Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HUKUM PAJAK

FAKTOR PENYEBAB TUNGGAKAN PAJAK DAN UPAYA


PENANGGULANGANNYA DALAM RANGKA
PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA
KUPANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALFANTA KURNIAWAN TARIGAN


NIM : 1902010406
SEMESTER : V
KELAS : A

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

 Pengertian Pajak.
Pajak adalah salah satu komponen yang penting dari suatu Negara,
karena dari pajak maka Negara dapat membangun infrastruktur dan hal lain
guna untuk meningkatkan kesejahteraan warga Negara. Menurut para ahli
Mardiasmo (2016:3) Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat
kepada negara yang masuk dalam kas negara yang melaksanakan pada
undang-undang serta pelaksanaannya dapat dipaksaaan tanpa adanya balas
jasa. Iuran tersebut digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas
kepentingan umum. untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum
sedangkan menurut Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, dalam buku
Perpajakan Edisi Revisi 2013 (2013:1) menjelaskan Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbul (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 memberi
pengertian bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

 Pengertian Tunggakan Pajak


Tunggakan pajak adalah pajak yang terutang ataupun yang belum
dibayar kepada negara dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Jumlah
utang pajak yang harus dibayar dalam batas waktu yang telah ditetapkan
tercantum dalam surat ketetapan pajak (SKP) dan harus dibayar oleh wajib
pajak ataupun penanggung pajak.

2
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampuan Pajak Tunggakan Pajak adalah jumlah pokok pajak yang belum
dilunasi berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya terdapat pokok
pajak yang terutang, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali,
yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah
termasuk pajak yang seharusnya tidak dikembalikan, sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Dan Penagihan pajak biasanya dilakukan oleh petugas pajak kepada
penanggung pajak atau wajib pajak. Penanggung pajak adalah Orang Pribadi
atau Badan termasuk wakil yang sepenuhnya bertanggung jawab atas
pembayaran pajak. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa tunggakan
pajak timbul apabila wajib pajak tidak melunasi pajaknya saat tanggal jatuh
tempo, telah ditegur dan ditagih.
Contoh Tunggakan pajak yang ada dikota kupang, menurut berita
KBRN-Kupang bahwa sampai dengan bulaan Mei 2021 sebanyak 442.917
wajib pajak kendaraan bermotor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
masih menunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) hingga mencapai Rp.
237.1 milyar. Kemudian contoh berikutnya yaitu menurut berita KBR68H,
Kupang bahwa salah satu wajib pajak yang belum melunasi pajak reklame di
Kota Kupang adalah perusahaan komunikasi PT XL Axiata Tbk atau XL.
Utang reklame XL pada Pemerintah Kota Kupang mencapai Rp 1,8 miliar.
 Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang bertujuan memberikan kewenangan kepada
Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai
dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Sumber pendapatan
daerah ini bisa berasal dari pendapatan pajak daerah missal pajak hotel,
reklame, restoran, penerangan jalan, mineral bahan logam dan batuan, air
tanah dan lain-lain, bisa juga dari retribusi daerah, retribusi ini terdiri dari

3
retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu atau
pendapatan asli daerah dari lain-lain yang sah misalkan penerimaan jasa giro.

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa sajakah faktor yang menjadi penyebab wajib pajak menunggak utang
pajaknya?
 Apa saja upaya penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
tunggakan pajak wajib pajak dalam rangka meningkatkan Pendapatan asli
Daerah?
C. METODE PEMECAHAN MASALAH
Metode pemecahan masalah ini menggunakan sistem studi literature yaitu dengan
mencari informasi dari buku, artikel atau berita yang berkaitan dengan penyebab
tunggakan pajak dan upaya penanggulangannya dalam rangka peningkatan
pendapatan asli daerah kota kupang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Penyebab Tunggakan Pajak


Secara Keseluruhan dari tahun 2017 hingga ke 2019 berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik, pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak daerah
mengalami kenaikan yang tidak begitu signifikan. Pada tahun 2017 Pendapatan
asli daerah mencapai Rp. 229 137 473, dengan pendapat dari pajak daerah yaitu
Rp. 98.639.548 yang berarti pajak daerah menyumbang sekitar 43% untuk
pendapatan asli daerah. Pada tahun 2018 Pendapatan Asli Daerah mencapai RP
171.560.899, yang berarti dari 2017 hingga 2018 mengalami penurunan Rp.
57.576.574,. Dan pendapatan melalui pajak daerah yaitu sebesar Rp. 98.910.907
yang berarti pajak daerah menyumbang 57,65% dari keseluruhan pendapatan asli
daerah, dan unutk data yang terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik atau
BPS bahwa pada tahun 2019 Pendapatan Asli Daerah menyentuh angka Rp.
186.573.408 dengan kontribusi pajak daerah sebesar Rp. 101.407.997 bila
dipersenkan maka pajak daerah menyumbang sebesar 54,35 persen itu berarti ada
penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2018. Salah satu menurunya
pendapatan dari pajak daerah adalah salah satu faktormya adalah wajib pajak tidak
atau menunggak pajak, bisa itu dari Pajak Hotel,Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Parkir dan Pajak Penerangan Jalan sehingga perlunya
dianalisis lebih mendalam mengenai faktor tunggakan pajak tersebut.
Dari pengamatan saya factor yang menyebabkan wajib pajak enggan membayar
pajak adalah :
A. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah daerah kupang dalam hal
pentingnya membayar pajak. Pemerintah terlalu pasif dalam menangih pajak.
B. Kurangnya pengetahuan atau pemahaman wajib pajak terhadap pembayaran
pajak apalagi di provinsi NusaTenggara Timur dimana banyak anak-anak yang
putus sekolah atau tidak memiliki pekerjaann, pengangguran, tingkat

