Anda di halaman 1dari 26

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Fisika merupakan bagian ilmu pengetahuan yang didasarkan pada hasil
 pengamatan atau observasi. Berdasarkan pandangan tersebut, kebenaran dalam
fisika dengan sendirinya bersifat relatif dan progresif sesuai dengan kemampuan
dan teknik pengamatan atau pengukuran yang berkembang.
Gerak dan gaya termasuk bidang yang dipelajari dalam mekanika, yang
merupakan cabang dari Fisika. Mekanika sendiri dibagi menjadi tiga cabang ilmu,
yaitu kinematika, dinamika, dan statika. Kinematika adalah ilmu yang
mempelajari gerak tanpa memperdulikan penyebab timbulnya gerak. Dinamika
adalah ilmu yang mempelajari akibat gerak yaitu gaya. Sedangkan statika adalah
ilmu yang mempelajari tentang keseimbangan statis benda.
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah
kedudukannya setiap saat terhadap titik acuannya (titik asal). Sebuah benda
dikatakan bergerak lurus atau melengkung. Jika lintasan berubahnya
kedudukannya dari titik asalnya berbentuk garis lurus atau melengkung. Sebagai
contoh: gerak jatuh bebas, gerak mobil di jalan yang lurus, gerak peluru yang
ditembakkan dengan sudut tembak tertentu (gerak parabola) dan sebagainya. Jadi,
lintasan adalah tempat kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang
 bergerak. Jarak adalah merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh materi
atau benda sepanjang gerakannya. Sedangkan perpindahan yaitu perubahan posisi
suatu benda dari posisi awal (acuan) ke posisi akhirnya (tujuannya). Perpindahan
dapat bernilai positif ataupun negative bergantung pada arah gerakannya.
Perpindahan positif jika arah geraknnya ke kanan, negative jika arah geraknya ke
kiri.

1
 

1.2.  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1)  Agar dapat menganalisa besaran-besarn fisika pada gerak lurus beraturan
(GLB).
2)  Agar mampu memprediksi besaran-besarn fisika pada gerak melingkar 
 beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.
3)  Agar dapat menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar dalam gerak 
dan gaya.

2
 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.  Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Ciri-ciri:
  Kecepatan tetap (v konstan)
  Tidak memiliki percepatan (a = 0)

s s

s0 

 
 
v>0

v<0

t t

      

Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu (detik)

Bila terdapat dua benda:


a.  Saling mendekati

V1= (+) V2= (-)


     

 b.  Saling menjauhi dan mengejar 


V1= (+)

s
V2= (+)
     

3
 

2.2.  Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Ciri-ciri:
  Kecepatan berubah (v berubah)
  Percepatan tetap (a konstan)

v a s

  
 
a>0

a<0
a<0

a>0

t t t

   

    

     

    

Keterangan:
s = jarak tempuh (m)
t = waktu yang diperlukan (dt)
v0 = kecepatan awal (m/dt)
vt = kecepatan akhir (m/dt)
a = percepatan (m/dt2)
 jika:
a>0 benda dipercepat
a<0 benda diperlambat

4
 

2.3.  Gerak Jatuh Bebas (GJB)


Ciri-ciri:
  Tidak mempunyai kecepatan awal (v0 = 0)
  Arah percepatan gravitasi ke bawah dan bertanda positif (a = g)
V0=0 Rumus gerak jatuh bebas:
   

h
    

Vt 
 
Keterangan:
h = tinggi benda pada saat dijatuhkan (m)
t = waktu (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan akhir (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2 atau
= 10 m/s2 

2.4.  Gerak Vertikal ke Bawah (GVB)


Ciri-ciri:
  Mempunyai kecepatan awal (v0 ≠ 0) 
  Arah percepatan gravitasi ke bawah dan bertanda positif (a = g)
V0  Rumus:
    

h0 
h
     

    


h’ 
    

5
 

Keterangan:
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan benda kemudian (m/s)
h0 = tinggi benda mula-mula (m)
t = waktu (s)
g = kecepatan gravitasi (m/s2)

2.5.  Gerak Vertikal ke Atas (GVA)


Ciri-ciri:
  Mempunyai kecepatan awal (v0 ≠ 0) 
  Arah percepatan gravitasi ke atas dan bertanda negative (a = -g)
  Pada titik tertinggi, kecepatan benda = 0 (vt = 0)
Rumus:
Vt 
    

     

    


V0 
     
 

A B        

   

h=0

h = (-) h = (-)

6
 

2.6.  Dinamika Gerak 


1)  Hukum-Hukum Newton
a.  Hukum Newton I
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka
 benda itu akan diam atau bergerak lurus beraturan.

 benda diam (v = 0)

∑F = 0

 benda GLB (v tetap)

 b.  Hukum Newton II


Percepatan yang dialami sebuah benda sebanding dengan jumlah gaya
yang bekerja pada benda itu dan berbanding terbalik dengan massanya.
Rumus:

      

Arah percepatan a sama dengan arah resultan gaya ∑F. 

c.  Hukum Newton III


Bila gaya yang diberikan pada suatu benda (aksi) maka benda yang
dikenai gaya tersebut akan memberikan reaksi yang besarnya sama
dengan gaya aksi tetapi arahnya berlawanan.
Rumus:
   

7
 

2)  Gaya Normal


Gaya normal adalah gaya tekan yang dilakukan dinding atau lantai pada
sebuah benda.
a.  Lantai datar 

      
 
 

  

 b.  Bidang miring

w sin α 

w cos α  


 

3)  Gaya Gesekan (f)


Gaya gesek adalah gaya yang terjadi antara dua permukaan yang
 bersinggungan dan arahnya berlawanan dengan kecenderungan arah gerak 
 benda.

8
 

Ada dua macam gesekan, yaitu:


a)  Gaya gesek statis (f s) adalah gaya gesek untuk benda diam dan benda
tepat akan bergerak.
Rumus:
      

 b)  Gaya gesek kinetic (f k ) adalah gaya gesek untuk benda yang bergerak.
Rumus:
     

Keterangan:
μs = koefisien gesek statis
μk  = koefisien gesek kinetik 
 N = gaya normal (N)
f s = gaya gesekan statis (N)
f k  = gaya gesekan kinetik (N)

4)  Katrol

T T

A B

WA WB 

Rumus:

  
  

9
 

     

     

    
    

Keterangan:
a = percepatan (m/s2)
t = tegangan tali (N)
WA = berat benda A (N)
WB = berat benda B (N)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)

Untuk benda yang Untuk benda yang


 bergerak ke atas  bergerak ke bawah

T T

a A a B

W W

       

10
 

2.7.  Gerak Peluru (Gerak Parabola)


1)  Benda dilempar horizontal dari puncak menara

Xn 

Gerak pada sumbu X


ax = 0 vx konstan GLB
   

Gerak pada sumbu Y


ay = +g vy konstan GLBB
   

        


     
     

Keterangan:
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi (m)

11
 

2)  Benda dilempar miring ke atas dengan sudut elevasi

v0y 
hmaks 
v0 
C
A v0x 

xmaks 

Gerak pada sumbu X


ax = 0 vx konstan GLB
    
    

Gerak pada sumbu Y


ay = -g vy berubah GLBB (arah ke atas positif dan arah
ke bawah negatif)
    

     

   

    

Syarat titik tinggi (B) : vy = 0


Syarat titik terjauh (C) :h=0

   
   
 
     

12
 

      

     

     

Keterangan:
v0 = kecepatan awal (m/s)
α = sudut elevasi
tB = waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)
tC = waktu untuk mencapai titik terjauh (s)
hmaks = tinggi maksimum (m)
xmaks = jarak terjauh (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2.8.  Gerak Melingkar 


1)  Gerak melingkar beraturan
Ciri-ciri:
  Kecepatan sudutnya konstan
  Lajunya tetap
  Kecepatan liniernya burubah-ubah
  Memiliki gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran
  Percepatan sudutnya nol

13
 

v
v
Fs 

Fs 
Fsf  

   

  

     

 
      

Keterangan:
v = kecepatan linier (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
as = percepatan sentripetal (m/s2)
R = jari-jari (m)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
m = massa benda (kg)
Fs = gaya sentripetal (n)

14
 

2)  Gerak melingkar berubah beraturan

    

at     

as      

   
R
     

Keterangan:
ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s)
ωt = kecepatan sudut akhir (rad/s)
α = percepatan sudut (rad/s)
θ = jarak (rad)
t = waktu (s)

3)  Gerak melingkar vertikal pada tali


A

vc 
Fs 

Fs  C

B vc  w cos α  

Di titik A :    
Di titik B :   

15
 

Di titik C :    
Di titik D :    

  Arah tegangan tali (T) selalu menuju pusat lingkaran dan mencapai
maksimum sewaktu benda pada posisi terendahnya.
  Arah gaya berat (W) selalu menuju pusat bumi.
  Gaya sentripetal = resultan gaya-gaya radial
  Agar benda sampai di titik C (v c = 0) :       

  Agar benda bergerak melingkart penuh


(Tc = 0) :      

Untuk gerak melingkar penuh

   Kecepatan minimum di titik tertinggi      

   Kecepatan minimum di titik terendah     

16
 

BAB III

SOAL DAN PEMBAHASAN

1.  Sepotong kapur yang massanya 20 gram jatuh bebas dari ketinggian 10 m di
atas tanah. Jika gesekan antara kapur dengan udara diabaikan (g = 10 ms -2),
kecepatan kapur saat sampai di tanah adalah … 
 Jawab:
m = 20 gram = 0,02 kg
h = 10 m
g = 10 ms-2 
vt = …?

