Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Permulaan dari kolonialisme barat yaitu terjadinya
perang salib. Perang salib yaitu perang yang terjadi pada orang Kristen Eropa Barat
untuk menguasai tanah Timur. Perang tersebut terjadi pada abad ke-11 sampai abad
ke 13 Masehi. Salah satu tujuan dari perang ini adalah untuk melepaskan palestina
dari daulah bani islam dan mendirikan daulah bani Kristen di
tanah Timur. Disebut juga perang salib karena umat Kristen yang ikut dalam
peperangan salib ini menggunakan tanda salib sebagai symbol mereka.
Pada abad ke-16 dan ke-17 adalah abad yang paling penting untuk
Eropa. Pada abad ke 17 itu pula Negara-negara Islam mulai mengalami kemunduran.
Masa penetrasi kolonial barat dimulai pada abad 19
(1800). Pada abad tersebut Eropa sedang mendominasi dunia. Pada abad ini didorong 
oleh kebutuhan ekonomi industri dan pemasarannya dan Negara-
negara Eropa mendirikan kerajaan territorial dunia. Beberapa Negara Eropa yang
telah menjajah ditanah timur seperti Rusia menduduki Asia Dalam,
Belanda menguasai Indonesia, Inggris mendirikan kerajaan di India
dan Afrika dan mengontrol sebagian Timur Tengah, Negeia, sebagian afrika Barat
dan Afrika Timur.   
Pada abad ke-20 dapat dikatakan bahwa bangsa Eropa hampir menguasai
suluruh dunia Islam. Pada abad ini Eropa telah siap untuk mengadakan ekspansi
perdagangan dengan didukung oleh pertmbuhan produksi prabik dalam skala dan
perubahan besar ditandai dengan ditemukannya keretaapi, telegraph dan kapal uap.
Dengan diiringi dengan pasukan bersenjata yang kuat, Eropa telah menguasai
Aljazair. Aljazair adalah Negara Islam  yang pertama kali dikuasai oleh Eropa yang
ditaklukkan oleh Perancis pada tahun (1830 – 1847 M). Negara Islam pada saat itu
mengalami keterpurukan yang sangat besar dan mereka mengalami keaadaan yang
tidak stabil dalam pertumbuhan ekonomi dan budaya.

1
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka dapat merumuskan masalah
sebagai beikut:
1. Bagaimana renaisans Di Eropa ?
2. Bagaimana penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Di Anak Benua India Dan
Asia Tenggara?
3. Bagaimana kemunduran Kerajaan Usmani Dan Ekspansi Barat Ke Timur
Tengah ?
4. Bagaiman bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam ?
5. Bagaimana kemerdekaan negara-negara islam dari penjajahan barat ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Renaisans Di Eropa
Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat. Terutama kerajaan usmani
yang perpusat di Turki. Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam,
berusaha menaklukkan lautan, dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi
oleh kegelapan. Setelah christoper colombus menemukan benua amerika (1492 M)
dan vasco da gama menemukan jalan ke timur melalui tanjung harapan (1498 M),
benua amerika dan kepulauan hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan eropa.1
Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan. L. stoddard menggambarkan,
dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan eropa yang
semula terpojok segera menjadi yang dipertuankan di laut dan dengan demikian, yang
dipertuan di dunia. Perekonomian bangasa – bangsa eropa pun semakin maju karena
daerah – daerah baru terbuka baginya.
Tak lama stelah itu, mulailah kemajuan barat melampaui kemajuan islam yang
sejak lama mengalami kemunduran. Kemajuan barat itu dipercepat oleh penemuan
dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap yang
kemudian melahirkan revolusi industri di eropa semakin memantapkan kemajuan
mereka. Teknologi perkepalan dan militer berkembang dengan pesat.2
Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan
perdangan ke seluruh dunia. Negeri – negeri islam yang pertama kali jatuh ke bawah
kekuatan eropa adalah negeri – negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan
usmani, Negeri – negeri islam yang pertama dapat dikuasai barat itu adalah negeri –
negeri islam di asia tenggara dan di anak benua india. Sementara, negeri – negeri

1
Agussalim Sitompul, Perang Salib, Beberapa Aspek Negatifdan Positif (Makalah),
Yogyakarta, 2006.

2
Ania Looba, Kolonialisme/ Pasca kolonialisme, Yogyakarta: Bintang Budaya,2003.

3
islam di timur tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan usmani, baru
diduduki eropa pada masa berikutnya.

B. Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Di Anak Benua India Dan AsiaTenggara

Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu secara
menyeluruh dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah
pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis.
Inggris terlebih dahulu mencoba menguasai kerajaan Mughal India. Selama
pertengahan terakhir abad ke-18, para pedagang Inggris telah memantapkan diri di
Benggali. Rentang waktu antara 1798 – 1818, dengan perjanjian atau aksi militer,
pemerintahan kolonial Inggris tersebar ke seluruh India, kecuali lembah Indus, yang
baru menyerah pada tahun 1843 – 1849.
Sementara itu Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi
antara Inggris di barat dan India di timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India,
yakni Mesir berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh Napoleon Bonaparte pada tahun
1798 M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-
hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat menjadi
sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria hingga ke
timur jauh.
Pada tahun 1799 M., Napoleon Bonaparte meninggalkan Mesir karena situasi
politik yang terjadi di negara tersebut. Ia kemudian menunjuk jenderal Kleber
menggantikan kedudukan Napoleon di Mesir. Dalam suatu pertempuran laut antara
Inggris dan Perancis, jenderal Kleber kalah dan meninggalkan Mesir pada tahun 1801
M., dan di Mesir terjadi kekosongan kekuasaan.
Kekosongan tersebut dimanfaatkan oleh seorang perwira Turki, Muhammad
Ali dengan didukung oleh rakyat, berhasil megambil alih kekuasaan dan mendirikan
dinasti. Pada masa itu Mesir sempat menegakkan kedaulatan dan melakukan beberapa
pembeharuan, namun pada tahun 1882 M. dapat ditaklukkan kembali oleh Inggris.

4
Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-
negara muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri
menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah.
Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri mereka.
Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan sekali. Akan
tetapi persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik penjajahan barat atas
negeri-negeri muslim. Trauma Perang Salib masih membekas pada sebagian orang
barat, terutama Portugis dan Spanyol, karena kedua negara ini dalam jangka waktu
lama, berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam. India, pada masa kemajuan
kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal ini
mengundang Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di
awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. pada
tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M
belanda mendapat izin yang sama.3
Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha
menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat.Penguasa setempat
mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris.Namun,
mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris.Pada tahun 1803 M, Delhi,
ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah bayang-bayang
kekuasaan Inggris.Tahun 1857 M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan raja
yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah
kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879,
Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899, Kesultanan Muslim
Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru berkembang, yang merupakan
daerah penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu, menjadi ajang perebutan

3
Ali,  Syariati kritik islam atas marxisme dan sesat-pikir barat lainnya, bandung , mizan
press, tth.

5
negara-negara Eropa. Kerajaan-kerajaan Islam di wilayah ini lebih lemah
dibandingkan dengan kerajaan Mughal, sehingga lebih mudah ditaklukkan oleh
bangsa Eropa.
Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung
Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah
Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511 M. Sejak itu peperangan-
peperangan antara Portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali
berkobar. Pedagang-pedagang Portugis berupaya menguasai Maluku yang sangat
kaya akan rempah-rempah.
Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan
dagang.Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa
kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan Sulu.Akhir
abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis, datang ke Asia
Tenggara.Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil menguasai negeri di Asia
Tenggara dan hanya datang untuk berdagang.Kekuasaan politik negara-negara Eropa
di negara-negara Asia berlanjut terus hingga pertengahan abad ke-20.

C. Kemunduran Kerajaan Usmani Dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah

Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang


membuat kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi nama besar
Turki Usmani masih membuat Eropa segan untuk menyerang atau menguasai
wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Islam. Namun kekalahan
besar Turki Usmani dalam peperangan di Wina pada tahun 1683 M, membuka mata
Barat bahwa Turki Usmani telah benar-benar mengalami kemunduran jauh sekali.
Sejak kekalahan dalam peperangan Wina itu, kerajaan Turki Usmani
menyadari akan kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaharuan
mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara Eropa, terutama Perancis,
untuk mempelajari kemajuan mereka dari dekat. Pada tahun 1720 M, Celebi

6
Muhamad diutus ke Paris dan diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik-parbik,
benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi lainnya. Ia kemudian memberi
laporan tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, dan kemajuan
lembaga-lembaga sosial lainnya. Laporan-laporan tersebut mendorong Sultan Ahmad
III (1703 – 1730 M) untuk memulai pembaharuan. Untuk tujuan itu, didatangkanlah
ahli-ahli militer Eropa, salah satunya adalah De Rochefort, Pada tahun 1717, ia
datang ke Istambul dalam rangka membentuk korps artileri dan melatih tentara
Usmani dalam ilmu-ilmu kemiliteran modern.
Usaha pembaruan yang dilakukan tidak terbatas pada bidang milliter. Dalam
bidang-bidang lain pembaharuan juga dilaksanakan, seperti pembukaan percetakan di
Istanbul pada tahun 1737 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan.
Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki,
sebagaimana telah dilakukan oleh para penguasa Abbasiyah ketika menerjemahkan
buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.4
Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan
kemunduran Turki Usmani, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Penyebab kegagalan tersebut karena kelemahan raja-raja Turki Usmani karena
wewenangnya sudah menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus
mengalami kebangkrutan, tidak mampu menunjang usaha pembaharuan. Faktor
terpenting yang menyebabkan kegagalan usaha pembaharuan adalah karena ulama
dan tentara Yenissari yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik kerajaan
Turki Usmani menolak pembaharuan.

Usaha pembaruan Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah Sultan


Mahmud II membubarkan tentara Yenissari pada tahun 1826 M. Struktur kerajaan
dirombak, lembaga-lembaga pendidikan moderen didirikan, buku-buku Barat

4
Siti Maryam,. SejarahPeradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern. 2002.
Yogakarta: LESFI

7
diterjemahkan, siswa berbakat dikirim belajar ke Eropa, dan sekolah-sekolah
kemiliteran didirikan. Akan tetapi, meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil yang
diperoleh dari gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil menghentikan gerakan Barat
terhadap dunia Islam. Selama abad ke-18, Barat menyerang wilayah kekuasaan Turki
Usmani di Eropa Timur. Akhir dari serangan itu adalah ditandatanganinya Perjanjian
San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian Berlin (Juli 1878 M), antara kerajaan
Turki Usmani dengan Rusia.
Ketika perang dunia I meletus, Turki Usmani bergabung dengan Jerman yang
kemudian mengalami kekalahan. Akibat dari peristiwa itu kekuasaan kerajaan Turki
semakin ambruk. Partai Persatuan dan Kemajuan memberontak kepada Sultan dan
dapat menghapuskan kekhalifahan Usmani, kemudian membentuk Turki modern.
Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah kekuasaan Turki Usmani di Asia
dan Afrika melepaskan diri dari Konstantinopel. Hal ini disebabkan timbulnya
nasionalisme pada bangsa-bangsa yang ada di bawah kekuasaan Turki. Bangsa
Armenia dan Yunani yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan
Barat untuk kemerdekaan tanah airnya, bangsa Kurdi di pegunugan dan Arab di
padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari
cengkeraman penguasa Turki Usmani.

D. Bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam

Sebagaimana telah disebutkan di atas, benturan-benturan antara Islam dan


kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa, mereka memang jauh
tertinggal dari Eropa. Hal ini dirasakan dan disadari pertama kali oleh Turki, karena
kerajaan inilah yang pertama dan utama dalam usaha menghadapi kekuatan Eropa.
Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk banya belajar
dari Eropa.
Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya didorong
oleh dua faktor, yakni pertama: permurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang

8
dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam, seperti gerakan Wahhabiyah yang
dipelopori oleh Muhammad bin Abd al-Wahhab di Saudi Arabia, Syah Waliyullah di
India dan gerakan Sanusiyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad
Sanusi dari Aljazair. Kedua: Menimba gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu
pengetahuan dari Barat. Hal ini tercermin dalam pengiriman para pelajar muslim oleh
penguasa Turki dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan
dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa
mereka. Pelajar-pelajar India juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.
Gerakan pembaharuan itu, dengan segera juga memasuki dunia politik, karena
Islam memang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama
kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (Persatuan umat Islam Sedunia) yang
pada awalnya didengungkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiayah. Namun,
gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal,
Jamaludin al-Afghani. Al-Afghani-lah orang pertama yang menyadari sepenuhnya
akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia mengabdikan dirinya untuk
memperingatkan dunia Islam akan hal tersebut dan melakukan usaha-usaha untuk
pertahanan. Umat Islam, menurutnya, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan
dan berjuang di bawah panji bersama. Ia juga berusaha membangkitkan semangat
lokal dan nasional negeri-negeri Islam. Karena itu, al-Afghani dikenal sebagai Bapak
Nasionalisme dalam Islam.5

Semangat Pan-Islamisme yang bergelora itu mendorong Sultan Hamid II,


untuk mengundang al-Afghani ke Istanbul. Gagasan ini dengan cepat mendapat
sambutan hangat dari negeri-negeri Islam. Akan tetapi, semangat demokrasi al-
Afghani tersebut menjadi duri bagi kekuasaan sultan, sehingga al-Afghani tidak
diizinkan berbuat banyak di Istanbul. Setelah itu, gagasan Pan-Islamisme dengan

5
Syamsul Hadi,. 2010. Penjajahan Barat atasDunia Islam dan Perjuangan Kemerdekaan
Negara-negara Islam.

9
cepat redup, terutama setelah Turki Usmani bersama sekutunya Jerman, kalah dalam
Perang Dunia I dan kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa Kemal, tokoh yang justru
mendukung nasionalisme, rasa kesetiaan kepada negara kebangsaan.
Gagasan nasionalisme yang berasal dari Barat tersebut masuk ke negeri-negeri
Islam melalui persentuhan umat Islam dengan Barat yang menjajah mereka dan
dipercepat oleh banyaknya pelajar Islam yang menuntut ilmu ke Eropa atau lembaga-
lembaga pendidikan barat yang didirikan di negeri mereka. Gagasan kebangsaan ini
pada mulanya banyak mendapat tantangan dari pemuka-pemuka Islam, karena
dipandang tidak sejalan dengan semangat uóuwaú al-Islamiyaú. Akan tetapi, gagasan
ini berkembang dengan cepat setalah gagasan Pan-Islamisme redup.6
Di Mesir, benih-benih nasionalisme tumbuh sejak masa al-Tahtawi dan
Jamludin al-Afghani. Tokoh pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan ini
adalah Ahmad Urabi Pasha. Gagasan tersebut menyebar dan mendapat sambutan
hangat, sehingga nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Hal itu
terjadi di Mesir, Syiria, libanon, Palestina, Irak, Bahrain, dan Kuwait. Semangat
persatuan Arab tersebut diperkuat pula oleh usaha barat untuk mendirikan negara
Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab.
Di India, sebagaimana di Turki dan Mesir, gagasan Pan-Islamisme yang
dikenal dengan gerakan óilafaú juga mendapat pengikut. Syed Amir Ali adalah salah
seorang pelopornya. Namun, gerakan ini pudar setelah usaha menghidupkan kembali
khilafah yang dihapuskan Mustafa Kemal tidak memungkinkan lagi. Yang populer
adalah gerakan nasionalisme, yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India. Akan
tetapi, gagasan nasionalisme itu segera pula ditinggalkan sebagian besar tokoh-tokoh
Islam, karena kaum muslim yang minoritas tertekan oleh kelompok Hindu yang
mayoritas.

E. Kemerdekaan Negara-Negara Islam Dari Penjajahan Barat

6
Mansur. Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. 2004. Yogyakarta : Global Pustaka
Utama.

10
Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai
politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan
negara merdeka. Dalam kenyataannya, partai-partai itulah yang berjuang melepaskan
diri dari kekuasaan penjajah. Perjuangan tersebut terwujud dalam beberapa bentuk
kegiatan antara lain:
1.Gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan
bersenjata.
2.Pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat
menyambut dan mengisi kemerdekaan.
Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali memproklamasikan
kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia
merdeka dari pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Disusul
oleh Pakistan tanggal 15 Agustus 1947, ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya di
India kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk India dan satunya untuk Pakistan.
Tahun 1922, Timur Tengah (Mesir) memperoleh kemerdekaan dari Inggris,
namun pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya benar-benar merdeka.
Pada tahun 1951 di Afrika, tepatnya Lybia merdeka, Sudan dan Maroko tahun 1956,
Aljazair tahun 1962. Semuanya membebaskan diri dari Prancis. Dalam waktu yang
hampir bersamaan, Yaman Utara, Yaman selatan dan Emirat Arab memperoleh
kemerdekaannya pula. Di Asia tenggara, Malaysia, yang saat itu termasuk Singapura
mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, dan Brunai Darussalam tahun 1984
M.7
Demikianlah, satu persatu negeri-negeri Islam memerdekakan diri dari
penjajahan. Bahkan, beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-
tahun terakhir, seperti negera Islam yang dulunya bersatu dalam Uni Soviet, yaitu

7
 Imam Munawwir, Kebangkitan Islam dan Tantangan-tantangan yang Dihadapi dari Masa
ke Masa, Surabaya, PT. Bina Ilmu

11
Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan dan Azerbaijan pada
tahun 1992 dan Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada tahun 1992

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan Perang Salib
berlatar belakang hal-hal berikut, diantaranya Mercenary yaitu untuk mencari
keuntungan negara Barat di negara-negara Islam, Missionary yaitu untuk
menyebarkan agama Kristen pada negara-negara jajahannya dan  Military yaitu
perluasan daerah militer.
Selain hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah faktor
ekonomi dan politik.
Bentuk-bentuk penjajahan barat terhadap dunia Islam berupa penyerangan,
penaklukan, sehingga banyak wilayah-wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara
Barat. Juga berupa penindasan, penghisapan dan perbudakan.
Penjajahan Barat ternyata membawa implikasi yang sangat luas terhadap
perkembangan peradaban Islam baik peradaban material yang berupa tehnologi baru,
maupun peradaban mental. Penjajahan Barat juga memicu gerakan pembaharuan
dalam Islam, yang mana bertujuan untuk memurnikan agama Islam dari pengaruh
asing dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.

B. Saran
Dalam Penulisan dan pembutan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami (penulis) butuh saran dan kritik
yang konstruktif agar penulis dapat lebih baik dalam penyusunan makalah
selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Syamsul. 2010. Penjajahan Barat atas Dunia Islam dan Perjuangan


Kemerdekaan Negara-negara Islam.
Khamenei Ali. 2005. Perang Kebudayaan, Jakarta : Cahaya.
Looba Ania. 2003.  Kolonialisme/Pascakolonialisme, Yogyakarta: Bintang Budaya.
Munawwir, Imam, Kebangkitan Islam dan Tantangan-tantangan yang Dihadapi dari
Masa ke Masa, Surabaya, PT. Bina Ilmu.
Mansur. 2004. Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta : Global
Pustaka Utama.
Maryam, Siti. 2002. Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern.
Yogakarta: LESFI
Muthahhari, Murtadha. 2002. Islam dan tantangan zaman, Jakarta : Sadra Press.
Syariati, Ali. 2006. kritik islam atas marxisme dan sesat-pikir barat lainnya, bandung
; mizan press.
Sanaki, Hujair.2008. Pemikiran Peradaban Islam Masa Modern. Yogyakarta; UII
press.

14

Anda mungkin juga menyukai