Anda di halaman 1dari 10

Makalah Manajemen Perbankan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai lembaga keuangan, terutama sebelum memasuki decade 1980-an, pikiran kita
hamper selalu terfokus pada lembaga perbankan. Persepsi tersebut sesungguhnya dapat dimaklumi
karena industri perbankan merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan tertua dan lebih dahulu
berkembang disamping fungsinya yang sangat dekat dengan masyarakat. Setiap perusahaan baik bank
ataupun non bank pada suatu waktu ( periode ) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya.
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan baik informasi
mengenai jumlah dan jenis aktiva, kewajiban (hutang) serta modal, yang semuanya ini tergambar dalam
neraca.

Dengan demikian laporan tersebut akan menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan juga
untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bank ?

2. Sebutkan fungsi-fungsi dan usaha yang dilakukan bank umum?

3. Apa saja jasa-jasa yang dilakukan oleh bank umum?

4. Sebutkan risiko usaha yang terdapat pada bank?

5. Sifat usaha apa saja yang terdapat dalam bank?

6. Jelaskan makna dari mobilisasi dana bank?

7. Dari mana sumber pendanaan dan penggunaan dana bank?

8. Apa saja jasa yang diberikan oleh bank?

BAB II

PEMBAHASAN MANAJEMEN BANK

Pengertian Bank
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
dalam berbagai alternative investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering
pula disebut dengan lembaga kepercayaan. Berbeda halnya dengan perusahaan lain, transaksi usaha
bank senantiasa berkaitan dengan uang, karena memang komoditi usaha bank adalah uang. Dalam
kegiatannya, bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran
pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijaksanaan moneter.

Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan :

1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2) Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Fungsi dan Usaha Bank Umum

Bank umum sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa-jasa keuangan baik kepada unit
surplus maupun kepada unit deficit. Bank-bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap
menjalankan kegiatan rutinnya dibidang keuangan.

Fungsi pokok bank umum sebagai berikut :

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

b. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi.

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.

d. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana dan trust atau perwalian amanat kepada individu dan
perusahaan.

e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional.

f. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga.

g. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya, credit card, traveler’s check, transfer dana dan
sebagainya.

Usaha yang dapat dilakukan bank umum adalah sebagai berikut :

a. Menghimpun dana dari masyarakat

b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya :

1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank

2) Surat pengakuan hutang

3) Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah

4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

5) Obligasi

6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

7) Instrumen surat berharga lain

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri ataupun nasabah

f. Meminjamkan dana kepada bank lain

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga dan sebagainya

Jasa-Jasa Bank Umum

Kegiatan usaha bank umum di sisi jasa-jasa (services side) adalah memberikan jasa-jasa kepada
masyarakat baik yang berkaitan dengan jasa keuangan maupun jasa bukan keuangan

Jasa-jasa keuangan. Jasa-jasa yang bersifat keuangan atau financial services yang ditawarkan oleh bank
umum kepada nasabah atau masyarakat antara lain adalah :

a. Pengiriman uang

b. Perdagangan surat-surat berharga

c. Inkasso dalam dan luar negeri

d. Transfer dana

e. Manajemen dana dan investasi dan sebagainya

Jasa non keuangan. Jasa-jasa non keuangan yang diberikan bank antara lain :

a. Pergudangan

b. Pelatihan pegawai
c. Surat introduksi

d. Kotak pengamanan

e. Jasa-jasa computer

Resiko Usaha Bank

Risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai suatu hasil yang
diperkirakan atau diharapkan akan diterima. Hasil dalam hal ini merupakan keuntungan bank atau
investor. Semakin tidak pasti hasil yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang
dihadapi investor dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga yang diinginkan oleh investor.

Risiko usaha yang dapat dihadapi oleh bank antara lain :

a. Risiko kredit (credit atau default risk)

b. Risiko investasi (investment risk)

c. Risiko likuiditas (liquidity risk)

d. Risiko operasional (operating risk)

e. Risiko penyelewengan (fraud risk)

f. Risiko fidusia (fiduciary risk)

Sifat Usaha Bank

Dari definisi bank yang telah dijelaskan tersebut di muka, maka sifat uasaha bank pada prinsipnya dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan penghimpunan dana

b. Kegiatan penggunaan dana dan

c. Kegiatan pemberian jasa.

Mobilisasi Dana Bank

Kemampuan menarik dana dari masyarakat dengan biaya yang relative murah merupakan suatu
masalah yang cukup sulit dalam pengelolaan bank, terutama sejak era deregulasi 1 Juni 1983 dan
mencapai puncaknya setelah dikeluarkannya Pakto 27, 1988. Kegiatan penghimpunan dana merupakan
kegiatan pokok yang dapat dilihat pada sisi pasiva neraca bank.

Keberhasilan bank dalam melakukan penghimpunan atau mobilisasi dana ini sangat dipengaruhi
beberapa factor antara lain :

a. Kepercayaan masyarakat pada suatu bank jelas akan mempengaruhi kemampuan bank
menghimpun dana dari berbagai sumber terutama dari masyarakat/institusi.

b. Ekspektasi yaitu perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh penabung dibandingkan dengan
alternative investasi lainnya dengan tingkat risiko sama.

c. Keamanan yaitu jaminan keamanan oleh bank atas dana nasabah.

d. Ketepatan waktu yaitu pengambilan simpanan nasabah yang harus selalu tepat waktu.

e. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel.

f. Pengelolaan dana bank yang hati-hati.

Sumber-sumber Dana Bank

Sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal dari simpanan dalam bentuk giro
(demand deposit), deposito berjangka (time deposit) dan tabungan (savings deposit). Ketiga jenis dana
ini sering disebut sebagai sumber dana tradisional bank. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk
simpanan tersebut dapat berasal dari masyarakat maupun nasabah. Di samping itu sumber dana bank
dapat pula berasal dari modal sendirinya dan sumber lainnya yang tidak termasuk dari kedua sumber
tersebut di atas.

Penggunaan Dana Bank

Penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a. Prioritas penggunaan dana

Penggunaan dana bank dua prioritas pertama adalah dialokasikan dalam bentuk cadangan likuiditas
yang terdiri dari cadangan primer dan cadangan sekunder.

Prioritas pertama dan kedua dalam pengalokasian dana bank adalah :

1. Cadangan Primer

Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan
untuk keperluan operasi termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit
nasabah. Cadangan primer terdiri dari : uang kas yang ada dalam bank, saldo rekening pada bank
sentral, dan warkat-warkat yang dalam proses penagihan.

2. Cadangan Sekunder

Cadangan sekunder yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditas yang
jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun. Tujuan utama yaitu untuk memperoleh
keuntungan.

b. Sifat aktiva bank

Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva dimaksud disini adalah pengalokasian dana ke dalam
bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan tidak memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan.
Oleh karena itu, penggunaan dana berdasarkan sifat aktiva dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Penanaman Dana dalam Aktiva Tidak Produktif

Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank ke dalam bentuk aktiva yang tidak memberikan
hasil bagi bank.

Komponen dana dalam bentuk aktiva yang tidak produktif terdiri dari :

1) Alat-alat Likuid

Alat likuid adalah aktiva yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
bank.aktiva ini merupakan aktiva yang palin likuid dari keseluruhan aktiva bank.

2) Aktiva Tetap dan Inventaris

Penggunaan dana bank dalam bentuk aktiva tetap dan inventaris diatur oleh Bank Indonesia. Jumlah
dana yang diperkenankan digunakan untuk membiayai aktiva tetap dan inventaris bagi bank milik
Negara berbeda dengan ketentuan bagi bank swasta nasional, BPD, Bank Koperasi dan Bank Asing serta
BPR.

2. Penanaman Dana dalam Aktiva Produktif

Aktiva produktif adalah semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk
memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.

Komponen aktiva produktif bank terdiri dari :

1) Kredit yang diberikan

2) Deposito berjangka pada bank lain


3) Call money

4) Surat-surat berharga

5) Penempatan dana

6) Penyertaan modal

Jasa-jasa Bank

Salah satu fungsi bank yang sangat vital terutama dalam membantu transaksi bisnis adalah penyediaan
jasa-jasa guna membantu memperlancar lalu lintas pembayaran.

Jasa-jasa yang disediakan bank umum antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kliring

Kliring adalah suatu cara penyelesaian hutang-piutang antara bank-bank peserta kliring dalam bentuk
warkat atau surat-surat berharga disuatu tempat tertentu. Dengan mekanisme kliring dapat lebih
mempermudah, mempercepat dan lebih efisien terhadap penyelesaian hutang-piutang antara bank-
bank peserta kliring. Warkat-warkat kliring antara lain adalah cek, bilyet giro, CD, Nota Debet dan Nota
Kredit.

2. Inkasso

Inkasso adalah penagihan yang dilakukan oleh bank atas suatu warkat kliring dengan perintah
nasabahnya. Inkasso akan memberi kemudahan dan keamanan nasabah dalam menguangkan warkat-
warkatnya.

3. Letter of Credit

LC adalah suatu fasilitas atau jasa yang diberikan bank kepada nasabah dalam rangka mempermudah
dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional.

4. Bank Garansi

Bank garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank atas permintaan nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.
5. Transfer

Transfer merupakan jasa bank yang banyak dimanfaatkan oleh nasabah. Transfer dapat dilakukan untuk
pengiriman uang baik dalam negeri maupun luar negeri.

Manajemen Aktiva-Pasiva Bank

Pembahasan mengenai manajemen aktiva-pasiva bank terutama setelah memasuki era perbankan
modern sulit untuk dipisahkan karena pengelolaan kedua sisi neraca bank tersebut dalam manajemen
bank harus dikelola secar terpadu, antara lain disebabkan :

a) Tingkat bunga yang berfluktuasi

b) Perubahan struktur sumber dana

c) Meningkatnya kebutuhan modal

d) Persaingan yang tajam antar bank

e) Perkembangan system informasi

f) Meningkatnya peran perbankan

g) Ketersediaan dana di pasar uang

h) Perubahan komposisi aktiva

Manajemen Likuiditas Bank

Sulitnya pengelolaan likuiditas maka bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas
untuk suatu jangka waktu tertentu. Sumber-sumber utama kebutuhan likuiditas dapat digolongkan
sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum yang ditetapkan Bank Sentral yang saat ini
sebesar 2% dari dana pihak ketiga

b. Untuk menjaga agar saldo rekening yang ada pada bank koresponden selalu berada pada jumlah
yang telah ditentukan.

c. Untuk memenuhi penarikan dana baik oleh nasabah debitur maupun deposan.

Konsep Likuiditas

Sejalan dengan pemenuhan kebutuhan likuiditas bank, maka suatu bank dianggap likuid apabila :
a. Memiliki sejumlah likuiditas sema dengan jumlah kebutuhan likuiditasnya.

b. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan tetapi bank yang bersangkutan mempunyai surat-surat
berharga yang dapat segera dialihkan menjadi kas.

c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan utang.

Teori Manajemen Likuiditas

Teori manajemen likuiditas ini pada dasarnya adalah teori yang berkaitan dengan bagaimana
pengelolaan likuiditas bank agar dapat senantiasa memenuhi semua kebutuhan likuiditasnya, teori-
teorinya dikenal sebagai berikut :

a. Commercial loan theory

b. Doctrine of asset shiftability

c. Theory of shifttability to the market

d. The anticipated income theory

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus memanfaatkan badan usaha ini, dan bank juga harus
bisa memegang kepercayaan masyarakat dengan cara mengelola manajemen bank itu sendiri dengan
sebaik mungkin.

B. Saran

Semua bank sama baik negeri maupun swasta, tergantung dari bagaimana bank itu dapat mengelola
dengan baik manajemen keuangan mereka sehingga bank bisa mendapatkan keuntungan yang telah
ditargetkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Graddy, Duane B., et al, Commercial Banking and The Financial Services Industry. Virginia: Reston
Publishing Company Inc. PP1985.

2. Heslem, John A., Bank Funds Management. Virginia: Reston Publishing Company Inc.,1984.

3. Jusuf, Jopie. Panduan Dasar Untuk Account Officer. Jakarta: Intermedia, 1992.

4. Siamat, Dahlan. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia, 1993.

5. Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

6. Paket Kebijaksanaan 29 Mei 1993.

7. Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 1992 tentang Bank

Anda mungkin juga menyukai