    


           
   

    

√    

√   

√    

√    

√  
Jadi, kecepatan kapur sampai di tanah .

17
 

2.  Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal,
setelah 2 detik benda sampai di tanah (g = 10 m/s2). Tinggi menara tersebut
adalah … 
 Jawab:
v0 = 0
t = 2 detik 
g = 10 ms-2 
hmenara = … ? 

     

    

   

Jadi, tinggi menara itu adalah 20 m.

18
 

3.  Sebuah mobil dengan massa 2000 kg bergerak naik pada jalan dengan
kemiringan 30°. Tentukan gaya pada mobil agar dapat,
a)   bergerak lurus beraturan
 b)   bergerak lurus dipercepat dengan a = 0,5 ms-2 
 Jawab:

m = 2000 kg
α = 30° 
Pada sumbu tegak terhadap bidang miring
  
(tanpa gesekan tidak berpengaruh pada F)

a)  Pada sumbu sejajar bidang miring


  
   
   

 b)  Pada sumbu sejajar bidang miring


  
  
     
  
     

19
 

4.  Sebuah balok dengan massa 2 kg, terletak di atas meja licin dengan ditarik 
gaya P. (g = 10 m/s 2)
a)   berapa gaya normal
 b)   berapa P agar balok mempunyai kecepatan 4 m/s setelah 2 detik dari
keadaan diamnya.
 Jawab:

m = 2 kg
F=P
v = 4 m/s setelah 2 detik 

a)  Pada sumbu tegak terhadap bidang miring


  
  
   

 b)  Pada sumbu sejajar bidang miring


   
  

    

Benda mula-mula diam mengalami percepatan a selama 2 detik 


kecepatannya 4 m/s.
   
  
   

20
 

5.  Sebuah peti kayu dengan massa 20 kg ditempatkan pada sebuah bidang
miring dengan sudut kemiringan α (tan α = ¾). Peti di dorong dengan gaya
mendatar 400 N sehingga bergerak ke atas dengan percepatan 2 m/s 2.
Tentukan koefisien gesek antar peti dengan bidang miring tersebut. (g = 10
m/s2)
 Jawab:

Pada sumbu sejajar bidang miring,


   
     
    
   
    
 

       

Pada sumbu tegak terhadap bidang miring,


  
  
     
  
   

21
 

6.  Peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 30 m/s dan membentuk sudut 30°
terhadap bidang horizontal. Pada saat mencapai titik tertinggi, kecepatannya
adalah … 
 Jawab:
v0 = 30 ms-1 
α = 30° 
kecepatan di titik tertinggi (vH) = … ? 

Di titik tertinggi, kecepatan peluru dalam arah vertikal sama dengan nol atau
vy = 0. Sehingga, kecepatan peluru sama dengan kecepatannya dalam arah
mendatar.
Jadi,
    
    

  √   

√    

22
 

7.  Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 20 ms -1 dan sudut elevasi
45°. Jarak terjauh yang dicapai peluru adalah … 
 Jawab:
v0 = 20 m/s
α = 45° 

 
   

     

   

   

Jadi, jarak terjauh yang dicapai peluru adalah 40 m.

23
 

8.  Sebuah benda dengan massa 5 kg diikat dengan tali yang berputar pada suatu
 bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-
 jari 1,5 m. Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s, dan g = 10 m/dt maka tegangan
tali pada suatu benda itu ada pada titik terendah adalah … 
 Jawab:
m = 5 kg
R = 1,5 m
ω = 2 rad/s 
g = 10 m/s2 

Perhatikan gambar:   


F (sentripetal)   
  

     

 [ ]  

    R

     T

   
     v

  
   
mg

Jadi, tegangan talinya 80 N.

24
 

9.  Jika frekuensi gerak yang melakukan gerak melingkar diperbesar 3 kali
semula, maka gaya sentripetal yang terjadi menjadi … semula. 
 Jawab:
Gaya sentripetal = massa x percepatan sentripetal

()  

   

   


    


      

   
    
   
2
 
Karena F  sp ≈ f   → maka: 
Jika, f  diperbesar 3 kali, gaya sentripetal (Fsp) menjadi 9 kali semula.

25
 

10.  Sebuah sepeda motor membelok di tikungan berbentuk busur lingkaran


dengan jari-jari 10 m. jika koefisien gesek antar roda dan jalan 0,25 dan g =
10 ms-2, maka kecepatan motor terbesar yang diizinkan adalah … 
Jawab:
μk = 0,25
R = 10 m
g = 10 ms-2 
vmaks = …? 

Pada keadaan di atas, berlaku:


Gaya sentripetal = gaya gesekan kinetic
   

  
     

     

    

    

     

   

√    
   

Jadi, kecepatan motor yang diijinkan adalah 5 m/s.

26

Anda mungkin juga menyukai