Anda di halaman 1dari 8

Maspari Journal, 2013, 5 (1), 56-63

http://masparijournal.blogspot.com

Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih


Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) dengan Pemberian Pakan
yang Berbeda

Berian Jaya*, Fitri Agustriani dan Isnaini

Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia


*Email: berry_sfc@yahoo.com

Received 01 November 2012; received in revised form 29 November 2012;


accepted 28 Desember 2012

ABSTRAK
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan benih ikan Kakap Putih harus sesuai dengan
kebutuhan benih yang dipelihara, baik dari segi jumlah, waktu, syarat fisik (ukuran dan bentuk) serta
kandungan nutrisi, agar pemberian pakan buatan (pellet) ini tepat sesuai dengan kebutuhan dan
memiliki kualitas nutrisi yang baik untuk hidup benih ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch).
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan (pellet) yang berbeda
terhadap laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch)
dan melakukan uji Analisa Sidik Ragam (ANOVA) laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup
benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) pada skala laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan
tanggal 11 Oktober – 23 November 2011, bertempat di Laboratorium Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental laboratorium, dan dianalisa dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan (Pellet) KRA selama perlakuan menghasilkan
laju pertumbuhan yang tertinggi 22.18% dan pemberian pakan buatan (Pellet) Turbo Feed
menghasilkan laju pertumbuhan yang terendah 8.82%, sedangkan pemberian pakan buatan (Pellet)
KRA, Hi Pro Vite, Turbo Feed selama perlakuan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang
tertinggi sebesar 100% dan pemberian pakan buatan (Pellet) Cargil menghasilkan tingkat
kelangsungan hidup yang terendah sebesar 99.2%.

Kata Kunci: Laju Pertumbuhan, Tingkat Kelangsungan Hidup, Lates calcarifer, Bloch

ABSTRACT

Feed given during maintenance of white snapper fish must comply with the requirements of seeds
that are maintained, both in terms of quantity, time, physical requirements (size and shape) as well as
nutritional content, so that artificial feeding (pellets) is appropriate to their needs and have the quality
good nutrition for life White snapper fish (Lates calcarifer, Bloch). The purpose of this study was to
determine the effect of artificial feeding (pellets) which is different to the rate of growth and survival rate
of seeds perch (Lates calcarifer, Bloch) and to test Analysis of variance (ANOVA) growth rate and
survival rate of seedlings perch (Lates calcarifer, Bloch) in a laboratory scale. The research was
conducted in 11 October – 23 November 2011 held at the Laboratory Center for Marine Aquaculture
Development (BBPBL) Lampung. The method used in this study is an experimental method of the lab,
and design used was Complete Randomized Design (CRD). The results obtained show that the artificial
feeding (pellets) KRA during treatment produced the highest growth rate of 22.18% and artificial feeding
(pellets) Turbo Feed produced the lowest growth rate of 8.82%, while the artificial feeding (pellets) KRA,
Hi Pro Vite , Turbo Feed for the treatment produced the highest survival rate of 100% and artificial
feeding (pellets) Cargil produces the lowest survival rate of 99.2%.

Keywords: Growth Rate, Survival Rate, Lates calcarifer, Bloch

Corresponden number: Tel. +62711581118; Fax. +62711581118


E-mail address: jurnalmaspari@gmail.com
Copyright © 2013 by PS Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI, ISSN: 2087-0558
Jaya et al., Laju Pertumbuhan dan Tingkat ........ 57

