Anda di halaman 1dari 6

2.4.

4 Tujuan Evaluasi

Tujuan Evaluasi Program Menurut (Endang Mulyatiningsih,2011), evaluasi program


dilakukan dengan tujuan untuk:

a. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil


evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.

b. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu


diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.

Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program
dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam
evaluasi program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan
penelitian.

Menurut (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2009), terdapat perbedaan
yang mencolok antara penelitian dan evaluasi program adalah sebagai berikut:

a. Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu


kemudian hasilnya dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program pelaksanan
ingin menetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan
program, setelah data yang terkumpul dibandingkan dengan criteria atau standar
tertentu.

b. Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntut oleh rumusan masalah karena ingin
mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program
pelaksanan ingin mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pgogram, dan apabila tujuan
belum tercapai sebagaimana ditentukan, pelaksanan ingin mengetahui letak
kekurangan itu dan apa sebabnya.

Dengan adanya uraian diatas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan
penelitian evaluatif. Pada dasarnya penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengetahui akhir
dari adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang
pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya
2.4.5 Langkah-langkah Evaluasi

Langkah-langkah evaluasi program menurut (Oemar Hamalik,2008) adalah sebagai


berikut:

a. Menyusun suatu rencana evaluasi dalam bentuk kisikisi apa yang akan dinilai
berkaitan dengan tujuan program.

b. Menyusun instrumen evaluasi, misalnya. skala, daftar rentang, pedoman observasi/


kuesioner, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi.

c. Melaksanakan pengamatan lapangan, yaitu mengumpulkan data dari responden atau


sampel evaluasi.

d. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, selanjutnya dapat ditentukan tingkat


keberhasilan program, kelemahan -kelemahan atau kendala-kendala untuk diperbaiki.

e. Mengajukan sejumlah rekomendasi terhadap program yang telah dievaluasi tersebut.

f. Menyusun laporan evaluasi dan menyebarluaskan hasil evaluasi kepada pihak yang
berkepentingan.

Sedangkan menurut (Notoatmodjo,2003) langkah-langkah evaluasi program adalah


sebagai berikut:

a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni apa yang akan dievaluasi
terhadap program yangdievaluasi

b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program


yang akan dievaluasi

c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan

d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan


evaluasitersebut

e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah


ditetapkan tersebut serta memberikanpenjelasan-penjelasan

f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih anjut terhadap program


berikutnya berdasarkan hasi evaluasitersebut.
2.4.6 Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi program adalah sebagai berikut:


1. Relevansi
Relevansi Menurut Prayitno (2001) relevansi dipakai untuk memeriksa
rasionalisasi relevansi suatu program yaitu memeriksa relevansi antara masalah,
kebijaksanaan, tujuan atau jawaban masalah, kegiatan, unit kerja, dsb. Relevansi juga
dapat dipakai untuk menilai pengadaan/penghentian suatu program, yaitu :
1) Adanya dasar yang kuat (kriteria) pengadaan/pelaksanaan program antara lain
adanya akibat negatif bila program tidak ada serta adanya relevansi sosial
yang meliputi tujuan program sesuai dengan tujuan nasional kesehatan,
terdapatnya kontribusi yang jelas dari program tersebut terhadap keadaan
kesehatan masyarakat, metodenya cukup sederhana, dan program tersebut
dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
2) Adanya dasar yang kuat untuk menghentikan program misalnya bila
masalahnya sudah hilang atau usaha yang dilakukan tidak memberikan hasil.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi relevansi bersifat
kualitatif atau intuitif.yanan dengan kebutuhan masyarakat di lingkungannya,
baik lokal maupun global.
2. Kecukupan (adequacy)
Kecukupan menunjukkan tingkat ketercapaian persyaratan ambang yang
diperlukan untuk penyelenggaraan suatu program untuk mengatasi masalah yang
sebenarnya di masyarakat. Evaluasi kecukupan lebih banyak berkaitan dengan keluaran
(hasil) terhadap kebutuhan atau sasaran seharusnya atau masalah kesehatan yang harus
ditanggulangi. Adequacy dibedakan atas: Adequacy of effort dan Adequacy of
performance.
a. Adequacy of effort
Effort = the amount of actions. (input)
b. Adequacy of performance.
Performance = Activity + Achievement. (Output).

3. Progress
Progress atau pengamatan kemajuan adalah perbandingan antara rencana dan
kenyataan yang ada. Tujuan progress atau monitoring ialah pengawasan jalannya usaha
kegiatan, atau melihat kemajuan yang telah dicapai. Progress dilaksanakan pada saat
kegiatan program sedang berjalan, karena itu identitas dan tindakan koreksi terhadap
penyebab hambatan akan selalu dijumpai pada evaluasi progress.

4. Equity (keadilan)
Equity adalah kemampuan akses dari organisasi bisnis dalam memberikan layanan
baik dari aspek distribusi layanan (geografi), aspek sosio-ekonomi masyarakat maupun
aspek epidemiologi penyakit (berat ringan dan jenis penyakit). Equity banyak digunakan
pada layanan sosial seperti kesehatan masyarakat. Karena itu equity merupakan indikator
kunci (tolok ukur) keberhasilan layanan kesehatan.

5. Efisiensi
Efisiensi menggambarkan hubungan antara hasil yang dicapai suatu program
kesehatan dengan usaha-usaha yang diperkirakan dalam pengertian: tenaga manusia
(sumber-sumber lain, keuangan, proses-proses dibidang kesehatan, teknologi dan waktu).
Dibedakan efisiensi teknis dan efisiensi biaya. Efisiensi biaya bila hasil suatu unit
pelayanan: misalnya kunjungan, vaksinasi dan lain-lain dikaitkan dengan uang. Efisiensi
teknis bila hasil suatu unit pelayanan dikaitkan dengan waktu, metode, sumberdaya dan
sumber lain.

6. Efektivitas
Efektivitas menggambarkan akibat atau efek yang diinginkan dari suatu program,
kegiatan, institusi dalam usaha mengurangi masalah kesehatan. Efektivitas juga
dipergunakan untuk mengukur derajat keberhasilan dari suatu usaha tersebut dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan
program (target) yang telah ditetapkan yang diukur dari hasil/keluaran nyata dari
program. Efektivitas juga dapat ditentukan dari perbandingan efek (outcome)
dibandingkan dengan keluaran (output).

7. Dampak (Impact)
Menggambarkan akibat keseluruhan dari program, kegiatan, institusi dalam
pengembangan kesehatan masyarakat dan pengembangan sosio-ekonomi.Penilaian
dampak dibidang kesehatan, terutama ditujukan untuk menentukan perubahan akibat
pelaksanaan program agar dapat memberikan keuntungan kepada derajat kesehatan
(Health status).
Daftar Pustaka:
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2009). Evaluasi Program. Pendidikan.
Jakarta. Bumi Aksara

Endang Mulyatiningsih, 2011. Evaluasi Proses Suatu Program, Bumi Aksara. Jakarta

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika

Prayitno, Subur. 2001. Dasar-Dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat. Surabaya :


Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai