Anda di halaman 1dari 8

Lex Administratum, Vol. IV/No.

4/Apr/2016

KEDUDUKAN HUKUM REGISTRASI DESA wilayah Republik3. Untuk proses pendaftaran


(LETTER C) DALAM PEMBUKTIAN HAK MILIK tanah di atur dalam Pasal 19 ayat (2) UUPA
ATAS TANAH MENURUT yaitu:
UUPA NO. 5 TAHUN 19601 a. pengukuran, perpetaan, dan pembukuan
OLeh : Yulyanti M. Rampengan2 tanah.
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan
ABSTRAK peralihan hak-hak tersebut; dan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk c. pemberian surat-surat tanda bukti hak,
mengetahui bagaimana fungsi Registrasi Desa yang berlaku sebagai alat pembuktian
(Letter C) dalam pembuktian hak milik atas yang kuat.
tanah dan bagaimana kedudukan hukum Setelah dilakukan pendaftaran tanah maka
Registrasi Desa (Letter C) di dalam undang- bagi penguasaan tanah akan diterbitkan surat
undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat
Dasar Pokok-Pokok Agraria. Dengan pembuktian yang kuat yaitu Sertifikat hak milik.
menggunakan metode penelitian yuridis Mengenai pengertian sertifikat hak atas
normatif dapat disimpulkan: 1. Untuk atanah diatur dalam Pasal 13 Peraturan
memperoleh hak milik atas tanah harus Pemerintah No. 10 Tahun 1961 tentang
dilakukanpembuktian yang menurut Pasal 24 Pendaftaran Tanah, khususnya dalam ayat (3)
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dirumuskan, bahwa: “Salinan buku tanah dan
Tentang Pendaftaran Tanah,berupa bukti-bukti surat ukur setelah dijahit menjadi satu bersam-
tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan sama dengan suatu kertas sampul yang
yang bersangkutan.Registrasi Desa (Letter C) bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria,
merupakan salah satu bukti tertulis untuk disebut Sertifikat dan diberikan kepada yang
memperoleh hak milik atas tanah, yang dalam berhak”. Selanjutnya dalam ayat (4) dikatakan:
hal ini dapat melahirkan surat tanda bukti hak “Sertifikat tersebut pada ayat (3) pasal ini
atau sertifikat hak milik sebagai mana yang adalah surat tanda bukti hak yang dimaksud
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA. dalam pasal 19 UUPA”.4
2. Registrasi Desa (Letter C) tidak tertib Sertifikat menjamin kepastian hukum
administrasi karna tidak sesuai dengan UUPA mengenai orang yang menjadi pemengang hak
yang menyatakan bahwa untuk melaksanakan atas tanah, kepastian hukum mengenai lokasi
tertib administrasi harus di terbitkan sertifkat dari tanah, batas serta luas suatu bidang tanah,
hak milik bagi pemegang hak atas tanah. Tetapi dan kepastian hukum mengenai hak atas tanah
jika Registrasi Desa (Letter C) dapat dibuktikan miliknya. Dengan kepastian hukum tersebut
kebenaran Data Fisik dan Data Yuridisnya, maka dapat diberikan perlindungan hukum kepada
Registrasi Desa (Letter C) dapat digunakan orang yang tercantum namanya dalam serifikat
sebagai tanda bukti kepemilikan hak atas tanah terhadap gangguan pihak lain serta
penganti sertifikat yang belum diterbitkan. menghindari sengketa dengan pihak lain.
Kata kunci: Registrasi Desa, pembuktian hak Namun pada kenyataannya kewajiban untuk
milik, tanah mendaftarkan hak atas tanah belum
sepenuhnya dilaksanakan oleh pemegang hak
PENDAHULUAN atas tanah khususnya pada masyarakat
A. Latar Belakang Masalah pedesaan.Sehingga saat ini masih banyak
UUPA mengatur pendaftaran tanah yang bidang-bidang tanah yang belum didaftarkan
bertujuan untuk memberikan jaminan sesuai perintah Peraturan Pemerintah No. 24
kepastian hukum. Pendaftaran tanah ini Tahun 1997 tersebut.Artinya hingga saat ini
menjadikan kewajiban bagi pemerintah untuk masih banyak tanah-tanah, terutama bekas
menyelengarakan pendaftaran tanah diseluruh
3
Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif,
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Flora P. Kalalo (Jakarta: kencana, 2012), hlm278
4
SH, MH; Yumi Simbala, SH, MH Andy Hartanto, Hukum Pertanahan Karakteristik jual beli
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. tanah yang belum terdaftar hak atas tanahnya, (Surabaya:
110711611 LaksBang Justitia, 2014), hlm 15

170
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

tanah hak milik adat yang belum didaftarkan registrasi desa (Letter C) dalam pembuktian hak
dan belum mempunyai sertifikat tanah sebagai milik atas tanah menurut UUPA.
tanda bukti hak.
Sebelum berlakunya UUPA salah satu alat PEMBAHASAN
bukti hak milik atas tanah, yaitu Registrasi Desa A. Fungsi Registrasi Desa (Letter C) dalam
(Letter C). Sebenarnya Registaris Desa (Letter C) pembuktian hak milik atas tanah.
hanya merupakan surat catatan desa atau Pasal 3 PMPA No. 2 tahun 1962 : mengatur
kelurahan mengenai tanah yang ada dan juga tentang hak-hak yang tidak diuraikan dalam
tanda bukti pembayaran pajak. Padahal bukti sesuatu surat hak tanah, maka oleh yang
tersebut hanya sekedar bukti pembayaran bersangkutan dihimbaukan:
pajak atas tanah bersangkutan. Jadi dapat a. Tanda bukti haknya, yaitu bukti surat
dikatakan bahwa setelah adanya UUPA dengan pajak hasil bumi/verponding Indonesia
ketentuan konversi yang ada, Registrasi Desa atau bukti surat pemberian hak oleh
(Letter C) bukanlah surat yang menyatakan Instansi yang berwenang (kalau ada
bukti kepemilikan. disertakan pula surat ukurnya).
Karena proses pendaftaran tanah yang b. Surat keterangan Kepala Desa yang
belum sepenuhnya dilaksanakan dan minimnya dikuatkan oleh asisten Wedana (Camat)
pengetahuan saat ini bagi masyarakat yang :
khususnya yang ada di pedesaan sehingga 1. Membenarkan surat atau surat bukti
mereka belum melakukan pendaftaran tanah hak itu.
guna penerbitan sertifikat hak milik, dan masih 2. Menerangkan apakah tanahnya tanah
menggunakan serta menganggap bahwa perumahan atau tanah pertanian.
Registrasi Desa (Letter C) sebagai tanda bukti 3. Menerangkan siapa yang mempunyai
kepemilikan atas tanah. hak itu, kalau ada disertai turunan
Oleh sebab itu sangat penting mengetahui surat-surat jual beli tanahnya.
kedudukan hukum Registrasi Desa (Letter C) c. Tanda bukti kewarganegaraan yang sah
terhadap pembuktian hak milik atas tanah demi dari yang mempunyai hak.5
tercapainya kepastian hukum di Indonesia. Dari ketentuan Pasal 3 ini, maka khusus
Berdasarkan latar belakang pemikiran di untuk tanah-tanah yang tunduk pada Hukum
atas penulis menggadakan penelitian untuk Adat, tetapi tidak terdaftar dalam ketentuan
penulisan hukum dengan judul “Kedudukan konversi sebagai tanah yang dapat
hukum Regisrasi Desa (Letter C) dalam dikonversikan kepada sesuatu hak atas tanah
pembuktian Hak Milik atas tanah menurut menurut ketentuan UUPA, tetapi diakui tanah
UUPA No. 5 Tahun 1960”. tersebut sebagai hak adat. Maka ditempuhlah
dengan upaya “Penegasan Hak” yang diajukan
B. RUMUSAN MASALAH kepada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah
1. Bagaimana fungsi Registrasi Desa (Letter setempat diikuti dengan bukti pendahuluan
C) dalam pembuktian hak milik atas seperti bukti pajak, surat jual beli yang
tanah? dilakukan sebelum berlakunya UUPA dan surat
2. Bagaimana kedudukan hukum Registrasi membenarkan tentang hak seseorang dan
Desa (Letter C) di dalam undang-undang menerangkan juga tanah itu untuk perumahan
No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan atau untuk pertanian dan keterangan
Dasar Pokok-Pokok Agraria ? kewarganegaraan orang yang bersangkutan.
Adapun peraturan yang menjelaskan bahwa
C. METODE PENELITIAN Registrasi Desa (Letter C) juga merupakan alat
Metode penlitian yang digunakan dalam bukti dalam melakukan konversi yaitu dalam
penulisan ini ialah metode kepustakaan (library Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
research) yang dilakukan dengan cara mengkaji SK26/DDA.1970 sebagai penjelasan dari
dan menelaah berbagai dokumen baik berupa peraturan Menteri Pertanian dan Agraria No. 2
buku, atau tulisan yang berkaitan dengan
5
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1503/1
/fh-erna4.pdf diakses tanggal 18 November 2015

