OLEH :
(P07120213032)
2015
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN LUKA BAKAR
(COMBUSTIO)
1. Biodata
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt, tnggal
MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu informasi
selain dari klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar
akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun memiliki
penilaian tinggi terhadap jumlah kematian (Lukman F dan Sorensen K.C). data
pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar
agama dan pendidikan menentukan intervensi ynag tepat dalam pendekatan
2. Keluhan utama
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak,
pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan
perawatanketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase :
fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam
pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien pulang)
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum
mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai
riwaya penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat
dan alkohol
6. Pola ADL
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image
yang disebabkan karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan
perubahan. Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan yang laam
sehingga mengganggu klien dalam melakukan aktifitas. Hal ini menumbuhkan
stress, rasa cemas, dan takut.
8. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
9. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer
umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
11. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam;
diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi);
penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar
dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
12. Makanan/cairan:
13. Neurosensori:
14. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
15. Pernafasan:
16. Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area
kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat
pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan
cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong;
mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema
lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus;
nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya
secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah
cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar
(eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka
bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi
(jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok
listrik).
1. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia, radiasi, dan luka
bakar terbuka.
d. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit, pertahanan
primer tidak adekuat.
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit.
f. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan.
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan amputasi atau tindakan
bedah.
1. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Kekurangan volume NOC : NIC:
cairan b.d kehilangan Fluid Balance Fluid Management
cairan aktif. Hydration a. Timbang
Nutritional Status : popok/pembalut jika
Food and Fluid diperlukan
Intake b. Pertahankan catatan
Kriteria Hasil : intake dan output yang
a. Mempertahanka akurat
n urine output c. Monitor status hidrasi
sesuai dengan (kelembaban
usia dan BB, BJ membrane mukosa,
urine normal, nadi adekuat, tekanan
HT normal darah ortostatik), jika
b. Tekanan darah, diperlukan
nadi, suhu tubuh d. Monitor vital sign
dalam batas e. Monitor masukan
normal makanan/cairan dan
c. Tidak ada tanda- hitung intake kalori
tanda dehidrasi, harian
elastisitas turgor f. Kolaborasikan
kulit baik, pemberian cairan IV
membrane g. Monitor status nutrisi
mukosa lembab, h. Berikan cairan IV
tidak ada rasa pada suhu ruangan
haus yang i. Dorong masukan oral
berlebihan j. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
k. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
l. Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
m. Kolaborasi dengan
dokter
n. Atur kemungkinan
tranfusi
o. Persiapan untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
a. Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
b. Pelihara IV line
c. Monitor tingkat Hb
dan Hematokrit
d. Monitor tanda vital
e. Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
f. Monitor berat badan
g. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
h. Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan
i. Monitor adanya tanda
gagal ginjal
2. Nyeri akut NOC : NIC:
berhubungan dengan Pain level Pain management
agen cidera. Pain control a. Lakukan pengkajian
Comfort level nyeri secara
Kriteria Hasil komprehensif
a. Mampu termasuk lokasi,
mengontrol karakteristik, durasi,
nyeri (tahu frekuensi, kualitas dan
penyebab nyeri, faktor presipitasi
mampu b. Observasi reaksi
menggunakan nonverbal dari
tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi c. Gunakan tehnik
untuk komunikasi terapeutik
mengurangi untuk mengetahui
nyeri, mencari pengalaman nyeri
bantuan) pasien
b. Melaporkan d. Kaji kultur yang
bahwa nyeri mempengaruhi respon
berkurang nyeri
dengan e. Evaluasi pengalaman
menggunakan nyeri masa lampau
managemen f. Evaluasi bersama
nyeri pasien dan tim
c. Mampu kesehatan lain tentang
mengenali nyeri ketidakefektifan
(skala, control nyeri masa
intensitas, lampau
frekuensi dan g. Bantu pasien dan
tanda nyeri) keluarga untuk
d. Menyatakan rasa mencari dan
nyaman setelah menemukan dukungan
