Anda di halaman 1dari 12

Pelayanan Gizi Di Instalasi Rawat Inap Covid-19

Elsa Rosanti*, Yesica Devis, Herman M. Purwonegoro


Prodi Magister Kesehatan Masyarakat
STIKes Hang Tuah
rosanti.elsa14@gmail.com

Abstrak: Tingginya angka penyebaran Covid-19 di Kota Dumai berdasarkan data gugus
tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Dumai sampai tanggal 22 November 2021
kasus Covid-19 mencapai 10.329 orang. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis proses
manajemen pelayanan gizi pasien Covid-19 pada Instalasi rawat inap Covid-19 RSUD Kota
Dumai tahun 2021, serta mahasiswa mampu memberikan masukan dalam rangka
memberikan alternative solusi atas permasalahan yang ditemukan saat Penelitian. Proses
kegiatan Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara langsung di bagian
kegiatan pelayanan bagian gizi di RSUD Kota Dumai. Metode penentuan prioritas masalah
menggunakan metode USG (Urgency, Serriousness, Growth). USG merupakan metode
penentuan prioritas masalah menggunakan system skor. Pengamatan terkait dengan observasi
terhadap semua kegiatan dalam kegiatan manajemen gizi mulai dari input, proses dan output.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang melibatkan beberapa pihak yaitu Kepala Instalasi
Gizi dan kepala ruangan gizi maka masalah yang menjadi prioritas dan akan dibuat Alternatif
Pemecahan Masalah adalah “Belum optimalnya proses pelayanan gizi pasien Covid-19”.
Alternatif pemecahan melakukan peningkatan pengetahuan dan motivasi petugas dengan
sosialisasi dan mengirimkan petugas gizi mengikuti pelatihan terkait pelayanan gizi pasien
rawat inap Covid-19, serta melakukan Skrining Gizi, Asuhan Gizi dan Pendistribusian
makanan secara langsung kepada Pasien Rawat Inap Covid-19 RSUD Kota Dumai.
Kata kunci : Pelayanan Gizi Covid-19, Gizi Covid-19, Manajemen Gizi Covid-19

Nutrition Services In Installation Installing Covid-19

Abstract: The high number of Covid-19 spread in Dumai City based on data from the Dumai
City Covid-19 acceleration task force until November 22, 2021, Covid-19 cases reached
10,329 people. The purpose of this study was to analyze the nutritional service management
process for Covid-19 patients at the Covid-19 inpatient installation at the Dumai City
Hospital in 2021, and students were able to provide input in order to provide alternative
solutions to the problems found during the study. The process of this research activity using
direct observation and interview methods in the service activities section of the nutrition
section at the Dumai City Hospital. The method of determining the priority of the problem
uses the USG (Urgency, Seriousness, Growth) method. USG is a method of determining the
priority of problems using a scoring system. Observations related to the observation of all
activities in nutrition management activities starting from the input, process and output.
Based on the results of interviews involving several parties, namely the Head of the Nutrition
Installation and the head of the nutrition room, the problem that becomes a priority and an
alternative problem solving will be made is "The process of nutrition services for Covid-19
patients is not yet optimal". The alternative solution is to increase the knowledge and
motivation of officers by socializing and sending nutrition officers to take part in training
related to nutritional services for Covid-19 inpatients, as well as conducting Nutrition
Screening, Nutritional Care and food distribution directly to Covid-19 Inpatients at the
Dumai City Hospital.
Keywords :Covid-19 Nutrition Services, Covid-19 Nutrition, Covid-19 Nutrition Management
Pemerintah juga menetapkan Status
1. PENDAHULUAN
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat melalui
Covid-19 adalah penyakit infeksi
Kepres no 11 tahun 2020 dan Peraturan
yang disebabkan oleh jenis virus corona
Pemerintah (PP) nomor 21 tahun 2020
terbaru (novel coronavirus). Virus dan
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
penyakit ini diketahui pertama kali pada
(PSBB) dalam Rangka percepatan
saat terjadi wabah di kota Wuhan, Cina
Penanganan Covid-19. Pembatasan
sejak Desember 2019. Coronavirus-19
kegiatan sebagaimana dimaksud PP Nomor
(COVID-19) telah dinyatakan sebagai
21, pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan
pandemi oleh WHO (WHO, 2020).
memperhatikan pemenuhan kebutuhan
Peningkatan jumlah kasus berlangsung
dasar penduduk, antara lain kebutuhan
cukup cepat, dan menyebar ke berbagai
pelayanan kesehatan, kebutuhan pangan,
negara dalam waktu singkat. Sampai
dan kebutuhan kehidupan sehari-hari
dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO
lainnya.
melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi
dengan 545.481 kematian di seluruh dunia RSUD Kota Dumai merupakan satu
(Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Indonesia satunya rumah sakit pemerintah tipe B yang
melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
Maret 2020. Sementara di provinsi Riau tengah tengah masyarakat. Peran rumah
kasus pertama di laporkan 18 maret 2020. sakit antara lain melakukan perawatan dan
pengobatan pasien Covid-19. Perawatan
Kasus meningkat dan menyebar
pasien Covid-19 dirawat inap rumah sakit
dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia.
tidak lepas dari pelayanan gizi . Sistem
Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020
pelayanan makanan di rumah sakit
Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736
merupakan bagian penunjang dalam
kasus konfirmasi Covid-19 dengan 3.417
pelayanan kesehatan yang merupakan
kasus meninggal (CFR 4,8%). Menanggapi
bagian dari terapi medis. Selama ini
situasi penyebaran Covid-19 yang begitu
pelayanan makanan di rumah sakit seolah
cepat, Presiden Republik Indonesia telah
berdiri sendiri, padahal dalam sistem
menyatakan status Tanggap Darurat pada
operasinya sistem pelayanan makanan
tanggal 17 Maret 2020. Telah dikeluarkan
harus bekerja beriringan dengan pelayanan
juga Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun
medis dan sistem pelayanan lainnya yang
2020 tentang Penetapan Bencana Non alam
beroperasi di rumah sakit guna memberikan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019
pelayanan yang optimal kepada pasien.
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
Instalasi gizi rumah sakit adalah covid diantara lain belum adanya SOP
unit yang mengelola pelayanan gizi bagi ( Standar Operasional Prosedur ) khusus
pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien covid, Pramusaji yang tidak bisa
keluarga pasien. Pelayanan gizi merupakan mengahantarkan makanan pasien karena
suatu upaya memperbaiki, meningkatkan cemas dan takut penularan Covid-19,
gizi, makanan dietetik masyarakat, sehingga makanan sampai ke pasien sudah
kelompok, individu atau klien (Permenkes, tidak tepat waktu makan dan sudah dalam
2013). Adanya pandemic ini mengharuskan keadaan dingin, Petugas nutrisionis yang
kontak minimal antara Ahli Gizi maupun tidak bisa melakukan skrining langsung
pramusaji makanan rumah sakit dengan pada pasien Covid-19, kurangnya
pasien Covid-19, guna memberikan kepatuhan pramusaji dalam menggunakan
pelayanan gizi optimal untuk menunjang APD, Mencuci tangan 6 langkah dan tidak
kesembuhan pasien Covid-19 dan konsistennya pramusaji dalam
menjamin keamanan petugas kesehatan menggunakan masker. Tidak adanya
dengan melaksanakan kontak minimal pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi
dengan pasien. petugas instalasi gizi, tidak adanya
pelatihan bagi tenaga gizi dalam
Berdasarkan latar belakang, yang
melaksanakan pelayanan gizi pasien Covid-
dikemukakan diatas, ditemukan beberapa
19.
masalah dalam melakukan pelayanan gizi
16 November 2021 ditemukan beberapa
2. METODE
masalah dalam melakukan pelayanan gizi
Penelitian ini bersifat kualitatif
covid diantara lain belum adanya SOP (
Rapid Assesment Procedure. Lokasi
Standar Operasional Prosedur ) khusus
penelitian bertempat di Instalasi Gizi
pasien Covid-19 , Pramusaji yang tidak
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai
bisa mengahantarkan makanan pasien
pada tanggal 15 s/d 30 November 2021.
karena cemas dan takut penularan Covid-
Pengumpulan data yang meliputi
19, sehingga makanan sampai ke pasien
wawancara mendalam kepada Kepala
sudah tidak tepat waktu makan dan sudah
Instalasi Gizi, kepala Ruangan Gizi, dan
dalam keadaan dingin, Petugas nutrisionis
pasien Covid-19 yang pernah dirawat inap
yang tidak bisa melakukan skrining
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
langsung pada pasien Covid-19, kurangnya
Dumai, Teknik pengambilan informan
adalah Pusposive Sampling, observasi awal kepatuhan pramusaji dalam menggunakan
APD, Mencuci tangan 6 langkah dan tidak
di Instalasi gizi Rumah Sakit pada tanggal
konsistennya pramusaji dalam Kecil, Nilai 2 = Kecil, Nilai 3 = Sedang,
menggunakan masker. Tidak adanya Nilai 4 = Besar, Nilai 5 = Sangat Besar,
pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi Nilai akhir / skor dirumuskan dengan P = U
petugas instalasi gizi, tidak adanya + S + G Rangking prioritas diurutkan
pelatihan bagi tenaga gizi dalam berdasarkan skor tertinggi.
melaksanakan pelayanan gizi pasien Covid-
3. HASIL
19.
Analisis situasi unit kerja pada
Dari beberapa masalah yang telah Instalasi Gizi Rumah Sakit adalah
ditemukan berdasarkan hasil wawancara serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi
dengan informan, maka penentuan prioritas yang berkesinambungan dimulai dari
masalah dilakukan menggunakan metode perencanaan diet hingga evaluasi rencana
USG (Urgency, Serriousness, Growth). diet diruang rawat inap. Tujuan dari
Metode ini menggunakan skor untuk kegiatan ini memberikan pelayanan kepada
menentukan prioritas masalah. (1). Urgency pasien rawat inap agar memperoleh gizi
(Tingkat urgensi masalah) Dilihat dari yang sesuai dengan kondisi penyakit dalam
tersedianya waktu, mendesak atau tidak upaya mempercepat proses penyembuhan
masalah tersebut diselesaikan, artinya dengan memperpendek hari rawat.
masalah akan semakin gawat jika tidak (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
segera ditanggulangi. (2). Serriousness Indonesia No. 78 tahun 2013).
(Tingkat keseriusan masalah) Dengan
