Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elva Murni

Nim : 2020243067

Tugas : Manajemen keperawatan.

1. Jelaskan apa yg dimaksud dg MPKP!


Jawab :
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).

2. Jelaskan Tujuan MPKP!


Jawab :
Tujuan Model Praktik Keperawatan Profesional
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan.

3. Jelaskan Jenis-Jenis MPKP!


Jawab :
Tingkatan MPKP
Berdasarkan pengalaman mengembangkan model PKP dan masukan dari berbagai
pihak perlu dipikirkan untuk mengembangkan suatu model PKP yang disebut
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (PKPP). Ada beberapa jenis
model PKP yaitu:
a. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doktor dalam
keperawatan klinik yang berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing
para perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil-hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan.
b. Model Praktek Keperawatan Profesional II.
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan
spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu. Perawat
spesialis berfungsi untuk memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan
kepada perawat primer pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset
dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
Jumlah perawat spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer
pada area spesialisnya.
c. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat I dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu:
ketenagaan keperawatan. Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan pada model
ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan
metode tim disebut tim primer.
d. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP) merupakan tahap
awal untuk menuju model PKP. Model ini mampu memberikan asuhan
keperawatan profesional tingkat pemula. Pada model ini terdapat 3 komponen
utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan
dan dokumentasi asuhan keperawatan.

4. Metode asuhan keperawatan profesional terdiri dari : Metode Fungsional, Metode Tim,
Metode Kasus, dan Metode Primer. Jelaskan perbedaannya berdasarkan komponen pengambilan
keputusan, alokasi kerja, komunikasi, dan penglolaan ruang rawat!
Jawab :
4. ● Metode kasus
Metode kasus keperawatan memberikan asuhan keperawatan berdasarkan rasio
satu perawat kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas, jumlah
klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat itu
dan kompleknya kebutuhan klien, metode ini yang pertama kali di gunakan dalam
pemberian asuhan keperawatan ( Sitorus, 2011). Metode kasus ini biasanya
dipergunakan di ruangan intensif, karena perawat diberi tanggung jawab untuk
mengelola klien secara penuh.

● Metode Fungsional.
Metode fungsional, merupakan metode penugasan yang menekankan pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan ( Sitorus, 2011). Setiap perawat
diberikan satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang
dirawat di suatu ruangan. Seorang perawat mungkin bertanggung jawab dalam
pemberian obat, mengganti balutan, monitor infus dan sebagainya. Prioritas utama
yang dikerjakan adalah pemenuhan kebutuhan fisik sesuai dengan kebutuhan
pasien dan kurang menekankan kepada pemenuhan kebutuhan pasien secara
holistik, sehingga dalam penerapannya kualitas asuhan keperawatan sering
terabaikan, karena pemberian asuhan yang terfragmentasi.

Komunikasi antara perawat sangat terbatas, sehingga tidak ada satu perawat yang
mengetahui tentang satu klien secara komprehensif, kecuali kepala ruangan. Hal
ini sering menyebabkan klien kurang puas dengan pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan, karena seringkali klien tidak mendapat jawaban yang tepat
tentang hal-hal yang ditanyakan, dan kurang merasakan adanya hubungan saling
percaya dengan perawat.

Kepala Ruangan bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mensupervisi. Pada


model ini kepala ruangan menentukan apa yang menjadi tugas setiap perawat
dalam suatu ruangan dan perawat akan melaporkan tugas-tugas yang dikerjakan
kepada kepala ruangan. Kepala ruangan yang bertanggung jawab dalam membuat
laporan pasien.
Koordinasi antar perawat sangat kurang sehingga seringkali pasien harus
mengulang berbagai pertanyaan atau permintaan kepada semua petugas yang
datang kepadanya, dan kepala ruangan yang memikirkan setiap kebutuhan pasien
secara komprehensif. Informasi yang disampaikan bersifat verbal, yang seringkali
terlupakan karena tidak didokumentasikan dan tidak diketahui oleh staf lain yang
memberikan asuhan keperawatan.
Kepala Ruangan kurang mempunyai waktu untuk membantu stafnya untuk
mempelajari cara yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan pasien atau dalam
mengevaluasi kondisi pasien dan hasil asuhan keperawatan, kecuali terjadi
perubahan yang sangat mencolok. Orientasi model ini hanya pada penyelesaian
tugas, bukan kualitas, sehingga pendekatan secara holistik sukar dicapai. Model
fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas bila jumlah staf
sedikit, namun pasien selalu tidak mendapat kepuasan dari asuhan keperawatan
yang diberikan.

● Metode Tim
Model Tim merupakan suatu model pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif (Douglas, 1992). Model Tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap staf mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
tinggi, sehingga setiap anggota tim merasakan kepuasan karena diakui
kontribusinya di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhan
keperawatan yang bermutu.

Model Tim menurut Kron & Gray (1987) terkandung dua konsep utama yang
harus ada, yaitu: Kepemimpinan dan komunikasi yang efektif. Kemampuan
kepemimpinan harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat profesional
(Registered Nurse). Registered Nurse ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk
bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien dalam merencanakan asuhan
keperawatan, merencanakan penugasan kepada anggota tim, melakukan supervisi
dan evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan. Proses komunikasi harus
dilakukan secara terbuka dan aktif melalui laporan, pre atau post conference atau
pembahasan dalam penugasan, pembahasan dalam merencanakan dan menuliskan
asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
Pelaksanaan model tim tidak dibatasi oleh suatu pedoman yang kaku. Model tim
dapat diimplementasikan pada tugas pagi, sore, dan malam. Apakah terdapat 2
atau 3 tim tergantung pada jumlah dan kebutuhan serta jumlah dan kualitas tenaga
keperawatan. Umumnya satu tim terdiri dari 3-5 orang tenaga keperawatan untuk
10-20 pasien.

model tim bila dilakukan dengan benar merupakan model asuhan


keperawatan yang tepat dalam meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan
yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
berarti bahwa model tim dilaksanakan dengan tepat pada kondisi dimana
kemampuan tenaga keperawatan bervariasi. Kegagalan penerapan model ini, jika
penerapan konsep tidak dilaksanakan secara menyeluruh/ total dan tidak
dilakukan pre atau post konferens dalam sistem pemberian asuhan keperawatan
untuk pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam penentuan strategi
pemenuhan kebutuhan pasien.

● Metode Primer
Keperawatan primer, penekanannya terletak pada penugasan seorang perawat
profesional atau registered nurse, yang disebut sebagai perawat primer sebagai
penanggung jawab utama pemberi asuhan keperawatan kepada pasien tertentu.

Metode primer memberi dampak positif terhadap peningkatan profesionalisme,


peningkatan autonomi profesi dan kepuasan bekerja bagi perawat, peningkatan
kepuasan pasien akan mutu layanan dan asuhan keperawatan, dan efisiensi
penggunaan sumberdaya (Huber, 2000).
Tujuan utama dari Model Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan
yang dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penugasan yang diberikan kepada perawat primer atas pasien yang dirawat
dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan
pasien atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan perawat
primer. Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung jawab
selama 24 jam selama pasien dirawat.

5. Jelaskan kriteria pemilihan model praktek keperawatan profesional!


Silahkan ditanggapi!

Anda mungkin juga menyukai