Kelahiran
Ketika lahir oleh ibunya diberi nama Haidarah, atau Haidar yang berarti
singa, seperti nama ayahnya,Asad, yang juga berarti singa. Tetapi Abu Talib
memberi nama Ali yang berarti luhur, tinggi dan agung, nama yang kemudian
lebih dikenal, nama yng memang sesuai dengan sifat-sifatnya. Ali orang pertama
dari kalangan Kuraisy yang lahir dari ibu-bapak sama-sama dari Bani Hasyim.
Sebelum itu keluarga Bani Hasyim selalu bersemenda dengan keluarga lain diluar
mereka.
Watak dan keberanian Ali dalam perang juga banyak diceritakan para
penulis, dalam biografinya dan dalam buku-buku sejarah.Mereka mengatakan
tenaganya begitu kuat diatas tenaga orang rata-rata.Ia dapat membanting
penunggang kuda berikut kudanya sekaligus, mengangkat daun pintu gerbang
besar seorang diri. Suaranya yang lantang bergetar dapat menggetarkan hati
musuh.
Banyak sekali akhlak yang terpuji pada Ali bin Abi Talib jika akan
disebutkan semua. Kesadaran Ali memang sudah tinggi tentang misi Rasulullah.
Bukankan Nabi yang telah mengajarkan: “Ali maukah jika aku mengajarkan
kepadamu perangai yang berlaku dahulu dan sekarang?”. Diajarkan juga
kepadanya: “Barang siapa mempekerjakan tenaga buruh lalu berbuat zalim
kepadanya, dan tidak memenuhi upahnya, akulah musuh orang itu dihari kiamat.”
Katany lagi: “Barang siapa dapat menahan nafsu amarah dan melaksanakannya,
Allah akan menggantinya dengan keimanan dan keamanan.”
Ada dua sifat yang terkenal melekat pada Ali, akhlak dan keberanian.
Tetapi sebenarnya ia bukan seorag politikus dalam pengertian ang umum seperti
yang kita lihat dalam Buku tiga. Orang yang pernah bergaul dengan Ali, tidak
mudah akan terpisan begitu saja tanpa meninggalkan kesan dalam hatinya. Ada
diceritakan, bahwa begitu dalam pengaruh Ali bin Abi Talib terhadap orang yang
pernah dekat kepadanya. Ia membeli seorang budak llu diberi pelajaran agama.
Setelah itu ia dimerdekakan. Tetapi bekas budak itu tak mu meninggalkannya.
Ketika Najasyi, raja Abisinia meninggal dan terjadi kegelisahan politk di negeri
itu, kalangan tekemuka Abisinia baru tahu bahwa budak itu adalah putra Najasyi,
yang waktu kecil dulu diculik seorang pedagang budak dan dijual di Makah.
Beberapa tahun kemudian, setelah diketahui anak itu di Makah, sebuah delegasi
dating dari Abisinia kepadanya, menggantikan mendiang Raja ayahnya. Tetapi
ternyata tawaran kerajaan itu ditolaknya dan ia tetap dalam Islam bersama Ali.
Ada beberapa ciri dan keistimewaan Ali tak dipunyai oleh sahabat-sahabat
yag lain. Selain dikenal sebagai zahid, menjauhi segala kesenangan dan
kemewahan duniawi, dia adalah orang yang wara’, orang yang menjauhi segala
macam dosa dan syubhad. Dialah orang yang sarat dengan ilmu, tempat para
sahabat terkemuka bertanya dalam masalah-masalah hukum agama yang musykil
atau tentang makna sebuah ayat dalan Qur’an atau tafsirnya, tetapi juga mengenai
turunannya ayat: mengenai apa dan siapa, di mana dan kapan diturunkan, malam
atau siang. Mereka juga meminta fatwanya dalam menghadapi perkara yang sulit.
Ia pun pergi ke Masjid. Pada tanggal 21 Dzulhijah 35/20 Juli 656 itu Ali
bin Abi Talib di baiat, dan orang pertama yang membaiat adalah Talhal bin
Ubaidillah, seraya berkata: “Yang pertama melakukan baiat tangan yang sudah
lumpuh ini,” katanya. Setelah itu baiat disusul oleh Zubair ada juga yang
menyebutkan bahwa Zubair tidak segera membaiatnya. Sumber lain
menyebutkan, bahwa baiat pertama oleh para pegemuka pemberontak, diikuti oleh
jemaah yang lain di Madinah. Tetapi Talhah bin Ubaidillah dan Zubair bin
Awwam belum mau membaiatnya sebelum soal pembunuhan Usman dapat
diselesaikan. Sunguhpun begitu, di bawah tekanan kaum pemberontak akhirnya
mereka juga membaiatnya dengan syarat “Anda (yakni Ali) menyelesaikan
maslah ini berdasarkan Qur’an dan Sunah dan akan menjatuhkan hukuan kepada
yang bersalah sesuai dengan hukum Islam.”Imam Ali r.’a.setuju.
Mengapa Ali terus menolak dan menarankan mencari yang lain menjadi
pengganti Usman. Agaknya ia sudah membayangkan hal-hal yang oleh sebagian
besar mereka tidak disadari.
Tak lama usai insiden Unta (Waq’at al-Jamal) penduduk dan pemuka-
pemuka di Basrah membaiat Ali.Sebelum baiat itu Amirulmukminin telah
menyampaikan khutbahnya di Masjid Basrah.Khutbah itu sangat menyentuh hati
Muslimin, dan mereka yakin Ali adalah Khalifah yang adi. Amirulmukminin
memasuki Basrah sebagai orang terhormat dan sangat dihormati, ia memberikan
amnesti umum kepada semua yang terlibat dalam pertempuran melawannya,
termasuk Marwan bin Hakam dan orang-orang dari Bani Umayyah yang lain.
Seperti dikatakannya sendiri: “Saya memperlakukan penduduk Basrah seperti
Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam memperlakukan penduduk Mekah.”
Sepertinya sudah mendarah daging buat Ali bin Abi Talib ‘ mengatak
yang benar sekalipun pahit,’ mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu
salah. Ia selalu berterus terang dalam mempertahankan kebenaran dan tak mau
bermuka-muka, kendati akan berakibat merugikan politiknya, karir dan
pribadinya. Dan untuk itu ia menjadi korban. Itulah sebabnya, seperti sedah
disebutkan di bagian lain dalam buku ini, kalau berkelok-kelok dan
mengorbankan keadilan dan kebenaran, suara hatinya menolak.Ia akan tetap
mempertahankan kejujuran kendati dalam arti politik akan merugikannya, seperti
yang sudah kita lihat dulu dalam pemilihan khalifah di Majelis Syura. Terlihat
sekali ia bukan tokoh politik, dan karenanya, bolehjadi ia akan menjadi korban
politik.