Anda di halaman 1dari 2

UTSMAN BIN AFFAN

Utsman adalah khalifah ketiga setelah khalifah Umar bin Khattab. Utsman merupakan keturunan
Bani Umayyah, Ustman dilahirkan pada tahun ke enam tahun gajah. Ia lebih muda dari nabi enam
tahun. Awal masuknya utsman ke dalam islam dimulai dengan sebuah suara dalam mimpinya
dibawah rindang pohon antaramaan dan azzarqa dan terdengar suara memanggil : hai orang orang
yang sedang tidur, bergegaslah bangun, ahmad sudah dimekah. Kemudian Ustman bin affan
menemui Abu bakar ash shidiq yang telah masuk islam lebih dahulu. Lalu Abu bakar mengajak
Utsman menemui Rasulullah sallallahu ‘alaihi wassallam dan utsman menyatakan masuk islam dan
melakukan salat.

Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasarkan kesepakatan enam orang sahabat termasuk
dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar bin khattab untuk menjadi penggantinya yang akan
melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia.
Utsman diangkat menjadi khalifah pada saat ia berusia 70 tahun pada bulan muharram 24 H.
Utsman menjadi khalifah di saat pemerintahaan islam telah benar benar mapan dan terstuktur.

Utsman harus berusaha lebih keras lagi untuk mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji
islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa
sebelumnya telah tersiar tanda tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak
berbalik memberontak padanya. Meskipun banyak kesulitan yang dihadapi beliau sanggup
meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka, bahkan pada masa ini islam berhasil
tersebar hampir ke seluruh belahan dunia mulai dari Anatolia, Asia kecil, Aljazair, Tunisia, Maroko
dan Ethiopia.

Pada masa kekhalifahan utsman banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap al-qur’an
karena tersebar luasnya islam hampir ke seluruh bagian bumi. Bukan karena keimanan utsman yang
sungguh sungguh itu saja yang mendorongnya mengumpulkan orang untuk menyeragamkan bacaan
Qur’an dan membakar mushaf mushaf selain mushaf Utsman. Orang kepercayaan utsman diutus
untuk menyebarkan al-qur’an hasil modifikasinya ke beberapa daerah penting antara lain Makkah,
Syiria, Kuffah, Syam, Bashrah, dan Yaman.

Pandangan Utsman mengenai masalah masalah umum dan khusus juga merupakan pandangan
orang yang dalam segala hal sesuai dengan seleranya itu. Masjid nabawi di medinah adalah pusat
pemerintahan. Masjid nabawi pada mulanya dibangun sangat sederhana sekali, dinding dari bata
jemur, langit langit dari pelepah daun kurma dan tiang tiangnya dari pohon kurma. Selama enam
tahun berturut turut keadaan masjid tetap seperti itu. Tidak ada yang dirubah sementara islam
sudah berkembang dan kota medinah sudah bertambah makmur dan Allah sudah melimpahkan
rezeki kepada penduduknya. Sesudah muslimin membebaskan khaibar dan kota medinah khusus
hanya untuk kamu muslimin jumlah orang yang dibukakan hatinya oleh Allah ke pada Islam sudah
bertambah banyak, maka mau tak mau bangunan masjid itu harus diperluas. Sesudah kekhalifahan
beralih tangan Utsman, maka yang pertama disampaikannya kepada umum ialah rencana perluasan
masjid. Utsman bermusyawarah dengan beberapa pemuka dan mereka sepakat untuk merubuhkan
masjid itu lalu membangun kembalidan memperluasnya. Utsman menambah perluasan masjid
secara besar besaran.
Pada masa kepemimpinannya Utsman juga mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya ,
membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan untuk mengadili suatu perkara, dan pembentukan
armada laut islam pertama kali.

Pemerintahan utsman berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya
muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat islam kepadanya. Kepemimpinan utsman
memang berbeda dengan umar . Ini karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’ Al Yamani
salah seorang yahudi yang berpura pura masuk islam. Ibnu saba’ ini sering berpindah pindah dari
suatu tempat ke tempat lain untuk menyebar fitnah pada kaum muslimin yang baru masuk islam.
Salah satu faktor yang menyebabkan benyak rakyat yang berburuk sangka terhadap utsman adalah
kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Setelah banyak keluarganya yang
menduduki jabatan penting, utsman hanya menjadi boneka dihadapan keluarganya itu.

Kepemimpinan Utsman berakhir setelah ia wafat yaitu pada tanggal 17 dzulhijah 35 H. Sebelum
atsman wafat para pemberontak yang sakit hati karena mereka diturunkan dari jabatannya (sebab
mereka kurang cakap dalam memerintah) mengepung beliau selama 40 hari mulai dari bulan
ramadhan sampai dzulhijah. Meskipun Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan mereka,
namun dengan kelembutannyaia tidak ingin ada pertumpahan darah terhadap mereka. Ketika para
pemberontak berhasil masuk rumahnya Utsman dibunuh dalam keadaan membaca al-qur’an pada
hari jum’at. Ia mati dalam keadaan syahid, persis dengan apa yang dikatakan oleh nabi Muhammad
SAW mengenai kematianya itu. Utsman dimakamkan di makam Baqi’ di Madinah.

Anda mungkin juga menyukai