Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENELITIAN SEJARAH

CANDI MENDUT

Disusun oleh:
Septia putri khoirunnisa

MAN 2 TULUNGAGUNG 2021/2022


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat


ALLAH AWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas sejarah peminatan .dengan judul “candi borobudur”

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah


ini .karena itu saya mengharap kritikan dan saran dari pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini.

Tulungagung,15 november 2021

penyusun
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. l
1.1 Latar belakang............................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian ..............................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah candi mendut ......................................................4
2.2 Arsitektur candi mendut...................................................6
2.3 Relief candi mendut..........................................................7
2.4 Arca candi mendut...........................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................12
3.2 Daftar pustaka.................................................................15
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

BAB I

A. Latar Belakang

Candi Mendut merupakan candi kedua terbesar di daerah


Kedu setelah Borobudur. Candi ini terletak di desa Mendut,
Kecamatan Mungkid, Magelang, berjarak sekitar 38 km ke
arah barat laut kota Yogyakarta dan 3 km dari Candi
Barabudur. Candi Mendut merupakan pintu masuk ke tiga
serangkai candi ini, terletak di pertemuan dua sungai penting
yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. Berlawanan dengan candi-
candi lain yang umumnya menghadap ke timur, jalan masuk
Candi Mendut menghadap ke arah barat.Mungkin
berhubungan dengan harapan pembangun candi agar
menerima wahyu sebagaimana sang Buddha di arah barat di
Taman Rusa di Benares. Candi Mendut, menurut ahli prasasti,
disebutkan dalam prasasti-Karangtengah (dekat
Temanggung) dengan nama Venu Vana Mandira yang artinya
candi di tengah rumpun bambu. Candi Mendut memiliki
panjang 13,7 meter dan lebar 13,7 meter, sedangkan
tingginya 26,5 meter. Candi ini ditemukan pada tahun 1834
oleh para seradu Belanda, dan direstorasi pada tahun 1897-
1904. Para ahli menduga Candi Mendut didirikan pada tahun
784-792 Maschi oleh Raja Indra, ayah Raja Samaratungga.
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Candi Mendut
didirikan oleh Raja Samaratungga sendiri yang beragama
Buddha dibantu oleh bawahannya Rakai Garut yang
beragama Hindu sebagai perlambang bagus dan harmonisnya
hubungan antar agama pada masa itu di kalangan
masyarakat Jawa Kuno.

Sewaktu candi ini dipugar, ditemukan bahwa Candi Mendut


dibangun di atas candi lain peninggalan agama Hindu.
Casparis menduga Candi Mendut dibangun untuk
memuliakan leluhur raja-raja Syailendra. Pendapat lain
mengatakan bahwa Candi Mendut dibangun untuk
mengenang kotbah pertama Sang Buddha di Taman Rusa di
Benares.

B.Rumusan masalah :
1. Bagaimana Sejarah candi mendut?
2.. Bagaimana arsitektur candi mendut?
3. Relief apa saja yang ada di candi mendut?
4.Ada berapa macam arca yang terdapat di candi
mendut?
Tujuan penulisan:
1.Untuk memenuhi tugas sejarah minat
2.Sebagai proses pembelajaran perkembangan diri tentang
candi prmbanan

Sejarah candi mendut

Sejarah candi mendut merupakan topik yang juga menarik


untuk dibahas. Candi Mendut adalah salah satu candi bercorak
Budha yang cukup populer di Indonesia. Candi Mendut
berada di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Mendut, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang. Letaknya sekitar 38 km dari
Kota Yogyakarta. Candi ini juga tidak cukup jauh dari candi
terkenal lainnya, Candi Borobudur. Dilihat dari sejarah candi
mendut, candi Borobudur memiliki kaitan yang cukup erat
dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon. Bila Anda
melihat dari peta, letak ketiga candi Budha ini membentuk
garis lurus dari arah utara ke selatan. Artikel ini akan
memberikan gambaran umum mengenai sejarah candi mendut
beserta cerita dibalik arsitektur yang terkandung di dalamnya.

Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, Candi Mendut


merupakan candi bercorak Budha yang cukup terkenal baik
dalam skala nasional atau pun mancanegara. Kata mendut
sendiri berasal dari kata Venu, Vana, Mandira yang artinya
candi yang berada di tengah hutan bambu. Sejarah awal
pembangunan candi mendut masih memiliki beberapa versi
dan belum dapat dipastikan kebenarannya.

Sejarawan terkenal bernama J.G. de Casparis memaparkan


bahwa candi mendut dibangun pada masa kerajaan dinasti
Syailendra di tahun 824 M. Hal ini berdasarkan isi dari Prasati
Karangtengah per tahun 824 M. Di dalam prasasti tersebut
disebutkan bahwa Raja Indra membangun sebuah bangunan
suci dan menamainya Wenuwana. Wenuwana atau hutan
bambu ini diartikan oleh de Casparis sebagai Candi Mendut.
Dengan menggunakan asumsi, maka sejarah candi mendut
sudah dimulai sebelum candi borobudur. Candi mendut
memiliki umur yang lebih tua dibandingkan Candi Borobudur,
salah satu candi terbesar dan tersohor di dunia yang sempat
masuk ke 7 Keajaiban Dunia.
Penemuan kembali candi mendut terjadi di tahun 1836. Pada
saat itu, berhasil ditemukan seluruh bagian candi mendut
kecuali bagian atap dari candi. Pemerintah Hindia Belanda
pada saat itu melakukan pemugaran sejak tahun 1897 sampai
1904. Hasil dari upaya ini cukup baik dengan berhasil
mengembalikan bagian kaki dan tubuh candi lewat
rekonstruksi. Meski begitu, terdapat beberapa bagian candi
yang masih belum dapat direkonstruksi kembali. Empat
tahun berselang, Van Erp menjadi pemimpin untuk kegiatan
rekonstruksi Candi Mendut tahap dua. Tim ini melakukan
aktivitas pengembalian bentuk atap candi, pemasangan stupa
stupa dan perbaikan pada beberapa puncak atap candi.
Tujuan rekonstruksi ini cukup baik hanya saja sempat
terkendala dana di tengah prosesnya. Kegiatan rekonstruksi
ini baru dimulai kembali di tahun 1925. Berkat upaya
rekonstruksi ini, kita kini dapat menikmati keunikan candi
mendut sambil mempelajari sejarah candi mendut dan pesan
dibalik setiap arsitekturnya

Arsitektur Candi Mendut

Secara umum, candi mendut memiliki denah dengan bentuk


persegi. Candi mendut memilki tinggi bangunan keseluruhan
26.4 m. Bagian tubuh candi berada di atas batu dengan tinggi
2 m. Di permukaan batu tersebut memilki selasar yang lebar.
Di dinding candi mendut, terdapat kurang lebih 31 panel
yang menampilkan beberapa relief cerita, sulur suluran serta
pahatan bunga yang menandakan corak dari candi mendut.
Bila Anda berkunjung ke candi ini, Anda akan melihat
beberapa saluran untuk membuang air dari selasar di
sepanjang dinding luar langkan. Bagian saluran ini disebut
dengan jaladwara. Jaladwara ini menjadi ciri khas pada candi
candi yang berada di kawasan Jawa Tengah. Jenis jaladwara
ini dapat Anda temukan pada candi candi terkenal di Jawa
Tengah & Yogjakarta seperti Candi Borobudur, Candi
Prambanan, Situs Ratu Baka dan Candi Banyuniba. Meski
begitu, bentuk jaladwara tidaklah sama dan memilki ciri
sendiri sesuai dengan ciri khas candi tersebut.

Bagian tangga candi terletak di sisi barat candi yang juga


berada di depan pintu masuk ke dalam tubuh candi. Di pintu
masuk candi ini, Anda bisa melihat bilik penampil yang
menjorok keluar. Bilik penampil ini memiliki tinggi yang
serupa dengan atap candi sehingga terlihat menyatu dengan
tubuh candi. Pintu masuk tubuh candi ini tidak memiliki
garupa ataupun bingkai pintu sebagaimana candi lainnya.
Bilik ini memiliki bentuk berapa lorong dengan langit
berongga rongga memanjang dengan penampang segi tiga.

