Anda di halaman 1dari 41

TUGAS ILMIAH KEPANITRAAN KLINIK FK UMS

REFERAT

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Dalam Pendidikan Profesi


Dokter Stase Obstetgri Dan Genikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

KONSELING KELUARGA BERENCANA (KB) PASCA PERSALINAN

PENYUSUN:
Retno Taufannitias Puji Ayu P, S.Ked (J510185081)

PEMBIMBING :
dr. A. Prima Diana. Sp.OG

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN


RSUD Ir. SOEKARNO SUKOHARJO FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAG SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS
REFERAT
Prodi Profesi Doker Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Konseling Keluarga Berencana (KB) Pasca Persalinan


Penyusun : Retno Taufannitias Puji Ayu P, S.Ked; J510185081
Pembimbing : dr. Anggraheni Prima Diana, Sp. OG

Sukoharjo, November 2021


Penyusun

Retno Taufannitias P.A.P


(J510185081)

Menyetujui,
Pembimbing

dr. A. Prima Diana, Sp.OG

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD


PENDAHULUAN mengestimasi jumlah penduduk
Program Keluarga Berencana Indonesia berjumlah 248,4 juta jiwa
(KB) merupakan salah satu program dan menurut World Population tahun
yang penting dalam meningkatkan 2017 Indonesia merupakan negara
kesejahteraan perempuan, baik secara peringkat ke-5 di dunia dengan jumlah
individu maupun sebagai bagian dari penduduk terbanyak, pertumbuhan
keluarga dan komunitasnya. Salah satu penduduk yang tidak terkendali tanpa
tujuan dari program KB adalah diimbangi dengan sumber daya
meningkatkan status kesehatan ibu dan Manusia (SDM) yang memadai dapat
kualitas reproduksi di Indonesia. menimbulkan petaka. Oleh sebab itu,
Secara spesifik, program KB ini pemerintah menetapkan kebijaksanaan
bermanfaat untuk menurunkan risiko upaya penyelenggaraan keluarga
terjangkitnya kanker rahim dan kanker berencana untuk mewujudkan keluarga
servik pada perempuan, menurunkan sejahtera. Kebijaksanaan tersebut
angka kematian maternal serta berupa penetapan tentang jumlah ideal
peningkatan indeks pembangunan anak, jarak kelahiran anak, usia ideal
manusia (IPM), menghindari perkawinan dan usia ideal untuk
kehamilan yang tidak diinginkan, melahirkan, Menurut UU No. 10 tahun
meningkatkan Kesehatan ibu hamil 1992 “Keluarga Berencana adalah
dan anak, mencegah penularan upaya peningkatan kepedulian dan
penyakit berbahaya, menjamin tumbuh peran serta masyarakat melalui
kembang bayi dan anak, meningkatkan pendewasaan usia perkawinan,
kesejahteraan keluarga, turut pengaturan kelahiran, pembinaan
menjamin pendidikan anak, serta ketahanan keluarga, peningkatan
meningkatkan kualitas sebuah kesejahteraan keluargauntuk
keluarga. (Kementerian Kesehatan RI, 2021) mewujudkan keluarga kecil, bahagia,
Menurut pusat data dan dan sejahtera”. (Kemenkes RI, 2021)
informasi Kementrian dan Kesehatan Meskipun program KB
Republik Indonesia pada tahun 2017 merupakan program yang baik dan
penting dalam membantu Hasil Survei Kinerja
mempercepat penurunan angka Akuntabilitas Program (SKAP)
kematian ibu, tetapi hasilnya belum KKBPK tahun 2019 menunjukkan
optimal yang salah satunya disebabkan prevalensi penggunaan metode
oleh tingkat putus pakai kontrasepsi di kontrasepsi modern (modern
antara perempuan Indonesia yang Contraceptive Prevalence Rate/mCPR)
berusia 15-49 tahun meningkat dari 21 Jawa Tengah sebesar 61,32 persen.
persen pada tahun 2002 menjadi 29 Meskipun capaian tersebut berada di
persen pada tahun 2017. Kondisi ini atas angka nasional (54,97%), namun
umumnya disebabkan dengan alasan belum bisa mencapai target yang
adanya efek samping tidak ditetapkan dalam Renstra Perwakilan
menyenangkan yang dirasakan dari BKKBN Provinsi Jawa Tengah tahun
alat kontrasepsi yang digunakan. 2015-2019 sebesar 62,5 persen. Oleh
Seharusnya hal ini tidak akan terjadi karena itu diperlukan strategi yang
kalau klien mendapatkan penjelasan tepat untuk meningkatkan mCPR,
yang optimal dari petugas kesehatan diantaranya melalui peningkatan akses
melalui pelaksanaan konseling yang layanan kontrasepsi, termasuk jaminan
baik. Di samping itu, data ini juga ketersediaan alat kontrasepsi dan
menunjukkan bahwa sebagian besar perluasan akses/jangkauan pelayanan
dari perempuan di rentang usia 15-49 KB (melalui penggerakan Penyuluh
tahun tidak mendiskusikan tentang KB Keluarga Berencana/PKB dan
(BKKBN Jateng,
dengan petugas KB atau petugas pelayanan KB bergerak).
2020)
kesehatan lainnya. Jika mereka
mengunjungi fasilitas kesehatan, Data SDKI 2017 menunjukkan
diskusi mengenai KB ini juga tidak bahwa pengetahuan mengenai metode
dilakukan sehingga pemahaman ber-KB pada suami dan istri telah
mengenai program KB pun tidak tergolong cukup baik, angka putus
mengalami peningkatan (SDKI 2017). pakai alat/cara KB akibat efek
(Kemenkes RI, 2021)
samping/masalah kesehatan masih
tinggi, yaitu sekitar 33 persen. Hal ini sampai berusia 6 bulan, tidak
menunjukkan bahwa meskipun klien menghentikan ASI untuk memulai
telah memahami mengenai metoda suatu metode kontrasepsi, dan metode
KB, namun kesiapannya menghadapi kontrasepsi pada pasien menyusui
efek samping juga memegang peranan dipilih agar tidak mempengaruhi ASI
yang penting untuk mempertahankan atau kesehatan bayi. KB pasca
program KB yang dijalankannya. persalinan terbagi menjadi dua jenis
Dalam hal ini, konseling KB berperan yaitu Hormonal dan Non Hormonal.
(Kemenkes RI, 2021)
tidak hanya untuk memberikan edukasi
mengenai metoda KB yang dapat
digunakan oleh klien, tetapi juga Tujuan KB
menyiapkan klien untuk dapat Tujuan pelayanan KB Pasca
menghadapi efek samping dari metoda Persalinan adalah untuk mengatur
KB yang dipilihnya dengan baik. jarak kehamilan/kelahiran, dan
Dengan demikian, keputusan dalam menghindari kehamilan yang tidak
ber-KB yang menjadi tujuan akhir dari diinginkan, sehingga setiap keluarga
konseling KB dapat dilaksanakan klien dapat merencanakan kehamilan yang
secara lebih optimal. (Kemenkes RI, 2021) aman dan sehat. Pelayanan KB pasca
persalinan dimulai dengan pemberian
TINJAUAN PUSTAKA informasi dan konseling yang sudah
Definisi KB Pasca Persalinan dimulai sejak masa kehamilan. Tenaga
KB pasca persalinan adalah kesehatan sebagai pemberi pelayanan
pengunaan alat/obat kontrasepsi segera memegang peranan penting dalam
setelah melahirkan sampai dengan 40 memberikan informasi dan konseling
hari atau 6 minggu setelah melahirkan. KB pasca persalinan kepada calon
Hal yang perlu diperhatikan sebelum peserta KB. (BKKBN, 2017)
memutuskan untuk menggunakan alat
atau obat kontrasepsi yaitu, memberi Manfaat KB
ASI eksklusif pada bayi sejak lahir
1. Menghargai hak ibu untuk Dengan melakukan program
mengontrol kesuburan KB, kehamilan dapat direncanakan
Setidaknya selama 2 tahun dengan lebih baik sehingga risiko
setelah melahirkan, ibu harus fokus gangguan reproduksi pada ibu dapat
dalam memberikan ASI, dihindari.
membesarkan anak, dan 3. Melindungi anak dari gangguan
mengadakan penyesuaian dengan tumbuh kembang dan gangguan
perubahan tubuhnya. kesehatan
Dengan melakukan Hamil sebelum usia 21 tahun
kontrasepsi, kehamilan bisa diatur atau setelah usia 35 tahun tanpa
dengan lebih baik. Ibu bisa berkarya persiapan yang matang, atau
sesuai keinginannya, baik sebagai kehamilan yang jaraknya
ibu rumah tangga, ibu bekerja, atau berdekatan, tak hanya berbahaya
menempuh pendidikan lebih lanjut. bagi ibu, tapi juga bagi bayi yang
Ingat, mengontrol kesuburan dan dikandungnya. Bayi menjadi
kehamilan adalah hak ibu. berisiko tinggi mengalami kelahiran
2. Melindungi ibu dari gangguan prematur, berat lahir di bawah
kesehatan reproduksi normal, gangguan tumbuh
Kehamilan pada usia yang kembang, masalah pernapasan,
terlalu muda, terlalu tua, atau retardasi mental, dan masih banyak
kehamilan yang jaraknya terlalu lagi. (BKKBN, 2017)
dekat merupakan kehamilan
berisiko. Ibu hamil berisiko Konseling KB Pasca Persalinan
mengalami penyulit selama Dalam pelayanan KB pasca
kehamilan, seperti hipertensi, persalinan, sebelum mendapatkan
keracunan kehamilan (preeklamsia), pelayanan kontrasepsi, klien dan
persalinan prematur, dan pasangannya harus mendapat
sebagainya. informasi dari petugas kesehatan
secara lengkap, jelas dan benar agar
dapat menentukan pilihannya dengan Namun, bagi wanita yang
tepat. Pelayanan KB pasca persalinan mengalami keterbatasan akses
akan berjalan dengan baik bila terhadap pelayanan kesehatan,
didahului dengan konseling yang minipil dapat segera digunakan
baik, dimana klien berada dalam dalam beberapa hari (setelah 3
kondisi yang sehat, sadar, dan tidak hari) pasca persalinan.
di bawah tekanan ataupun tidak 5. Kontrasepsi suntikan progestin/
dalam keadaan kesakitan. (POGI, 2016) Depo Medroxy Progesteron
KB Pasca Persalinan Acetat (DMPA) pada minggu
dilaksanakan pada periode menyusui. pertama (7 hari) atau minggu
Rekomendasi Hasil Kajian Health keenam (42 hari) pasca
Technology Assesment (HTA) persalinan terbukti tidak
Indonesia, tahun 2009, tentang KB menimbulkan efek negatif
pada Periode Menyusui adalah terhadap menyusui maupun
sebagai berikut: (POGI, 2016) perkembangan bayi.
1. Wanita pada periode menyusui 6. Penggunaan DMPA jangka
direkomendasikan untuk panjang (> 2 tahun) terbukti
menggunakan kontrasepsi KB menurunkan densitas mineral
sebelum terjadi ovulasi pertama tulang sebesar 5-10% pertahun.
kali sekitar 155 ± 45 hari. Namun, WHO
2. Bahwa Pemberian ASI Eksklusif merekomendasikan tidak adanya
menunda terjadinya ovulasi. pembatasan lama penggunaan
3. Metode kontrasepsi progestin DMPA bagi wanita usia 18-45
tidak mengganggu volume dan tahun.
kandungan nutrisi Air Susu Ibu. 7. Tidak terdapat hubungan antara
4. Kontrasepsi pil progestin durasi penggunaan DMPA
(progestin-only minipills) dapat dengan peningkatan risiko
mulai diberikan dalam 6 minggu kanker payudara.
pertama pasca persalinan.
8. Kontrasepsi implan merupakan 12. Penggunaan kontrasepsi
pilihan bagi wanita menyusui kombinasi oral dalam 6 bulan
dan aman digunakan selama pasca persalinan dapat
masa laktasi, minimal 4 minggu menurunkan volume ASI pada
pasca persalinan. wanita menyusui.
9. AKDR pasca plasenta aman dan 13. Pada negara-negara dengan
efektif, tetapi tingkat ekspulsinya keterbatasan akses terhadap
lebih tinggi dibandingkan kontrasepsi, MAL dapat
ekspulsi ≥ 4 minggu pasca direkomendasikan untuk
persalinan. Ekspulsi dapat digunakan.
diturunkan dengan cara 14. Metode Amenore Laktasi (MAL)
melakukan insersi AKDR dalam efektif mencegah kehamilan
10 menit setelah ekspulsi pada wanita menyusui pasca
plasenta, memastikan insersi persalinan yang memenuhi
mencapai fundus uterus, dan kriteria sebagai berikut:
dikerjakan oleh tenaga medis dan amenorea, pemberian ASI
paramedis yang terlatih dan eksklusif, proteksi terbatas pada
berpengalaman. 6 bulan pertama. MAL dapat
10. Jika 48 jam pasca persalinan dipertimbangkan penggunaannya
telah lewat, insersi AKDR pada daerah dengan keterbatasan
ditunda sampai 4 minggu atau akses terhadap kontrasepsi.
lebih pasca persalinan
11. AKDR 4 minggu pasca Akseptor KB
persalinan aman dengan Akseptor KB adalah pasangan
menggunakan AKDR copper T, usia subur dimana salah seorang
sedangkan jenis non copper menggunakan salah satu cara atau alat
memerlukan penundaan sampai kontrasepsi untuk tujuan pencegahan
6 minggu pasca persalinan. kehamilan, baik melalui program
(Iryani dkk, 2019)
maupun non program .
Akseptor KB dapat merupakan berturut-turut dan bukan karena
pasangan yang mengikuti program KB kehamilan.
melalui penyedia layanan kesehatan 3. Akseptor KB baru
maupun penggunaan alat kontrsepsi Akseptor KB baru adalah
secara mandiri. Akseptor keluarga akseptor KB yang baru pertama
berencana (KB) adalah Pasangan Usia kali menggunakan cara/alat
Subur (PUS) yang menggunakan salah kontrasepsi atau Pasangan Usia
satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2020). Subur yang kembali menggunakan
(Iryani
Jenis-jenis akseptor KB cara/alat kontrasepsi setelah
dkk,2019)
: melahirkan atau melakukan
1. Akseptor aktif aborsi.
Akseptor aktif adalah 4. Akseptor KB dini
akseptor KB yang saat ini Akseptor KB dini adalah ibu
menggunakan salah satu cara/alat yang menerima cara/alat
kontrasepsi untuk merencarakan kontrasepsi dalam waktu 2
kehamilan ataupun mencegah minggu pasca melahirkan atau
kehamilan. melakukan aborsi.
2. Akseptor aktif kembali 5. Akseptor KB langsung
Akseptor aktif kembali adalah Akseptor KB langsung adalah
pasangan usia subur yang telah wanita yang memakai salah satu
menggunakan cara/alat kotrasepsi cara kontrasepsi dalam waktu 40
selama ≥ 3 bulan dan tidak hari setelah melahirkan atau
diselingi kehamilan, kemudian abortus.
kembali menggunakan cara/alat 6. Akseptor dropout
kontrasepsi dengan cara/alat Akseptor dropout adalah
kontrasepsi yang sama ataupun akseptor yang menghentikan
berganti cara/alat kontrasepsi pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
setelah berhenti/istirahat ≥ 3 bulan bulan. (BKKBN dalam Surbakti
2019).
anterior. Sinyal yang dikirim
Metode Kontrasepsi akan menyebabkan perubahan
Mengacu pada rekomendasi kadar FSH dan LH yang
HTA tersebut, semua metode baik mencegah terjadinya ovulasi.
hormonal maupun non hormonal dapat Kadar hormon tinggi ini
digunakan sebagai metode dalam dipertahankan oleh proses
pelayanan KB Pasca Persalinan. penghisapan puting susu yang
Metode tersebut meliputi: (Skata, 2018) sering oleh bayi, dengan jarak
1. Non hormonal antar menyusui tidak lebih dari
a. Metode Amenore Laktasi 4-6 jam . keberhasilan metoda
(MAL) amenora laktasi sangat
Metode pencegahan dipengaruhi oleh frekuensi
kehamilan melalui proses menyusui, hal ini dipengaruhi
menyusui secara langsung (bayi oleh , penggunaan dot, botol
menyusu langsung ke ibu) jika ibu untuk menyusui, pemberian
belum menstruasi setelah periode makanan selain asi, jarak yang
ke 2 haid pasca persalinan, bayi panjang diantara menyusui,
menyusui secara penuh pagi stress dan penyakit pada ibu
malam tanpa pemberian tambahan atau anak. (LINKAGES,2015)
susu formula dan umur bayi Keuntungan
kurang dari 6 bulan. (Skata, 2018) a) Bisa dimulai segera setelah
Mekanisme persalinan
Metoda amenore laktasi b) Sangat efektif
adalah stimulasi yang c) Sangat ekonomis dan
dihasilkan dari proses mudah
penghisapan yang dilakukan d) Tidak mempunyai efek
oleh bayi akan diubah menjadi samping hormonal
sinyal yang akan diteruskan ke e) Tidak mempengaruhi
hipotalamus dan hipofisis hubungan sexual
f) Meningkatkan proses Ada beberapa jenis
menyusui (Skata, 2018) kondom, diantaranya: (LINKAGES,

2015)
Kerugian
a) Metoda jangka pendek a) Kondom biasa.
( hingga 6 bulan ) b) Kondom berkontur
b) Membutuhkan proses (bergerigi).
menyusui yang mungkin c) Kondom beraroma.
tidak nyaman bagi d) Kondom tidak beraroma.
sebagian wanita e) Kondom untuk pria sudah
c) Tidak melindungi wanita lazim dikenal, meskipun
dari penyakit menular kondom wanita sudah ada
sexual atau HIV (Skata, 2018) namun belum populer.
b. Kondom. Cara Kerja Kondom
Kondom merupakan Alat kontrasepsi
selubung/sarung karet yang kondom mempunyai cara
(LINKAGES,
terbuat dari berbagai bahan kerja sebagai berikut:
2015)
diantaranya lateks (karet),
plastik (vinil) atau bahan alami a) Mencegah sperma
(produksi hewani) yang masuk ke saluran
dipasang pada penis saat reproduksi wanita.
berhubungan. Kondom terbuat b) Sebagai alat
dari karet sintetis yang tipis, kontrasepsi.
berbentuk silinder, dengan c) Sebagai pelindung
muaranya berpinggir tebal, terhadap
yang digulung berbentuk rata. infeksi/tranmisi mikro
Standar kondom dilihat dari organisme penyebab
ketebalannya, yaitu 0,02 mm. PMS.
(Skata, 2018)
Manfaat Kondom
Jenis Kondom
Manfaat kondom iv. Mengurangi
terbagi dua, yaitu manfaat insidensi kanker
secara kontrasepsi dan non serviks.
kontrasepsi. (LINKAGES, 2015) v. Adanya interaksi
a) Kontrasepsi sesama pasangan.
i. Efektif bila pemakaian vi. Mencegah imuno
benar. infertilitas.
ii. Tidak mengganggu Keterbatasan Kondom
produksi ASI. Alat kontrasepsi metode
iii. Tidak mengganggu barier kondom ini juga
kesehatan klien. memiliki keterbatasan,
iv. Tidak mempunyai antara lain:
pengaruh sistemik. a) Tingkat efektifitas
v. Murah dan tersedia tergantung pada
di berbagai tempat. pemakaian kondom
vi. Tidak memerlukan yang benar.
resep dan b) Adanya pengurangan
pemeriksaan khusus. sensitifitas pada penis.
vii. Metode kontrasepsi c) Harus selalu tersedia
sementara setiap kali berhubungan
b) Non kontrasepsi seksual.
i. Peran serta suami d) Perasaan malu membeli
untuk ber-KB. di tempat umum.
ii. Mencegah penularan e) Masalah pembuangan
PMS. kondom bekas pakai.
iii. Mencegah ejakulasi Kontraindikasi
dini. a) Mempunyai pasangan yang
berisiko tinggi apabila
terjadi kehamilan.
b) Alergi terhadap bahan dasar pada ujung uretra.
kondom. Lepaskan gulungan
c) Menginginkan kontrasepsi karetnya dengan jalan
jangka panjang.
menggeser gulungan
d) Tidak mau terganggu
tersebut kea rah pangkal
dengan berbagai persiapan
penis. Pemasangan ini
untuk melakukan hubungan
harus dilakukan
seksual.
sebelum penetrasi penis
Cara Penggunaan
ke vagina.
a) Gunakan kondom setiap
e) Bila kondom tidak
akan melakukan
mempunyai tempat
hubungan seksual.
penampungan sperma
b) Agar efek
pada bagian ujungnya,
kontrasepsinya lebih
maka saat memakai,
baik, tambahkan
longgarkan sedikit
spermisida ke dalam
bagian ujungnya agar
kondom.
tidak terjadi robekan
c) Jangan menggunakan
pada saat ejakulasi.
gigi, benda tajam seperti
Penanganan Efek Samping
pisau, silet, gunting atau
Dan Masalah Kesehatan
benda tajam lainnya
Lainnya.
pada saat membuka
a) Kondom rusak atau
kemasan.
diperkirakan bocor
d) Pasangkan kondom saat
(sebelum berhubungan).
penis sedang ereksi,
b) Kondom bocor atau
tempelkan ujungnya
dicurigai ada curahan di
pada glans penis dan vagina saat berhubungan
tempatkan bagian c) Dicurigai adanya reaksi
penampung sperma alergi (spermisida).
mengandung logam , misalnya
c. Alat Kontrasepsi Dalam tembaga, ion yang dilepaskan
Rahim (AKDR) oleh logam akan menganggu
Alat Kontrasepsi Dalam gerakan spermatozoa dan
Rahim ( AKDR ) atau yang mengurangi kemampuan
lebih dikenal dengan IUD melakukan konsepsi. (WHO, 2016)
( Intra Uterine Devices ) adalah Kontraindikasi
bahan inert sintetik ( dengan a) Ruptur membrane yang
atau tanpa unsur tambahan lama (lebih dari 24 jam)
untuk sinergi efektifitas) b) Demam atau ada gejala
dengan berbagai bentuk yang PID
dipasangkan de dalam rahim c) Perdarahan antepartum
untuk menghasilkan efek atau post partum yang
(WHO, 2016)
kontraseptif. berkelanjutan setelah bayi
Mekanisme kerja lahir
Intra uterine devices d) Gangguan pembekuan
(IUD) merupakan benda asing darah
yang dimasukkan ke dalam e) Perdarahan pervagina yang
rahim. Menghambat sperma belum diketahui sebabnya
untuk masuk ke saluran sel f) Penyakit tropoblas dalam
telur, mencegah sperma dan sel kehamilan (jinak atau
telur bertemu sehingga tidak ganas)
terjadi kehamilan, Perubahan g) Abnormal uterus (WHO, 2016)
kimia yang terjadi, membuat Komplikasi atau efek samping
sperma sulit masuk ke dalam a) Dapat terjadi robekan
alat reproduksi perempuan dan dinding Rahim.
mengurangi kemampuan b) Ada kemungkinan
sperma untuk melakukan kegagalan pemasangan.
pembuahan. Pada IUD yang
c) Kemungkinan mengalami ii. Bentuk tertutup(closed
nyeri setelah melahirkan device)
hingga beberapa hari Misalnya: Ota-Ring,
kemudian. Atigon, dan Graten
d) Kemungkinan terjadi Berg Ring.
infeksi setelah pemasangan b) Menurut Tambahan atau
AKDR (pasien harus Metal
kembali jika ada demam, i. Medicated IUD
bau amis/anyir dari cairan Misalnya: Cu T 200,
vagina dan sakit perut terus Cu T 220, Cu T 300,
menerus). (WHO, 2016) Cu T 380 A, Cu-7,
Jenis-jenis IUD Nova T, ML-Cu 375
Pada saat ini IUD telah ii. Un Medicated IUD
memasuki generasi ke-4. karena Misalnya: Lippes
itu berpuluh-puluh macam IUD Loop, Marguiles, Saf-
(Skata,
telah dikembangkan. Mulai dari T Coil, Antigon.
2018)
genersi pertama yang terbuat dari
benang sutra dan logam sampai
generasi plastik(polietilen) baik
yang ditambah obat maupun
tidak.
a) Menurut bentuknya IUD
dibagi menjadi :
i. Bentuk terbuka (oven
device)
Misalnya: LippesLoop,
CUT, Cu-7. Marguiles,
Spring Coil,
Multiload,Nova-T
Gambar 4. Berbagai macam digunakan pada pemasangan
IUD post plasenta , karena
ukuran inserter yang pendek
Jenis Pemasangan IUD pasca sehingga tidak bisa
persalinan mencapai fundus selain itu ,
IUD merupakan pilihan karena uterus yang masih
kontrasepsi yang tepat lunak sehingga
digunakan pada masa pasca memungkinkan terjadinya
persalinan tanpa melihat status perforasi lebih besar
menyusui ibu, karena tidak dibandingkan dengan
mempengaruhi kadar menggunakan ringed forceps
(Update to CDC’s U.S, 2016)
hormonal. atau secara manual.
Pemasangan IUD pasca b. Pemasangan segera pasca
persalinan bisa dibagi menjadi persalinan
(Update to CDC’s U.S, 2016)
3 macam Pemasangan IUD pada
a. Pemasangan post plasenta masa ini dilakukan setelah
Pemasangan IUD dalam periode post plasenta sampai
10 menit setelah lahirnya 48 jam pasca persalinan.
plasenta pada persalinan Teknik pemasangan IUD
pervaginam. Pemasangan pada saat ini masih bisa
bisa dilakukan dengan dengan menggunakan
menggunakan ringed ringed forsep , karena
forceps atau secara manual. serviks masih berdilatasi,
Pada saat ini serviks masih tetapi tidak bisa dilakukan
berdilatasi sehingga secara manual. Penggunaan
memungkinkan untuk inserter IUD interval
penggunaan tangan atau sebaiknya tidak digunakan,
forsep. Penggunaan inserter karena kemungkinan
IUD interval tidak bisa
terjadinya perforasi yang teknik pemasangan
lebih tinggi. IUD interval karena
c. Pemasangan IUD serviks berdilatasi
transcesarian minimal dan hanya
Pemasangan pada inserter IUD yang bisa
transcesarian dilakukan masuk kedalam kavum
sebelum penjahitan insisi uteri. Selain itu ukuran
uterus. Bisa dilakukan uterus relatif tidak
dengan meletakkan IUD mengalami perbesaran
pada fundus uteri secara dan lebih kaku
manual atau dengan sehingga mempunyai
menggunakan alat. angka resiko perforasi
Pemasangan IUD yang kecil .
setelah 48 jam sampai 4 2) Trimester 2 : bisa
minggu pasca persalinan dilakukan dengan
tidak dianjurkan karena menggunakan teknik
angka kejadian ekspulsi interval atau dengan
yang lebih tinggi jika menggunakan teknik
dibandingkan dengan forsep . forsep
pemasangan segera pasca digunakan jika serviks
persalinan dan pemasangan cukup berdilatasi.
IUD interval. (WHO 2016) e. Pemasangan IUD interval
d. Pemasangan IUD pasca Merupakan
abortus pemasangan IUD yang
Merupakan dilakukan lebih dari 4
pemasangan IUD setelah minggu pasca persalinan.
terjadinya abortus Pemasangan IUD
1) Trimester 1 : bisa dilakukan dengan
dilakukan dengan
menggunakan inserter  Palpasi uterus untuk
IUD. menentukan tinggi fundus
Persiapan alat dan kuatnya kontraksi
Alat yang dibutuhkan  Lakukan cuci tangan
(Edunakes
untuk pemasangan IUD :  Gunakan sarung tangan
Kemkes RI, 2014)
steril
a) IUD  Letakkan duk steril pada
b) Spekulum vagina abdomen bagian bawah dan
c) Tenakulum di bawah bokong
d) Sonde uteri  Susun semua instrumen
e) Tampon tang yang dibutuhkan pada
f) Gunting benang tempat steril
g) Kassa steril  Pastikan bokong pasien pada
h) Larutan antiseptic ujung meja tindakan , hal ini
i) Sarung tangan steril akan memudahkan dalam
j) Lampu sorot pemasangan spekulum
k) Larutan iodin 0,5% untuk
 Pada kasus pemasangan post
dekontaminasi [1
plasenta, masukan spekulum
Teknik pemasangan
ke dalam vagina untuk
Pemasangan dengan
eksplorasi apakan terdapat
menggunakan ringed forsceps
laserasi, jika ada dilakukan
Pada teknik pemasangan
penjahitan sebelum
ini dibutuhkan seorang asisten
pemasangan IUD
untuk memastikan tindakan
 Pada pemasangan pasca
aspesis dan pemasangan IUD
persalinan , masukkan
yang aman. Tahap – tahap
spekulum ke dalam vagina
(Edunakes Kemkes
pemasangan IUD :
untuk menampakkan serviks
RI, 2014)
 Dengan menggunakan tertariknya IUD ketika
tangan yang lain bersihkan forsep dilepaskan
serviks dan dinding vagina
dengan menggunakan cairan
antiseptik
 Jepit serviks anterior dengan
menggunakan ring forceps
 Asisten membuka IUD dari
kemasannya , dan jepit IUD Gambar 6a. Posisi ringed
dengan menggunakan forsep pada IUD

