Anda di halaman 1dari 41

Asuhan Keperawatan pada Ny.

Rdengan Prioritas MasalahKebutuhan Dasar


Oksigenasi:
Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
diRSUPH.Adam Malik Medan

Karya Tulis Ilmiah(KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
NURUL FAZIRA
142500069

PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Oksigenasi: Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif di RSUP H.Adam Malik Medan.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk
menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna
dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Universitas


Sumatera Utara serta sebagai Dosen Pembimbing yang memberikan
bimbingan dan meluangkan waktunya serta pikiran dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil
Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
6. Roymond H. Simamora, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji yang
telah bersedia meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah.
7. Pihak RSUP H.Adam Malik yang telah bersedia memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengambil sebuah kasus dan

Universitas Sumatera Utara


menerapkan Asuhan Keperawatan sesuai dengan masalah yang
ditemukan.
8. Dan yang teristimewa dan tersayang untuk keluarga saya tercinta,
khususnya kedua orangtua saya Bapak H. Zailani ZZ dan ibunda Hj.
Nilawati yang selalu sabar dan penuh kasih saying dalam
mendampingi dan memberikan semangat kepada penulis agar dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
9. Kepada seluruh teman stanbuk D-III 2014, yang telah berpartisipasi
dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga segala amal kebaikan mereka di ridhai Allah SWT dan mendapat
balasan dari-Nya. Akhir kata penulis mengharapkan karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan,Juli 2017

NurulFazira

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i


KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................vi
BAB I Pendahuluan

1.1 LatarBelakang ....................................................................................................1

1.2 Tujuan ................................................................................................................2


1.3 Manfaat ..............................................................................................................2

BAB II Pengelolaan Kasus

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Oksigenasi


A. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi.............................................................4

B. Fisiologi Oksigenasi ..................................................................................4

C. Proses Oksigenasi .....................................................................................5

D. Jenis Pernapasan ........................................................................................6

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi ......................................8

F. Gangguan pada Oksigenasi ........................................................................9

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Oksigenasi

A. Pengkajian .....................................................................................................10

B. Analisa Data ..................................................................................................11

C. RumusanMasalah ..........................................................................................12

2.3 Asuhan Keperawatan dengan Masalah Oksigenasi


A. Pengkajian...................................................................................................13

B. Analisa Data ................................................................................................24

C. Masalah Keperawatan .................................................................................25

D. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................25

E. Perencanaan Keperawatan ..........................................................................26

Universitas Sumatera Utara


F. Implementasi Keperawatan .........................................................................28

BAB III Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan ....................................................................................................30
B. Saran ..............................................................................................................30
Daftar Pustaka ............................................................................................................32

Lampiran1 : Catatan Perkembangan

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi


yang dsebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran Gas tidak
dapat berlangsung pada daerah yang darah disekitar alveoli,menjadi terhambat
dan tidak berfungsi maksimal. Hipoksemia dapat terjadi,tergantung pada
banyaknya jaringan paru paru yang sakit (Irman Sumantri, 2009).

Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran nafas bawah akut pada


perenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur, dan parasit. Peradangan pada paru yang disebabkan oleh mycrobacterium
tubercolosis tidak dikategorikan kedalam pneumonia (Dahlan, 2014). Pneumonia
komunitas merupakan jenis pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat
(Kozier, 2010).

Kejadian Pneumonia cukup tinggi didunia, yaitu sekitar 15% - 20%


(Dahlan, 2014). Pada usia lanjut angka kejadian Pneumonia mencapai 20-24 kasus
per 1000 penduduk setiap tahun (Moorhead et al., 2010). Penderita pneumonia
usia lanjut memiliki kemungkinan lima kali lebih banyak untuk merawat inap
dibandingkan dengan penderita pneumonia usia dewasa (Bulechek et al., 2013).
Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 5 pada usia lanjut (Dahlan,
2014).

Di Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar


4,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Selain itu, pneumonia merupakan salah
satu dari 10 besar dari rawat inap dirumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95%
laki-laki dan 46,05% perempuan. Pneumonia memiliki tingkat crude fatality rate
(CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% . Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskedas)
2013, prevalensi pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5% (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).

Universitas Sumatera Utara


leukosit, gejalaklinikberupasesaknapas, batuk, suhutubuh
(Dahlanb, 2014; Hadisaputro et al., 2010).
Infeksiparuakutakanmenyebabkanperubahanhasillaboratorium,
yaitukenaikanjumlahleukositatauleukositosis ≥10.000/mm3).
(
PadapenelitianYusanti, pasien pneumonia
komunitasdewasaditemukanleukositosis, denganjumlahleukosit rata-rata
16.870/mm3±5.600/mm3 (Sutedjo, 2009; Liwang, 2014; Yusanti et al.,
2013). Padapasienusialanjuttidakjarangditemukanjumlahleukosit yang
normal (5.000/mm3-10.000/mm3) atausedikitrendah (<4.000/mm3)
(Surjanto, 2013; Liwang, 2014; Sutedjo, 2009).
Padakelompokusialanjutgejala pneumonia seringsamar.
Responsperlawanantubuhterhadapserangankumanberupabatukdandemamp
adausialanjutsudahtidakberjalandengan optimal,
sehinggakeluhaninijarangditemukanpadausialanjut. Hal
initerjadikarenadayatahantubuhusialanjutsudahjauhmenurundibandingkanu
siadewasa (Simonetti et al., 2014). MelihatpentingnyaOksigen, yang
eratkaitannyadengangangguan system pernapasan
yangdiperlukanolehmanusiauntukmelakukankeperluanberbagaiaktivitas,
makapenulistertarikuntukmengkajimasalahoksigenasipadapasien yang
memilikiprioritasmasalahbersihanjalannafastidakefektif.

1.1.Tujuan

Untukmelaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.R pada pasien pneumonia


dengan prioritas masalah Kebutuhan Oksigenasi.

1.2. ManfaatPenulisan
Hasilasuhankeperawataninidapatmemberikanmanfaatbagipenulis,
praktekkeperawatan, pendidikankeperawatan, danbagipasien.
a. Penulis
Menambah pengetahuan tentang konsep dan masalah pneumonia serta
meningkatkan keterampilan dan wawasan.

Universitas Sumatera Utara


b. PraktekKeperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan
strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan Oksigenasi.

c. PendidikanKeperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan oksigenasi yang dapat digunakan
sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.

d. KebutuhanPasien
Hasil asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya
kebutuhan oksigenasi yang seharusnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi


A. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi
Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel
dalam tubuh melalui sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler
(peredaran darah). Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
Namun, ketika tubuh kekurangan oksigenasi, seseorang dapat segera
merasakan efeknya yaitu mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian (Vaughans,2013).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau
sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas
saluran pernapasan bagian atas (Hidung, faring, laring dan epiglotis),
bagian bawah (Trakea, bronkus dan bronkiolus) dan paru. Adapun fungsi
dari Saluran bagian atas yaitu menyaring, menghangatkan, dan
melembapkan udara yang terhirup. Fungsi dari saluran napas bagian
bawah yaitu mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Begitu juga
dengan paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan yang
terdiri atas dua bagian, yaitu paru kana dan kiri. (Hidayat, 2015).
B. Fisiologi Oksigenasi
Oksigen masuk ke saluran pernapasan melalui hidung dan mulut.
Oksigen kemudian diedarkan melalui saluran pernapasan
(faring,trakea,dan bronkus) ke alveolus yang merupakan pundi-pundi
udara yang mengelilingi pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler
merupakan pembuluh darah kecil dengan dinding halus yang
mempermudah pergantian gas. Pergantian gas dimulai ketika oksigen yang
dihirup masuk melalui dinding kapiler yang dikelilingi alveolus dan
dibawa ke sel-sel darah yang bersirkulasi di dalam pembuluh kapiler.
Oksigen yang dibawa sel-sel darah melalui dinding kapiler diedarkan ke

Universitas Sumatera Utara


jantung lalu di pompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Aorta bercabang
menjadi arteri-arteri kecil bahkan arteriolis yang lebih kecil, pada akhirnya
menjadi pembuluh kapiler. Dinding kapiler yang paling tipis membiarkan
terjadinya difusi oksigen ke dal sel-sel dalam berbagai jaringan tubuh
(bennita,2011).