Relief candi mendut


Sebagaimana candi lainnya, candi mendut juga memiliki relief
dengan corak yang khas. Berikut merupakan beberapa relief
yang berada di candi mendut:

A.Relief Kuwera & Hariti


Relief Kuwera & HaritiRelief kuwera atau Ayataka adalah
relief yang terukir di bagian dinding utara di bilik penampil.
Kuwera sendiri adalah raksasa pemakan manusia yang
dikisahkan melakukan pertobatan setelah bertemu dengan
Budha. Kuwera ini memiliki istri bernama Hariti. Hariti sendiri
memiliki kisah hidup yang sama dengan Kuwera. Ia adalah
raksasa pemakan manusia yang juga akhirnya bertobat
setelah bertemu Budha. Hariti kemudian menjadi seorang
Sejarah Olahraga Lari)

Selain di candi mendut, relief Kuwera dan Hariti ini juga


banyak terdapat pada candi lain seperti Candi Sewu, Candi
Kalsan dan Candi Banyuniba. Di dalam relief yang terukir di
candi mendut, tergambang kuwera sedang duduk di atas
bangku. Di sekelilingnya anak anak kuwera terlihat sedang
bermain. Di bawah tempat duduk Kuwera, terdapat pundi
pundi uang. Gambar ini menjelaskan Kuwera sebagai dewa
kekayaan. Sedangkan di relief Hariti, Anda bisa melihat
gambaran yang serupa. Hariti terlihat sedang duduk di kursi
dengan memangku anaknya. Terdapat juga beberapa anak
Hariti dan Kuwera yang juga sedang bermain.
B.Relief Bodhisattva Ayalokitesvara
Relief Bodhisattva AyalokitesvaraRelief ini menerangkan
kehidupan Budha. Relief ini terletak di dinding selatan Candi
Sewu. Di dalam relief ini, Budha digambarkan sedang duduk
diatas padmasana atau singgasana dari bunga padma. Budha
duduk di bawah pohon kalpataru. Dalam relief ini, Dewi Tara
juga tampak sedang duduk di atas padmasana di sisi kiri
Budha. Sedangkan pada sisi kanan juga terdapat perempuan
yang duduk juga di atas padmasana. Di sisi kiri dan kanan
atas tergambar gumpalan awan. Di gumpalan awan itu,
tergambar pria yang membaca kitab. Sedangkan di siis kiri
dan kanan relief ini tergambar pilar batu yang bertumpuk.

Di atas pilar tersebut tergambar Gana yang sedang


berjongkok dan menyangga sesuatu. Di depan Budha duduk,
terdapat kolam dengan banyak bunga teratai. Air kolam ini
direpresentasikan sebagai air mata Budha akibat kesedihan
Budha yang sedang memikirkan umatnya yang sengsara di
dunia. Di depan kolam ini juga terlihat dua perempuan yang
muncul dari sela kolam teratai.

C.Relief Bodhisatwa
Relief BodhisatwaRelief ini terletak di sisi dinding timur Candi
Mendut. Di dalam relief ini, terlihat Budha dengan sosok
memiliki tangan empat yang berdiri di atas lingga. Di relief
ini, Budha menggunakan pakaian kebesaran raja. Budha
digamabrkan memancarkan sinar dewa dari kepalanya.
Tangan kiri belakang Budha terlihat memegang kitab
sedangnya tangan kanannya memegang tasbih.

Tangan depan Budha menggambarkan sikap yaramudra.


Yaramudra adalah sikap Budha sedang bersila dengan bentuk
tangan memberi anugrah. Di sebelah kiri Budha terlihat
terdapat bunga teratai yang seolah keluar dari bejana. (Baca

D.Relief Dewi Tara


Di sisi utara Candi Mendut, terlihat relief yang
menggambarkan Dewi Tara. Di dalam relief ini, terlihat Dewi
Tara yang duduk di atas padmasana dengan kedua orang
lelaki di sisi kiri dan kanannya. Dewi Tara dalam relief ini
digambarkan memiliki delapan tangan. Tangan Dewi Tara
memegang beberapa barang seperti tiram, wajra, cakra,
tasbih, kapak, tongkat, kitab dan cawan.

E.Relief Sarwaniwaranawiskhambi
Dalam relief ini, digambarkan Sarwaniwaranawiskhambi yang
berdiri di bawah payung. Relief ini terletak di sisi barat depan
Candi Mendut. Di dalam relief ini Sarwaniwaranawiskhambi
terlihat memakai pakaian kebesaran kerajaan.

Arca Candi Mendut


Salah satu bagian sejarah candi mendut adalah adanya arca
besar yang unik. Bagian arca ini terletak di bagian tubuh
candi mendut. Terdapat 3 buah arca Budha besar, yang
terdiri dari :

1. Arca Dyani Budha Cakyamuni


Arca ini juga dikenal dengan nama Vairocana. Arca ini
terletak di tengah candi dengan menghadap bagian barat
Candi Mendut. Arca ini terlihat dalam posisi duduk dengan
kedua kakinya menyiku ke bawah. Kakinya menapak di
landasangan yang memiliki bentuk bunga teratai. Sementara
tangan arca dyani budha cakyamuni bersikap
dharmacakramudra. Sikap ini bermakna Budha yang sedang
memutar roda kehidupan.

2. Arca Budha Avalokitesvara


Arca Budha avalokitesvara atau Lokesvara terleta di sebelah
utara dyani budha cakyamuni. Arca ini menghadap ke sisi
selatan candi mendut. Dalam arca ini, Budha digambarkan
sedang berduduk dengan kaki kirinya dilipat kedalam.
Sementara kaki kanannya menjuntai ke arah bawah. Arca
Budha avalokitesvara ini mengambil sikap tangan varamudra
yang artinya Budha sedang memberikan pengajaran. Arca
lokesvara ini dirupakan memakai pakaian kebesaran kerajaan
dengan ditambah perhiasan di bagian leher, bahu, telinga.
Tak lupa ada mahkota yang menambah keagungan dari arca
ini.
3. Arca Bodhisatva Vajrapani
Arca ketiga ini memiliki letak di sebelah kiri archa Budha
Sakyamuni. Arca bodhisatva vajrapani digambarkan
menghadap ke uata. Dalam arca ini, Budha digambarkan
sedang dalam posisi duduk dengan posisi kaki kanan dilipat
dengan telapak kaki Budha menyentuh paha. Sementara
paha kirinya digambarkan menjuntai ke bawah. Sama halnya
seperti arca Budha avalokitesvara, arca bodhisatva vajrapani
juga digambarkan memakai pakaian kebesaran kerajaan.

Kesimpulan:
Bahwa candi mndut merupakan salah satu
candi yang bercorak budha yang
mengisikan tentang cerita cerita tentang
kehidupan hewan yang memberi contoh
kepada manusia di bumi dan juga
membuka hati kepada manusia di bumi
dan juga membuka hati manusia betapa
pentingnya melestarikan alam dan
lingkungan sekitar, agar terciptanya
perdamaian,kerukunan antara makhluk
hidup dengan manusia.
Selain relief dalam candi mendut juga ada
tiga patung Buddha yang memberikan
cerminan bagi manusia yaitu salah
satunya adalah: yaitu Buddha yang pernah
hidup di dunia, dengan posisi tangan
(mudra) memutar roda dharma, sebagai
perlambang kotbah Buddha yang pertama
kalinya di Taman Rusa di Benares, dengan
posisi kaki menggantung, tidak bersila
seperti biasanya. Di sebelah kirinya adalah
patung Mansjuri atau Vajrapani sebagai
Buddha pembebas manusia di kelak
kemudian hari.

Menurut Jacques Dumarçay patung


tersebut menggambarkan Lokesvara.
Boddhisatva yang menolak menjadi
Buddha bila tidak semua manusia
diselamatkan. Sedangkan di sebelah
kanannya adalah Avalokiteswara, Buddha
penolong manusia, dengan tanda patung
Amithaba di keningnya.

Dekat Candi Mendut ini sekarang didirikan


sebuah Vihara Buddha yang megah yang
menjadi salah satu tempat ibadah penting
bagi umat Buddha terlebih saat
dirayakannya Hari Raya Waisak setiap
tahunnya untuk memperingati tiga
peristiwa paling penting dalam hidup
Buddha Siddharta Gautama yaitu
kelahirannya, saat Beliau mencapai
pencerahan yaitu menjadi Buddha, dan
saat wafatnya.
Daftar pustaka

https://sejarahlengkap.com/bangunan/
sejarah-candi-mendut
https://tirto.i d/candi-mendut-sejarah-
arsitektur-peninggalan-bercorak-
buddha-f73k

Anda mungkin juga menyukai