forseps Kelly atau dengan  Letakkan IUD menghadap


menggunakan penster yang lingkar dalam forsep kelly
panjang. dengan benang menjauhi
forsep. Setelah itu setelah
forsep dilepaskanaka n lebih
mudah untuk mengeluarkan
forsep secara menyamping
dan benang IUD tidak akan
tertarik keluar .( asisten
menahan spekulum ketika
Gambar 5. Cara menjepit IUD operator memasang IUD
dengan forsep kedalam
 IUD harus dijepit pada uterus.
lengan vertikal , dan lengan
horizontal dari IUD diluar
dari cincin penjepit. Hal ini
akan memudahkan
pelepasan IUD pada fundus
dan mengurangi resiko
Gambar 7a. Posisi
ringed forsep saat masuk
ke dalam vagina
 Setelah forsep yang berisi
IUD melewati serviks,
asisten melepaskan
spekulum dari vagina

Gambar 6b. Posisi


ringed forsep pada IUD

 Setelah itu , tarik keluar


forsep yang memegang Gambar 7b. Posisi ringed
servik sampai servik terlihat forsep saat masuk ke

 Masukkan forsep yang dalam vagina

sedah menjepit IUD  Lepaskan forsep yang

kedalam vagina searah memegang serviks dan

dengan lengkungan tubuh tangan operator dipindahkan

wanita ke abdomen untuk meraba


fundus.
 Dengan posisi tangan di
abdomen, fiksasi uterus
dengan melakukan tekanan
pada dinding abdomen, hal
ini akan mencegah uterus
bergerak pada saat
pemasangan IUD
 Buka forsep untuk
melepaskan IUD , dan
lepaskan secara perlahan
forsep dalam keadaan
sedikit terbuka.
Setelah forsep
Gambar 8. Posisi tangan dikeluarkan, tekan introitus
kiri pada fundus vagina dengan
 Arahkan forsep yang berisi menggunakan 2 jari untuk
IUD ke arah fundus melihat benang IUD, pada
uterus yang berkontraksi
dengan baik , benang IUD
mungkin terlihat, pada kasus
ini tidak perlu dilakukan
tindakan apapun. Pada
uterus yang besar sesuai
Gambar 9. Mengarahkan
pada pemeriksaan awal, jika
ringed forceps ke arah
fundus benang IUD terlihat dari

 Pada pasien dengan bekas serviks , hal ini menandakan

sectio sesaria , arahkan IUD belum mencapai

forsep ke posterior untuk fundus. Dan harus dilakukan

mencegah ruptur pada bekas pemasangan ulang IUD

insisi pada SBR dengan menggunakan IUD

 Setelah forsep mencapai baru.

fundus, putar forsep 45 b. Pemasangan IUD post plasenta

derajat sehingga IUD akan secara manual (USAID,2008)

berada pada posisi Teknik ini hanya bisa

horizontal dilakukan dalam 10 menit


setelah lahirnya plasenta. Gambar 11a. Posisi tangan yang menjepit
Perbedaan mendasar teknik ini IUD saat masuk vagina

jika dibandingkan dengan teknik  Lepaskan spekulum dan


yang menggunakan alat adalah : masukkan tangan yang sudah

 Fungsi forsep digantikan menjepit IUD, searah dengan

oleh tangan lengkung panggul ke dalam

 IUD dijepit diantara jari vagina sampai kedalam

telunjuk dan jari tengah pada uterus.

lengan vertikal  Lepaskan forsep yang


menjepit serviks dan letakkan
tangan pada abdomen untuk
memfiksasi uterus

Gambar 10. Posisi tangan menjepit IUD


 Dengan bantuan spekulum , Gambar 11b. Posisi tangan
serviks diidentifikasi dan yang menjepit IUD saat
jepit dengan menggunakan masuk vagina

forsep  Setelah tangan jari yang


memegang IUD mencapai
fundus, putar 45 derajat ke
kanan untuk memposisikan
IUD pada posisi horizondal
pada fundus uteri
 Lepaskan jari yang menjepit
IUD dan keluarkan secara
perlahan dan hati-hati untuk melewati servik karena akan
mencegah terlepasnya IUD meningkatkan resiko infeksi.

d. Abstinensia (Kalender)
Metode Kalender adalah
metode kontrasepsi sederhana
ysng dilakukan oleh pasangan
suami istri dengan tidak
melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa
Gambar 12. Posisi tangan di dalam uterus
subur atau ovulasi. Knaus (ahli
kebidanan Vienna) berpendapat
c. Pemasangan IUD pada sectio
bahwa ovulasi terjadi tepat 14
sesaria
hari sebelum menstrusi
 Lakukan masase pada uterus
berikutnya. Sedangkan Ogino
sehingga perdarahan
(ahli ginekologi Jepang)
berkurang, pastikan tidak
berpendapat bahwa ovulasi
terdapat sisa jaringan
tidak terjadi tepat 14 hari
plasenta didalam cavum
sebelum menstruasi tetapi
uteri
terjadi 12 atau 16 hari sebelum
 Pasang IUD pada fundus
menstruasi berikutnya. (Skata,2018)
secara manual atau dengan
Keuntungan KB Kalender
menggunakan alat
a) Ditinjau dari segi ekonomi:
 Sebelum melakukan
KB kalender dilakukan
penutupan sayatan , letakkan
secara alami dan tanpa
benang IUD pada segmen
biaya sehingga tidak perlu
bawah rahim, dekat ke OUI .
mengeluarkan biaya untuk
jangan sampai benang
membeli alat kontrasepsi.
b) Dari segi kesehatan: sistem Metode kalender atau
kalender ini jelas jauh pantang berkala dapat
lebih sehat karena bias bermanfaat sebagai kontrasepsi
dihindari adanya efek maupun konsepsi. Sebagai alat
sampingan yang pengendalian kelahiran atau
merugikan seperti halnya mencegah kehamilan. Dapat
memakan alat kontrasepsi digunakan oleh para pasangan
lainnya (terutama yang untuk mengharapkan bayi
berupa obat). dengan melakukan hubungan
c) Dari segi psikologis: yaitu seksual saat masa subur/ovulasi
sistem kalender ini tidak untuk meningkatkan
mengurangi kenikmatan kesempatan bisa hamil. (Skata, 2018)
hubungan itu sendiri Efek Samping
seperti bila memakai Terlalu lama berpantang
kondom misalnya. (Skata, 2018) kadang kala tidak tertahankan,
Kerugian KB kalender terutama bila masa berpantang
a) Diperlukan banyak terlalu lebar (lama). (Skata, 2018)
pelatihan untuk biasa Kontraindikasi KB kalender
menggunakannya dengan a) Yang seharusnya tidak
benar menggunakan/kontak
b) Memerlukan pemberian indikasi Perempuan yang
asuhan (non – medis) yang dari segi umur, paritas atau
sudah terlatih masalah kesehatannya
c) Memerlukan penahanan membuat kehamilan
nafsu selama fase menjadi suatu kondisi
kesuburan untuk resiko tinggi
menghindari kehamilan b) Perempuan sebelum
(Skata, 2018)
mendapat haid (menyusui,
Manfaat
segera setelah (abortus), pertama dan hari subur terakhir
kecuali MOB dengan mempergunakan rumus
c) Perempuan dengan siklus diatas.
haid yang tidak teratur
d) Perempuan yang e. Kontrasepsi Mantap
pasangannya tidak mau (Tubektomi dan Vasektomi).
bekerja sama (berpantang) 1) Tubektomi
selama waktu tertentu Merupakan prosedur
dalam siklus haid. bedah yang dapat
e) Perempuan yang tidak suka menghentikan kesuburan
menyentuh daerah dengan menyumbat atau
genitalianya. (Skata, 2018) memotong kedua saluran
Cara Menghitung Masa Subur telur. (WHO, 2016)
dengan Sistem Kalender Tubektomi atau
Masa berpantang disebut juga dengan
dihitung dengan rumus sebagai Sterilisasi Wanita adalah
berikut: (WHO, 2016) metode kontrasepsi bagi
Hari pertama mulai subur seorang wanita yang tidak
= siklus haid terpendek - 18 ingin hamil lagi dengan
Hari subur terakhir = siklus mengikat atau memotong
haid terpanjang – 11 atau memasang cincin dari
Sebenarnya, cara tersebut bahan lunak yang aman
hanya cocok bagi wanita yang pada saluran telur kanan
siklus haidnya teratur mencatat dan kiri. (WHO, 2016)
pola siklus haidnya paling Mekanisme Menutup
sedikit selama 6 bulan dan tuba falopi dengan
sebaiknya selama 12 bulan. mengikat dan memotong /
Setelah itu barulah ditentukan memasang cincin sehingga
kapan mulainya hari subu sperma tidak dapat
bertemu dengan sel telur. d) Kurang mantap untuk
Tubektomi mencegah melaksanakan operasi
pertemuan sperma dengan MOW / Tubektomi.
sel telur dengan jalan e) Jumlah anak kurang
menutup kedua saluran dari 2 dan umur anak
telur. Sehingga sel telur terakhir di bawah 2
tidak dapat dibuahi sperma tahun.
dan tidak terjadi f) Kurang pasti mengenai
kehamilan. (WHO, 2016) keinginan untuk tidak
Indikasi mempunyai anak lagi.
(WHO, 2016)
a) Usia >26 th
b) Paritas > 2 Keuntungan
c) Yakin telah mempunyai i. Sangat efektif
jumlah keluarga yang ii. Bersifat permanen
sesuai dengan iii. Tidak mempengaruhi
kehendaknya. produksi ASI
d) Memahami prosedur, iv. Tidak ada efek samping
sukarela dan setuju. dalam jangka panjang
e) bila terjadi kehamilan v. Tidak ada perubahan
akan menimbulkan dalam fungsi seksual.
(WHO,
resiko yang serius. vi. Bebas dari efek
2016) (WHO,
samping hormonal.
2016)
Kontraindikasi
a) Hamil Kerugian
b) Perdarahan dari jalan i. Tidak dapat pulih
lahir yang tidak kembali.
diketahui penyebabnya. ii. Klien dapat menyesal
c) Infeksi pelvis. dikemudian hari
iii. Ada rasa sakit / tidak melaui vas deferens) tidak
nyaman setelah dapat mencapai vesikula
tindakan seminalis yang pada saat
iv. Harus dilakukan oleh ejakulasi dikeluarkan
dokter spesialis bedah bersamaan dengan cairan
v. Tidak melindungi semen.
terhadap PMS (penyakit 2.4 Untuk oklusi vas deferens,
(WHO,
menular seksual). diperlukan tindakan insisi
2016)
minor pada daerah rafe
2) Vasektomi skrotalis.
Vasektomi adalah metode 2.5 Penyesalan terhadap
kontrasepsi untuk lelaki yang vasektomi tidak segera
tidak ingin punya anak lagi. memulihkan fungsi
Perlu prosedur bedah untuk reproduksi karena
melakukan vasektomi sehingga memerlukan pembedahan
diperlukan pemeriksaan fisik ulang. Vasektomi
dan pemeriksaan tambahan merupakan metode efektif
lainnya untuk memastikan yang tidak menimbulkan
(WHO,
apakah seorang klien sesuai efek jangka panjang
2016)
untuk menggunakan metode
ini. (WHO, 2016) Cara Vasektomi
2.1 Disebut juga dengan Pemotongan dan
metode kontrasepsi pengikatan saluran sperma
operatif laki-laki. menyebabkan cairan mani
2.2 Metode permanen untuk yang keluar tidak lagi
pasangan tidak ingin punya mengandung sel sperma.
anak lagi. Prosedur ini dapat
2.3 Metode ini membuat dikembalikan melalui
sperma (yang disalurkan proses rekanalisasi, namun
kemungkinan untuk mendapatkan jumlah
kembali subur seperti keluarga yang
semula terbilang rendah. diinginkan (minimal 2
(WHO, 2016)
anak)
Syarat/Indikasi vasektomi Kontraindikasi
i. Semua usia reproduksi i. Peradangan kulit atau
(<50 tahun) jamur pada kemaluan.
ii. Tidak ingin anak lagi, ii. Peradangan pada alat
menghentikan kelamin pria.
kehamilan,ingin iii. Penyakit kencing
metode kontrasepsi manis.
yang efektif dan iv. Kelainan mekanisme
permanen pembekuan darah.
iii. Yang istrinya v. Infeksi didaerah testis
mempunyai masalah (buah zakar) dan penis
usia, paritas atau vi. Hernia (turun bero)
kesehatan dimana vii. Varikokel (varises
kehamilan dapat pada pembuluh darah
menimbulkan resiko balik buah zakar)
kesehatan atau viii. Buah zakar membesar
mengancam karena tumor
keselamatan jiwa ix. Hidrokel
iv. Yang memahami asas (penumpukan cairan
sukarela dan memberi pada kantong zakar)
persetujuan tindakan x. Buah zakar tidak turun
medik untuk prosedur (kriptokismus)
tersebut xi. Penyakit kelainan
(WHO,
v. Yang merasa yakin pembuluh darah
2016)
bahwa telah
tahun , merokok, persalinan
2. Hormonal dengan sectio sesaria . Hal ini
Rekomendasi dari Centers juga mejadi pertimbangan dalam
for disease control ( CDC) pemilihan kontrasepsi hormonal
Amerika Serikat menganjurkan kombinasi pada wanita pasca
wanita pasca persalinan untuk persalinan, karena berhubungan
tidak menggunakan kontrasepsi dengan peningkatan resiko
hormonal kombinasi pada 21 Trombemboli vena. (WHO,2010)
hari pertama pasca persalinan Dari tinjauan yang
karena tingginya angka kejadian dilakukan oleh WHO dan CDC
trombo emboli vena. Pada hari terhadap 13 studi yang dilakukan
ke 21 sampai 42 pasca menunjukkan resiko
persalinan, kontrasepsi hormonal tromboemboli vena pada wanita
kombinasi bisa diberikan pada dalam 42 hari pasca persalinan
wanita yang tidak memiliki adalah 22 sampa 84 kali lebih
resiko tromboemboli vena. Dan besar dibandingkan pada wanita
setelah 42 hari pasca persalinan yang tidak hamil pada usia
kontrasepsi hormonal kombinasi reproduksi. Resiko tertinggi
bisa digunakan. (WHO, 2016) adalah segera setelah persalinan
Perubahan hematologi dan menurun secara cepat pada
selama kehamilan , termasuk 21 hari pertama pasca persalinan
peningkatan faktor koagulasi dan tetapi menetap sampai 42 hari
fibrinogen dan penurunan pasca persalinan pada sebagian
antokoagulan menyebabkan besar studi yang dilakukan.
resiko terjadinya tromboemboli Penggunaan kontrasepsi
vena menigkat. Disamping itu hormonal kombinasi yang bisa
beberapa faktor yang terdapat meningkatkan resiko
pada ibu , juga meningkatkan tromboemboli vena pada wanita
resiko ini seperti umur >35 sehat pada usia reproduksi ,
resikonya akan lebih meningkat yaitu kombinasi estrogen
jika digunakan pada wanita dan progestin.
pasca persalinan(WHO,2016) Keuntungan utama pil
Rekomendasi dari CDC adalah keefektifannya
2016 mengenai penggunaan yang sangat tinggi
kontrasepsi hormonal kombinasi apabila digunakan dengan
pada perode pasca persalinan tepat dan benar.
pada wanita yang tidak menyusui Kontrasepsi Pil
seperti pada tabel(WHO,2016) Progestin (KPP) Menurut
Kontrasepsi hormonal terdiri WHO (2016) Kontrasepsi
dari: Pil Progestin (KPP)
a. Progestin: pil, injeksi dan adalah penggunaan
implan. kontrasepsi pil yang
1) Kontrasepsi Pil mengandung progestin
Progestin (KPP) dan tidak ada estrogen.
Kontrasepsi pil
merupakan jenis Waktu Penggunaan
kontrasepsi oral yang Kontrasepsi Pil Progesti
harus diminum setiap hari Wanita dalam masa
yang memiliki efektivitas menstruasi dalam 5 hari
yang tinggi (hampir awal siklus menstruasi,
menyerupai efektivitas amenorea, pasca
tubektomi) bila persalinan (menyusui),
digunakan setiap hari (1 pasca persalinan (tidak
kehamilan per 1000 menyusui), pasca
perempuan dalam tahun keguguran
pertama penggunaan). Minipil
Kontrasepsi oral yang Minipil adalah pil KB
paling banyak digunakan yang hanya mengandung
hormon progesteron i. Menghambat ovulasi.
dalam dosis rendah. ii. Mencegah implantasi.
Minipil atau pil progestin iii. Mengentalkan lendir
disebut juga pil serviks sehingga
menyusui. Dosis menghambat penetrasi
progestin yang digunakan sperma.
0,03-0,05 mg per tablet. iv. Mengubah motilitas
(Skata, 2018)
tuba sehingga
Jenis Mini Pil Mini transportasi sperma
terbagi dalam 2 jenis menjadi terganggu.
yaitu: (WHO,2016) Efektifitas
i. Mini pil dalam Minipil Pil progestin atau
kemasan dengan isi minipil sangat efektif
28 pil: mengandung (98,5%). Penggunaan
75 mikro gram yang benar dan konsisten
desogestrel. sangat mempengaruhi
ii. Mini pil dalam tingkat efektifitasnya.
kemasan dengan isi Efektifitas penggunaan
35 pil: mengandung minipil akan berkurang
300 mikro gram pada saat mengkonsumsi
levonogestrel atau obat anti konvulsan
350 mikro gram (fenitoin), carbenzemide,
noretindron. barbiturat, dan obat anti
Cara Kerja Minipil tuberkulosis (rifampisin).
(WHO,2016)
Cara kerja dari kontrasepsi
pil progestin atau minipil Adapun cara untuk
dalam mencegah menjaga kehandalan
kehamilan antara lain minipil antara lain:
(WHO,2016)
dengan cara:
iv. Menginginkan metode
i. Minum pil setiap hari kontrasepsi efektif
pada saat yang sama selama masa
ii. Penggunaan minipil menyusui.
jangan sampai ada v. Pasca keguguran.
yang lupa. vi. Tekanan darah kurang
iii. Senggama dilakukan dari 180/110 mmHg
3-20 jam setelah atau dengan masalah
minum minipil. pembekuan darah.
iv. Dari bukti penelitian vii. Tidak boleh
kehandalan minipil mengkonsumsi
lebih pada wanita estrogen atau lebih
yang berusia tua senang menggunakan
dibandingkan dengan progestin.
yang berusia muda. Kontra Indikasi Minipil
Indikasi i. Wanita usia tua
Penggunaan Minipil dengan perdarahan
Kriteria yang boleh yang tidak diketahui
menggunakan pil penyebabnya.
progestin atau minipil ii. Wanita yang diduga
antara lain: (WHO,2016) hamil atau hamil.
i. Wanita usia iii. Tidak dapat menerima
reproduksi. terjadinya gangguan
ii. Wanita yang telah haid.
memiliki anak maupun iv. Riwayat kehamilan
yang belum ektopik.
mempunyai anak. v. Riwayat kanker
iii. Pasca persalinan dan payudara atau
tidak menyusui.
penderita kanker perempuan yang
payudara. sedang menyusu
vi. Wanita pelupa ii. Sangat efektif untuk
sehingga sering tidak masa laktasi
minum pil. iii. Dosis gestagen rendah
vii. Gangguan iv. Tidak menurunkan
tromboemboli aktif produksi ASI
(bekuan di tungkai, v. Tidak mengganggu
paru atau mata). hubungan seksual
viii. Ikterus, penyakit vi. Kesuburan cepat
hati aktif atau tumor kembali
hati jinak maupun vii. Tidak memberikan
ganas. efek samping estrogen
ix. Wanita dengan miom viii. Tidak ada bukti
uterus. peningkatan resiko
x. Riwayat stroke. penyakit
xi. Perempuan yang kardiovaskuler, resiko
sedang mengkonsumsi tromboemboli vena
obat-obat untuk dan resiko hipertensi
tuberculosis dan ix. Cocok untuk
epilepsi (Skata, 2018) perempuan yang tidak
Keuntungan biasa mengkomsumsi
Minipil Adapun estrogen
keuntungan dari x. Dapat mengurangi
penggunaan kontrasepsi disminorhea (WHO,2016)
minipil adalah sbb: Kerugian
i. Cocok sebagai alat Minipil Kontrasepsi pil
kontrasepsi untuk progestin atau minipil
mempunyai kerugian, ovarium bagi wanita
antara lain: yang pernah
i. Memerlukan biaya. mengalami kehamilan
ii. Harus selalu tersedia. ektopik. (Skata, 2018)
iii. Efektifitas berkurang Efek Samping Penggunaan
apabila menyusui juga Minipil
berkurang. Efek samping yang
iv. Penggunaan mini pil ditimbulkan dari
bersamaan dengan penggunaan pil progestin
obat tuberkulosis atau atau mini pil:
epilepsi akan i. Gangguan haid
mengakibatkan (perdarahan bercak,
efektifitas menjadi spotting, amenorea
rendah. dan haid tidak teratur).
v. Mini pil harus ii. Peningkatan/penuruna
diminum setiap hari n (fluktuasi) berat
dan pada waktu yang badan.
sama. iii. Nyeri tekan payudara
vi. Angka kegagalan iv. Mual.
tinggi apabila v. Pusing.
penggunaan tidak vi. Perubahan mood.
benar dan konsisten. vii. Dermatitis atau
vii. Tidak melindungi dari jerawat.
penyakit menular viii. Kembung
seksual termasuk HBV ix. Depresi
dan HIV/AIDS. x. Hirsutisme
viii. Mini pil tidak (pertumbuhan rambut
menjamin akan atau bulu yang
melindungi dari kista berlebihan pada
daerah muka) tetapi Komposisi suntik
sangat jarang kombinasi terdiri dari 25 mg
2) Kontrasepsi Suntik depo medrokasi asetat dengan
Kontrasepsi suntikan 5 mg estradiol sipinoat dan 50
mengandung hormone mg norethindrone enantat
sintetik. Cara pemakaiannya dengan 5 mg estradiol valerat.
dengan menyuntikkan zat Komposisi suntik progestin
hormonal yang terkandung terdidi dari 150 mg depo
dalam caira suntikkan dapat medroksi progesterone asetat
mencegah kehamilan dalam dan 200 mg depo
wakt tertentu. Biasanya norestisteron enantat (Skata, 2018)
penyuntikan ini dilakukan 2-3 Berikut adalah
kali dalam sebulan. KB suntik gambaran penggunaan KSP
adalah suatu alat kontrasepsi berdasarkan waktu akseptor
hormonal yang cara KB:
penggunaannya disuntikkan 3) Kontrasepsi Implan
secara intramuscular (IM). KB susuk atau dalam medis
(WHO, 2016)
dikenal sebagai KB implan,
Cara kerja KB suntik Implan adalah alat
menurut Skata, 2018, kontrasepsi yang mengandung
diantaranya adalah: menekan hormon yang diletakkan di
ovulasi, mengentalkan lender bawah kulit lengan atas dan
servik sehingga menurunkan terdiri dari satu atau dua
kemampuan penitrasi sperma, batang plastik kecil yang
menjadikan selaput lendir elastis dan aman. Implan
rahim tipis dan atropi dan bersifat tidak permanen dan
menghambat transportasi dapat mencegah terjadinya
gamet oleh tuba. kehamilan 3 sampai dengan 5
tahun.
Implant progestin iii. Pengembalian
adalah jenis kontrasepsi tingkat kesuburan
jangka panjang. Terdapat yang cepat setelah
beberapa jenis implant pencabutan.
progestin antara lain: (WHO, 2016) iv. Tidak memerlukan
Levonorgestrel (LNG): pemeriksaan organ
implant yang mengandung reproduksi (vagina).
LNG adalah Norplant, Jadelle v. Tidak mengganggu
dan Sino-implant(II). produksi dan kualitas
i. Norplant adalah implant ASI.
2 batang, setiap batang vi. Mengurangi nyeri
mengandung 36 mg LNG haid dan jumlah
(tidak lagi produksi). darah haid.
ii. Jadelle adalah implant 2 vii. Tidak mengganggu
batang,setiap batang hubungan seksual.
mengandung 75 mg viii. Menurunkan risiko
LNG. beberapa penyakit radang
iii. Sino-implant (II) adalah panggul, yaitu radang
implan 2 batang, setiap atau infeksi yang terkait
batang mengandung 75 dengan organ reproduksi
mg LNG. (WHO, 2016) perempuan, seperti
Keuntungan Impla radang pada tuba fallopi,
i. Implan sangat efektif rahim, ovarium, leher
mencegah kehamilan rahim, atau panggul
99,95%. perempuan. (WHO, 2016)
ii. Implan sangat Kerugian
ekonomis dan i. Mempengaruhi periode
praktis. haid (haid menjadi sedikit
atau hanya bercak), haid
tidak teratur atau jarang infeksi jamur dan
haid. epilepsy.
ii. Perubahan berat badan. Cara penggunaan
iii. Beberapa pengguna i. Tenaga kesehatan terlatih
mengalami sakit kepala, memberikan bius lokal
pusing, nyeri payudara, untuk menghindari rasa
gelisah, dan mual-mual. nyeri.
iv. Efek pencegahan ii. Implan diletakkan di
kehamilan menurun bawah kulit .
apabila menggunakan iii. Proses ini tidak perlu
obat-obatan tuberculosis dijahit.
(TBC), epilepsy (ayan). iv. Waktu pemasangan
v. Tidak melindungi singkat.
terhadap penularan v. Dipasang di lengan yang
AIDS/IMS (Infeksi nyaman bagi perempuan.
Menular Seksual). (WHO, vi. Teraba oleh tangan
2016)
menandakan bahwa
Efek samping pemasangannya
i. Hamil atau diduga hamil. dilakukan dengan benar
(WHO, 2016)
ii. Sedang menderita kanker
payudara
iii. Sedang mengalami b. Kombinasi: pil dan injeksi.
serangan sumbatan 1) Kontrasepsi Pil Kombinasi
pembuluh darah. (KPK)
iv. Mengalami perdarahan Menurut WHO (2016)
melalui vagina yang tidak Pil Kombinasi adalah metode
diketahui sebabnya. kontrasepsi hormon estrogen
v. Sedang minum obat (etinil estradiol) dan
untuk Tuberkulosis, progesterone (levonorgestrel)
yang harus diminum satu pil 2 periode yang
setiap hari di jam yang sama. berbeda (mis. 10/11)
Dua sediaan KPK yang dalam 1 siklus
dibahas dalam rekomendasi: iii. TRIFASIK 21 pil
a) Cycloem = mengandung 3
medroxyprogesterone kombinasi E/P
acetate 25 mg plus dengan konsentrasi
estradiol cypionate 5 yang berbeda dalam
mg 3 periode berbeda
b) Mesigyna = (mis. 6/5/10) dalam 1
norethisterone enanthate b) Siklus Cara Kerja KPK
50 mg plus estradiol i. Menekan ovulasi
valerate 5 mg. WHO (2016) ii. Mengurangi transpor
Berikut adalah sperma di bagian atas
gambaran penggunaan KSK saluran genital (tuba
berdasarkan waktu akseptor fallopii)
KB: iii. Mengganggu
a) Jenis-Jenis KPK pertumbuhan
Monofasik endometrium,
i. Semua pil sehingga
mengandung menyulitkan proses
Estrogen / Progestin implantasi
(E/P) dalam iv. Memperkental lendir
konsentrasi yang serviks (mencegah
sama dalam 1 siklus penetrasi sperma)
ii. BIFASIK 21 Pil Kemasan 21 hari
mengandung E/P baik dari jenis mono
dengan konsentrasi atau bifasik 28 hari
yang berbeda dalam yang mungkin
tergolong dalam jenis samping/masalah kesehatan masih
monofasik, bifasik tinggi. KB pasca persalinan terbagi
atau trifasik menjadi dua jenis yaitu Hormonal (Pil,
c) Manfaat Kontraseptif injeksi dan Implan) dan Non Hormonal
i. Efektivitasnya tinggi (MAL, Kondom, AKDR, Kalender dan
jika di minum setiap Kontrasepsi mantap Tubektomi dan
hari (0.1- 51 Vasektomi).
kehamilan per 100 Dalam pelayanan KB pasca
wanita selama persalinan, sebelum mendapatkan
pemakaian di tahun pelayanan kontrasepsi, klien dan
pertama) pasangannya harus mendapat
ii. Segera efektif jika informasi dari petugas kesehatan
dimulai di hari yang secara lengkap, jelas dan benar agar
sesuai pada siklus dapat menentukan pilihannya dengan
menstruasi tepat. Dengan demikian, keputusan
iii. Selama tampak dalam ber-KB yang menjadi tujuan
sehat, tidak mutlak akhir dari konseling KB dapat
dilakukan periksa dilaksanakan klien secara lebih
dalam untuk optimal.
memulai penggunaan
iv. Tidak mengganggu
hubungan seksual
(Skata, 2018)

