PROPOSAL
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN
-------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------
----------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Dalam rangka peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani ternak di Desa Lokapaksa,
Banjar Dinas Bukit Sakti, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, maka pada tanggal 24
Oktober 2007 dibentuk sebuah kelompok ternak yang di berinama : “Kelompok Ternak Pucak
Manik” dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan yang di hadapi oleh para petani ternak.
Dengan ini Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti sesuai
dengan Visi dan Misi Serta Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kelompok
memiliki tujuan untuk :
1. Meningkatkan produktifitas dan kesejahhteraan petani ternak yang tergabung dalam
Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti baik melalui bantuan
permodalan, bantuan sapi, bantuan sarana dan prasarana peternakan yang menunjang dalam
peningkataan produktifitas Peternak.
2. Petani ternak berharap mendapatkan pengembangan diri baik melalui study banding,
penyuluhan dan berbagai pelatihan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK
2.1 Luas Wilayah, Kondisi Lingkungan dan Potensi Penduduk
Melihat luas wilayah Desa Lokapaksa yang sangat luas dibandingkan desa-desa yang ada di
kecamatan seririt, yakni : 28, 84 KM2, sudah tentu juga di ikuti dengan potensi jumlah penduduk
mencapai 10.252 jiwa (data BPS 2006) , dimana desa lokapaksa jika kita tinjau dari karakteristik
pertanian dan topografi wilayahnya maka dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, yakni :
1. Wilayah Desa Lokapaksa Bagian Atas/bagian Pegunungan yakni : daerah yang berbatasan
dengan kabupaten Jembrana dimana daerah ini merupakan bagian dari daerah pegunungan
dengan wilayah hutan bali barat.
2. Wilayah Desa Lokapaksa bagian tengah merupakan wilayah perkebunan
3. Wilayah Desa Lokapaksa bagian bawah merupakan wilayah persawahan
Dalam hal ini Banjar Dinas Bukit Sakti, Desa Lokapaksa, merupakan salah satu banjar yang
memiliki luas wilayah dan potensi penduduk yang paling banyak dibanding banjar dinas yang
ada di desa lokapaksa lainnya yakni dengan jumlah penduduk sekitar 1.614 Jiwa.
Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti sebagai wilayah terluas diantara banjar dinas yang lainya,
wilayah ini juga memiliki 2 dari 3 wilayah desa yang disebutkan diatas, yakni : wilayah Bukit
Sakti Bagian atas dan wilayah Bukit Sakti bagian bawah.
Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti bagian atas, merupakan wilayah perkebunan, dimana para
petani baru bisa mengolah lahan pertanian mereka disaat musim hujan. Tanaman yang umum
ditanam pada saat musim penghujan oleh para petani diantaranya : Tanaman Jagung, Kacang-
kacangan, dan ubi-ubian. Sedangkan tanaman tahunan para petani diwilayah ini diantaranya :
rambutan, nangka, kelapa, mangga, dllnya.
Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti bagian bawah, merupakan daerah persawahan, dimana air dari
sungai/tukad sabha akan mengalir sepanjang tahun sehingga daerah ini sebagian besar digunakan
sebagai daerah persawahan.
Jika kita tinjau wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti dari segi Faktor-faktor Produksi yakni :
1. Tenaga Kerja dan SDM (Sumber Daya Manusia), yaitu : warga masyarakat Banjar Dinas
Bukit Sakti pada umumnya, para petani yang sekaligus sebagi peternak yang secara turun
temurun berternak dalam rangka meningkatkan perekonomiannya.
2. Lingkungan/Alam/tanah yang luas dan sangat mendukung untuk dikembangkan dalam sektor
pertanian dan peternakan.
3. Permodalan perlu disokong dari berbagai pihak, untuk lebih berkembang ke arah yang lebih
baik.
Tabel 1.
Keterkaitan Musim dengan Ketersediaan Pakan di Br. Bukit Sakti
Pada musim kemarau/musim kering yang berlangsung antara bulan Juni sampai Nopember,
peternak kesulitan mendapatkan HMT, sehingga peternak memberi pakan ternak mereka
diantaranya jerami padi, jerami kacang, pelepah, daun dan batang pisang, pelepah, batang dan
daun kelapa, daun-daun kering, rumput kering, daun lamtoro, daun sonekeling dan lain
sebaginya, yang mana pakan-pakan tersebut tanpa dibarengi dengan asupan gizi lainnya seperti
kosentrat, polar, mineral dan lain sebagaianya, sehingga sudah tentu tidak akan mampu
mendongkrak bobot sapi tersebut, otomatis produktifitas petani akan menurun.
Pada musim penghujan peternak akan lebih gampang mendapatkan HMT untuk ternak mereka,
biasanya peternak memberi pakan ternak mereka di musim hujan diantaranya : daun gamal, daun
lamtoro, daun kepuh, daun sonekeling, rumpu-rumputan seperti : rumput lapangan, ilalang,
rumput gajah, rumput raja (king grass), gelagah, semak-semak seperti : daun kerasi, ebun (semak
yang merambat dipepohonan), serta limbah-limbah pertanian seperti : batang dan daun jagung,
batang dan daun kacang-kacangan seperti : kacang tanah, kacang panjang, kacang ijo, kacang
jongkok, daun ketela rambat dan ketela pohon dan lain sebagainya.