5
kemisikinan tinggi dan mutu pendidikan yang rendah. Ini menjadi tugas
pemerintah dan Dirjen Pajak agar bagiamana supaya banyak wajib pajak yang
menyadari bahwa pentingnya pembayaran pajak untuk pembangunan daerah
khususnya kota kupang.
C. Pemerintah selaku fiscus kurang bertindak tegas dalam hal menagih pajak bagi
perusahaan yang tidak membayar misalkan wajib pajak yang belum melunasi
pajak reklame di Kota Kupang adalah perusahaan komunikasi PT XL Axiata
Tbk atau XL. Utang reklame XL pada Pemerintah Kota Kupang mencapai Rp
1,8 miliar dan contoh yang baru terjadi di 2021 bahwa Restoran Palapa Jalan
Timor Raya di kelurahan Pasir Panjang mendapat peringatan dari KPK akibat
belum dilunasinya pajak yang ditaksir hingga ratusan juta rupiah.
D. Pengolahan data yang masih susah atau belum bisa di akses oleh wajib pajak,
padahal keterbukaan informasi dan tranparansi dari pemerintah sangat penting
untuk meningkatkan kepercayaan bagi wajib pajak untuk membayar pajak.
E. Wajib pajak yang tidak tahu bagaimana sistem penghitungan pajak apabila
menggunakan sistem self assessment system
F. Kurangnya keyakinan wajib pajak kepada pemerintah akibat dari banyaknya
tindakan korupsi pada bagian perpajakkan
G. Wajib pajak yang lupa untuk membayar pajak
H. Kesadaran wajib pajak yang sangat rendah dalam membayar oajak karena
beranggapan selama membayar pajak tidak ada timbal balik atau prestasi yang
bisa langsung dirasakan sehingga wajib pajak memilih untuk tidak membayar
pajak.
I. Sanksi yang dinilai kurang berat dan tegas bagi wajib pajak yang menunggak
pajak.
B. Upaya Penanggulangan Tunggakan Pajak
A. Pemerintah harus aktif dalam hal melakukan pendataan, pengolahan data,
membuka atau membuat data yang mudah diakses oleh wajib pajak dan dalam
hal penagihan pajak.
B. Aparatur Negara yang domain nya pada perpajakkan harus melakukan
pengawasan dan menindak tegas bagi siapa saja yang tidak membayar pajak
dan bertindak tegas meberikan sanksi bagi yang melakukan penyelewengan-
penyelewengan sehingga hal tersebut merugikan Negara.

6
C. Melakukan Sosialisasi bagi masyarakat tentang pentingnya membayar pajak,
apa pajak itu sendiri dan bagaimana menghitung pajak sesuai dengan
ketentuan perundang0undangan yang berlaku.
D. Memberi sesuatu bagi wajib pajak yang sudah rajind an taat dalam membayar
pajak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan wajib pajak enggan atau menunggak membayar pajak
adalah :
J. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah daerah kupang dalam hal
pentingnya membayar pajak. Pemerintah terlalu pasif dalam menangih pajak.
K. Kurangnya pengetahuan atau pemahaman wajib pajak terhadap pembayaran
L. Pemerintah selaku fiscus kurang bertindak tegas dalam hal menagih pajak
Pengolahan data yang masih susah atau belum bisa di akses oleh wajib pajak,
padahal keterbukaan informasi dan tranparansi dari pemerintah sangat penting
untuk meningkatkan kepercayaan bagi wajib pajak untuk membayar pajak.
M. Wajib pajak yang tidak tahu bagaimana sistem penghitungan pajak apabila
menggunakan sistem self assessment system
N. Kurangnya keyakinan wajib pajak kepada pemerintah akibat dari banyaknya
tindakan korupsi pada bagian perpajakkan
Upaya Penanggulangan Tunggakan Pajak :
A. Pemerintah harus aktif dalam hal melakukan pendataan, pengolahan data,
membuka atau membuat data yang mudah diakses oleh wajib pajak dan dalam hal
penagihan pajak.

7
B. Aparatur Negara yang domain nya pada perpajakkan harus melakukan
pengawasan dan menindak tegas bagi siapa saja yang tidak membayar pajak dan
bertindak tegas meberikan sanksi bagi yang melakukan penyelewengan-
penyelewengan sehingga hal tersebut merugikan Negara.
C. Melakukan Sosialisasi bagi masyarakat tentang pentingnya membayar pajak,
apa pajak itu sendiri dan bagaimana menghitung pajak sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Memberi reward bagi wajib pajak yang sudah rajin dan taat dalam membayar
pajak.
G. Menerapkan pengertian dan kesadaran bagi wajib pajak bahwa kesadaran wajib
Pajak adalah salah satu fungsi pajak sebagai sumber pembiayaan Negara untuk
mensejahterakan masyarakat.
H. Aparatur yang bergerak dibidang perpajakan harulah memberikan pelayanan
sebaik mungkin agar wajib pajak bisa lebih tertarik untuk membayar pajak.

B. SARAN
Pemerintah Kota Kupang harus lebih giat dalam hal melakukan penagihan pajak
apabila diperlukan bekerja sama dengan KPK dan juga perlunya keterbukaan
informasi dan transparansi agar meningkatkan kepercayaan bagi wajib pajak
dalam hal membayar pajak dan tidak lupa melakukan sosialisasi akan pentingnya
membayar pajak.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://kbr.id/nusantara/11-
2013/pemkot_kupang_tagih_tunggakan_pajak_reklame_xl_rp_1_8_m/62969.html
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/112449/PERDA%20NO
%202%20THN%202016.pdf
https://kupangkota.bps.go.id/

Anda mungkin juga menyukai