nyeri berkurang h. Control lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
i. Kurangi factor
presipitasi nyeri
j. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,
nonfarmakologi dan
interpersonal)
k. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menentukan intervensi
l. Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
m. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
n. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
o. Tingkatkan istrihat
p. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
q. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic administration
a. Tentukan lokasi,
karakter, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
b. Cek intruksi dokter
tentang jenis obat,
dosi, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesic yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih dari
satu
e. Tentukan pilihan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya nyeri
f. Tentukan analgesic
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
g. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
h. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian anlgesik
pertama kali
i. Berikan analgesic
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
j. Evalusi efektivitas
analgesic, tanda dan
gejala
3. Kerusakan integritas NOC NIC
kulit b.d zat kimia, Tissue integrity : Pressure management
radiasi skin and mucous a. Anjurkan pasien untuk
membranes menggunakan pakaian
Hemodyalisis akses yang longgar
Kriteria hasil b. Hindari kerutan pada
a. Integritas kulit tempat tidur
yang baik bias c. Jaga kebersihan kulit
dipertahankan agar tetap bersih dan
(sensai, kering
elastisitas, d. Mobilisasi pasien
temperature, (ubah posisi pasien)
hidrasi, setiap dua jam sekali
pigmentasi) e. Monitor kulit akan
b. Tidak ada adanya kemerahan
luka/lesi pada f. Oleskan lotion atau
kulit minyak/baby oil pada
c. Perfusi jaringan daerah yang tertekan
baik g. Monitor aktivitas dan
d. Menunjukkan mobilisasi pasien
pemahaman h. Monitor status nutrisi
dalam proses pasien
perbaikan kulit i. Memandikan pasien
dan mencegah dengan sabun dan air
terjadinya cedera hangat
berulang Insision site care
e. Mampu a. Membersihkan,
melindungi kulit memantau dan
dan meningkatkanproses
mempertahankan penyembuhan pada
kelembaban kulit luka yang ditutup
perawatan alami dengan jahitan, klip
atau straples
b. Monitor proses
kesembuhan area
insisi
c. Monitor tanda dan
gejala infeksi pada
area insisi
d. Bersihkan area sekitar
jahitan atau straples,
emnggunakan lidi
kapas steril
e. Gunakan preparat
antiseptic sesuai
program
f. Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan
luka tetap terbuka
(tidak dibalut) sesuai
program
Dialysis acces
maintenance
4. Risiko infeksi. NOC NIC
Immune status Infection Control
Knowledge : a. Bersihkan lingkungan
infection control setelah dipakai pasien
Risk control lain
Kriteria hasil b. Pertahankan teknik
a. Klien bebas dari isolasi
tanda dan gejala c. Batasi pengunjung bila
infeksi perlu
b. Mendeskripsikan d. Instruksikan pada
proses pengunjung untuk
penularann mencuci tangan saat
penyakit, factor berkunjung
yang meninggalkan pasien
mempengaruhi e. Gunakan sabun
penularan serta antimikroba untuk
penatalaksanaan cuci tangan
nya f. Cuci tangan setiap
c. Menunjukkan sebelum dan sesudah
kemampuan tindakan keperawatan
untuk mencegah g. Gunakan baju, sarung
timbulnya tangan sebagai alat
infeksi penlindung
d. Jumlah leukosit h. Pertahankan lingkunan
dalam batas aseptic selama
normal pemasangan alat
e. Menunjukkan i. Ganti letak IV perifer
perilaku hidup dan line central dan
sehat dressing sesuai dengan
petunjuk umum
j. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
k. Tingkatkan intake
nutrisi
l. Berikan terapi
antibiotic bila perlu
Infection protection
a. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan local
b. Monitor hitung
granulosit, WBC
c. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
d. Batasi pengunjung
e. Pertahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
f. Pertahankan teknik
isolasi k/p
g. Berikan perawatan
kulit pada area
epidema
h. Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
i. Terhadap kemerahan,
panas, dan drainase
j. Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
k. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
l. Dorong masukan
cairan
m. Dorong istirahat
n. Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotic sesuai resep
o. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
p. Ajarkan cara
menghindari infeksi
q. Laporkan kecurigaan
infeksi
r. Laporkan kultur
positif
5. Gangguan rasa NOC NIC
nyaman b.d gejala Ansiety Anxiety reduction
terkait penyakit. Fear level a. gunakan pendekatan
Sleep deprivation yang menenangkan
Comfort,readiness b. jelaskan semua
for enchanced prosedur dan apa yang
Kriteria hasil dirasakan selama
a. mampu prosedur
mengontrol c. pahami perspektif
kecemasan pasien terhadap situasi
b. status stres
lingkungan yang d. instruksikan pasien
nyaman menggunakan teknik
c. mengontrol nyeri relaksasi
d. kualitas tidur e. identifikasi tingkat
dann istirahat kecemasan
adekuat
e. agresi
pengendalian diri
f. respon terhadap
pengobatan
g. kontrol gejala
h. status
kenyamanan
meningkat
i. dapat
mengontrol
ketakutan
j. support social
Cecily Lynn Betz & Linda A. Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri ed
5. Jakarta : EGC
Pembimbing/CI Mahasiswa
............................................ .............................................
NIP. NIM.
Pembimbing/CT
................................................
NIP.