DALAM PEMBANGUNAN
KOPERASI DI INDONESIA
SUMBER :
Pemikiran Ekonomi Koperasi
Mohammad Hatta
Relevansi nya dengan Etika Ekonomi Islam
Dr. Itang, M.Ag.
Kerja sama dalam masyarakat telah nampak wujudnya dalam suatu jaringan
system yang lebih kompleks. Bentuk-bentuk ikatan persekutuan hidup telah
berkembang dan menjadi lebih beragam. Kini kerja sama disamping memenuhi
kebutuhan menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman, juga untuk memperoleh
kasih sayang dan persahabatan seperti dalam keluarga dan paguyuban, juga telah
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan, seperti nampak
pada bentuk-bentuk organisasi yang resmi.
Kerja sama dalam lapangan ekonomi bagi masyarakat sudah sangat
berkembang. Apalagi masa sekarang ini, bahkan ada yang sudah menjadi
masyarakat modern. Perkembangan tersebut bukan saja ragam kegiatannya, tetapi
jangkauan lingkupnya yang cukup luas. Kerja sama terjalin dalam sistem
pembagian kerja yang rimit pada setiap lapangan kegiatan ekonomi, seperti
pertanian, industri, perdagangan dan lain-lain. Disamping jaringan antar lapangan
ekonomi, antar kelompok, antar organisasi, antar daerah, bahkan dalam lingkup
internasional. Secara ekonomis, umat manusia dipelosok bumi itu saling
membutuhkan, saling bergantung satu sama lain.
B. Sejarah perkembangan Gerakan Koperasi
Sebagai persoalan ekonomi, dalam hal ini Islam memberikan pedoman dalam
mengatur ekonomi agar tidak mengarah kepada perbuatan yang dapat merugikan
manusia. Terhindar dari perbuatan riba, judi dan penipuan. Dengan demikian
mekanismenya harus mengacu kepada paradigma ekonomi Islam, yang bersumber
pada alQur’an, as-Sunnah, ijma, qiyas, dan ijtihad.
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber pokok bagi semua hukum Islam telah menjelaskan
dasar-dasar hukum, seperti memerintahkan kepada manusia agar memenuhi
janji (perikatan) dan menegaskan halalnya jual beli beserta haramnya riba.
Banyak ayat menyebutkan berbagai macam kebutuhan hidup manusia, baik
yang primer (basic needs) maupun yang sekunder.
2. As-Sunnah
Kedudukan as-Sunnah terhadap al-Qur’an, sebagaimana dirumuskan dalam
tiga hal, yaitu:
a. Sunnah berfungsi menjelaskan ayat yang masih mubham, merinci ayat yang
mujmal.
b. Sunnah menambah kewajiban-kewajiban syara’ yang ketentuan pokoknya
telah ditetapkan dengan nash alQur’an. Seperti sunnah datang dengan
membawa hukumhukum tambahan yang menyempurnakan ketentuan pokok
tersebut.
c. Sunnah membawa hukum yang tidak ada ketentuan nashnya di dalam al-
Qur’an.
Seperti dalam masalah mu’amalat, yaitu al-Qur’an memerintahkan untuk
memenuhi janji (perikatan). Hal ini perikatan mana yang sah dan yang halal
serta perikatan yang haram dan yang tidak harus dipenuhi. Di sini as-Sunnah
berperan untuk menjelaskannya.
3. Ijma’
Ijma dibagi dua yaitu ijma qauli dan ijma sukuti. Ijma qauli ialah kebulatan
yang dinyatakan oleh mujtahidin dan ijma sukuti ialah kebulatan yang
dianggap ada, apabila seseorang mujtahid mengeluarkan pendapatnya dan
diketahui oleh mujtahidin lainnya. Akan tetapi mujtahidin lainnya tidak
menyatakan setuju atau batahnya.
4. Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan hukum sesuatu perkara yang belum ada
kedudukan hukumnya dengan sesuatu perkara yang sudah ada ketentuan
hukumnya karena adanya segi-segi persamaan antara keduanya yang disebut
illat. Qiyas merupakan sumber hukum yang keempat setelah al-Qur’an, As-
sunnah dan Ijma’.
5. Ijtihad
Ijtihad adalah merupakan semua kemampuan dalam segala perbuatan, guna
mendapatkan hukum syara’ dan dalil terperenci dengan cara istinbat
(mengambil kesimpulan).
Ada beberapa parameter dasar etika ekonomi Islam yang dapat diungkap dan
diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Tindakan dan putusan dinilai etis, tergantung pada maksud (tujuan)
individu. Tuhan Maha Mengetahui, karena itu Tuhan mengetahui maksud
manusia secara sempurna.
2. Maksud baik yang diikuti tindakan baik dianggap sebagai ibadah
(pengabdian). Maksud halal tidak dapat merubah tindakan haram menjadi
halal.
3. Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk meyakini dan
bertindak apapun yang diinginkan, namun tanpa mengorbankan keadilan dan
tanggung jawab.
4. Iman kepada Allah memberikan individu kebebasan sempurna dari sesuatu
atau seseorang kecuali Allah.
5. Keputusan yang menguntungkan mayoritas atau minoritas bukan ukuran
etis tidaknya suatu tindakan. Etika bukan persoalan jumlah.
6. Islam menggunakan pendekatan sistem terbuka terhadap etika, tidak
tertutup dan berorientasi pada diri sendiri (self-oriented).
7. Keputusan etis didasarkan pada pemahaman terhadap al-Qur’an dan alam
semesta secara bersamaan.
8. Berbeda dengan sistem etika yang dibangun oleh kebanyakan agama lain,
Islam menganjurkan umat manusia untuk mengamalkan tazkiyah melalui
partisipasi aktif dalam kehidupan dunia.
EKONOMI KOPERASI MOHAMAD
HATTA
A. Fungsi, Peranan, Tujuan dan Prinsip Koperasi di Indonesia
1. Fungsi koperasi Indonesia adalah:
a. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.
b. Alat pendemokrasian ekonomi nasional.
c. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.
d. Alat Pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan
ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana
perekonomian rakyat.
2. Peranan koperasi Indonesia adalah:
a. Mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan
potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi
dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang merata.
b. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat.
c. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.
3. Tujuan koperasi Indonesia adalah:
a. Koperasi Indonesia adalah organisasi yang bergerak di bidang
ekonomi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di lapangan ekonomi,
bertujuan tidak semata mencari keuntungan sebesar-besarnya.
b. Bekerja sama dengan siapa pun dan pihak manapun guna
memperbaiki nasib dan kesejahteraan anggota.
c. Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
4. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula
prinsip koperasi seperti Pendidikan perkoperasian dan Kerja sama antar
koperasi.
B. Macam-macam Koperasi
1. Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggota terdiri dari
setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan
konsumsi, dengan tujuan mengusahakan pemenuhan barang-barang
kebutuhan yang diperlukan para anggota.
2. Koperasi kredit
Koperasi kredit (simpan pinjam) adalah koperasi yang anggota-
anggotanya terdiri dari setiap orang yang mempunyai kepentingan
langsung dalam lapangan perkreditan. Lapangan usaha perkreditan
menggiatkan anggotanya untuk menyimpan escara teratur dan memberi
pinjaman kepada anggotanya untuk tujuan yang bermanfaat dengan
pemungutan uang-jasa serendah mungkin.
3. Koperasi produksi
Koperasi produksi yaitu sejenis koperasi yang menghasilkan produksi
untuk disalurkan baik kepada para anggotanya maupun untuk pasar.
2. Ajaran
Mohammad Hatta adalah seorang terkemuka yang dapat meletakan
dasar perekonomian nasional. Dengan pikiran-pikirannya itu membawa
input besar bagi kestabilan ekonomi bangsa Indonesia. Mengingat ide-
idenya yang berharga ini rasanya perlu dikaji originated (asal-usul)
ajaran/konsepsi ekonomi koperasi Mohammad Hatta.