Fungsi Manajanemen
melihat dampak masalah tersebut terhadap
Fungsi perencanaan (Planning)
produktifitas kerja, pengaruh terhadap
berisikan Visi dan Misi sebagai statement
keberhasilan, membahayakan sistem atau
yang merupakan sarana untuk
tidak. Apabila masalah tidak diselesaikan
mengkomunikasikan suatu sikap, etos, dan
dengan cepat akan berakibat serius pada
budaya kerja yang pada nantinya
masalah lainnya. (3). Growth (Tingkat
diterapkan oleh setiap personalia dengan
perkembangan masalah) Apakah masalah
harapan mampu untuk mencapai tujuan
tersebut berkembang sedemikian rupa
organisasi yang diharapkan, Visi Instalasi
sehingga sulit untuk dicegah, artinya
Gizi RSUD Kota Dumai “Tercapainya
apabila masalah tersebut tidak segera
pelayana gizi pasien yang optimal dan
diatasi pertumbuhannya akan berjalan
bermutu” dan Misi Instalasi Gizi RSUD
terus. Sedangkan keterangan pemberian
Kota Dumai Menyelenggarakan pelayanan
skor sebagai berikut : Nilai 1 = Sangat
gizi secara professional dan bermutu untuk didapati masalah kurangnya kepatuhan
mencapai dan mempertahankan status gizi pamusaji dalam penggunaan APD dan
optimal dan mempercepat penyembuhan kurang kepatuhan pramusaji dalam
dengan cara : (1). Pengadaan dan menerapkan cuci tangan 6 langkah saat
penyediaan makanan bagi pasien, (2). pendistribusian makanan selalu menjadi
Pelayanan gizi di ruang rawat inap (IRNA), masalah yang ditemukan dilapangan
(3). Penyuluhan/ konsultasi gizi, (4). meskipun supervisi dilakukan. Fungsi
Penelitian dan pengembangan gizi, serta pengendalian meliputi Monitoring terutama
Memberikan pelayanan gizi prima yaitu tentang hygienis dan sanitasi makanan serta
pelayanan yang cepat, tepat dan akurat, jumlah nutrisi yang terkandung dalam
Fungsi Pengorganisasian (Commanding) setiap sajian yang akan di sampaikan
berisikan Struktur Organisasi Instalasi Gizi kepada pasien Covid-19. Monitoring
RSUD Kota Dumai serta uraian Tugas dan lainnya yang selalu dilakukan oleh kepala
penjabaran tugas pokok dan fungsi ruangan adalah monitoring asuhan gizi.
Organisasi Fungsional Instalasi Gizi , Monitoring yang belum bisa dilakukan
Pengkoordinasian (Coordination) tentang adalah monitoring kesehatan petugas gizi
Funsi Pengarahan Kepemimpinan pada yang harusnya dilakukan secara berkala,
Instalasi Gizi dipimpin oleh Kepala serta Evaluasi kinerja petugas gizi
Instalasi dan Kepala Ruangan Gizi serta dilakukan oleh kepala instalasi dan kepala
adanya pendelegasian wewenang kepada ruangan melalui kegiatan rapat bulanan
bawahan, Fungsi Pengendalian yang dilakukan satu bulan sekali, dan
(Controlling) adanya Supervisi pada dilakukan Audit pada Instalasi Gizi yang
Instalasi Gizi dilakukan secara langsung sudah dilakukan adalah audit dokumentasi
oleh kepala ruangan kepada petugas gizi asuhan gizi terkait kepatuhan nutrisionis
setiap hari tanpa ada jadwal khusus, dalam mengisi CPPT.(Fayol,2012).
Dari data diatas maka dapat (5).Belum adanya Pelatihan khusus dalam
disimpulkan Identifikasi masalah yang ada pengelolaan Makanan pasien Covid-19, (6).
di Instalasi gizi RSUD Kota Dumai sebagai Belum adanya reward dan punishment,
berikut : (1). Belum adanya Kebijakan (7).Kurangnya kepatuhan pramusaji dalam
khusus dalam pengelolaan gizi Covid-19 penggunaan APD dan kepatuhan dalam
seperti SOP,Panduan dan Pedoman, mencuci tangan.
(2).Kurangnya pemahaman petugas gizi
Prioritas masalah
tentang pelayanan gizi pasien Covid-19,
Dari beberapa masalah yang telah
(3). Belum optimalnya pelayanan gizi
ditemukan berdasarkan hasil wawancara
pasien rawat inap Covid-19 seperti
dengan informan, maka penentuan prioritas
Skrining Gizi, Asuhan Gizi, Pendistribusian
masalah dilakukan menggunakan metode
makanan dan Penyajian makanan yang
USG (Urgency, Serriousness, Growth).
belum dilakukan secara langsung pada
Metode ini menggunakan skor untuk
pasien rawat inap Covid-19,
menentukan prioritas masalah.
(4).Memotivasi petugas belum dilakukan,
Berdasarkan dari hasil wawancara dan akan dibuat Alternatif Pemecahan
yang melibatkan beberapa pihak yaitu Masalah adalah “Belum optimalnya proses
Kepala Instalasi Gizi dan kepala ruangan pelayanan gizi pasien Covid-19”.
gizi maka masalah yang menjadi prioritas-

FishBone

Alternatife Pemecahan Masalah


dapat mencegah penularan dan
4. PEMBAHASAN
penyebaran Covid 19.
Rencana Intervensi (Plan Of Action)
Program Kerja untuk
yang telah dibuat berdasarkan
meningkatkan pengetahuan dapat
permasalahan yang ditemukan pada
dilakukan dengan melakukan study
Instalasi Gizi RSUD Kota Dumai dapat
banding atau pelatihan tentang
dijelaskan dibawah ini :
pengelolaan Gizi Covid-19 sesuai dengan
Meningkatkan pengetahuan dan
penelitian Triyanti Permatasari, Adik
motivasi petugas dengan sosialisasi dan
Wibowo (2021) yang menyatakan bahwa
mengirimkan petugas gizi mengikuti
untuk meningkatkan pengetahuan petugas
pelatihan terkait pelayanan gizi pasien
Gizi dapat dilakukan Study Banding ke
rawat inap Covid-19
Rumah Sakit Lain yang telah terakreditasi
Munculnya rencana intervensi ini
paripurna.
karena pada saat observasi lapangan,
petugas Gizi memang tidak melakukan Melakukan supervisi oleh kepala

Skrining Gizi, Asuhan Gizi dan ruangan dan komite PPI saat petugas

Pendistribusian makanan secara langsung pramusaji dalam pendistribusian

kepada pasien Rawat Inap Covid 19, makanan.


Elemen terpenting dari manajemen
petugas melakukan skrining Gizi dan
suatu program adalah supervisi. Tanpa
Asuhan Gizi melalui Via telephone pada
adanya supervisi sangat sulit menilai
ruang rawat inap Covid 19 dengan
apakah program tersebut terlaksana
melihat kondisi pasien pada CCTV ruang
dengan baik atau tidak. Kurangnya
rawat inap Covid, dan untuk
kepatuhan pramusaji dalam menggunakan
pendistribusian makanan pasien covid 19
APD seperti masker, gown,dan mencuci
dialkukan dengan cara menitipkan kepada
perawat ruang rawat inap covid agar tangan 6 langkah sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien sangat beresiko
diberikan pada saat perawat akan
terjadinya penularan penyakit kepada
melakukan pemerikasaan atau rawatan
petugas gizi. Mengingat penularan covid
terhadap pasien Covid 19.
sangat cepat maka perlu di lakukan
Pengetahuan petugas Gizi dalam
supervisi oleh kepala ruangan bekerja
penyebaran dan penularan Covid-19
sama dengan komite PPI dalam
sangat penting sehingga perlu suatu
mengawasi kepatuhan tenaga pramusaji
program kerja Instalasi Gizi untuk
dalam menggunakan APD dan mencuci
meningkatkan pengetahuan petugas agar
tangan 6 langkah, sehingga bisa menjadi Pelayanan Gizi belum dianggap
budaya dan kebiasaan pramusaji dalam penting dan prioritas, sehingga terkadang
pendistribusian makanan secara langsung pelayanan gizi sering kali tekendala oleh
kepada pasien, kecilnya anggaran. Misalnya sampai saat
Membuat usulan kepada Kabid ini petugas gizi belum penah mengikuti
Program dan Anggaran agar dapat pelatihan atau pun studi banding terkait
menambah anggaran untuk kegiatan pelayanan gizi pasien dirawat inap Covid-
pelatihan pada instalis Gizi khusus 19, dari penggunaan trolley juga, belum
untuk pasien Covid 19 adanya trolley khusus untuk
Kegiatan yang dilakukan sering pendistribusian makanan pasien rawat
berhadapan pada banyak keterbatasan inap covid_19, sehingga dianggap penting
sumber daya, salah satu yang tidak ringan dari kepala instalasi gizi untuk
dan biasa menjadi alasan dari timbulnya memberikan justifikasi yang tepat kepada
permasalahan yang menghambat direktur tentang pentingnya gizi dalam
kelancaran perjalanan suatu institusi proses penyembuhan penyakit, sehingga
adalah pada dana yang dalam materi terciptanya persepsi yng sama antara
“cash flow” berkaitan dengan sumber petugas gizi dan tim manajemen dan
pembelanjaan (Kemenkes, 2018). tersedianya anggaran untuk memenuhi
Pentingnya kegiatan pelatihan ini kebutuhan dalam pelayanan gizi pada
diberikan kepada petugas gizi agar pasien rawat inap Covid-19.
pengetahuan petugas gizi tentang nutrisi, Membuat Pedoman, Panduan dan SOP
pencegahan dan penyebaran Virus Covid- khusus untuk pelayanan pasien rawat
19 sehingga pelaksanaan skrining inap covid -19 di Instalasi gizi
gizi,asuhan gizi dan pendistribusian Tenaga pengolah harus
makanan rawat inap covid 19 secara mengetahui SOP pengolahan, standar-
langsung kepada pasien oleh petugas standar yang digunakan (standar resep,
dapat terlaksana. Sehingga rencana standar bumbu, maupun standar porsi),
anggaran dapat disusun secepatnya oleh waktu pengolahan, alat, penanganan
Kabid Program melalui usulan Kabid bahan makanan dsb. Untuk memenuhi
Penunjang Medis. persyaratan tersebut penting bagi tenaga
Memberikan penjelasan dan justifikasi pengolah untuk mengikuti pelatihan-
yang tepat kepada Direktur tentang pelatihan yang berkaitan dengan bidang
pentingnya gizi dalam mempercepat kerjanya seperti pelatihan pengolahan
proses penyembuhan pasien Covid-19 bahan makanan (tentang resep, metode
pengolahan, standar yang digunakan), penyembuhan pasien sehingga dianggap
penggunaan peralatan, hygiene sanitasi perlu untuk menyusun kebijakan terhadap
dan lain lain. (Kemenkes, 2018). petugas gizi untuk dapat melakukan
Kebijakan atau regulasi yang pendistribusian makanan pada ruang
mengatur tata cara pelayanan gizi Covid- rawat inap Covid-19.
19 di Instalasi gizi RSUD Kota Dumai Mengusulkan kepada Direktur agar
belum ada. Selama ini pelayanan gizi menyusun kebijakan terhadap petugas
Covid-19 dilakukan sesuai instruksi dari Gizi untuk dapat melakukan skrining
kepala Instalasi gizi dan kepala ruangan secara langsung dengan pasien rawat
gizi. Penularan penyakit Virus Covid-19 inap covid 19 menggunakan APD
yang sangat cepat maka dinilai sangat Skrining gizi yang dilakukan
penting untuk dibuat kebijakan khusus kepada pasien rawat inap Covid-19 saat
pelayanan gizi untuk pasien rawat inap ini menggunakan telepon, namun petugas
Covid-19 berupa SOP, tidak melihat secara langsung kondisi
Pedoman/Panduan. pasien dan tidak bisa mengevaluasi
Mengusulkan kepada Direktur agar asuhan gizi yang telah di berikan kepada
menyusun kebijakan terhadap petugas pasien. Makanan yang diberikan kepada
Gizi untuk dapat melakukan pasien apakah habis atau bersisa, punya
pendistribusian Makanan pada ruang keluhan terhadap makanan atau tidak,
rawat inap Covid 19 secara langsung data ini sangat diperlukan untuk menilai
dengan menggunakan APD. apakah pasien mengalami Malnutrisi atau
Melalui wawancara dan observasi tidak.
dilapangan proses pendistribusian Kebijakan terhadap petugas Gizi
makanan pada pasien rawat inap Covid-19 untuk dapat melakukan skrining secara
dilakukan dengan menitipkan makananan langsung dengan pasien rawat inap Covid-
kepada perawat jaga diruangan rawat inap 19 diusulkan kepada Direktur RSUD Kota
Covid-19. Penyajian makanan diberikan Dumai agas segera terwujud agar
oleh perawat kepada pasien bersamaan pelayanan Gizi terhadap Pasien Covid-19
dengan jadwal tindakan perawat kepada lebih Optimal.
pasien sehingga makanan yang disajikan Menyusun SOP petugas dalam
tidak tepat waktu dan makanan sudah melakukan skrining gizi secara
dalam keadaan dingin menyebabkan langsung kepada pasien rawat inap
selera makan pasien menurun. Gizi sangat Covid-19, terutama pada pasien yang
memegang peranan penting dalam proses perlu perhatian khusus
Hasil wawancara yang dilakukan Gizi untuk dapat melakukan
kepada Kepala Instalasi Gizi didapati pendistribusian Makanan pada ruang
tidak semua pasien Covid-19 yang rawat inap Covid 19 secara langsung
dirawat inap bersedia untuk dilakukan dengan menggunakan APD. Mengusulkan
skrining gizi melalui telepon dengan kepada Direktur agar menyusun kebijakan
alasan pasien susah untuk bernafas, terhadap petugas Gizi untuk dapat
pusing, dan keluhan lainnya. melakukan skrining secara langsung
SOP petugas gizi untuk dengan pasien rawat inap covid 19
melakukan skrining gizi secara lansung menggunakan APD Menyusun SOP
kepada pasien rawat inap Covid-19 sangat petugas dalam melakukan skrining gizi
diperlukan terutama pada pasien yang secara langsung kepada pasien rawat inap
memerlukan perhatian khusus. Covid-19, terutama pada pasien yang
5. SIMPULAN perlu perhatian khusus.
Berdasarkan hasil penelitian 6. SARAN
diperoleh simpulah bahwa Belum Rencana intervensi yang akan
optimalnya pelayanan gizi pasien rawat dilakukan dalam waktu dekat untuk
inap Covid-19 adalah Meningkatkan mengoptimalkan pelayanan Gizi pasien
pengetahuan dan motivasi petugas dengan rawat inap Covid-19 RSUD Kota Dumai
sosialisasi dan mengirimkan petugas gizi adalah dengan melakukan Skrining Gizi,
mengikuti pelatihan terkait pelayanan gizi Asuhan Gizi, Pendistribusian makanan
pasien rawat inap Covid-19, Melakukan dan Penyajian makanan secara lansung
supervisi oleh kepala ruangan dan komite kepada pasien rawat inap Covid-19, untuk
PPI saat petugas pramusaji dalam mengevaluasi tingkat malnutrisi pasien
pendistribusian makanan, Membuat Covid-19 yang dirawat inap agar dapat
usulan kepada Kabid Program dan medukung proses penyembuhan pasien.
Anggaran agar dapat menambah
UCAPAN TERIMAKASIH
anggaran untuk kegiatan pelatihan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
instalis Gizi khusus untuk pasien Covid
Dumai sebagai tempat penelitian.
19, Memberikan penjelasan dan justifikasi
yang tepat kepada Direktur tentang DAFTAR PUSTAKA
pentingnya gizi dalam mempercepat Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A.
proses penyembuhan pasien Covid-19, (2015). Analisis Standar Pelayanan
Mengusulkan kepada Direktur agar Minimal Pada Instalasi Rawat
menyusun kebijakan terhadap petugas Jalan di RSUD Kota Semarang
(Vol. 3). Hubungannya Dengan Kualitas
Banjarnahor, S., Studi, P., & Tenaga Pelaksana Gizi. Penelitian
Keperawatan, I. (2021). Analisa Gizi Dan Makanan (The Journal of
Penularan Covid-19 Pada Perawat Nutrition and Food Research),
Di Rumah Sakit. Jurnal Perawat 42(1), 29–40.
Indonesia, 5(1), 620–628. https://doi.org/10.22435/pgm.v42i1.
https://doi.org/10.32584/jpi.v5i1.85 2419
7 Subardjo, Y. P., Ramadhan, G. R., &
Kemenkes. (2020). Panduan Pelayanan Betaditya, D. (2021). Peningkatan
Gizi dan Dietetik di Rumah Sakit Layanan Gizi bagi Pasien Covid-19
Darurat Dalam Penanganan di Instalasi Gizi RSUD Banyumas.
Pandemik Covid-19. 4(2), 339–347.
Kresnawan, T., & Lumenta, N. (2021). Sulistiyanto, A. D., Handayani, O. W. K.,
MANAGEMEN ASUHAN GIZI & Rustiana, E. R. (2017). Peran
DAN PENYELENGGARAAN Petugas Gizi Dalam Memberikan
MAKANAN PASIEN COVID-19 DI Pelayanan Asuhan Gizi Pada Pasien
RS MENGACU STANDAR SNARS Rawat Inap. Unnes Journal of
1.1. Public Health, 6(2), 75.
RI, K. (2018). Manajemen Sistem https://doi.org/10.15294/ujph.v6i2.1
penyelenggaraan makan institusi 3776
(Wayasari. Lastmi, IrfannyAnwar Z, Triyanti Permatasari, A. W. (2021).
& A. Zul (eds.); 2018th ed.). Pelayanan Gizi Rumah Sakit di
Rita. (2017). ANALISIS MANAJEMEN masa Pandemi Covid-19. Jurmal
PELAYANAN GIZI DI Medika Hutama, 03(01), 1417–
INSTALASI RAWAT INAP 1425.
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KUDUNGGA
SANGATTA TAHUN 2017. In
Occupational Medicine (Vol. 53,
Issue 4).
Rosita, R., Nurlinawati, I., & Lamid, A.
(2019). Manajemen Pelayanan Gizi
Di Wilayah Dengan Status Gizi
Tinggi Dan Rendah Dan

Anda mungkin juga menyukai