I. PENDAHULUAN dan sebagai bahan pertimbangan bagi para


Ikan Kakap Putih mempunyai nilai pengusaha yang berminat menanamkan
ekonomis tinggi, baik untuk memenuhi modalnya ke dalam kegiatan budidaya ikan.
kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun luar Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
negeri. Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch), hidup benih ikan Kakap Putih selama masa
merupakan ikan yang mempunyai nilai budidaya dapat dijadikan acuan untuk lebih
ekonomis yang penting. Sebagai salah satu mengoptimalkan kelestarian yang
komoditas ekspor, permintaan jenis ikan ini berkelanjutan akan Sumber Daya Alam Ikan
cukup tinggi dipasar luar negeri. Budidaya Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch), sehingga
ikan Kakap Putih telah menjadi suatu usaha dapat diperoleh hasil panen yang maksimal.
yang bersifat komersial (dalam budidaya)
untuk dikembangkan,karena pertumbuhannya II. BAHAN DAN METODE
yang relatif cepat, mudah dipelihara dan Penelitian ini dilaksanakan pada
mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tanggal 11 Oktober – 23 November 2011 di
perubahan lingkungan sehingga menjadikan Laboratorium Balai Besar Pengembangan
ikan Kakap Putih cocok untuk usaha budidaya Budidaya Laut (BBPBL) Lampung yang
skala kecil maupun besar, selain itu telah berlokasi di Desa Hanura, Kecamatan Padang
terbukti bahwa ikan Kakap Putih dapat Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung
dibudidayakan di tambak air tawar maupun Selatan, Propinsi Lampung. Bahan yang
laut euryhaline (Chan, 1982). digunakan meliputi Benih Ikan Kakap Putih
Salah satu faktor selama ini yang ukuran 7-8 cm, Pakan Pellet KRA, Cargil, Hi Pro
menghambat perkembangan usaha budidaya Vite, Turbo Feed, Kaporit. Alat yang digunakan
ikan Kakap Putih di Indonesia adalah masih meliputi Akuarium, Seser/Serok, Selang sifon,
sulitnya penggunaan pakan buatan (Mudjiman, Timbangan Analitik, Gunting, Alat Tulis, pH
2005). Penggunaan pakan buatan sangat Meter, Termometer, Hand Refractometer, DO
dipengaruhi oleh kualitas pakannya. Oleh Meter, Aerasi, Penggaris (ketelitian 1 mm).
karena itu, untuk menjaga kualitas pakan
diperlukan penyimpanan dan kualitas pakan Prosedur penelitian
yang baik (Mudjiman, 2005). Pertimbangan Prosedur ini mengacu pada Sari et al. (2009).
penggunaan pakan buatan (pellet) adalah tidak Parameter uji utama pada penelitian ini adalah
tergantung dengan musim, harga persatuan penghitungan laju pertumbuhan dan tingkat
berat pakan bisa dihitung dan dapat kelangsungan hidup Ikan Kakap Putih (Lates
diproduksi setiap hari, serta mudah dilakukan calcarifer, Bloch).
penyimpanannya (baik bentuk kering maupun 1) Pengukuran pertumbuhan ikan
basah). (Asikin, 1985). Pakan yang diberikan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan
selama pemeliharaan benih ikan Kakap Putih cara menimbang bobot tubuh setiap
harus sesuai dengan kebutuhan benih yang individu ikan. Ikan ditimbang dari
dipelihara, baik dari segi jumlah, waktu, syarat setiap wadah akuarium percobaan dari
fisik (ukuran dan bentuk) serta kandungan awal sampai akhir penelitian.
nutrisi, agar pemberian pakan buatan (pellet) 2) Penghitungan kelangsungan hidup
ini tepat sesuai dengan kebutuhan dan pada ikan Kakap Putih dilakukan pada
memiliki kualitas nutrisi yang baik untuk awal dan akhir penelitian.
hidup benih ikan Kakap Putih (Lates calcarifer,
Bloch), maka perlu adanya penelitian Persiapan akuarium dan air media
mengenai “Laju pertumbuhan dan tingkat pemeliharaan.
kelangsungan hidup benih Ikan Kakap Putih Masa pemeliharaan ikan diawali
(Lates calcarifer, Bloch) dengan pemberian dengan penyiapan wadah, pakan buatan (pellet)
pakan buatan (pellet) yang berbeda. dan ikan. Penyiapan wadah meliputi
Penelitian ini diharapkan dapat pembersihan akuarium, pengaturan letak
bermanfaat dalam pembangunan perikanan, wadah, penyiapan aerasi, selang output, dan
khususnya dalam membantu para petani ikan penyiapan air. Wadah yang digunakan dalam
58 Maspari Journal Volume 5, Nomor 1, Januari 2013:56-63

penelitian ini berupa 12 buah akuarium yang ikan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan
berkapasitas 80 liter. cara menimbang bobot tubuh setiap individu
Akuarium yang digunakan berukuran ikan Kakap Putih. Ikan ditimbang dari setiap
50x40x40 cm yang dicuci dengan air tawar wadah akuarium percobaan.
kemudian disterilkan terlebih dahulu dengan Selama penelitian pakan benih
kaporit 10 ppm dengan tujuan untuk yang diberikan terdiri dari pakan utama
menghilangkan kotoran bakteri dan jamur (kontrol) (A) yaitu pemberian pakan buatan
yang menempel pada dinding akuarium (Pellet) KRA; Perlakuan 1 (B) pemberian pakan
(Subyakto dan Cahyaningsih, 2003). Setelah itu buatan (Pellet) Cargil; Perlakuan 2 (C)
pembilasan dan pengeringan lalu pengisian air. pemberian pakan buatan (Pellet) Hi Provite;
Akuarium di keringkan selama 24 jam agar bau Perlakuan 3 (D) pemberian Pakan buatan
kaporit hilang kemudian akuarium diisi air (Pellet) Turbo Feed.
laut sebanyak 50 liter. Pembersihan akuarium dapat
dilakukan dengan cara menyikat atau
Persiapan ikan uji menyemprot dengan air bertekanan tinggi.
Penyiapan ikan meliputi penimbangan Kematian ikan selama penelitian dicatat,
berat ikan dan pengukuran panjang ikan, agar sampel ikan pada awal dan akhir penelitian
didapatkan ikan yang seragam. Benih ikan diambil.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) Pengukuran Kualitas Air
berumur 60 hari, dengan panjang antara 7-8 cm Pengukuran kualitas air dilakukan
dan berat antara 5-7 gr, berjumlah 120 ekor, setiap 10 hari pemeliharaan, meliputi
dalam tiap-tiap akuarium 10 ekor benih ikan pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut,
yang sehat dan tidak terserang penyakit. amoniak dan salinitas. Dari awal hingga akhir
Penebaran benih ke dalam akuarium dilakukan penelitian.
pada kegiatan sore hari dengan adaptasi
Pengumpulan Data
terlebih dahulu selama 3 hari tidak diberi
Penelitian ini diperlukan pengukuran
pakan.
beberapa kualitas air yang digunakan dalam
Cara Penimbangan benih Ikan wadah sampel maupun pengukuran pada
Penimbangan ikan dilakukan dengan hewan uji; pengukuran kualitas air terdiri dari
cara mengambil wadah kecil yang telah diberi pengukuran salinitas, suhu, pH, oksigen
air laut dan ditimbang terlebih dahulu, setelah terlarut dan amoniak, sedangkan pengukuran
itu baru ikan di masukan ke dalam wadah dan hewan uji meliputi pangukuran berat dan
ditimbang lagi. Ikan ditimbang menggunakan panjang, digunakan alat penggaris dengan
timbangan analitik. Hasil berat ikan yang di ketelitian 1 mm dan timbangan analitik untuk
dapat yaitu berat timbangan akhir dikurangi mengukur berat. Pengukuran ini dilakukan
dengan berat timbangan awal. Pengukuran setiap 10 hari sekali.
panjang ikan dilakukan dengan dengan
menggunakan penggaris (ketelitian 1 mm). Analisis Data
Laju Pertumbuhan Harian atau
Pemeliharaan Benih Ikan Kakap Putih (Lates Specific Grow Rate(SGR)
calcarifer, Bloch) Penghitungan laju pertumbuhan harian
Pemeliharaan benih ikan Kakap Putih digunakan rumus yang dikemukakan oleh
(Lates calcarifer, Bloch) dilakukan di akuarium. Hariati (1989), sebagai berikut :
Jenis pakan yang diberikan adalah pakan
buatan berbentuk pellet kering yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran bukaan mulut ikan.
Pakan buatan (pellet) diberikan selama 40 hari,
pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada Keterangan :
pagi dan sore hari. Pengukuran pertumbuhan SGR = Laju Pertumbuhan Harian (%)
Jaya et al., Laju Pertumbuhan dan Tingkat ........ 59