171
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

tahun 1962 dalam diktum pertamanya : disertai tanda-tanda buktinya


menegaskan bahwa yang dianggap sebagai bahwa kewajiban-kewajiban yang
“tanda bukti hak” dalam Pasal 3 huruf a PMPA disebutkan di dalam surat
No. 2 tahun 1962 adalah : keputusan itu telah dipenuhi oleh
a. Di daerah-daerah dimana sebelum yang menerima hak. Dengan
tanggal 24 September 1960 sudah demikian dapat disimpulan bahwa
dipungut pajak (hasil) bumi (landrente) seluruh hak-hak atas tanah yang
atau verponding Indonesia. ada sebelum berlakunya UUPA
1. Surat pajak (hasil)bumi atau melalui lembaga konversi masuk
verponding Indonesia yang kedalam system UUPA melalui
dikeluarkan sebelum tanggal 24 padanannya dan setelah itu
September 1960, jika antara diperlakukan seluruh ketentuan-
tanggal 24 September1960 dan ketentuan UUPA dengan tidak
saat mulai diselenggarakan perlu lagi menyebut bahwa tanah
pendaftaran tanah menurut itu bekas sesuatu hak yang ada
Peraturan Pemerintah No. 10 tahun sebelum UUPA
1961 terjadi pemindahan hak (jual- 3. Tanda bukti kewarganrgaraan yang
beli, hibah atau tukar-menukar) sah dari yang mempunyai hak.
maka selain surat pajak yang Peraturan di atas memberikan penjelasan
dikeluarkan sebelum tanggal 24 bahwa untuk melakukan konversi hak tanah
September 1960 tersebut di atas adat menjadi hak milik diperlukan untuk
wajib disertakan juga surat-surat mencantumkan suatu alat bukti yang salah
asli jual-beli, hibah atau tukar satunya adalah Registrasi Desa (Letter C).Dalam
menukarnya yang sah (dibuat di pengkonversian tanah milik adat Registarsi
hadapan dan disaksikan oleh Desa (Letter C) dapat di sebut sebagai tanda
Kepala Desa/adat yang bukti hak.
bersangkutan). Pembuktian dan pembukuan hak atas tanah
2. Surat Keputusan pemberian hak diatur dalam pasal 23 Peraturan Pemerintah
oleh Instansi yang berwenang, No. 24 Tahun 1997 berbunyi:
disertai tanda-tanda buktinya Untuk keperluan pendaftaran hak:
bahwa kewajiban-kewajiban yang a. Hak atas tanah baru dibuktikan dengan:
disebutkan di dalam surat 1) Penetapan pemberian hak dari
keputusan itu telah dipenuhi oleh pejabat yang berwenang memberikan
yang menerima hak. hak yang bersangkutan menurut
3. Tanda bukti kewarganrgaraan yang ketentuan yang berlaku apabila
sah dari yang mempunyai hak. pemberian hak tersebut berasal dari
b. Di daerah-daerah dimana sampai tanah Negara atau tanah hak
tanggal 24 September 1960 belum pengelolaan;
dipungut pajak (hasil) bumi (landrente) 2) Asli akta PPAT (Pejabat Pembuat Akta
atau verponding Indonesia. Tanah) yang memuat pemberian hak
1. Surat-surat asli jual-beli, hibah atau tersebut oleh pemegang hak milik
tukar menukar yang dibuat kepada penerima hak yang
dihadapan dan disaksikan oleh bersangkutan apabila mengenai hak
Kepala Desa/Adat yang guna bangunan dan hak pakai atas
bersangkutan sebelum tanah hak milik;
diselenggarakannya pendaftaran b. Hak pengelolahan dibuktikan dengan
tanah menurut peraturan penetapan pemberian hak pengelolaan
pemerintah No. 10 tahun 1961 di oleh pejabat yang berwenang;
daerah tersebut. c. Tanah wakaf dibuktikan dengan akta
2. Surat Keputusan pemberian hak ikrar wakaf;
oleh Instansi yang berwenang,

172
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

d. Hak milik atas satuan rumah susun yang berasal dari konversi hak-hak lama
dibuktikan dengan akta pemisahan; dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai
e. Pemberian hak tanggungan dibuktikan adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis,
dengan akta pemberian hak keterangan saksi dan atau pernyataan yang
6
tanggungan. bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh
Pembuktian hak lama diatur dalam Pasal 24 Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 yang secara sistematik atau oleh Kepala Kantor
berbunyi: Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara
(1) Untuk keperluan pendaftaran hak, hak sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak,
atas tanah berasal dari konversi hak-hak pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang
lama dibuktikan dengan alat-alat bukti membebaninya”.
mengenai adanya hak tersebut berupa Alat-alat bukti tertulis yang dimaksudkan
bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan dapat berupa:
atau pernyataan yang bersangkutan yang 1) Grosse akta hak eigendom yang
kadar kebenarannya oleh Panitia diterbitkan berdasarkan
Ajudikasi dalam pendaftaran tanah ovverschrijvings Ordonantie (Staatsblad
secara sistematik atau oleh kepala Kantor 1834-27), yang telah dibubuhi catatan
Pertanahan dala pendaftaran tanah bahwa hak eigendom yang
secara sporadik, dianggap cukup untuk bersangkutan dikonversi menjadi hak
mendaftar hak, pemegang hak dan hak- milik;
hak pihak lain yang membebaninya. 2) Grosse akta hak eigendom yang
(2) Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia diterbitkan berdasarkan
secara lengkap alat-alat pembuktian ovverschrijvings Ordonantie (Staatsblad
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 1834-27), sejak berlakunya UUPA
pembukuan hak dapat dilakukan sampai tanggal pendaftaran tanah
berdasarkan keyataan penguasaan fisik dilaksanakan menurut Peraturan
bidang tanah yang bersangkutan selama Pemerintah No. 10 Tahun 1961 di
20 (dua puluh) tahun atau lebih secara daerah yang bersangkutan;
bertutur-turut oleh pemohon 3) Surat tanda bukti hak milik yang
pendaftaran dan pendahulu- diterbitkan berdasarkan peraturan
pendahulunya, dengan syarat: Swapraja yang bersangkutan;
a. Penguasaan tersebut dilakukan 4) Sertifikat hak milik yang diterbitkan
dengan itikad baik dan secara terbuka berdasarkan Peraturan Menteri Agraria
oleh yang bersangkutan sebagai yang No. 9 Tahun 1959;
berhak atas tanah, serta diperkuat 5) Surat keputusam pemberian hak milik
oleh kesaksian orang yang dapat dari pejabat yang berwenang, baik
dipercaya; sebelum ataupun sejak berlaukunya
b. Penguasaan tersebut baik sebelum UUPA, yang tidak disertai kewajiban
maupun selama pengumuman untuk mendaftarkan hak yang
sebagaimana dimaksud dalam pasal diberikan, tetapi telah dipenuhi semua
26 tidak dipermasalahkan oleh kewajiban yang disebut di dalamnya;
masyarakat hukum adat atau 6) Akta pemindahan hak yang dibuat di
desa/kelurahan yang bersangkutan bawah tangan yang dibubuhi tanda
ataupun pihak lainnya.7 kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala
Kemudian dalam Pasal 24 Ayat (1) Peraturan Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang berlakunya Peraturan Pemerintah No.
Pendaftaran Tanah, mengatakan : “Untuk 24 Tahun 1997;
keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah 7) Akta pemindahan hak atas tanah yang
dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum
6
Elsa Syarief, Pensertifikatan Tanah Bekas Hak Eigendom, dibukukan;
(KPG; Jakarta, 2014) hlm 46
7
Ibid hlm 46-47

173
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

8) Akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang B. Kedudukan Hukum Registrasi Desa (Letter
dibuat sebelum atau sejak mulai C) Dalam Pembuktian Hak Milik Atas
dilaksanakan Peraturan Pemerintah No. Tanah Menurut Undang-Undang No. 5
28 Tahun 1997; Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
9) Risalah lelang yang dibuat oleh pejabat Pokok-Pokok Agraria
lelang yang berwenang, yang tanahnya Pada tanggal 24 September 1960 disahkan
belum dibukukan; Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang
10) Surat penunjukan atau pembelian Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, LNRI
keveling tanah penganti tanah yang Tahun 1960 No. 104-TLNRI No. 2034. Undang-
diambil oleh Pemerintah atau Undang ini lebih dikenal dengan sebutan
pemerinah Daerah; Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).Sejak
11) Petuk Pajak Bumi/Landrete, girik, pipil, diundangkan UUPA, berlakulah Hukum Agraria
ketitir, dan Verponding Indonesia Nasional yang mencabut peraturan dan
sebelum berlakunya Peraturan keputusan yang dibuat pada masa
Pemerintah No. 10 Tahun 1961; Pemerintahan Hindia Belanda, antara lain
12) Surat keterangan riwayat tanah yang Agrarische Wet Stb. 1870 No. 55 dan Agrarische
pernah dibuat oleh kantor Pelayanan Besluit Stb. 1870 No. 118.
Pajak Bumi dan Bangunan; Salah satu tujuan diundangkan UUPA
13) Lain-lain bentuk alat pembuktian mengenai pemberian jaminan kepastian hukum
tertulis dengan nama apapun juga mengenai hak-hak atas tanah bagi seluruh
sebagaimana dimaksud Pasal II, Pasal rakyat Indonesia yang dapat terwujud melalui
VI, dan Pasal VII Ketentuan-Ketentuan dua upaya, yaitu:
Konversi UUPA.8 1. Tersedianya perangkat hukum yang
Pembuktian menurut Pasal 24 Ayat (1) tertulis, lengkap dan jelas yang
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dilaksanankan secara konsisten sesuai
Tentang Pendaftaran Tanah dalam hal ini dengan jiwa dan ketentuan-
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ketentuannya.
hak milik atas tanah. Dalam pelaksanaan 2. Penyelengaraan pendaftaran tanah
Pendaftaran Tanah Registrasi Desa (Letter C) ini untuk dengan mudah membuktikan hak
merupakan bukti yang akan melahirkan atas tanah yang dikuasainya, dan bagi
Sertifikat yang menurut Pasal 1 ayat (20) pihak yang berkepentingan, seperti calon
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 pembeli dan calon kreditor, untuk
Tentang Pendaftaran Tanah adalah surat tanda memperoleh keterangan yang diperlukan
bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal mengenai tanah yang menjadi objek
19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, perbuatan hukum yang akan dilakukan,
hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas serta bagi Pemerintah untuk
satuan rumah susun dan hak tanggungan yang melaksanakan kebijakan pertanahan.9
masing-masing sudah dibukukan dalam buku Pendaftaran tanah yang bertujuan
tanah yang bersangkutan. memberikan jaminan kepastian hukum dikenal
Dalam berbagai transaksi yang berkaitan dengan sebutan Recht Cadaster/Legal Cadaster.
dengan pembuktian hak milik atas tanah Jaminan kepastian hukum yang hendak
Registarsi Desa (Letter C) merupakan alat bukti diwujudkan dalam pendaftaran tanah ini,
yang kuat dalam membuktikan tanah yang meliputi kepastian status hak yang didaftarkan,
dimiliki.Baik pembuktian dalam pengkonversian kepastian subjek hak, dan kepastian objek hak.
hak tanah yang lama maupun sebagai salah Hal ini terdapat dalam Pasal 19 ayat (1)
satu syarat untuk memperoleh hak milik atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
tanah. Pokok-Pokok Agraria, yang menyatakan bahwa
“Untuk menjamin kepastian hukum oleh
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di
8
Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Kompredensif,
9
(Kencana; Jakarta, 2012) hlm 313-314 Ibid hlm 2

174
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

seluruh wilayah Republik Indonesia menurut pelaksanaan hukum itu sendiri. Gustav
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Radbruch mengemukakan ada tiga nilai dasar
Peraturan Pemerintah”. Ketentuan ini yang ingin dikejar dan perlu
dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah mendapatkanperhatian serius dari para
Nomor 10 Tahun 1961 dan kemudian diganti pelaksana hukum dan kemanfaatan hukum,
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 sehingga dengan pilihan stelsel publisitas
Tahun 1997. negative (berunsur positif) tersebut maka tiga
Sistem pendaftaran tanah yang dipakai nilai dasar itu sendiri tidak mungkin tercapai.10
suatu Negara tergantung pada asas hukum Demikian juga pendapat Boedi Harsono
yang dianut Negara tersebut dalam dalam buku Undang-Undang Pokok Agraria
mengalihkan hak atas tanahnya. Terdapat 2 Bagian I Jilid II.Ia menyatakan bahwa pasal 19
macam asas hukum, yaitu asas itikad baik dan ayat (1) UUPA bertujuan menjamin kepastian
asas nemo plus yuris. Sekalipun sesuatu Negara hukum tetapi bukan berarti menganut stelsel
menganut salah satu asas hukum/system positif. Sebab, Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA
pendaftaran tanah, tapi belum ada yang dapat menyatakan bahwa sertifikat yang diterbitkan
menganut secara penuh kedua asas merupa kan alat pembuktian yang mutlak.
tersebut.Hal ini disebabkan karena kedua asas Dalam hak ini para petugas pendaftaran tanah
ini mempunyai kelebihan dan kekurangan tidak bersikap pasif tapi agar tidak terjadi
sehingga setiap Negara mencari solusi sendiri- kekeliruan wajib mengadakan penelitian baik
sendiri dalam pelaksanaan sistem pendaftaran untuk pembukuan tanah yang pertama kali
tanah. maupun pendaftaran atau pencatatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 perubahan atas tanah yang sudah didaftarkan.
Tahun 1997 menganut stelsel negative yang Batas-batas tanah ditetapkan dengan system
berunsur positif. Sebab sistemnya contradictorie delimitatie: Batas-batas tanah
menghasilkan surat-surat tanda bukti hak yang dibuat berdasarkan kesepakatan dengan pihak-
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat pihak lain yang punya tanah di sekelilingnya.
sesuai Pasal 19 ayat (2) huruf c, pasal 23 ayat Sebelum tanah dan hak atas tanah itu
(2), Pasal 32 ayat (2) dan Pasal 38 ayat (2) dibukukan, diadakan pengumuman. Jika terjadi
Undang-Undang Pokok Agraria meskipun persekesihan dan tidak dapat diselesaikan
sertifikat tersebut belum berlaku mutlak atau sendiri oleh yang berkepentingan, perselisihan
masih dapat digugat oleh pihak lain yang itu diajukan ke pengadilan11
merasa punya hakatas tanah yang sama. Pendaftaran di Indonesia yang mengunakan
Penggunaan stelsel publisitas negative system stelsel negative berunsur positif, yang
(berunsur positif) menunjukkan konsep menjelaskan bahwa sertifikat merupakan tanda
perlindungan hukum terhadap pemegang hak bukti kepemilikan yang kuat tetapi tidak dapat
atas tanah terabaikan, hal mana dapat dilihat dikatakan mutlak. Meskipun tidak dapat
dari tidak adanya pertanggungjawaban dikatakan mutlak, SertifikatTanah atau
terhadap hasil produk sertipikat hak atas tanah. Sertifikat Hak Atas Tanah atau disebut juga
Pertanggungjawaban yang terdapat pada stelsel Sertifikat Hak terdiri salinan Buku Tanah dan
publisitas negative yaitu ada pada pejabat Surat Ukur yang dijilid dalam 1 (satu) sampul.
ambtenaar. Beralihnya stelsel publisitas Sertifikat tanah memuat:
negattif menjadi stelsel publisitas negative a. Data fisik: letak, batas-batas, luas,
(berunsur positif) menjadikan keterangan fisik tanah dan beban yang
pertanggungjawaban tersebut tidak lagi ada ada di atas tanah;
pada pejabat ambtenaar, sehinnga dilihat dari b. Data yuridis: jenis hak (hak milik, hak
tinjauan hukum penggunaan stelsel publisitas guna bangunan, hak guna usaha, hak
negative (berunsur positif) ini belum memenuhi
unsur penerapan dan pelaksanaan hukum. 10
Widhi handoko, Kebijakan Hukum Pertanahan Sbuah
Konsep perlindungan hukum terhadap Refleksi Keadilan Hukum Progresif,
pemegang hak atas tanah tidak dapat (Thafamedia:Yogyakarta, 2014) hlm 77
11
dilepaskan dengan persoalan keadilan dalam Elza Syarief, Persertifikatan Tanah Bekas Hak Eigendom
(KPG: Jakarta, 2014) hlm 50-51

175
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

pakai, hak pengelolaan) dan siapa belum terdaftar. Khusus untuk pendaftaran hak
pemegang hak. tanggungan atas tanah yang belum terdaftar
Menurut UUPA bahwa keberadaan Regitrasi seperti tanah yang berasal dari konversi hak
Desa (Letter C) tidak sesuai dengan salah satu lama, pemberian hak tanggungan harus
tujuan pendaftaran tanah yaitu untuk tertibnya bersamaan dengan permohonan pendaftaran
administrasi.Jika ditelusuri lebih jauh sebelum hak atas tanahnya, dengan terlebih dahulu
lahirnya UUPA, secara yuridis formal, Registarsi membuat Surat Kuasa Membebankan Hak
Desa (Letter C) benar-benar diakui sebagai Tanggungan (SKMHT) dengan syarat wajib
tanda bukti hak atas tanah, tetapi sekali lagi diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak
bahwa setelah berlakunya UUPA Registrasi Tanggungan (APHT) selambat-lambatnya 3
Desa (Letter C) tidak berlaku lagi. Hal ini juga (tiga) bulan sesudah diberikan. Begitu juga di
dipertegas dengan Putusan Mahkamah Agung dalam penjelasan Pasal 8 Undang-Undang
RI. No. 34/K/Sip/1960, tanggal 19 Februari 1960 Perbankan yang menyatakan bahwa Tanah
yang menyatakan bahwa Registrasi Desa (Letter yang kepemilikannya didasarkan pada hukum
C) bukan tanda bukti hak atas tanah. adat, yaitu tanah yang bukti kepemilikannya
Berkaitan dengan Leter C masyarakat masih berupa Registrasi Desa (Letter C) girik, petok,
banyak yang belum memahami bahwa Leter C dan lain-lain yang sejenis dapat digunakan
sebenarnya hanya sebagai dasar penarikan sebagai agunan.12
Pajak Bumi dan Bangunan supaya sekedar tahu Penjelasan di atas menururt Undang-
kalau seseorang telah menempati tanah yang Undang Perbankan dan Undang-Undang Hak
mana didalamnya memberikan keterangan Tangungan di atas membuktikan bahwa tanah
yang sering tidak lengkap serta pencatatan dengan bukti Registrasi Desa (Letter C), masih
yang tidak hati-hati yang biasanya hanya memungkinkan untuk dijadikan jaminan
tercatat lugsung bangunan saja, sedangkan sepanjang mematuhi aturan yang berlaku dan
catatan dalam Leter C itupun terkadang tidak dapat digunakan hampir setara dengan
sesuai dengan keadaan dilapangan sehingga sertifikat hak milik selama sertifikat hak milik
akan menimbulkan banyak penyesalan dan tersebut belum diterbitkan.
sengketa dikemudian hari.
Jika kita melihat kembali data yang PENUTUP
tercantum didalam Registrasi Desa (Letter C) A. KESIMPULAN
data yang dimiliki hampir sama dengan 1. Untuk memperoleh hak milik atas
sertifikat. Didalam Registrasi Desa (Letter C) tanahharus dilakukanpembuktian yang
terdapat nama pemilik, nomor urut pemilik, menurut Pasal 24 Peraturan Pemerintah
nomor bagian persil, kelas desa, daftar pajak No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
bumi, mengenai pemerintah yang Tanah,berupa bukti-bukti tertulis,
bersangkutan. Melihat kesamaan data yang keterangan saksi dan atau pernyataan
tercantum serta dapat dibuktikan data fisik dan yang bersangkutan.Registrasi Desa
data yuridis yang tertera didalamnya maka (Letter C) merupakan salah satu bukti
Registrasi desa (Letter C) dapat menjadi alat tertulis untuk memperoleh hak milik atas
pembuktian hak milik atas tanah ketika tanah, yang dalam hal ini dapat
sertipikat Hak Milik belum diterbitkan. melahirkan surat tanda bukti hak atau
Selanjutnya jika melihat praktik pengikatan sertifikat hak milik sebagai mana yang
kredit bagi masyarakat dengan jaminan tanah dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c
berupa Registrasi Desa (Letter C) masih UUPA.
memungkinkan diberikan peluang oleh 2. Registrasi Desa (Letter C) tidak tertib
ketentuan hukum sebagaimana yang administrasi karna tidak sesuai dengan
dinyatakan dalam Pasal 10 ayat (3) Undang- UUPA yang menyatakan bahwa untuk
undang Hak Tanggungan disebutkan bahwa melaksanakan tertib administrasi harus
pembeban hak tanggungan dapat dilakukan
untuk tanah yang sudah terdaftar, tetapi juga 12
http://mustafadolly.blogspot.co.id/2013/04/kedudukan-
dapat dimungkinkan terhadap tanah yang jaminan-tanah-dengan-bukti.html diakses tanggal 25
Januari 2016

176
Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

di terbitkan sertifkat hak milik bagi H.M. Arba, Hukum Agraria Indonesia,Sinar
pemegang hak atas tanah. Tetapi jika Grafika, Jakarta, 2015
Registrasi Desa (Letter C) dapat Mohammad Machfudh Zarqoni, Hak Atas
dibuktikan kebenaran Data Fisik dan Data Tanah, Prestasi Pustakaraya. Jakarta, 2015.
Yuridisnya, maka Registrasi Desa (Letter Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta,
C) dapat digunakan sebagai tanda bukti 2012
kepemilikan hak atas tanah penganti Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian
sertifikat yang belum diterbitkan. Komprehensif, Kencana. Jakarta, 2012
Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak
B. SARAN atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2011.
1. Kepada masyarakat hendaknya dilakukan Widhi Handoko, Kebijakan Hukum Pertanahan
secara berkelanjutan Sebuah Refleksi Keadilan Hukum Progresif,
sosialisasi/penyuluhan mengenai proses Thafa Media, Yogyakarta, 2014
dan persyaratan pendaftaran hak atas
tanah demi peningkatan pemahaman Sumber-sumber lain:
masyarakat khususnya di daerah-daerah Kamus Besar Bahasa Indonesia.
yang masih menggunakan/menganggap Kitab Undang-Undang Pokok Agraria
Registrasi Desa (Letter C) sebagai surat Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1961
bukti kepemilikan atas tanah. Kepada Tentang Pendaftaran Tanah
pemilik hak atas atas tanah hendaknya Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 1997
melakukan pendaftaran tanah untuk Tentang Pendaftaran Tanah
diterbitkannya sertipikat hak milik agar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tidak terjadi sengketa mengenai Tentang Perbankan
kepemilikan tanah maupun peralihan hak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994 Tentang
atas tanah. Hak Tanggungan
2. Badan Pertanahan Nasional beserta http://core.ac.uk/download/pdf/11716956.pdf
pejabat lain (PPAT/PPATS, Panitia http://dianagustia.blogspot.co.id/2011/02/tuga
ajudikasi, dan lain-lain ) perlu s-mata-kuliah-pengantar-pendaftaran.html
meningkatkan pelayan kepada http://eprints.ums.ac.id/
masyarakat. Dengan menarik keberadaan 24239/9/10._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Registrasi desa (Letter C) untuk diganti http://garasi.in/apa-itu-buku-cletter-c-masalah-
dengan sertifikat hak milik. Serta pertanahan.html
diperlukan ketelitian untuk dapat http://joeharry-
membuktikan bahwa data fisik dan data serihukumbisnis.blogspot.co.id/2009/06/ke
yuridis di dalam Registrasi desa (Letter C) dudukan-hukum-girik-terhadap.html
hal ini demi tercapainya tertib http://mustafadolly.blogspot.co.id/2013/04/ke
administrasi yang dapat menghindari dan dudukan-jaminan-tanah-dengan-bukti.html
meminimalisir terjadinya gugatan http://pankga.blogspot.co.id/2012/05/fungsi-
dan/atau persengketaan dibidang sertifikat-hak-atas-tanah.html
pertanahan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/1503/1/fh-erna4.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan
Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2014
Andy Hartanto, Hukum Pertanahan
Karakteristik Jual Beli Tanah Yang Belum
Terdaftar Hak Atas Tanahnya, LaksBang
Justitia, Jakarta, 2014.
Elza Syarief, Pensertifikatan Tanah Bekas Hak
Eigendom, KPG, Jakarta, 2014

177

Anda mungkin juga menyukai