KESIMPULAN
Bahwa pengetahuan mengenai
metode ber-KB pada suami dan istri
telah tergolong cukup baik, angka
putus pakai alat/cara KB akibat efek
DAFTAR PUSTAKA didik PPDS obstetric dan
Badan Kependudukan dan Keluarga ginekologi. 2014. Diunduh dari:
Berencana Nasional. 2017. http://edunakes.bppsdmk.kemkes
Laporan Kinerja Instansi .go.id/images/pdf/Obsgin_15_No
Pemerintah 2016. file:///D:/FK vember_2021/panduan/Pemasan
%202010/coass/stase gan%20IUD.pdf
%20obgyn/2021/Final_lakip_bk Iryani, D., Yulizawati, El Shinta, L.,
kbn_2016.pdf Insani, A.A. 2019. Asuhan
Badan Kependudukan dan Keluarga Kebbidanan Keluarga Bencana.
Berencana Nasional. 2020. Sidoarjo : Indomedika Pustaka
Strategi Pelaksanaan Program Kementerian Kesehatan Republik
Keluarga Berencana Berbasis Indonesia. 2016. Modul Bahan
Hak untuk Percepatan Akses Ajar Cetak Kebidanan:
terhadap Pelayanan Keluarga Kesehatan Reproduksi dan
Berencana dan Kesehatan Keluarga Berencana. Jakarta:
Reproduksi yang Terintegrasi Kemenkes.
dalam Mencapai Tujuan Kementerian Kesehatan Republik
Pembangunan Indonesia. Indonesia. 2021. Pedoman
BKKBN Jateng. 2020. Rencana Konseling Menggunakan
Strategiis 2020 - 2024 Lembar Balik Alat Bantu
Perwakilan BKKBN Privinsi Pengambilan Keputusan Ber-
Jawa Tengah. file:///D:/FK KB.
%202010/coass/stase https://kesga.kemkes.go.id/assets
%20obgyn/2021/14.RENSTRA /file/pedoman/Buku
%20BKKBN%20PROVINSI %20Pedoman%20Konseling.pdf
%20JATENG%20TAHUN Perkumpulan Obstetrik dan Ginekologi
%202020-2024.pdf Indonesia. Health Technology
Edunakes Kemkes RI. Pemasangan Assessment Indonesia.
IUD: Matrikulasi calon peserta Departemen Obstetri dan
Ginekologi, FKUI-RSUPN Cipto Training Module for Health and
Mangunkusumo Jakarta. KB Family Service Providers ,
pada Periode Menyusui [Hasil Washington , 2015
kajian HTA tahun 2016] Update to CDC’s U.S. Medical
Skata. 2018. Pilihan Metode Eligibility Criteria for
Kontrasepsi Bagi Masyarakat Contraceptive Use, 2016: Revised
Umum. Panduan untuk petugas Recommendations for the Use of
dan kader lapangan. Contraceptive Methods During
file:///D:/FK the Postpartum Period MMWR /
%202010/coass/stase July 8, 2011 / Vol. 60 / No. 26
%20obgyn/2021/Pilihan World Health Organization.
%20Metode%20Kontrasepsi Department of Reproductive
%20Bagi%20Masyarakat Health and Research, Combined
%20Umum%20-%20Skata.pdf hormonal contraceptive use
The Academy of Breastfeeding during the postpartum period,
Medicine , Clinical Protocol Geneva, 2016
Number #13 ; Contraception World Health Organization.
during Breastfeeding 2017 Department of Reproductive
The LINKAGES Project , LAM Health and Research, “Selected
(Lactational Amenorrhea Practice Recommendations for
Method) : A Modern Postpartum Contraceptive Use” Third
Contraceptive Method for edition 2016”
Women who Breastfeed ,

Anda mungkin juga menyukai