DISUSUN OLEH :
NIM : 1193117030
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFINISI
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang terutama mengenai struktur saluran
pernafasan di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
simultan atau berurutan (Behrman, 2000 : 885)
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari
hidung hingga alveoli, termasuk sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003:725).
Kesimpulan dari penulis ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang menyerang organ seperti tenggorokan,
hidung, dan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain dari
genus streptokokus, stafilikokus, pneumokokus, hemorillus, bordetele, adenovirus, korinobakterium. Virus
penyebab ISPA antara lain adalah golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma,
herpes virus dan lain-lain. Virus merupakan penyebab tersering infeksi saluran pernafasan, mereka
menginfeksi mukosa hidung trachea dan bronkus. Infeksi virus primer pertama kali ini akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak mucus lendir dan terjadilah akumulasi sputum di jalan
nafas.
Patofisiologi
Virus masuk melalui udara/droplet dan melalui tangan sehingga virus mengfiltrasi epitel dan epitel terkikis,
menyebabkan peradangan hingga terjadi peradangan menyebabkan suhu tubuh meningkat yang berakibat
tubuh menjadi lemah dan hipertermi, dari keadaan ini didapatkan diagnosa intoleransi aktivitas. Nyeri
tenggorokan, produksi sekret dan terjadi pembengkakan mengakibatkan pasien sulit bernapas, RR
meningkat, menggunakan otot bantu pernapasan dan tidak menggunakan retraksi dinding dada sehingga
didapatkan diagnosa pola napas tidak efektif, ketidaktahuan orang tua akan kondisi anak dan cemas
(Rasmaliah, 2004 : paragraf 5).
Manisfestasi klinik
Kongesti nasal, sakit tenggorok, bersin-bersin, malaise, demam, menggigil, dan sering sakit kepala serta sakit
otot. Dengan berkembangnya selesma, biasanya timbul batuk. Secara lebih spesifik, istilah cold mengacu
pada afebris, infeksius, inflamasi akut membran mukosa rongga nasal. Lebih luas lagi, istilah tersebut
mengacu pada infeksi saluran napas, sementara istilah seperti rinitis, faringitis, laringitis, dan chest cold
membedakan letak gejala utamanya.
Gejala berlangsung 5 hari sampai 2 minggu. Jika terdapat demam yang signifikan atau gejala pernapasan
sistemik yang lebih berat, maka gejala ini bukan lagi merupakan gejala common cold tetapi merupakan salah
satu gejala infeksi saluran pernapasan atas akut. Lebih dari 200 virus yang berbeda, dikelomppokan kedalam
lima kelompok utama, diketahui menyebabkan common cold: pikornavirus, koronavirus, miksovirus, dan
para virus, dan adenovirus. Rhinovirus, “the classic head cold,” dan anggota dari kelompok pikornavirus,
bertanggung jawab terhadap 30% sampai 40% dari semua selesma. Kondisi alergik juga dapat menyerang
hidung dan menyerupai gejala selesma (Smeltzer & Bare, 2002 : 545)
Cold lebih berat pada anak kecil dari pada anak yang lebih tua atau dewasa. Pada umunya, anak yang
berumur 3 bulan sampai 5 tahun menderita demam pada awal perjalanan infeksi, kadang-kadang beberapa
jam sebelum tanda-tanda yang berlokalisasi muncul. Bayi yang lebih muda biasanya tidak demam, dan anak
yang lebih tua dapat menderita demam ringan, komplikasi purulen terjadi lebih sering dan parah pada umur-
umur yang lebih muda. Sinusitis persisten dapat terjadi pada semua umur.
Pada awal bayi yang umurnya lebih dari 3 bulan adalah demam yang timbul mendadak, iritabilitas, gelisah,
dan bersin. Ingus hidung mulai keluar dalam beberapa jam, segera menyebabkan obstruksi hidung, yang
dapat menggangu pada saat menyusu, pada bayi kecil yang mempunyai ketergantungan lebih besar pada
pernapasan hidung, tanda-tanda kegawatan pernapasan sedang dapat terjadi. Selama 2-3 hari pertama
membrana timpani biasanya mengalami kongesti, dan cairan dapat ditemukan di belakang membrana
tersebut, yang selanjutnya dapat terjadi otitis media purulenta atau tidak. Sebagian kecil bayi mungkin
muntah, dan beberapa penderita menderita diare. Fase demam berakhir dari beberapa jam sampai 3 hari,
demam dapat berulang dengan komplikasi purulen dan infeksi faring. Pada anak yang tua gejala awalnya
adalah kekeringan dan iritsi dalam hidung dan tidak jarang, di dalam faring. Gejala ini dalam beberapa jam
diserti dengan bersin, rasa menggigil, nyeri otot, ingus hidung yang encer, dan kadang-kadang batuk. Nyeri
kepala, lesu, anoreksia, dan demam ringan mungkin ada. Dalam 1 hari sekresi biasanya menjadi lebih kental
dan akhirnya menjadi purulen. Obstruksi hidung menyebabkan pernapasan mulut, dan hal ini, melalui
pengeringan membrana mukosa tenggorokan, menambah rasa nyeri. Pada kebanyakan kasus, fase Akut
berakhir selama 2-4 hari (Nelson, 2003: 1456)
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah otitis media, yang ditemukan pada bayi-bayi kecil sampai sebanyak
25% nya. Walaupun komplikasi ini dapat terjadi awal pada perjalanan cold, ia biasanya muncul sesudah fase
Akut nasofaringitis. Dengan demikian otitis media harus dicurigai jika memang berulang. Kebanyakan ISPA
juga melibatkan saluran pernapasan bawah. Dan banyak kasus, fungsi paru menurun walaupun gejala
pernapasan bawah tidak mencolok atau tidak ada. Sebaliknya, laringotrakheobronkitis, bronkiolitis, atau
pneumoni dapat berkembang selama perjalanan nasofaringitis akut. Nasofaringitis virus juga sering
merupakan pemicu gejala asma pada anak dengan saluran pernapasan reaktif (Nelson, 2003: 1457).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang ISPA menurut Catzel & Roberts (2000 : 452).
Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan
jenis kuman.
Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya
leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia
Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan.
Penatalaksanaan Medis
Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap ISPA. Penatalaksanaan ISPA terdiri atas terapi simptomatik.
Beberapa tindakan dapat mencakup pemberian cairan yang adekuat, istirahat, pencegahan menggigil,
dekongestan nasal aqueous, vitamin C, dan ekspektoran sesuai kebutuhan. Kumur air garam hangat dapat
melegakan sakit tenggorokan, dan aspirin atau asetominofen meredakan gejala konstitusional umum.
Antibiotik tidak mempengaruhi virus atau mengurangi insiden komplikasi bakteri, namun demikian,
antibiotik mungkin digunakan sebagai profilatik bagi pasien yang berisiko tinggi terhadap kondisi
pernapasan (Smeltzer & Bare, 2002 : 545).
Penatalaksanaan Keperawatan
- Penatalaksanaan ISPA menurut Smeltzer & Bare (2002 : 545)
Penyuluhan kepada keluarga tentang cara memutuskan infeksi
Pendidikan pasien berupa :
Mencuci tangan untuk mencegah penyebaran organisme
Menghindari kerumunan orang banyak
Menutup mulut ketika batuk
Meningkatkan masukan cairan
Mengintruksikan pada pasien untuk meningkatkan drainase seperti inhalasi uap
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Tn. N DENGAN ANGGOTA KELUARGA An. A MENDERITA ISPA
DI DESA DUKUHWALUH RT 01 RW 02 PURWOKERTO
KABUPATEN BANYUMAS
B. Komposisi Keluarga
N Hubungan dg Pendidika Status Status
Nama Umur Sex Pekerjaan
o KK n imunisasi Kesehatan
1. W 40 Th P Istri SD IRT Sehat
Imunisasi tak Sehat
2. F 11 Th P Anak SLTP Pelajar
lengkap
Blm Imuisasi tak Tidak sehat
3. A 4 Th L Anak -
sekolah lengkap
Imunisasi tak Sehat
4. R 12 Th P Ponakan SLTP Pelajar
lengkap
C. Genogram
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana terdiri dari
keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah keponakan dan adik dari ibu.