Wt = Bobot rata-rata ikan di akhir b. Jumlah Kuadrat Perlakuan


pemeliharaan (ekor)
W0 = Bobot rata-rata ikan di awal
pemeliharaan (ekor)
t = Lama waktu pemeliharaan (hari) c. Jumlah kuadrat Galat

JK Galat = JK Total – JK Perlakuan


Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak Parameter uji pertama pada penelitian
digunakan untuk menghitung pertambahan ini adalah laju pertumbuhan dan tingkat
panjang ikan selama pemeliharaan, dengan kelangsungan hidup benih Ikan Kakap Putih
menggunakan rumus, sebagai berikut : (Lates calcarifer, Bloch). Pertumbuhan meliputi
pertumbuhan berat tubuh dan pertumbuhan
panjang tubuh.
Keterangan :
TL1 = Panjang total pada akhir pemeliharaan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
(cm)
Komposisi pakan
TL0 = Panjang total pada awal pemeliharaan
Kandungan komposisi pakan buatan (pellet)
(cm)
ikan Kakap Putih pada saat pemeliharaan ikan
Lm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 1. Kandungan komposisi pakan buatan
Survival Rate (SR)
(pellet) ikan Kakap Putih
Survival Rate (SR) yaitu persentase
jumlah benih ikan Kakap Putih yang masih
hidup, setelah diberi pakan. Penghitungan SR
dilakukan pada akhir penelitian. Penghitungan
kelangsungan hidup dirumuskan oleh
(Mudjiman, 2005) sebagai berikut :

Keterangan :
A : Pakan Pellet Merk KRA (kontrol)
Keterangan : B : Pakan Pellet Merk Cargil
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%) C : Pakan Pellet Merk Hi Pro Vite
Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir D : Pakan Pellet Merk Turbo Feed
pemeliharaan
N0 = Jumlah ikan yang hidup pada awal Berdasarkan Tabel di atas terlihat
pemeliharaan bahwa kandungan pakan buatan (pellet) pada
saat penelitian yang terdiri dari protein, lemak,
Rancangan Acak Lengkap ( RAL) kadar air, serat kasar, dan abu. Kandungan
Rancangan acak lengkap syaratnya protein yang paling tinggi terdapat pada pakan
adalah hanya ada satu peubah bebas A dengan persentase 50%, sedangkan pakan
(independent variable) yang disebut perlakuan, yang paling rendah proteinnya adalah pakan D
jadi tidak ada peubah lain selain perlakuan dengan persentase 16%.
yang mempengaruhi respons hasil penelitian Jumlah protein yang dibutuhkan ikan
(dependent variable), berikut rumus-rumus dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
perhitungannya : ukuran ikan, suhu air, jumlah pakan yang
dimakan, kesediaan dan kualitas pakan alami
a. Jumlah Kuadrat Total dan protein. Lingkungan juga sangat
mempengaruhi protein yang dibutuhkan
(Sudjiharno, 1999). Beberapa Pustaka
menyebutkan bahwa tingkat protein optimum
dalam pakan untuk pertumbuhan ikan berkisar
60 Maspari Journal Volume 5, Nomor 1, Januari 2013:56-63

antara 25-50% (Lovell, 1989). Menurut Wong SGR : Laju Pertumbuhan Harian (%)
dan Chou (1989) dalam Akbar (1991),
kebutuhan protein ikan Kakap Putih pada Pertumbuhan harian berfungsi untuk
masa pendederan dan penggelondongan menghitung persentase pertumbuhan berat
sebesar 45-50%. Kandungan lemak pada pakan ikan per hari. Hasil penelitian ini menunjukkan
berkisar antara 4-13%, kandungan lemak yang bahwa laju pertumbuhan harian yang paling
paling tinggi terdapat pada pakan D yaitu tinggi adalah pakan A yaitu 22.18%. Pakan B
dengan presentase 13%, sedangkan kandungan 17.7% , pakan C 16% dan pakan D 8.82%,
lemak yang paling rendah terdapat pada pakan dengan demikian dapat dikatakan bahwa
C dengan persentase 4%. pakan A adalah pakan yang paling baik karena
Keberadaan lemak dalam pakan nilai laju pertumbuhannya paling tinggi
sebagai sumber asam lemak dan energi yang diantara pakan yang lain.
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan Hasil penelitian menunjukkan
pertumbuhan ikan, terutama ikan daerah tropis. bahwa pakan A yaitu sebesar 50%
Selain itu, lemak berfungsi pula dalam menghasilkan laju pertumbuhan yang tertinggi.
membantu penyerapan vitamin yang larut Hal ini kemungkinan karena pakan ini
dalam lemak. Lemak berperan pula dalam mempunyai keseimbangan energi dan protein
struktur biologis membran serta yang memenuhi kebutuhan ikan, sehingga
mempengaruhi aroma dan tekstur pakan. lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi dapat
dimanfaatkan dengan efisien sebagai sumber
energi, sementara protein dimanfaatkan dalam
Tabel 2. Berat rata-rata dan Panjang rata-rata sintesis protein tubuh ikan. Hal ini terbukti
ikan Kakap Putih dari rendahnya kadar lemak tubuh ikan yang
menandakan bahwa lemak yang dideposit
menjadi lemak tubuh lebih sedikit
dibandingkan yang dibakar menjadi energi.

Tabel 4. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Keterangan :
A : Pakan Pellet Merk KRA (kontrol)
B : Pakan Pellet Merk Cargil
C : Pakan Pellet Merk Hi Pro Vite Keterangan :
D : Pakan Pellet Merk Turbo Feed A : Pakan Pellet Merk KRA (kontrol)
B : Pakan Pellet Merk Cargil
Tabel 3. Laju Pertumbuhan Harian Ikan C : Pakan Pellet Merk Hi Pro Vite
Kakap Putih D : Pakan Pellet Merk Turbo Feed
TL1 : Panjang total pada akhir pemeliharaan
(cm)
TL0 : Panjang total pada awal pemeliharaan (cm)
Lm : Pertumbuhan panjang mutlak (cm)

Keterangan :
Berdasarkan Tabel di atas terlihat
A : Pakan Pellet Merk KRA (kontrol)
bahwa rata-rata pertumbuhan panjang mutlak
B : Pakan Pellet Merk Cargil
yang paling tinggi adalah pakan A yaitu 2.16
C : Pakan Pellet Merk Hi Pro Vite
cm, pakan B 1.90 cm, pakan C 1.81 cm dan
D : Pakan Pellet Merk Turbo Feed
pakan D 1.10 cm, pertumbuhan panjang yang
W0 : Berat rata-rata awal pemeliharaan
paling tinggi adalah pakan A, karena pakan A
Wt : Berat rata-rata akhir pemeliharaan
mengandung protein yang paling tinggi di
t : Lama pemeliharaan (hari)
bandingkan pakan lain. Ikan yang
mengkonsumsi pakan yang kandungan protein
yang tinggi maka akan cepat tumbuh baik itu
berat maupun panjang (Sudjiharno, 1999).