C. Proses oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap,
yaitu;

1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari
atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin
rendah. Demikian sebaliknya, semakin rendah tempat, tekanan udara
semakin tinggi; adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang-kempis; adanya jalan napas yang
dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos
yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah compliance dan recoil.
Compliance merupakan kemampuan paru untuk mengembang, sedangkan
recoil adalah kemampuan mengeluarkan CO2 atau kontraksi
menyempitnya paru. Apabila compliance baik namun recoil terganggu,
maka CO2 tidak dapat keluar secara maksimal.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal
membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan), perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini
sebagaimana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah karena tekanan

Universitas Sumatera Utara


O2dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena
pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi), pCO2 dalam arteri
pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli, dan afinitas gas (kemampuan
menembus dan saling mengikat hemoglobin).
3. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru
untuk dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel
kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta
dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan
alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi
paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang
besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan
volume atau tekanan darah sistemik. Dengan demikian, adekuatnya
pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi.
D. Jenis Pernapasan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya
CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses
pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut
pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membran yang akan
diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel
darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian
meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg. Karbon dioksida
sebagai hasil buangan metabolisme menembus membran kapiler alveolar,
yakni dari kapiler darah ke alveoli, dan melalui pipa bronkial (trakea)
dikeluarkan melalui hidung atau mulut.

2. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas
antarsel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses

Universitas Sumatera Utara


metabolisme tubuh, atau juga dapat dikatakan bahwa proses pernapasan ini
diawali dengan darah yang telah menjenuhkan Hb-nya kemudian mengitari
seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler dan bergerak sangat lambat.
Sel jaringan mengambil oksigen dari Hb dan darah menerima karbon
dioksida sebagai hasil buangannya.
3. Pengukuran fungsi paru
Kemampuan faal paru dapat dinilai dari volume dan kapasitas paru.
Volume paru merupakan volume udara yang mengisi ruangan udara dalam
paru, terdiri atas volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI),
volume cadangan ekspirasi (VCE), dan volume residu (VR), sedangkan
kapasitas paru merupakan jumlah dua atau lebih volume paru yang terdiri
atas kapasitas inspirasi (KI), kapasitas residu fungsional (KRF), kapasitas
vital (KV), dan jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru
(kapasitas paru total [KPT]).
4. Volume paru
• Volume tidal merupakan jumlah udara keluar-masuk paru pada saat
terjadi pernapasan biasa. Pada orang sehat, besarnya volume tidal
rata-rata adalah 500 cc.
• Volume cadangan inspirasi merupakan jumlah udara yang masih bisa
dihirup secara maksimal setelah menghirup udara pada pernapasan
biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume cadangan inspirasi
adalah 3.000 cc.
• Volume cadangan ekspirasi merupakan jumlah udara yang masih
bisa dihembuskan secara maksimal setelah menghembuskan udara
pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume
cadangan ekspirasi dapat mencapai 1.100 cc.
• Volume residu merupakan jumlah udara yang masih tertinggal di
dalm paru meskipun telah menghembuskan napas secara maksimal.
Pada orang dewasa, besarnya volume residu rata-rata adalah 1.200
cc.

Universitas Sumatera Utara


5. Kapasitas paru
• Kapasitas inspirasi merupakan jumlah dari volume tidal dan volume
cadangan inspirasi.
• Kapasitas residu fungsional merupakan jumlah dari volume
cadangan ekspirasi dengan volume residu.
• Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume cadangan ekspirasi,
volume tidal, dan volume cadangan inspirasi.
• Jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru terdiri atas
volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi,
dan volume residu.

E. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


1. Saraf Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan kontriksi, hal ini dapat
terlihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung
saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk simpatis dapat
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkokonstriksi)
karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergik dan reseptor
kolinergik.
2. Hormon dan Obat
Semua hormon termasuk derivat katekolamin dapat melebarkan
saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis, seperti sulfas
atropin dan ekstrak belladona, dapat melebarkan saluran napas, sedangkan
obat yang menghambat adrenergik tipe beta (khususnya beta-2), seperti
obat yang tergolong penyekat beta nonselektif, dapat mempersempit
saluran napas (bronkokonstriksi).
3. Alergi pada Saluran Nafas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu
yang terdapat dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benang sari
bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan
bersin bila terdapat rangsangan di daerah nasal; batuk bila di saluran

Universitas Sumatera Utara


pernapasan bagian atas; bronkokonstriksi pada asma bronkial; dan rinitis
bila terdapat di saluran pernapasan bagian bawah
4. Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring usia
perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu
adanya kecenderungan kekurangan pembentukan surfaktan. Setelah anak
tumbuh dewasa, kemampuan kematangan organ juga berkemban
5. Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi,
seperti faktor alergi, ketinggian tanah, dan suhu, Kondisi tersebut
mempengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Perilaku
Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan (status nutrisi). Sebagai
contoh, obesitas dapat mempengaruhi proses perkembangan paru, aktivitas
dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, merokok
dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-
lain.