E. Struktur peran
o Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh.
o Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga beserta anak-anaknya.
o An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. W yang merupakan anak pertama
berperan sebagai anak sekolah.
o An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N dan Ny. W berperan sebagai anak pra sekolah.
o An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang saat ini diasuh oleh keluarga
Tn. N sejak kecil diasuh oleh Tn. N karena ayah dari An. R meninggal dunia karena menderita
TBC sejak An. R masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia (terkadang
ibunya pulang dan tinggal dikeluarga Tn. N, biasanya pulang 6 bln-1 tahun sekali).
F. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan kewarganegaraan Indonesia.
G. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam.
H. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan anak sekolah
dimana anak I Tn N berumur 11 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai buruh yang berangkat
pagi dan pulang sore hari.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. N adalah memenuhi kebutuhan
dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
(makan seadanya, mainan anak Cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah, tidak ada fasilitas kamar
mandi dan WC, bila anak sakit terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep dokter,bila tak
sembuh baru diperiksakan ke Puskesmas).
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
o Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek sudah 5 hari yang lalu dan sudah minum
obat beli di apotik.
o Ny. W mengatakan bila anak sakit, anak hanya dibelikan obat warung apabila tidak sembuh
kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dalam keluargaTn. N ditemukan adanya penyakit menular TBC yang pernah diidap oleh adik dan
kakak dari Ny. W, serta adik ipar atau ibu dari An. R. Bahkan ayahnya An.R meninggal dunia
karena menderita penyakit TBC.
B. Kebutuhan Eliminasi
o Pola BAB : 1 kali sehari dan tidak ada penggunaan laksatif
o Pola BAK : 5 – 6 kali per hari dan tidak terjadi inkotinensia
C. Istirahat Tidur
o Waktu Tidur : Siang ½ jam dan malam 6 – 7 jam
o Waktu Bangun : bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB
D. Kebersihan Diri
o Mandi : 2 kali sehari
o Gosok gigi : 2 kali sehari
o Keramas : 1 minggu 2 kali
o Potong kuku : 1 minggu 1 kali
E. Rekreasi/waktu senggang
Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi (melihat TV untuk hiburan keluarga).
V. FAKTOR LINGKUNGAN
A. Karakteristik rumah
1. Karakteristik Rumah
o Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, dan seng, lantai sudah diplester, tetapi
dapur masih berlantai tanah.
o Ukuran rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.
o Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka sehingga siang hari tampak
gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela).
o Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi kurang terang.
o Barang yang tak terpakai,sepeda dll disimpan di gudang.
2. Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk minum dimasak
terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB disungai dengan jarak 12 meter
dari rumah.
3. Pembuangan sampah
Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai.
4. Pembuanganair limbah
Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan
meresap ke dalam tanah.
5. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi tampak
banyak debu. Halaman rumah dan ruangan selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di
kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak
gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W
memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.
6. Jamban keluarga
Keluarga Tn. N tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di sungai (kali) yang tidak jauh
dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
B. Denah Rumah
8m
Dapur dan gudang R. Tamu dan R.Keluarga
Sumur R.makan
2m
12m
6,5m kamar tidur kamar tidur kamar tidur
gudang
T B
U
C. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan pedagang. Hubungan dengan
anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang diadakan
oleh RT dan setiap bulan sekali mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu sekali.
Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N menderita penyakit TBC.
VI. PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
a. Jangka Pendek
Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya an.A sedang batuk.
b. Jangka Panjang
Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan
anak-anaknya setinggi-tingginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari Tuhan.
3. Stressor koping yang digunakan.
Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk mencari jalan
keluar.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam kondisi yang
parah.
B. Konsep Diri
o Body Image : Tn. N melihat dirinya sebagai kepala keluarga bagi Ny.W, An.
A, An F dan An. R. Persepsi dan perasaan Tn. terhadap bentuk
tubuh, postur tubuh, fungsi dan penampilan diri, Tn N merasa
lebih dari cukup terhadap gambaran dirinya.
o Personal Identity : Tn. N seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak dan
mempunyai istri Ny.W, juga keponakan An.R
o Peran : Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga dari Ny. W dan
anaknya serta sebagai penanggungjawab dalam mencari nafkah
keluarga
Ny.W sebagai ibu rumah tangga dan istri dari Tn. N yang selalu
menyiapkan dan memenuhi kebutuhan keluarga, juga sebagai
pengelola keuangan keluarga.
An. F sebagai anak sulung dan sedang memasuki tahap
sekolah,sedang anak A memasuki tahap pra sekolah
An.R sebagai keponakan Tn.N sedang mengikuti tahap sekolah.
o Ideal Diri : Tn. N mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar
diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi
ujian/masalah dan dikabulkan cita-citanya untuk dapat
menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
o Harga Diri : Tn. N menerima setiap ujian/masalah yang dihadapi
keluarganya dengan ikhlas.
C. Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Jawa dalam melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah
selalu dibicarakan satu sama lain.
o Mulut
Keadaan lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
Bibir
Keadaan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada
Gusi perdarahan perdarahan gusi perdarahan gusi perdarahan gusi perdarahan
gusi dan gigi dan gigi dan gigi dan gigi gusi dan gigi
Keadaan Tidak ada Tidak ada tanda Tidak ada tanda Tdk ada tanda Tdk ada tanda
Lidah tanda perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan
perdarahan
o Leher
Tyroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar tyroid kelenjar tyroid
tyroid
o Integumen
Kebersihan Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak
Klien bersih bersih bersih bersih bersih
Turgor Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit baik Turgor kulit baik Turgor kulit
baik baik baik
Kelembaban Baik Baik Baik Baik Baik
o Pemeriksaan
Thorax
Inspeksi
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Thorax
Pernafasan Irama teratur Irama teratur dan Irama teratur, Irama teratur dan Irama teratur
dan tidak ada tidak ada suara ronchi basah (+) tak ada suara dan tak ada
suara tambahan tambahan suara tambahan
tambahan
o Pemeriksaan
Paru
Getaran Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara
suara terdengar dg terdengar dg terdengar teratur terdengar
terdengar teratur teratur teratur
dengan
teratur
Perkusi Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan
Auskultasi Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
teratur teratur teratur teratur teratur
o Abdomen
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Abdomen
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada benjolan Tdk ada
benjolan benjolan benjolan benjolan
Palpasi
Tidak ada Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tdk ada nyeri Tdk ada nyeri
nyeri tekan nyeri tekan tekan tekan tekan tekan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada
o Muskuloskeletal
/Ekstremitas
Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris simetris
Kekuatan Baik Baik Baik Baik Baik
Otot
X. ANALISA DATA
N
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
O
1. Data Subyektif: Ketidakefektifan Ketidakmampuan
o Ny. w mengatakan bahwa An. A sekarang bersihan jalan nafas keluarga mengambil
ini sedang batuk dan pilek sudah 5 hari. An. A pada keluarga keputusan yang tepat
Sudah dibelikan obat diapotik dan diminum Tn N untuk mengatasi
kan tetapi belum sembuh ISPA
Data Obyektif:
o An. A batuk dan pilek
o Badan tak panas, suhu badan 36,5 ºC
o Tampak mengeluarkan ingus dari hidung
o Pada pemeriksaan auskultasi paru An.A
terdengar ronchi basah (+)
o RR 28 kali/menit
o Nadi 96 kali/menit
o BB 14 kg
o TB 97 cm
N
KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
O
1. Sifat masalah aktual 3/3 x 1 1 An. A sudah 5 hari sakit batuk dan
(tidak sehat) pilek atau tidak sehat dan
memerlukan tindakan mencegah
komplikasi
3. Potensi masalah dapat dicegah 3/3 x 1 1 ISPA adalah penyakit yang dapat
(tinggi) dicegah dan diobati bila keluarga
mengetahui
5. Total Skore 4
2. Diagnosa II
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang mendukung kesehatan
N
KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
O
Setelah 1. Setelah dilaksanakan Respon verbal ISPA adalah penyakit saluran pernafasan o Gali pengetahuan tentang ISPA
dilaksanakan 2 kali tindakan keperawatan akut dengan batuk dan pilek. o Beri motivasi keluarga untuk
kunjungan ISPA selama 2 x 15 mnt Tn. Penyebab ISPA : mengemukakan pendapatnya
yang diderita An. A N dapat mengenal o Kurang gizi tentang ISPA.
sembuh dan jalan masalah kesehatan o Imunisasi tidak lengkap o Diskusikan bersama keluarga
nafas kembali dengan menjelaskan o Lingkungan yang tidak sehat mengenai pengertian penyebab dan
lancar. masalah kesehatan. Tanda dan gejala ISPA gejala ISPA.
o Batuk o Bimbing keluarga untuk
o Pilek menjelaskan ulang pengertian
o Demam penyebab tanda dan gejala ISPA.
o Nyeri tenggorokan
Merawat anggota Psikomotor Cara membuat obat tradisional batuk dan o Demonstrasikan cara pembuatan
keluarga yang sakit pilek (Jeruk-Kecap): obat tradisional.
ISPA o Siapkan baki dan pengalas o Beri kesempatan keluarga untuk re
o Potong jeruk nipis, kemudian jeruk demonstrasi.
diperas dan ainya disaring.
o Ambil kecap sebanyak 1 sendok
makan, kemudian dituang kedalam
gelas.
o Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis,
kemudian tuangkan kedalam gelas
berisi kecap.
o Aduk hingga merata
o Berikan pada anak untuk diminum
4. Keluarga mampu Verbal Pencegahan ISPA : o Diskusikan bersama keluarga
untuk memodifikasi o Menjauhkan rokok dari penderita tentang pencegahan ISPA.
lingkungan yang dapat batuk. o Berikan kesempatan klien tentang
mendukung kesehatan. o Jaga kebersihan lingkungan. pencegahan ISPAbertanya.
o Imunisasi lengkap o Tanyakan kembali hal-hal yang
o Berikan makanan yang bergizi. dijelaskan.
Psikomotor Kebersihan lingkungan: o Beri re inforcement positif atas
o Rumah dibersihkan jawaban yang diberikan keluarga.
o Pakaian dibereskan jangan digantung. o Praktekkan dan laksanakan
o Debu dibersihkan.
5. Keluarga mampu Respon verbal Fasilitas kesehatan untuk berobat ISPA: o Jelaskan pada keluarga tentang
memanfaatkan fasilitas o Puskesmas fasilitas kesehatan yang biasa
kesehatan. o Rumah sakit digunakan.
o Bidan o Motivasi keluarga untuk
2. Diagnosa Keperawatan II
Tujuan Jangka EVALUASI
Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Panjang Kriteria Standar
o Gali pengetahuan tentang TBC
Resiko/komplikasi Setelah penyuluhan 1 x Respon verbal Tanda-tanda TBC o Beri motivasi keluarga untuk
dari TBC tidak 15 menit : o Batuk disertai darah. mengemukakan pendapatnya
terjadi. 1. Keluarga mengenal o Batuk berdahak lebih dari 3 minggu tentang TBC
tanda-tanda TBC o Sesak nafas o Diskusikan bersama keluarga
o Berkeringat pada malam hari mengenai pengertian penyebab dan
o BB turun gejala TBC
5. Setelah 1 x 15 Respon verbal Lingkungan yang mendukung kesembuhan : o Diskusikan tentang hal yang
menit pertemuan o Sarana sanitasi yang memadai mendukung perawatan dan
dapat memodifikasi o Udara lingkungan rumah yang bersih penyembuhan.
lingkungan. dari asap. o Beri kesempatan untuk bertanya
o Pengobatan dan perawatan yang baik. tentang hal-hal yang belum
o Ventilasi memadai dengan membuka diketahui.
jendela tiap hari. o Tanyakan kembali hal-hal yang
telah disampaikan.
6. Setelah 1 x 15 Respon verbal Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat o Diskusikan terhadap keluarga
menit pertemuan menanganiTBC :Puskesmas, RS. tentang tempat pelayanan kesehatan
keluarga mampu untuk penanganan
memenfaatkan o Beri kesempatan kepada keluarga
fasilitas kesehatan untuk bertanya tentang hal-hal yang
dengan : telah didiskusikan.
o Mampu o Beri re inforcement atas jawaban
menyebutkan yang benar.
fasilitas
kesehatan :
Puskesmas, RS.
XV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
WAKTU TUK IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
http://wbciart.blogspot.com/2012/08/asuhan-keperawatan-keluarga-tnsd-dengan.html