Produksi HMT di musim hujan akan sangat berlimpah, disini peternak belum mampu mengolah
HMT tersebut secara maksimal untuk persediaan pakan di musim kemarau seperti pengolahan
jerami untuk SILASE dan HAY.
Jika pada musim penghujan peternak mampu mengolah HMT menjadi SILASE atau menjadi
HAY maka kesulitan persediaan makanan di musim kemarau tidak lagi menjadi faktor
penghambat produktifitas peternakan.
Disamping permasalahan HMT yang dihadapi peternak, peternak disaat musim kemarau akan
kesulitan dalam mencari air minum bagi sapi-sapi mereka, biasanya peternak harus berjalan
sepanjang hampir 1,5 KM dengan menyusuri jalan yang menurun menuju sungai/tukad
“SABHA”. Terkadang saat musim kemarau sapi-sapi milik peternak jarang di mandikan.
Kondisi kandang juga belum layak, terkadang ada kandang sapi yang tanpa atap, sehingga pada
musim hujan ternak mereka akan kehujanan. Ada juga kandang yang tidak di semenisasi,
sehingga pada musim hujan ternak mereka kotor oleh lumpur yang dalamnya selutut sapi.
Jika ditinjau dari sisi pengolahan limbah peternakan, seperti kotoran ternak dan sisa buangan
makanan ternak. Selama ini petani menjual kotoran ternak mereka sangat laku, banyak pemilik
kebun cengkeh, kebun anggur membutuhkan pupuk kandang ini, namun sangat memprihatinkan
sekali harga jual pupuk kandang ini per kampil ukuran 50 KG ini dijual dengan harga Rp.
2000,- .
Jika para peternak mampu mengolah limbah ini lebih lanjut dengan dibarengi oleh sentuhan
teknik fermentasi seperti “pupuk bokasi” dengan dibarengi brand/merk, serta pemasaran melalui
kelompok ternak ini, maka harga pupuk kandang petani akan jauh lebih mahal bisa dinikmati
oleh petani.
Banyak hal bisa dikembangkan oleh peternak lewat limbah-limbah peternakan ini, sisa pakan
ternak bisa dijadikan kompos, limbah kotoran ternak disamping gigunakan untuk pupuk
kandang, petani juga bisa menghasilkan energi alternatif “BIO GAS”.
BAB III
RENCANA KERJA & SASARAN PENCAPAIAN
Dalam rangka mencapai tujuan bersama, sudah tentu kita mengacu pada visi dan misi organisasi
yang tertuang dalam AD dan ART Kelompok Ternak Pucak Manik.
Adapun yang menjadi visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
VISI KELOMPOK :
“Peningkatan Kesejahteraan Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Dengan Berlandaskan
Konsep Tri Hita Karana”
MISI KELOMPOK :
“Meningkatkan Seradha Bhakti Kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, dengan dilandasi oleh
semangat rasa persaudaraan antar anggota kelompok, didalam menggali segenap potensi diri dan
alam sekitar kita dengan konsep berwawasan lingkungan, dalam mencapai kesejahteraan
bersama”.
Beranjak dari visi dan misi tersebut diatas yang merupakan cita-cita luhur kelompok, maka kita
bisa jabarkan dan kita tuangkan dalam sebuah program kerja organisasi dengan berbagai target
waktu pencapaian, baik target jangka pendek, target jangka menengah, maupun target jangka
panjang dan sudah tentu dengan mengacu pada AD/ART kelompok.
Adapun kegiatan/usaha dan Upaya yang akan ditempuh dalam mencapai cita-cita organisasi ini
adalah dapat dibagi menjadi 5 target pencapain yaitu :
1. Peningkatan Populasi Ternak
2. Pembuatan Kandang Koloni Ternak
3. Pengolahan Pakan Ternak
4. Pengolahan Limbah Ternak
5. Koprasi Ternak
Dalam rangka pencapaian tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian beberapa bab diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Desa Lokapaksa jika ditinjau dari segi faktor-faktor produksi, kondisi lingkungan dan
pekerjaan masyarakatnya yang sebagian besar sebagi petani yang sekaligus memelihara ternak,
memang sangat tepat jika peternakan dikembangkan lagi dalam rangka peningkatan produktifitas
peternak.
2. Mengingat Kondisi perkonomian peternak yang masih lemah, menjadi faktor penghambat
dalam rangka peningkatan populasi ternak dan produktifitas ternak. Untuk itu para peternak
sangat memerlukan bantuan permodalan, dalam rangka peningkatan populasi ternak mereka.
3. Dilihat dari segi pemeliharaan ternak, peternak masih menerapkan sistem peternakan
tradisional, maka sangatlah perlu dikembangkan dengan menerapkan sistem yang lebih moderen
dengan sentuhan teknologi, sarana dan prasarana peternakan ke arah yang lebih maju, sehingga
produktifitas peternak bisa lebih meningkat.