F. Gangguan pada Oksigenasi


Gangguan pada oksigenasi berpotensi mempengaruhi semua sistem
tubuh. Karena sistem tubuh terdiri dari organ-organ, organ tersebut terdiri
atas jaringan–jaringan, dan jaringan tersusun atau sel–sel yang bergantung
pada oksigen untuk melakukan tugas nya.

Tanda – tanda pasti yang menunjukkan bahwa seorang pasien mempunyai


masalah dengan oksigenasi, diantaranya:

- Cemas, bingung, disorientasi


- Perubahan tanda–tanda vital (suhu,denyut nafas, tekanan darah)
- Nafas pendek
- Cyanosis ( tanda terlambat )

Universitas Sumatera Utara


- Retraksi dinding dada
- Suara nafas abnormal
- Batuk
- Cairan dalam paru – paru dan meningkatnya produksi sputum
- Sakit dada (disebabkan pernafasan atau jantung )
- Desir jantung abnormal
- Jari – jari dan tumit kesemutan (dengan kekurangan oksigen kronis )
- Isi ulang kapiler ( dengan kekurangan oksigen kronis )
- Edema atau bengkak
- Perubahan warna kulit gelap dan ulser ( kekurangan O2 pada jaringan
perinal )
- Kram otot

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Oksigenasi


A. Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi,dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama,
mengumpulkan data secara sistematis, kedua , memilah dan mengatur data
yang dikumpulkan dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format
yang dapat dibuka kembali.

Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal


sebagai berikut:

1. status kesehatan pasien


2. kekuatan pasien dan masalah kesehatan yang dialami (aktual, risiko,atau
potensial).

Pengkajian yang dapat dilakukan oleh perawat ketika menghadapi klien


dengan gangguan sistem pernapasan seperti:

Riwayat Kesehatan :

Universitas Sumatera Utara


Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien. Aspek biografi yang sangat
erat berhubungan dengan oksigenasi mencakup usia, jenis kelamin,
pekerjaan. Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat tinggal serta
apakah klien tinggal sendiri atau dengan orang lain(berguna ketika
perawat melakukan perencanaan pulang).

B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan keluhan yang dirasakan klien secara objektif,
sehingga dapat diketahui apa masalah kesehatan ataupun masalah
keperawatan yang dihadapi oleh klien. Penegakan diagnosa keperawatan
yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa pengkajian
yang dilakukan dengan cermat dan akurat. Dari pengkajian tersebut dapat
dibuat analisa data untuk merumuskan masalah keperawatan (Prasetyo,
2010).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang


dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan keperawatan dan kesehatan

lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses


keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit, selama
klien dirawat secara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data. Data dasar adalah kumpulan data yang
berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola
kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau
profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-
perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya
serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.

Universitas Sumatera Utara


Tujuan Pengumpulan Data:

a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.


b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
c. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya.

C. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan masalah
Pneumonia yaitu:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas

2.3 . Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Tamat Akademik
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Binjai Serbangan Air Jurman
Tanggal Masuk RS :03-Mei-2017
No. Register : 06.67.99.08
Ruangan/kamar : HCU IGD

Universitas Sumatera Utara


Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2017
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Pneumonia
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sesak saat bernafas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya
Tidak diketahui.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


Klien diberikan terapi O2 sebanyak 3L/m

B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa sangat terganggu,pasien sesak,batuk dan dahak
yang sulit keluar
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lemas, dan sesak didada dan juga batuk

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengalami peyakit Diabetes Meilitus tipe II
B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Klien berobat ke puskesmas, dan kerumah sakit
C. Pernah di rawat / dioperasi
Klien belum pernah menjalani operasi
D. Alergi
Klien tidak memiliki alergi
E. Imunisasi
Imunisasi klien tidak lengkap

Universitas Sumatera Utara


V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

C. Penyakit keturunan yang ada


Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang meninggal


Kedua orang tua klien.
E. Penyebab meninggal
Orang tua dari Tn.K meninggal karena faktor usia, bukan karena
penyakit apapun.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny.R mengatakan ingin cepat cepat sembuh dari penyakit yang di
alaminya
B. Konsep Diri
- Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
- Ideal diri
Pasien memiliki semangat untuk sembuh dan kembali kerumah
- Harga diri
Pasien merasa dirinya selama di RS mendapat banyak dukungan
dari keluarganya
- Peran diri
Dalam keluarga pasien berperan sebagai orang tua dan istri
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien saat dilakukan pengkajian tampak terkontrol.

Universitas Sumatera Utara


D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi klien adalah suami, anak dan cucunya.

- Hubungan dengan keluarga


Hubungan klien dengan keluarga baik
- Hubungan dengan orang lain
Hungan pasien dengan orang lain atau dillingkungan baik.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spritual
- Nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama kristen katolik, biasanya pasien
melakukan ibadahnya pada hari minggu,dan beribadah dirumah
pada pagi hari
- Kegiatan ibadah
Bernyanyi, membaca Alkitab dan Berdo’a.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran
Composmentis
- Penampilan
Rapi
- Pembicaraan
Baik
- Alam perasaan
Sedih
- Afek
Datar
- Interaksi selama wawancara
Kontak mata baik

Universitas Sumatera Utara


- Memori
Ingatan klien sudah terganggu mengingat usia pasien yang sudah
mulai menua.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Klien tampak gelisah,lemah dan sesak
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh
36,8◦C
- Tekanan darah
130/90 mmHg
- Nadi
90 kali / menit
- Pernafasan
30 kali / menit
- TB
155 Cm
- BB
50 Kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut

- Bentuk
Bulat dan simetris
- Ubun–ubun
Tidak ada benjolan
- Kulit kepala
Kurang Bersih
Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut

Universitas Sumatera Utara


Rambut tumbuh merata dan keadaan rambut bersih. Warna rambut
sudah mulai memutih.
- Bau
Rambut tidak berbau
- Warna kulit
Kuning langsat

Wajah

- Warna kulit
Kuning langsat
- Struktur wajah
Bulat, simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan


Mata lengkap dan simetris
- Palpebra
Tidak ada kelainan
- Konjungtiva dan sklera
Konjungtiva merah muda dan sklera putih
- Pupil
Isokor
- Cornea dan iris
Tidak ada kelainan
- Visus
Ketajaman penglihatan kurang baik
- Tekanan bola mata
Baik

Universitas Sumatera Utara


Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi


Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah
- Lubang hidung
Lubang hidung normal
- Cuping hidung
Pernapasan menggunakan cuping hidung

Telinga

- Bentuk Telinga
Daun telinga normal dan simetris
- Ukuran telinga
Simetris kiri dan kanan
- Lubang Telinga
Lubang telinga normal dan kurang bersih
- Ketajaman pendengaran
Kurang baik

Mulut dan faring

- Keadaan bibir
Kering, simetris
- Keadaan gusi dan gigi
Sebagian gigi pasien sudah tidak ada
- Keadaan lidah
Lidah kurang bersih
- Orofaring
Pita suara kurang baik

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan integumen

- Kebersihan
Kulit tampak bersih
- Kehangatan
Hangat
- Warna
Warna kulit kuning langsat
- Turgo
Turgo kulit tidak elastis, CRT > 2detik
- Kelembaban
Kelembaban kulit kurang baik
- Kelainan pada kulit
Ada kelainan pada kulit seperti bersisik

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan toraks / dada

- Bentuk normal, simetris, pernafasan terlihat teratur saat tidur.


Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara


Vokal fremitus kiri lebih kuat dibanding kanan.
- Perkusi
Dada kiri lebih resonan dari dada kanan.
- Auskultasi
Terdapat suara nafas tambahan ronchi.
Pemeriksaan jantung

- Tidak dilakukan pemeriksaan


Pemeriksaan abdomen

- Simetris, tidak ada benjolan

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan muskulokeletal/ekstremitas (kesimetrisaan,
kekuatan, otot, edema)

- Otot tampak simetris, tidak ada edema, kekuatan otot lemah


Fungsi motorik

- Pasien tidak dapat berjalan dengan baik


Fungsi sensorik

- Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan


tajam, tumpul.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan / hari
Pasien makan 3 kali sehari
- Nafsu / selera makan
Pasien tidak selera makan
- Nyeri ulu hati
Tidak ada nyeri ulu hati yang dirasakan pasien
- Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
- Mual dan muntah
Pasien mengalami mual dan muntah
- Waktu pemberiaan makan
Pagi pada jam 07.00 wib, siang pada jam 12.00 wib, dan malam
pada jam 18.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan
Satu mangkuk sonde
- Waktu pemberian cairan/minuman
Pemberian cairan pada pasien diberikan sesering mungkin.
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)
Pasien makan dan minum dibantu dengan menggunakan selang
NGT.

Universitas Sumatera Utara


2. Perawatan diri / personal hygine
- Kebersihan tubuh
Tubuh pasien bersih
- Kebersihan gigi dan mulut
Mulut dan gigi pasien kurang bersih
- Kebersihan kuku kaki dan tangan
Kuku kaki dan tangan tampak kurang bersih
3. Pola kegiatan / aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total
Secara umum aktivitas pasien dibantu oleh perawat dan suami
dan anak pasien
- Uraian aktivitas pasien selama dirawat / sakit
Selama pasien sakit, pasien tetap melakukan ibadah sesuai
keyakinannya yang dipimpin oleh suaminya
4. Pola eliminasi
A. BAB
- Pola BAB
1 kali / hari
- Karakter feses
Lunak, berwarna kecoklatan
- Riwayat pendarahan
Tidak ada riwayat pendarahan
- Diare
Tidak ada diare
- Penggunan laksatif
Tidak ada penggunan laksatif

B. BAK
- Pola BAK
Tidak menentu
- Karakter urin

Universitas Sumatera Utara


Kuning keruh
- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK
Tidak ada kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih
Tidak ada riwayat penyakit
- Penggunan diuretik
Tidak menggunakan diuretic

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


keperawatan
1 DS : Pasien mengatakan
batuk dengan dahak yang
kental dan sulit untuk di
keluarkan dan terasa
lengket di tengorokan,
pasien mengatakan sesak
untuk bernafas dan sangat
sesak
DO : Pasien terlihat
kesulitan bernafas,
- takipnea (+)
- sianosis
- kesulitan berbicara
- penurunan suara nafas
- TTV
TD : 130/90 mmHg
N:90x/menit
RR :30x/menit
2
DS : pasien mengatakan
tidak selera makan karena

Universitas Sumatera Utara


saat makan pasien merasa
mual dan ingin
muntah,berat badan turun 4
kg dari 60 kg menjadi 56
kg,pasien mengatakan
lemah dank ram abdomen,
baruk berdahak
DO :- Pasien terlihat lemah
- Wajah pucat
- Tungor kulit buruk
- Bising usus hiperaktif
- Membran mukosa kering
- TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 30x/menit

DS : pasien mengatakan
badan nya lemas sehingga
susah untuk beraktivitas
DO :- klien tampak

Masalah keperawatan

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

2. Resiko Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Universitas Sumatera Utara


Diagnosa Masalah

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan yang berhubungan


dengan peningkatan produksi sputum.
2. Nutrrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan asupan nutrisi
tidak adekuat ditandai dengan sulit menelan , tidak selera makan, dan
mual/muntah

Universitas Sumatera Utara


No. Perencanaan Keperawatan
Dx
1. Tujuan:
Setelah dilakukan askep 2x24 jam bersihan jalan
nafas menjadi efektif.

Kriteria Hasil:
Mempertahankan jalan nafas pasien, sesak
nafas berkurang.

Rencana Tindakan Rasional


1. Kaji fungsi 1. Penurunan bunyi napas
pernafasan. indikasi
atelektasis.
akumulasi secret/ketidakma
mpuan membersihkan jalan
napas sehingga otot
aksesori
digunakan
dankerja
pernapasan
meningkat.

2. Catat kemampuan 2. Pengeluaran sulit bila


untuk mengeluarkan secret tebal, sputum
sekret. berdarah akibat kerusakan
paru.

3. Anjurkan klien untuk 3. Batuk efektif membantu


latihan batuk mengeluarkan secret.
dan
nafas dalam.
4. Meningkatkan ekspansi
4. Anjurkan klien paru dan membuka
untuk area
posisi semi fowler. atelektasis
5. Berikan 5. Membantu suplai oksigen
terapi
oksigen. 6. Mengetahui
perkembangan pasien
6. Pantau TTV.

Universitas Sumatera Utara


No. Perencanaan Keperawatan
Dx
2. Tujuan:
intake nutrisi klien adekuat

Kriteria Hasil:
Tidak terjadi penuruan berat badan, peningkatan status gizi

Rencana Keperawatan Rasional


1. Kaji kemampuam 1. Mengetahui apakah ada tanda –
menelan klien tanda kesulitan untuk menelan
dan memberiakan informasi
tentang jenis diet yang sesuai
2. Jaga kebersihan mulut 2. Mulut yang bersih
klien meningkatkan nafsu makan
3. Sajikan makanan yang makan
mudah dicerna dalam 3. Mningkatkan selera makan dan
keadaan hangat, tertutup intake makan
dan berikan sedikit
sedikit tapi sering
4. Selingi makan dengan
minun 4. Memudahkan makanan masuk
5. Hindari makanan yang
banyak mengandung gas 5. Mengurangi rasa nyaman

6. Posisikan pasien semi


fowler saat 6. Posisi semi fowler membantu
memberiakan diet. mengurangi risiko aspirasi

Universitas Sumatera Utara


Implementasi

Hari/ No.Dx Implementasi Evaluasi (SOAP)


Tanggal
Kamis, 1 1. Mengkaji fungsi pernafasan. S: Klien mengatakan
04 Mei sesak nafas
2017 2. Mencatat kemampuan untuk berkurang.
mengeluarkan secret.
O: Klien tampak sudah
3. Menganjurkan klien untuk mudah bernafas.
posisi semi fowler. RR: 26 x/menit.
Secret masih ada.
5. Memberikan terapi oksigen.
A: Masalah teratasi
sebagian.
6. Memantau TTV.
P: Tindakan
dilanjutkan: Kaji
frekuensi pernafasan.

Kamis, 2 1. Mengkaji kemampuam S : mengatakan tidak


04 Mei menelan klien nafsu makan
2017 O :keadaan umum
2. Menjaga kebersihan mulut pasien masih lemah
Tanda – tanda vital
klien
TD :130/90 mmHg
3. Menyaajikan makanan HR : 90x/menit
RR : 30x/menit
yang mudah dicerna dalam
T : 36.8
keadaan hangat, tertutup BB : 60 kg
TB :155cm
dan berikan sedikit sedikit
A : masalah nutrisi
tapi sering kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Selingi makan dengan
belum teratasi
minun P : intervensi
keperawatan
5. Hindari makanan yang
dilanjutkan
banyak mengandung gas
6. Memposisikan pasien semi
fowler saat memberiakan
diet.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah dilakukan proses keperawatan pada Ny.R yang dimulai dari


pengkajian, rumusan masalah, perencanaan, implementasi, dan Evaluasi
disimpulkan diagnosa keperawatan yang diperoleh dari Ny.R adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan pembentukan udema,
peningkatan sputum ditandai dengan perubahan jumlah dan kedalaman
nafas, suara nafas tidak abnormal, penggunaan otot nafas tambahan,
dispnea dan sianosis, batuk dengan atau tanpa sputum
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anokresia yag berhungan dengan bau dan rasa
sputum ditandai dengan mual,dispnea, berat badan berkurang dan sulit
menelan

Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada Ny.R adalah


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan pembentukan udema, peningkatan
sputum ditandai dengan perubahan jumlah dan kedalaman nafas, suara nafas tidak
abnormal, penggunaan otot nafas tambahan, dispnea dan sianosis, batuk dengan
atau tanpa sputum.

B. SARAN
a. Institusi pendidikan
Agar dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih mengembangkan ilmu
pengetahuan melelui asuhan keperawatan yang lebih inovasi lagi.
b. Masyarakat
Dalam pengobatan/pemulihan diharapkan perawat memberikan
pemahaman pada pasien/ keluarga terhadap kesehatan citra tubuh yang
berdasarkan kebutuhan biologis, psikologis,spiritual.

Universitas Sumatera Utara


c. Keluarga pasien
Keluarga agar segera bertindak dalam penyembuhan serta
mempertahankan kemandirian dan sering melatih pernafasan dengan
teknik relaksasi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta: Salemba Jakarta

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Jakarta

Hidayat, A. Aziz Ahmul. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan

Amin & Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Mediaction

Kozier dkk. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC

Moorhead et al. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC Edisi Ke-lima).


Singapore: Elsevier

Bulechek et al. 2013. Nursing Intervensi Classification (NIC Edisi Ke-enam).


Singapore: Elsevier

Universitas Sumatera Utara


CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Diagnosa Pukul Implementasi Evaluasi


Keperawatan Keperawatan (SOAP)

Kamis, 04 Bersihan jalan nafas 15. 00 - Mengkaji S:Klien


Mei 2017 tidak efektif yang fungsi mengatakan
berhubungan yang pernapasan sesak napas
berhubungan 15. 30 - Mencatat O:
dengan peningkatan kemampuan - Bunyi nafas
produksi sputum. untuk abnormal ronkhi
16. 00 mengeluarkan -TD:
secret. 120/80mmHg
- Memberi posisi - HR : 85x/i
pasien semi - RR : 28x/i
fowler untuk - T : 36,7C
memaksimalkan - Sputum (+)
16. 30 ventilasi A: Masalah
belum teratasi
- Memberikan P:Intervensi
oksigen 2l/i dilanjut
17. 00 melalui nasal
kanul

-MemantauTTV
Pasien

Universitas Sumatera Utara


Hari Diagnosa Pukul Implementasi Evaluasi
Tanggal Keperawatan Keperawatan (SOAP)

Kamis, 2 14. 00 1. mengkaji S: mengatakan tidak


04 Mei
kemampuam nafsu makan
2017
menelan O:keadaan umum
klien pasien masih lemah
2. menjaga Tanda – tanda vital
kebersihan mulut TD :130/90 mmHg
klien HR: 90x/menit
3. menyaajikan RR: 30x/menit
makanan yang T : 36.8
mudah dicerna BB : 60 kg
dalam keadaan TB :155cm
hangat, tertutup A:masalah nutrisi
dan berikan kurang dari kebutuhan
sedikit sedikit tubuh belum teratasi
tapi sering P: intervensi
keperawatan
4. Selingi makan
dilanjutkan
dengan minun

5. Hindari makanan
yang banyak
mengandung gas

6. memposisikan
pasien semi
fowler saat
memberiakan diet

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tangga Diagnosa Puku Implementasi Evaluasi
l Keperawata l Keperawatan (SOAP)
n
Jumat, 05 Bersihan 15. - Mengkaji S:Klien
Mei 2017 jalan nafas 00 fungsi mengatakan
tidak efektif pernapasan sesak napas
yang - Mencatat O:
berhubunga 15. kemampuan - Bunyi nafas
n yang 30 untuk abnormal
berhubunga mengeluarkan ronkhi
n dengan secret. -TD:
peningkatan - Memberi 120/70mmH
produksi posisi pasien g
sputum. 16. semi fowler - HR : 83x/i
00 untuk - RR : 25x/i
memaksimalka - T : 36,5C
n ventilasi - Sputum (+)
A: Masalah
- Memberikan belum
oksigen 2l/i teratasi
melalui nasal P:Intervensi
16. kanul dilanjutkan
30
-
MemantauTTV
Pasien

17.
00

Universitas Sumatera Utara


Hari Diagnosa Puku Implementasi Evaluasi
Tangga Keperawata l Keperawatan (SOAP)
l n
Jumat, 2 14. 1. mengkaji S:mengataka
05 Mei 00
kemampuam n tidak nafsu
2017
menelan makan
klien O:keadaan
2. menjaga umum
kebersihan pasien masih
mulut klien lemah
3. menyaajikan Tanda –
makanan yang tanda vital
mudah dicerna TD :130/90
dalam keadaan mmHg
hangat, tertutup HR:
dan berikan 90x/menit
sedikit sedikit RR:
tapi sering 30x/menit
T : 36.8
4. Selingi makan
BB : 60 kg
dengan minun
TB :155cm
A:masalah
5. Hindari
nutrisi
makanan yang
kurang dari
banyak
kebutuhan
mengandung
tubuh belum
gas
teratasi
6. memposisikan P: intervensi
pasien semi
keperawatan
fowler saat
memberiakan dilanjutkan
diet

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai