelihara, menjaga dan mengajukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat,
baik secara structural maupun fungsional agar setiap kegiatan yang dilakukan nanti
tidak terlepas dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Koordinasi adalah mengsingkronkan dan meluruskan semua kegiatan unit
dapertemen/ satuan organisasi menuju tercapainya tujuan/ hasil akhir yang sama,
koordinasi menyangkut semua orang, kelompok unit organisasi dan semua kegiatan

1 Abuddin Nata. Ilmu pendidikan,… h. 228.


dalam setiap organisasi dimana orang bekerjasama. Tanpa koordinasi terjadi
pemborosan uang, tenaga dan waktu yang sangat banyak.
(Buku Ad dan super visi pendidikan pendidikan, Sohiron)

2. Supervisi Pendidikan
Secara etimologi, istilah supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris
supervision artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi
disebut dengan supervisor. Secara morfologi supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super
berarti atas atau lebih, visi artinya lihat, tilik awasi. Seorang supervisor memiliki
kedudukan di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang
disupervisinya.147 Secara semantik menurut Willes dalam Jasmani supervisi adalah
bantuan pengembangan situasi belajar mengajar agar lebih baik. Menurut Depdiknas
dalam Jasmani supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar
yang lebih baik.
Bantuan atau pembinaan yang dimaksudkan perlu diperjelas. Bantuan dapat
berupa material maupun moral yang diberikan secara terus menerus dapat
mengakibatkan anak didik (yang disupervisi) tidak akan menjadi “dewasa” dalam arti
pedagogis yaitu sanggup berdiri sendiri. Oleh karena itu bantuan yang dimaksudkan
hendaklah sesuai dengan proses disupervisi dan taraf perkembangan orang yang
Menurut Adam dan Dickey telah merumuskan supervisi sebagai suatu pelayanan
khususnya menyangkut pengajaran dan perbaikannya-menyangkut proses mengajar dan
belajar, termasuk segala faktor di dalam situasi itu. Perumusan supervisi ini
sesungguhnya menyangkut hakikat dari supervisi pendidikan yaitu memberikan
pelayanan kepada orang yang disupervisi. Amatembun menyimpulkan supervisi
pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan yang
dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan
(pengajarannya) pada umumnya peningkatan mutu mengajar dan belajar pada
khususnya. Dalam pengertian itu supervisi pendidikan artinya pembinaan. Pembinaan
adalah segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan,
pengembangan, pembangunan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala
sesuatu secara berdaya guna danberhasil guna. Pembinaan yang dilakukan bertujuan
agar situasi pendidikan menjadi lebih baik.
Situasi pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas dapat dimaknai dengan
segala hal yang terkait dengan pendidikan, misalnya metode, motivasi, kultur dan lain-
lain. Jasmani menyebutkan supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor
dan atau semua pimpinan kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen pengelolaan
sekolah dan meningkatkan kinerja guru/staf dalam menjalankan tugas, fungsi, dan
kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal. Caranya
dengan memberikan bantuan, dorongan, pembinaan, bimbingan, dan memberi
kesempatan bagi pengelol sekolah dan para guru untuk memperbaiki dan
mengembangkan kinerja dan profesionalismenya. Dari penejelasan di atas dapat
dipahami secara lebih komprehensif makna dan hakikat supervisi pendidikanyakni
usaha seseorang (supervisor) dalam memberikan bantuan, layanan kepada orang lain
(orang yang disupervisi) dalam melaksanakan tugas, kinerja dan kewajibannya.
Supervisi pendidikan ditujukan untuk memberi bantuan dalam pengembangan
situasi pembelajar yang lebih baik sehingga rumusan ini mengisyaratkan bahwa
layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar (goal, material,technique,
method, teacher, student, an environment). Situasi belajar inilah yang seharusnya
diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.

a) Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan


Amatembun dalam Jasmani menyebutkan tujuan khusus supervisi pendidikan
adalah sebagai berikut:
1) Membina kepala sekolah dan guru-guru memahami tujuan pendidikan yang
sebenarnya dan peranan madrasah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
2) Memperbesar kesanggupan kepada sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan
perserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
3) Membantu kepala sekolah dan guru untuk mengadakan diagnosis secara kritis
terhadap aktivitas-aktivitas dan kesulitan-kesulitan pembelajaran serta menolong
mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
4) Meningkatkan kesadaran sekolah dan guru-guru serta warga sekolah terhadap cara
kerja yang demokratis dan komprehensif sertamemperbesar kesediaan untuk tolong
menolong.
5) Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk
mengoptimalkan kinerja Secara maksimal dalam profesinya.
6) Membantu kepala sekolh untuk mempopulerkan pengembangan program
pendidikan di madrasah kepada masyarakat. Melindungi orang-orang yang
disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat
dari masyarakat.
7) Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam melaksanakan aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
8) Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara guru.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diinterpasti bahwa tujuan khusus dari


supervisi pendidikan adalah untuk membina orang-orang yang disupervisi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sasaran yang ingin dicapai dari
pelaksanaan supervisi pendidikan guru dapat melaksanakan tanggung jawabnya “belajar
dan mengajar” dengan baik, kinerja baik dan profesional. Secara lebih tegas dapat
disimpulkan bahwa sasaran supervisi terbagi menjadi tiga bagian:
1) Supervisi akademik, yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-
masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
2) Supervisi administrasi, yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-
aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3) Supervisi lembaga, yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan
supervisor pada aspek-aspek yang berada di seluruh sekolah. Jika supervisi
akademik dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka supervisi
lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekilah
secarakeseluruhan.
b) Fungsi Supervisi Pendidikan
Seorang supervisor pendidikan perlu memahami dengan jelas tugas dan
tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya dalam usaha ke arah tercapainya tujuan
tersebut. Fungsi utama yang merupakan tugas-tugas pokok seorang supervisor dibidang
pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Penelitian, dimana untuk memperoleh gambaran yang jelas dan obyektif tentang
situasi pendidikan, maka perlu diadakan penelitian.
2) Penilaian , dimana dalam suatu penelitian, supervisor dapat menarik suatu
kesimpulan terhadap situasi datau masalah yang diselidiki.
3) Perbaikan dari hasil-hasil penilaian (evaluasi) supervisor dapat mengetahui
bagaimana keadaan atau situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi
mengajar/belajar pada khususnya, serta segala fasilitas dab upaya yang
dipergunakan apakah baik atau buruk, memuaskan atau tidak, mengalami kemajuan
atau kemunduran, mengalami kemacetan atau sebagainya.
4) Peningkatan Situasi yang ada sudah baik atau belum, sudah memuaskan atau
mengalami kemajuan. Situasi yang demikian harus ditingkatkan atau
dikembangkan (fungsi “development”) agar apa yang sudah baik itu supaya lebih
baik lagi, apa yang sudah memuaskan itu supaya lebih memuaskan lagi, apa yang
telah mengalami kemajuan supaya lebih maju lagi. Inilah fungsi supervisor
pendidikan sebagai “developer”.
Fungsi - fungsi itu harus teritegrasi dalam tugas “pembinaan” sebagai tugas inti
supervisor pendidikan. Dalam supervisinya pembinaan yang diberikan supervisor
berupa bimbingan (guidence) atau tuntunan (tut wuri handayani) ke arah pembinaan
dari orang-orang yang disupervisi.
B. Kepala Sekolah
1. Pengertian kepala sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
sekolah. Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan, kepala sekolah
merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip
administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.
Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala
sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik, di sini berarti
dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang
guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu
atau memberikan bimbingan. Berarti kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu
sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.
Namun ketika memperhatikan pasal-pasal pada Permendiknas Nomor 13 Tahun
2007 ternyata para Calon Kepala Sekolah dihadapkan pada penafsiran ganda. Artinya
kualifikasi dan kompetensi tersebut bisa diartikan sebagai syarat memasuki wilayah
profesi kepala sekolah. Setelah yang bersangkutan diangkat sebagai kepala sekolah
maka statusnya sebagai pendidik/ guru menjadi lepas. Namun bisa pula ditafsirkan
sebagai memperkuat status lama yakni "hanya" seorang guru yang diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah. Jika itu yang terjadi maka sebelah kakinya masih
menginjakkan ke wilayah profesi guru, dan sebelah lagi menginjak profesi kepala
sekolah.
Berarti seorang Kepala Sekolah walaupun dipersyaratkan harus berasal dari
seorang guru namun setelah diangkat sebagai kepala sekolah maka yang bersangkutan
sebaiknya tidak lagi berstatus Guru / Pendidik melainkan sebagai Tenaga Kependidikan/
Kepala Sekolah Profesional dengan tugas dan fungsi yang sudah jelas memerlukan
perhatian khusus layaknya profesi kependidikan lain seperti Pengawas Sekolah,
Laboran, dan Pustakawan.
Seorang kepala sekolah pada hakekatnya adalah pemimpin yang menggerakkan,
mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang di dalam organisasi atau
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

Kepemimpinan Kepala Sekolah

2. Tugas dan fungsi kepala sekolah


Stoop & Johnson mengemukakan secara umum, ada empat belas peranan kepala
sekolah, yaitu:
a. kepala sekolah sebagai business manager,
b. kepala sekolah sebagai pengelola kantor,
c. kepala sekolah sebagai administrator,
d. kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,
e. kepala sekolah sebagai organisator,
f. kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,
g. kepala sekolah sebagai supervisor,
h. kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,
i. kepala sekolah sebagai pendidik,
j. kepala sekolah sebagai psikolog,
k. kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,
l. kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,
m. kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat,
n. kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat.

D. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR


SEKOLAH
Program kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor
Kualitas proses pendidikan dan kesuksesan sebuah sekolah dalam menye-
lenggarakan pendidikan sangat bergantung dari berbagai faktor yang saling
mempengaruhi yang dimiliki oleh sekolah tersebut seperti, di antaranya, kepala sekolah
dengan salah satu perannya sebagai administrator pendidikan, kualifikasi guru,
kurikulum, siswa, finansial, fasilitas, dan masyarakat penyeleggara pendidikan.
Seperti dikatakan Suhardan, dkk (2012:106): “mutu pendidikan merupakan fungsi
dari mutu besar kelas, kualifikasi guru, gedung, ruangan, perlengkapan, buku,
perpustakaan dan laboratorium”. Di antara faktor-faktor tersebut kepala sekolah
sebagai administrator memegang peranan yang sangat penting.
Menurut Mulyasa (2011: 107) : Kepala sekolah sebagai administrator memiliki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi
yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.
Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola
kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,
mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan,
mengelola admi-nistrasi keuangan.
Kepala sekolah sebagai administrator, yang sejatinya adalah guru terkualifikasi
yang diberi tugas tambahan untuk memimpin sekolah, menurut Hoy dan Miskel
(2008:305) merupakan “the key to school effectiveness”. Mulyasa (2011:158)
mengatakan: “Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala
sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak
ditempuh oleh sekolah menuju tujuannya”. Scheerens dan Bosker dalam Hoy dan
Miskel (2008:303) menempatkan kepemimpinan pendidikan atau kepala sekolah
sebagai administrator di urutan pertama dari 13 faktor yang menentukan efektivitas
pendidikan. Adapun 13 faktor tersebut adalah:
(1) Educational Leadership;
(2) Curriculum Quality/Opportunity to Learn;
(3) Achivement Orientation;
(4) Effective Learning Time;
(5) Feedback and Reinforcement;
(6) Classroom Climate;
(7) School Climate;
(8) Parental Involment;
(9) Independent Learning;
(10) Evaluative Potential;
(11) Consensus and Cohesion;
(12) Structured Intruction;
(13) Adaptive Instruction.

Menurut Purwanto (2012:14) “tanpa administrasi dan kepemimpinan yang baik,


sulit bagi sekolah untuk berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan
pengajaran yang seharusnya dicapai oleh sekolah itu”. Hechinger (1981:V)
memperlihatkan hubungan erat antara mutu sekolah dengan kepala sekolah, ia
menuliskan: I have never seen a good school with a poor principal or a poor school with
a good principal. I have seen unsuccessful schools turned into successful ones and,
regrettably, outstanding schools slide rapidly into decline. In each case, the rise or fall
could readily be traced to the quality of the principal (Saya tidak pernah melihat ada
sekolah yang bagus dengan kepala sekolah yang jelek atau sekolah yang jelek dengan
kepala sekolah yang bagus. Saya pernah melihat sekolah yang gagal berubah menjadi
sekolah yang sukses dan, sayangnya, kemudian segera jatuh kembali. Dalam hal ini,
sukses atau gagal sebuah sekolah bisa ditelusuri dari kualitas kepala sekolahnya).
Pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Pendidikan Nasional, sangat
menyadari akan peranan penting kepala sekolah terhadap efektivitas layanan
pendidikan. Karena itu, Pemerintah dalam Mulyasa (2011: 98): Menetapkan bahwa
kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer,
administrator, dan super-visor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai
kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu
berperanan sebagai leader, innovator dan motivator di seko-lahnya. Dengan demikian
dalam paradigma baru manajemen pen-didikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu
berperan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, mo-
tivator (EMASLIM).Berdasarkan penetapan tersebut maka kepala sekolah memiliki 7
peran, yaitu kepala sekolah sebagai edukator, kepala sekolah sebagai manajer, kepala
sekolah sebagai administrator, kepala sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah
sebagai leader, kepala sekolah sebagai innovator, dan kepala sekolah sebagai motivator.

Sebagai edukator kepala sekolah berperan sebagai pendidik yang bertanggung


jawab dalam proses pembentukan karakter para siswa yang didasari nilai-nilai dari
Esensi Pendidikan, di Indonesia nilai-nilai dari Esensi Pendidikan adalah nilai-nilai
Pancasila. Sebagai edukator kepala sekolah haruslah berorientasi pada tindakan:
mengajar (memberi contoh), membimbing dan mengembangkan. Sebagai manajer
kepala sekolah berperan sebagai pengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi
pendidikan secara efektif dan efisien melalui fungsi-fungsi manajerial, dengan bertindak
dalam: menyusun Program, menyusun organisasi kepegawaian, menggerakkan staff dan
mengoptimalkan sumber daya manusia.
Kepala Sekolah sebagai administrator berperan sebagai pengatur penataaksanaan
sistem administrasi pada bidang-bidang: kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran,
personil, keuangan, tata usaha, sarana prasarana, dan hubungan masyarakat, dengan
berorientasi pada program kegiatan : mengelola Administrasi KBM dan BK, mengelola
Administrasi Kesiswaan, Mengelola Administrasi Keuangan, mengelola Administrasi
Sarana/Prasarana dan mengelola Administrasi Komite Sekolah. Kepala Sekolah sebagai
supervisor berperan sebagai orang yang berupaya dalam membantu dan
mengembangkan profesionalitas guru, dengan berorientasi pada: Teknik Individu,
Kelompok, dan Kunjungan Kelas. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam
konteks Kepala Sekolah sebagai Supervisor, adalah: menyusun program supervisi,
melaksanakan supervisi dan memanfaatkan hasil supervisi.
Kepala Sekolah sebagai leader berperan sebagai pemimpin yang berupaya untuk
mempengaruhi orang-orang untuk bekerjasama mencapai tujuan, dengan berorientasi
pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Sebagai leader dari Kepala Sekolah dituntut
kemampuan-kemampuan untuk menampilkan pribadi, mengenal bawahan/peserta didik,
memahami visi dan misi sekolah, mengambil keputusan, dan berkomunikasi. Kepala
Sekolah sebagai inovator berperan sebagai pribadi yang dinamis dan kreatif, yang tidak
terjebak pada suatu rutinitas. Kepala Sekolah sebagai inovator harus memiliki
kemampuan-kemampuan untuk: menemukan gagasan-gagasan baru atau terkini dan
melakukan pembaharuan di sekolah.
Kepala Sekolah sebagai motivator berperan sebagai pemimin yang senantiasa
memberi dorongan agar seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara
profesional. Untuk peranan ini maka kepala Sekolah harus memiliki kemampuan-
kemampuan untuk: mengatur lingkungan kerja, mengatur suasana kerja, menerapkan
prinsip, dan memberikan penghargaan dan hukuman.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Bab I Pasal 1 butir 9 mengatakan “Standar pengelolaan adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidik”. Mengacu
pada Peraturan Pemerintah tersebut maka peranan utama kepala sekolah sebagai
administrator adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kotter (1990) dalam Hoy
dan Miskel (2008:420) mengatakan bahwa “administrators plan and budget, organize
and staff, and control and solve problems”.
Layanan administrasi yang efektif merupakan salah satu syarat yang harus
dilaksanakan oleh setiap sekolah. Tanpa layanan administrasi yang efektif, sulit sekali
bagi sekolah untuk berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran
yang seharusnya dicapai oleh sekolah itu. Layanan Administrasi adalah berbagai
aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengawasan, kepegawaian, kesiswaan, evaluasi, pembiayaan dan
penyelesaian masalah, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia
baik personel, spiritual maupun material, untuk mencapai suatu tujuan pendidikan di
jenjang pendidikan tersebut. Karena itu, kepala sekolah sebagai administrator sudah
seharusnya memberikan layanan administrasi yang efektif di sekolah yang dipimpinnya.
Efektivitas layanan administrasi terletak pada ketepatan dari aktivitas-aktivitas
atau kegiatan-kegiatan layanan administrasi yang diberikan sehingga membuahkan hasil
nyata sesuai dengan mutu dan waktu yang telah diharapkan. Supaya layanan
administrasi itu tepat guna atau menjadi efektif, kepala sekolah perlu memahami,
menguasai, dan mempunyai kapasitas untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas atau
kegiatan-kegiatan layanan administrasi yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut
Purwanto (2012:106) : Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung
jawab terhadap kelancaran pelaksanaan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya
memahami, menguasai, dan mampu melaksa-nakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan peranannya sebagai administrator pendidikan.

Kepala sekolah harus membuat program kerja yang baik, hal ini dilihat dari
kegiatan sekolah baik yang berhubungan dengan siswa maupun dengan tenaga pendidik
dan kependidikan sekolah dapat. Kepala sekolah merencanakan program sekolah harus
berdasarkan visi dan misi sekolah, sehingga perencanaan program sekolah relevan
dengan kebutuhan warga sekolah. Dalam merencanakan kegiatan sekolah kepala
sekolah terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan warga sekolah sehingga program
yang akan dibuat benar-benar bermanfaat bagi peningkatan kualitas sekolah.

Perencanaan merupakan langkah awal dalam pengelolaan program sekolah.


Dengan perencanaan yang matang, seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan
untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Boone dan Kurtz (1984) bahwa: planning may
be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop
course of action designed to accomplish these objective. Sedangkan Handoko (1995)
mengemukakan bahwa pencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode,
sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan
keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan
seefektif mungkin. Handoko (1995) mengemukakan sembilan manfaat perencanaan
bahwa perencanaan:
(a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan;
(b) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
(c) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
(d) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
(e) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
(f) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
(h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
(i) menghemat waktu, usaha dan dana.
_
Peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor dalam menyusun
organisasi sekolah

Kepala sekolah SMP Negeri Megang Sakti telah melakukan perannya dengan
baik dalam menyusun organisasi sekolah, hal ini dapat dilihat dari pembagian tugas
kerja dan delegasi kewenangan kepada wakil kepala sekolah yang sesuai dengan bidang
dan kemampuannya masing-masing, sehingga beban kerja telah dibagikan sesuai
dengan kemampuan dan pengalaman masing-masingdan dengan demikian tugas pokok
dan fungsi masing-masing telah dibebankan dan dipertanggunjawabkan oleh bawahan
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Kegiatan pengorganisasian adalah sangat penting dalam pembagian bobot kerja
untuk pelaksanaan tugas bawahan. Terry (1986) mengemukakan bahwa
pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Nawawi (1992) mengemukakan
beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional,
yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja; (c)
organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi
harus mencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan
perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.

Peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor dalam mengkoordinasi


dan mengarahkan bawahan

Kepala sekolah SMP Negeri Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas telah mengarahkan
dan mengkoordinasi bawahan dengan baik hal ini dapat dilihat dari pembinaan dan
arahan kepala sekolah kepada guru dalam peningkatan prestasi belajar siswa dan juga
kepada staf administrasi sekolah agar mengelola kegiatan administrasi sekolah dengan
baik. Kegiatan koordinasi dan arahan kepala sekolah merupakan kegiatan yang sangat
penting sekali dalam pelaksanaan kegiatan program sekolah, apabila terjadi kendala
kepala sekolah melakukan kegiatan arahan dan bimbingan kepada bawahan sehingga
bawahan dapat bekerja secara lebih baik lagi.

Peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor dalam mengelola


tenaga pendidik dan kependidikan
Kepala sekolah SMP Negeri Megang Sakti telah menjalankan tugasnya sebagai
kepala sekolah dalam pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, hal ini dapat
dilihat dari pretasi yang telah dicapai para tenaga pendidik baik secara nasional,
provinsi dan kabupaten terutama dalam penulisan karya ilmiah dan penelitian tindakan
kelas, dengan pengelolaan tenaga pendidikan yang baik akan menjadi aset yang paling
berharga bagi sekolah dalam meningkatkan kualitasnya

Peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor dalam melakukan


kepengawasan
Kepala sekolah SMP Negeri Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas telah
melakukan fungsiya sebagai pegawas dan supervisor hal ini dapat terlihat dari rutinitas
dan aktivitas kepala sekolah dalam mengontrol kegiatan pelaksanaan kegiatan belajar
dan mengajar di sekolah. Kepala sekolah melakukan kegiatan kepangawasan agar dalam
pelaksanaan kegiatan dapat diketahui oleh kepala sekolah mengenai kendala dan
hambata, sehingga dapat dengan cepat dicarikan solusi dan permaslahannya.

Peran kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor dalam melakukan


kegiatan monitoring dan evaluasi
Kepala sekolah telah melakukan fungsinya manajemen terakhir yakni kegiatan
monitoring dan evaluasi dengan kegiatan ini kepala sekolah dapat dengan jelas
mengetahui kekurangan dan kelemahan sekolah sehingga dengan adanya kegiatan
monitoring dan evaluasi dapat dijadikan perbaikan kedepannya.

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah


pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa
disertai fungsi pengawasan. Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan
oleh Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat
unsur esensial proses pengawasan, bahwa pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk


mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan
apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh Handoko (1995) bahwa proses pengawasan
memiliki lima tahapan, yaitu : (a) penetapan standar pelaksanaan; (b) penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan; (c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; (d)
pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-
penyimpangan; dan (e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait


mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan
proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses
interaksi antara berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen
pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah
merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah
kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib.

D. Kepala Sekolah sebagai Administrator


1. Pengertian kepala sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan yang
mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan.
Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala
sesuatu disekolahnya berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah,
seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan
dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga,
kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya.

2. Tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai administrator


Tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai administrator adalah sebagai berikut:
a) Mengelola Kurikulum
Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam kelengkapan penyusunan
data administrasi pembelajaran; penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan
konseling; penyusunan kelengkapan data kegiatan praktikum; dan penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.
b) Mengelola Administrasi
Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan
kelengkapan data administrasi peserta didik; penyusunan kelengkapan data administrasi
kegiatan ekstrakurikuler, dan penyususnan kelengkapan data administrasi hubungan
sekolah dengan orang tua peserta didik.
c) Mengelola Administrasi
Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam pengembangan
kelengkapan data administrasi tenaga guru; serta pengembangan kelengkapan data
administrasi tenaga kependidikan nonguru, seperti pustakawan, laporan, pegawai tata
usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
d) Mengelola Administrasi Sarana Dan Prasarana
Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam
pengembangan dan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang; pengembangan
data administrasi meubeler; pengembangan kelengkapan data administrasi alat mesin
kantor; pengembangan administrasi buku-buku atau bahan pustaka; dan pengembangan
kelengkapan data administrasi alat laboratorium.
e) Mengelola Administrasi Kearsipan
Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam pengembangan
kelengkapan data administrasi surat masuk, surat keluar, surat keputusan, dan surat
edaran.
f) Mengelola Administrasi Keuangan
Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam
mengembangkan administrasi keuangan rutin, administrasi keuangan yang bersumber
dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah, dan bantuan dan
operasional.
Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas maka:
a. Kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Meskipun demikian kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas,
tetapi juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar setiap
tenaga kepandidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Kepala sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga
kepandidikan, agar mereka bisa mengemukakan berbagai permasalahn yang dihadapi.
c. Kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian tugas dan
hubungan manusiawi.
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu dengan
baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi perencanaan,
penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan pengarahan serta pengelolaan
kepegawaian.

D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

1. Pengertian kepala sekolah sebagai Supervisor


Kepala sekolah sebagai supervisor adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk
membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah untuk melakukan pengawasan
terhadap guru-guru dan pegawai sekolahnya.
Tujuan diadakan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru (dan staf lainnya) agar personil tersebut mampu meningkatkan
kualitas kerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses
pembelajaran.

2. Tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai supervisor


Adapun Tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai supervisor, antara lain:
a) Pembinaan Guru
Guru sebagai pelaksana kurikulum harus mendapatkan bimbingan dari kepala sekolah,
sehingga guru mampu melaksanakan kurikulum dengan baik. Maka sebagai supervisor
yang mengadakan pembinaan terhadap guru, kepala sekolah dituntut harus memiliki
sikap diantaranya; memiliki jiwa kepemimpinan, mengenal keadaan guru dan pegawai
lainnya, membangkitkan semangat mereka dalam bertugas, memberikan kesempatan
yang luas kepada mereka untuk mengembangkan kariernya dan menciptakan rasa
kekeluargaan diantara mereka.
Supervisi akademik yang populer adalah supervisi klinis, adapun krakteristiknya
sebagai berikut:
1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah) sehingga inisiatif tetap di
tangan tenaga kependidikan.
2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala
sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
3) Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala
sekolah.
4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan
interpretasi guru.
5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor
lebih banyak mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran
dan pengarahan.
6) Supervisi klinis sedikitnya mempunyai tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik.
7) Adanya penguatan dan umpan balik dari supervisor terhadap perubahan perilaku
guru yang positif sebagai hasil pembinaan.
8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan
memecahkan suatu masalah.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan
melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui:
1) Dikusi kelompok, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama guru-guru
dan bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk memecahkan berbagai masaah di
sekolah dalam mencapai suatu keputusan.
2) Kunjungan kelas, dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik
untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung.
3) Pembicaraan individual, merupakan teknik bimbingan dan konseling, yang dapat
digunakan kepala sekolah untuk memberikan konseling kepada guru baik berkaitan
dengan masalah pembelajaran maupun masalah yang menyangkut profesionalisme guru.
4) Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi berbentuk demonstrasi
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga guru dapat menganalisa
penampilan yang diamatinya sebagai instropeksi diri.
b) Pembagian tugas kepada guru
Sebelum membagikan tugas-tugas kepada guru, kepala sekolah terlebih dulu harus
mengetahui jumlah guru yang akan memberikan pelajaran di sekolah, apakah perlu
ditambah, apakah memerlukan guru-guru honorer. Bila semua telah diketahuinya,
kepala sekolah dapat memulai pembagian tugas-tugas kepada mereka. Pembagian ini
dapat dilakukan dengan cara penetapan sistem guru kelas, sistem guru bidang studi, dan
sistem campuran antara keduanya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
A. Administrasi dan Supervisi Pendidikan
pengertian supervisi pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan
situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan
material dalam pencapain tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efisien.
B. Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan, kepala sekolah merupakan
orang yang paling betanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi
pendidikan yang inovatif di sekolah.
C. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan yang
mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan.
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu dengan
baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi perencanaan,
penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan pengarahan serta pengelolaan
kepegawaian
D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk
membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan
melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hamidi, Nuzuar, dan Ifnaldi Nurmal. 2019. Peranan Kepala Sekolah Administrator dan
Supervisor. Journal of Administration and educational management. 2 (1): 39-47.

Erdianti. 2014. Strategi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Mengembangkan


Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Al-Ta’dib. 7(1): 37-53.

Muflihin, Muh. Hisbul. 2018. Memaksimalkan Kembali Peran Kepala Sekolah sebagai
Supervisor Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam. 3(2): 249-269.

Aziz, Rosmiaty. 2016. Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Sibuku.

Sohiron. 2015. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekanbaru: Kreasi Edukasi.

Yusuf, Hadijaya. 2012. Administrasi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Nurochim, H. 2016. Administrasi Pendidikan. Bekasi: Permata Publishing.

Ariyani, Rika. 2017. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan


Profesionalisme Guru. Jurnal Al-Afkar. Vol 1(1). Hal: 107-128.
1. H. M. Daryanto, 2005. Administrasi Pendidikan, Jakarta. Asdi Mahasatya
2. E. Mulyasa, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Dalam konteks
menyukseskan MBS dan KBK, Bandung. Remaja Rosdakarya,
3. Ngalim, Purwanto, 1987. administrasi dan supervisi pendidikan jakarta. mutiara
4. Mohib Asrori, (27 Desember 2015). Kompetensi Peran dan Tugas Kepala Sekolah
dalam Manajemen Kurikulum http://gurutrenggalek.blogspot.com/2011/02/kompetensi-
peran-dan-tugas-kepala.html
5. Muhammad Arsyad, (27 Desember 2015). Mencermati Standar Kepala Sekolah,
http://re-searchengines.com/0508arsyad.html
6. Muhammad Fauzi, (27 Desember 2015). Kepala Sekolah sebagai Supervisor,
Administrator, dan Pemimpin, http://mufazi881.blogspot.com/2009/12/kepala-sekolah-
sebagai-supervisor.html.
7. Permendiknas No 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah

(http://arisutomotulungagung.blogspot.com/2016/02/makalah-kepala-sekolah-
sebagai.html?m=1 . 28 September. 14.04)

Anda mungkin juga menyukai