Tabel 5. Survival Rate (SR) Keterangan :


Angka rata-rata yang diikuti oleh notasi yang
sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5
%

Keterangan : Rata-rata berat tubuh ikan kakap putih


A : Pakan Pellet Merk KRA (kontrol) selama pemeliharaan berdasarkan uji analisa
B : Pakan Pellet Merk Cargil sidik ragam (ANOVA) dapat dilihat pada
C : Pakan Pellet Merk Hi Pro Vite Tabel di bawah ini :
D : Pakan Pellet Merk Turbo Feed
SR : Tingkat kelangsungan hidup (%) Tabel 7. ANOVA Rata-rata Berat Tubuh Ikan
Nt : Jumlah ikan yang hidup pada akhir Kakap Putih
pemeliharaan
N0 : Jumlah ikan yang hidup pada awal
pemeliharaan

Berdasarkan Tabel diatas persentase


tingkat kelangsungan hidup sangat tinggi, Keterangan :
yaitu mencapai 100% untuk pakan A,C, dan D, Angka rata-rata yang diikuti oleh notasi yang
terlihat bahwa tingkat kelangsungan hidup sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5
selama penelitian sangat baik, dari tabel diatas %
hanya terlihat pada pakan B saja yang tingkat
kelangsungan hidupnya mencapai 99.2%. Hal Analisa Sidik Ragam Laju Pertumbuhan
ini menunjukkan bahwa kualitas air selama Hasil Analisa Sidik Ragam,
penelitian masih dalam keadaan yang layak menyatakan bahwa perlakuan pemberian
untuk menunjang derajat kelangsungan hidup pakan buatan (pellet), menyebabkan terjadinya
benih Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch). perbedaan tidak nyata terhadap laju
(Madinawati, 2011). pertumbuhan benih ikan kakap putih (Lates
calcarifer, Bloch) pada skala laboratorium.
Analisa Statistik
Tabel 8. Analisa Sidik Ragam Laju
Uji Analisa Sidik Ragam (ANOVA) Laju Pertumbuhan
Pertumbuhan Ikan Kakap Putih Selama
Pemeliharaan
Rata-rata panjang ikan berdasarkan uji
analisa sidik ragam (ANOVA) dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini :

Keterangan : * = berbeda tidak nyata


Jaya et al., Laju Pertumbuhan dan Tingkat ........ 61 F Hitung < F Tabel → maka terima H0 dan tolak
H1 (berbeda tidak nyata)

62 Maspari Journal Volume 5, Nomor 1, Januari 2013:56-63


Tabel 6. ANOVA Rata-rata Panjang Tubuh
Ikan Kakap Putih
Analisa Sidik Ragam Tingkat Kelangsungan
Hidup
Hasil Analisa Sidik Ragam, peranan sangat penting dalam pengaturan
menyatakan bahwa perlakuan pemberian aktifitas, pertumbuhan, nafsu makan, dan
pakan buatan (pellet), menyebabkan terjadinya mempengaruhi proses pencernaan makanan.
perbedaan tidak nyata terhadap tingkat Derajat
kelangsungan hidup benih ikan kakap putih Keasaman atau pH selama penelitian berkisar
(Lates calcarifer, Bloch) pada skala laboratorium. antara 7.92-8.03 serta oksigen terlarut berkisar
antara 5.16 mg/l -5.55 mg/l. Menurut Ahmad
Tabel 9. Analisa Sidik Ragam Tingkat (1991) dalam Sudjiharno (1999), oksigen terlarut
Kelangsungan Hidup 5-8 mg/l memberikan pertumbuhan yang cepat
bagi ikan-ikan peliharaan.
Seperti halnya oksigen terlarut, pH air
laut cenderung tidak masalah karena sifatnya
yang sedikit basa. pH air laut umumnya
berkisar antara 7.5-8.5.
Amoniak (NH3-N) selama penelitian
Keterangan : * = berbeda tidak nyata berkisar antara 0.011 mg/l-0.68 mg/l, Menurut
F Hitung < F Tabel → maka terima H0 dan tolak Sudjiharno (1999), kandungan
H1 (berbeda tidak nyata) Amoniak/Nitrogen (NH3-N) yang dianjurkan
untuk budidaya sebaiknya kurang dari 5 ppm.
Kualitas Air
Kisaran nilai kualitas air selama IV. KESIMPULAN
penelitian dapat dilihat pada Tabel di bawah
ini : Laju pertumbuhan harian yang paling
tinggi adalah pakan KRA yaitu 22.18% dan
Tabel 10. Kualitas Air Laju pertumbuhan harian yang paling rendah
adalah pakan Turbo Feed yaitu 8.82%,
sedangkan tingkat kelangsungan hidup pada
pakan KRA, Hi Pro Vite, Turbo Feed selama
penelitian sebesar 100% dan pakan Cargil
sebesar 99.2%. Analisa Sidik Ragam laju
pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup
menyatakan bahwa perlakuan pemberian
pakan buatan (pellet), menyebabkan terjadinya
perbedaan tidak nyata terhadap laju
pertumbuhan benih ikan kakap putih (Lates
Keterangan : calcarifer, Bloch ) pada skala laboratorium.
K : Pakan Pellet Merk KRA (kontrol)
A : Pakan Pellet Merk Cargil
B : Pakan Pellet Merk Hi Pro Vite DAFTAR PUSTAKA
C : Pakan Pellet Merk Turbo Feed
Akbar, S., 1991. Dietary Nutrient Requirement
Salinitas air laut selama penelitian Review for Seabass (Lates calcarifer Bloch)
berkisar antara 32 ppt. Menurut Sudjiharno and Groupers (Epinephelus spp). Institute
(1999) ikan Kakap Putih mempunyai of Aquaculture Stirling, University of
kemampuan bertoleransi terhadap salinitas Stirling Scotland-United Kingdom.
sangat tinggi. Ikan Kakap Putih mampu hidup Asikin. 1985. Budidaya Ikan Kakap. Penebar
pada kisaran salinitas 0-33 ppt , Suhu Swadaya, Jakarta
air selama penelitian berkisar antara 28.50C- Chan. W.L., 1982. Management of The Nursery of
28.80C., Menurut Gunarso (1985) dalam Sari et Seabass Fry in : Report of Training Course
al.(2009), kisaran suhu yang diperlukan untuk on Seabass Spawning and Larval Rearing.
ikan-ikan budidaya daerah tropis berkisar SCS/GEN/82/39. South China
antara 27 0C-32 0C, Suhu perairan mempunyai SeaFisheries Development and
Jaya et al., Laju Pertumbuhan dan Tingkat ........ 63

Coordinating Programme, Manila,


Philiphina.
Dunstan, D.J. 1959, The barramundi in
Queensland waters. Technical Paper
Division of Fisheries and
Oceanography CSIRO Australia, No 5,
22P.
Hariati, A. M. 1989. Makanan Ikan.UNIBRAW /
LUW / Fishries Product Universitas
Heemstra, P.C. and J.E. Randall. 1993.
Groupers of The World. FAO Species
Cataloque. Food and Agriculture.
Madinawati, Serdiati N, Yoel. 2011. Pemberian
Pakan yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Media Litbang Sulteng. Vol. IV. No. 2 :
83-87.
Sari, W. P, Agustono, Cahyoko, D. 2009.
Pemberian Pakan Dengan Energi Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih
Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis).
Jurnal Penelitian Budidaya Perikanan
Universitas Hang tuah. Surabaya. 18
hlm.
Subyakto, S. dan S Cahyaningsih. 2003.
Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sudjiharno. 1999. Budidaya Ikan Kakap Putih
(Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring
Apung. Departemen Pertanian
Direktorat Jenderal Perikanan Balai
Budidaya Laut Lampung. 65 hlm.

Anda mungkin juga menyukai