Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 2020243067
4. Metode asuhan keperawatan profesional terdiri dari : Metode Fungsional, Metode Tim,
Metode Kasus, dan Metode Primer. Jelaskan perbedaannya berdasarkan komponen pengambilan
keputusan, alokasi kerja, komunikasi, dan penglolaan ruang rawat!
Jawab :
4. ● Metode kasus
Metode kasus keperawatan memberikan asuhan keperawatan berdasarkan rasio
satu perawat kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas, jumlah
klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat itu
dan kompleknya kebutuhan klien, metode ini yang pertama kali di gunakan dalam
pemberian asuhan keperawatan ( Sitorus, 2011). Metode kasus ini biasanya
dipergunakan di ruangan intensif, karena perawat diberi tanggung jawab untuk
mengelola klien secara penuh.
● Metode Fungsional.
Metode fungsional, merupakan metode penugasan yang menekankan pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan ( Sitorus, 2011). Setiap perawat
diberikan satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang
dirawat di suatu ruangan. Seorang perawat mungkin bertanggung jawab dalam
pemberian obat, mengganti balutan, monitor infus dan sebagainya. Prioritas utama
yang dikerjakan adalah pemenuhan kebutuhan fisik sesuai dengan kebutuhan
pasien dan kurang menekankan kepada pemenuhan kebutuhan pasien secara
holistik, sehingga dalam penerapannya kualitas asuhan keperawatan sering
terabaikan, karena pemberian asuhan yang terfragmentasi.
Komunikasi antara perawat sangat terbatas, sehingga tidak ada satu perawat yang
mengetahui tentang satu klien secara komprehensif, kecuali kepala ruangan. Hal
ini sering menyebabkan klien kurang puas dengan pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan, karena seringkali klien tidak mendapat jawaban yang tepat
tentang hal-hal yang ditanyakan, dan kurang merasakan adanya hubungan saling
percaya dengan perawat.
● Metode Tim
Model Tim merupakan suatu model pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif (Douglas, 1992). Model Tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap staf mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
tinggi, sehingga setiap anggota tim merasakan kepuasan karena diakui
kontribusinya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhan
keperawatan yang bermutu.
Model Tim menurut Kron & Gray (1987) terkandung dua konsep utama yang
harus ada, yaitu: Kepemimpinan dan komunikasi yang efektif. Kemampuan
kepemimpinan harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat profesional
(Registered Nurse). Registered Nurse ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk
bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien dalam merencanakan asuhan
keperawatan, merencanakan penugasan kepada anggota tim, melakukan supervisi
dan evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan. Proses komunikasi harus
dilakukan secara terbuka dan aktif melalui laporan, pre atau post conference atau
pembahasan dalam penugasan, pembahasan dalam merencanakan dan menuliskan
asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
Pelaksanaan model tim tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku. Model tim
dapat diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam. Apakah terdapat 2
atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan serta jumlah dan kualitas tenaga
keperawatan. Umumnya satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk
10-20 pasien.
● Metode Primer
Keperawatan primer, penekanannya terletak pada penugasan seorang perawat
profesional atau registered nurse, yang disebut sebagai perawat primer sebagai
penanggung jawab utama pemberi asuhan keperawatan kepada pasien tertentu.