Anda di halaman 1dari 5

Nama : Misbachul munir

NIM : D.131.18.0023
Kelas : FTP Sore
UAS

1. Jelaskan mengapa dilakukan pembungkusan dengan kan hitam pasca wilting vanilla
planifolia.
Jawab :
Tujuan pembungkusan dengan kain hitam untuk menyerap sinar ultraviolet yang
bersifat merusak, memberikan penyebaran panas yang merata selama proses
pengeringan sehingga kerusakan dan dekomposisi kandungan bahandapat dicegah.
kain hitam bersifat menyerap panas matahari sehingga proses pengeringan
menggunakan kain hitam tidak akan mengganggi proses pengeringan namun untuk
mencapai kadar air yang sama waktu pengeringan akan menjadi sedikit lebih lama.

2. Jelaskan prinsip perbedaan minyak atsiri dan oleoresin pada rempah-rempah.


Mengapa perhitungan kadar air rempah-rempah tidak menggunakan oven.
Jawab :
Minyak atsiri merupakan minyak essensial oil dari tumbuhan yang mempunyai
senyawa-senyawa volatin yang dapat menguap dan hilang bila dilakukan pemanasan
pada suhu yang tinggi dan waktu yang lama.

Oleoresin merupakan hasil ekstraksi rempah yang didalamnya terdapat campuran


yang terdiri dari minyak atsiri dan damar pembawa resin atau getah yang tidak
menguap dan bahan aktif lainnya yang terekstraksi dari rempah-rempah. Oleoresin
akan terus memberikan cita rasa walaupun minyak atsirinya telah menguap.

Mengapa perhitungan kadar air rempah tidak menggunakna oven dikarenakan metode
ini didasarkan atas berat yang hilang sehingga sampel seharusnya mempunyai
kestabilan yang tinggi dan tidak mengandung komponen yang mudah menguap
sedangkan rempah mengandung bahan yang mudah menguap seperti minyak atsiri
dan air maka perhitungan kadar air rempah tidak dapat dilakukan jika menggunakan
metode ini.
3. Jelaskan Teknik enflurasi minyak atsiri dan berikan contoh dan jelaskan secara detail
Teknik enfleurasi selain bunga melati. Mengapa dipilih bunga kuncup.
Jawab :
Mengpa memilih bunga kuncup dikarenakan kandungan senyawa bunga kuncup lebih
banyak disbanding bunga yang sudah mekar.

Teknik enfleurasi merupakan salah satu cara pengambilan minyak atsiri bunga dari
lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi bunga, di mana proses
penyerapan aroma oleh lemak terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan. Untuk
mendapatkan jenis dan komposisi lemak hewan yang tepat untuk proses enfleurasi
minyak mawar.
Tahap awal dari penelitian ini adalah membersihkan lemak hewan yang digunakan
dalam proses pembuatan absorben. Lemak dibersihkan dari kotoran menggunakan
tangan kemudian digiling halus sambal di cuci dengan air bersih yang mengalir.
Selanjutnya lemak dipanaskan pada pemanas secara perlahan-lahanpada suhu 60℃
dan ditambahkan benzoin 0,6% serta tawas 0,15%-0,30%. Kotoran yang telah
menggumpal dipisahkan dan lemak disaring dengan kain saring kemudian didiamkan
pada suhu ruang (27-30℃). Proses pencampuran dilakukan dengan pengadukan
menggunakan mixer pada percepatan rendah dalam 10 menit pertamadan kemudian
kecepatan ditingkatkan hingga pencampuran lemak tampak merata setelah
pengadukan selama 2 jam. Selanjutnya lemak dimurnikan dengan cara nertalisasi
(untuk memisahkan asam bebas dari minyak), pemucatan (menghilangkan zat warna
yang tidak disukai dalam minyak) dan deodorisasi (untuk menghilangkan bau yang
tidak diinginkan dalam minyak). Lemak yang dihasilkan dianalisis asam lemak bebas,
warna, dan aroma. Lemak yang memiliki konsistensi mendekati mentega putih, dan
memiliki kadar asam lemak bebas rendah akan digunakan sebagai absorben pada
penelitian tahap kedua

Pada tahap kedua dilakukan proses enfleurasi bunga mawar dengan absorben berbagai
komposisi campuran lemak hewan tahap pertama. Bunga disusun dalam chasis
(50×40×5cm) yang sudah dilapisi lemak sebagai absorben secara merata dengan
ketebalan 0,3 cm (200 g lemak). Permukaan emak digores untuk memperluas
permukaan lemak. Bunga mawar yang telah disortir dan dibersihkan dari tangkainya
ditimbang sebanyak 200 g dan disebarkan di atas permukaan lemak secara teratur
sehingga seluruh permukaan lemak ditutupi oleh bunga. Chasis kemudian ditutup dan
dibiarkan dalam jangka waktu tertentu. Kemudian bunga dikeluarkan dari chasis,
permukaan lemak diratakan kembali dan digores (arah berlawanan). Proses enfleurasi
dilakukan selama 7 hari dengan selang pergantian Bungan setiap 12 dan 24 jam.
Setelah enfleurasi selesai, lemak kemudian diambil dari chasis dengan spatula dan
dimasukkan ke dalam elenmeyer. Lemak dilarutkan dalam alcohol dengan
perbandingan 1:2 dan dipanaskan pada suhu 30℃ sambal diaduk sehingga lemak terpisah
dan menghasilkan filtrat. Kemudian filtrat didinginkan dalam pendingin (15℃) sampai filtrat
terpisah dari lemak yang mengendap. Pendinginan dilanjutkan sampai suhu 5 dan -5℃. Filtrat
disaring dan menghasilkan minyak bunga dalam lemak. Pemisahan minyak Bungan
dalam lemak dilakukan proses evaporasi vakum dan pelarut absolut. Pengamatan
dilakukan terhadap sifat fisik– kimia absorben yang terdiri atas konsistensi (alat
penetrometer) dan kandungan asam lemak bebas (metode titrasi). Pada minyak mawar
absolut dilakukan analisis terhadap rendemen (% b/b), indeks bias (alat
refraktometer), dan komponen kimiawi absolut mawar (alat kromatografi gas).
Analisis penelitian dilakukan sesuai rancangan penelitian yang digunakan, yaitu
rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis
lemak, dengan 3 taraf (lemak sapi, lemak ayam, lemak kambing). Faktor kedua adalah
frekuensi penggantian bunga, dengan 2 taraf (12 dan 24 jam). Setiap ulangan terdiri
atas 1 chasis. Sedangkan uji lanjutan untuk mengetahui beda antarperlakuan
digunakan uji beda rerata Duncan (DMRT) pada taraf uji 5%.
4. Jelaskan ekstraksi mace oleoresin dan isolasi trimiristin secara detail.
Jawab :
Ekstraksi mace oleoresin
Fuli pala yang telah dipanen dikeringkan dengan metode penjemuran (8-10 jam
perhari selama 7 hari) pada suhu 35-40℃ dan RH 65-75% hingga mencapai kadar air
10-12%. Fuli pala kemudian dikemas dalam plastik kedap udara yang terpisah sesuai
perlakuan pengeringan (dilakukan jika untuk pengiraman antar kota atau pulau).
Kedian dilakukan pengicilan ukuran dengan cara digiling dan mengayak fuji pala
sehingga diperoleh ukuran 60 mesh.

Ekstraksi berbantu ultrasonic dilakukan dengan cara melarutkan 200 gr serbut fuli
pada hasil penjemuran dan pengasapan dengan 800ml etanol 96% ke dalam gelas
beker (rasio 1:4 b:v). diatur ultrasonic generator pada frekuensi 20 kHz, 90%
amplitude, dan suhu yang terkontrol maksimum 50℃ selama 45 menit. Maserasi
sebagai control percobaan hanya dilakukanpada 200 gr serbuk fuli pala hasil
pengasapan dengan 800 ml etanol 96% ke dlaam gelas beker (rasio 1:4 b:v) selama 7
jam pada suhu ruang (25℃). Setiap 10 menit selama waktu ekstraksi dilakukan
pengadukan pada larutan secara manual. Suhu diatur maksimum 50℃ melalui
pengontrolan yang berlangsung selam proses ekstraksi. Gelas beker dilengkapi
dengan sensor suhu untuk merekam fluktuasi suhu pada computer (recorder). Gelas
beker kemudian ditempatkan dalam wadah berisi air sebagai media pendingin untuk
mejaga suhu tetap di bawah 50℃. Suhu larutan ekstraksi dalam gelas beker yang
semakin tinggi akan membuat suhu air dalam wadah juga naik. Saat suhu ekstraksi
mencapai suhu maksimum maka pompa air akan menyala untuk mengganti air dalam
wadah menjadi air dingin sehingga menurunkan suhu larutan ekstraksi. Sirkulasi air
dalam wadah dilakukan melalui selang yang dilengkapi dengan pipa tembaga pada ice
box. Pipa tembaga akan menurunkan suhu air yang kemudian akan kembali ke wadah
untuk mempertahankan suhu selama ekstraksi berlangsung. Selanjutnya hasil
ekstraksi disarung menggunakan kertas saring. Kemudian filtrat diuapkan dengan
rotary vacuum evaporator pada tekanan 200 mbar dan suhu 50℃. Proses penguapan
dihentikan jika terbentuk gelembung udara yang terus menerus pecah pada permukaan
ekstrak kental dan pelarut benar-benar berhenti menetes pada labu penampung
sehingga didapatkan oleoresin.

Skema peralatan ekstraksi berbantu ultrasonic.


Ket : 1. Generator, 2. Tranduser, 3. Gelas beker, 4. Sensor suhu, 5. Wadah, 6.
Computer (recorder), 7. Mikrokontroler, 8. Prode, 9. Pompa celup, 10. Ice box, 11.
Pipa tembaga, 12. Aliran air panas, 13. Aliran air dingin, 14. Ruang sonikator.

Isolasi Trimiristin
Masukkan 40 gram minyak pala kedalam labu alas bulat 250 ml yang dilengkapi
dengan kondensor refluks dan tambahkan 100 ml eter. Campuran direfluks dengan
menggunakan penangas air. Saring campuran yang telah didinginkan dengan
penyaring biasa. Pisahkan dan dapatkan kembali ester dengan destilasi menggunakan
penangas air. Larutkan larutan hasil isolasi kedalam 50 ml aseton dengan cara
memanaskannya dengan pemanas air. Tuangkan larutan panas ini ke dalam
erlenmeyer 250 ml dan didinginkan. Kristalisasi akan berjalan lambat, oleh karena itu
biarkan campuran pada suhu kamar +/- 1jam. Kemudian dinginkan campuran dalam
air es dalam 30 menit.

5. Bagaimana cara memisahkan priperin dari piper nigrum.


Jawab:
Pemisahan dilakukan menggunakan cara ekstraksi. Ekstraksi dilakukan menggunakan
alat soklet dan pelarutetanol 95%. Larutan etanol diuapkan membentuk kristal kuning
dan direkristalisasi dengan larutan KOH -alkohol 10%. Hasil yang diperoleh sebanyak
0,8%. Identifikasi hasil dilakukan dengan penentuan sifat fisika.

Anda mungkin juga menyukai