Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN BALANCED SCORECARD PADA

PEMERINTAH DAERAH
Wahyudin Nor 1
1
Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya
e-mail : wahyu1511@yahoo.com

ABSTRAK

Balanced scorecard (BSC) merupakan sebuah sitem manajemen (bukan sistem


pengukuran semata) yang memungkinkan organisasi menggambarkan dengan jelas visi
dan strateginya dan mengaplikasikan visi dan strategi tersebut dalam tindakan.
Balanced scorecard memberikan umpan balik seputar proses bisnis internal dan
outcome eksternal dalam rangka meningkatkan kinerja dan pencapaian strategis secara
berkelanjutan. Konsep balanced scorecard mengukur kinerja organisasi melalui empat
perspektif yakni perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Pada awalnya, balanced scorecard hanya digunakan
oleh organisasi bisnis untuk mengukur kinerjanya, saat ini balanced scorecard juga
digunakan oleh organisasi publik termasuk pemerintah daerah. Organisasi publik adalah
organisasi yang bertujuan menyediakan layanan pada publik, tanpa mengejar
keuntungan. Agar dapat digunakan oleh organisasi publik, balanced scorecard perlu
dimodifikasi.

Kata-kata kunci: balance scorecard, organisasi publik, pemerintah daerah

ABSTRACT

The balanced scorecard (BSC) is a management system (not only a measurement


system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them
into action. It provides feedback around both the internal business processes and
external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results.
The BSC concept measures organization’s performance through four perspectives
which are the finansial perspective, customer perspective, internal business process
perspective, and learning and growth perspective. At first, balanced scorecard is used
only by bussiness organizations to measure performance of their activities, now
balanced scorecard is also used by public organizations including local government. A
public organization is an organization that intends to provide services to public, and non
profit-oriented. In order to be applicable in public organizations, balanced scorecard
needs to be modified.

Keywords: balance scorecard, local goverment, public organization

PENDAHULUAN organisasi bisnis. BSC sebagai suatu


Pada pertama kali dikenalkannya sistem pengukuran kinerja dapat
konsep balance scorecard (BSC) pada digunakan sebagai alat pengendalian,
tahun 1990 oleh Robert S Kaplan dan analisis dan merevisi strategi organisasi
David P. Norton, BSC hanya digunakan (Campbell dkk., 2002).
sebagai alat pengukuran kinerja pada BSC pada awalnya dimaksudkan
Vol. 7, No. 2, Juli 2012
AUDI 280
Jurnal Akuntansi & Bisnis
untuk organisasi yang berorientasi pada harus dimodifikasikan terlebih dahulu
profit walaupun sebenarnya BSC juga agar sesuai dengan kebutuhan organisasi
dapat diterapkan pada organisasi sektor publik (Rohm, 2003).
publik. Bila BSC pada setiap level BSC pada dasarnya merupakan
dikomunikasikan dengan jelas ke seluruh ukuran kinerja yang tidak hanya
organisasi, individu dalam organisasi mendasarkan dari pada ukuran kinerja
dapat menyesuaikan aktivitas sehari-hari tradisional yang berorientasi pada
dengan strategi dan secara otomatis akan perspektif keuangan tetapi juga pada
membantu organisasi dalam mencapai aspek nonkeuangan.
tujuan strategisnya. Hal ini relevan tidak Kaplan dan Norton (1996: 25--
hanya bagi organisasi sektor privat tetapi 29) menjelaskan ada empat perspektif
juga bagi organisasi sektor publik termasuk dalam BSC, yaitu sebagai berikut:
organisasi pemerintahan. a. Perspektif Keuangan (Finansial)
Pada organisasi sektor publik Pemahaman perspektif finansial
BSC dapat digunakan untuk memonitor dalam manajemen BSC sangat
dan mengevaluasi kinerja organisasi pada penting karena keberlangsungan
perspektif proses internal (misalnya suatu unit bisnis strategis sangat
jumlah sampah yang diangkut), kepuasan tergantung pada posisi dan kekuatan
pelanggan (publik dan pemimpin politik finansial. Berkaitan dengan hal ini,
sebagai pelanggan), keuangan (misalnya berbagai rasio finansial dapat
tingkat kredit, saldo dana), dan pada diterapkan dalam pengukuran
perspektif lainnya. Secara umum terdapat strategis untuk perspektif finansial.
perbedaan-perbedaan perspektif BSC Manajemen bisnis harus
yang diterapkan pada organisasi bisnis memperhatikan agar semua analisis
yang berorientasi laba dan pada rasio finansial menunjukkan hasil
organisasi sektor publik yang berorientasi yang baik. Hal itu penting karena
pelayanan pada publik (Blocher dkk., manajemen harus mampu membayar
2005:50). utang, baik kepada kreditor jangka
Meskipun organisasi publik tidak pendek maupun kreditor jangka
bertujuan untuk mencari profit, panjang, termasuk kemampuan
organisasi ini terdiri atas unit-unit yang menghasilkan keuntungan untuk
saling terkait yang mempunyai misi yang pemegang saham.
sama, yaitu melayani masyarakat. Untuk b. Perspektif Customer
itu, organisasi publik harus dapat Dalam perspektif pelanggan,
menerjemahkan visinya ke dalam perusahaan harus mengidentifikasikan
strategi, tujuan, ukuran, serta target yang pelanggan dan segmen pasar di mana
ingin dicapai. Selanjutnya dikomunikasikan mereka akan berkompetisi. Elemen
kepada unit-unit yang ada untuk dapat yang paling penting dalam suatu
dilaksanakan sehingga semua unit bisnis adalah kebutuhan pelanggan,
mempunyai tujuan yang sama, yaitu sehingga kebutuhan pelanggan harus
pencapaian misi organisasi. Untuk itu, diidentifikasi secara tepat. Misalnya
organisasi publik dapat menggunakan demografi, aktivitas umum pembeli,
BSC dalam menerjemahkan misi posisi atau tanggung jawab pembeli,
organisasi ke dalam serangkaian tindakan dan karakteristik pribadi pembeli. Di
untuk melayani masayarakat. Dengan samping itu, konsep segmentasi pasar
adanya perbedaan-perbedaan antara juga penting untuk diketahui karena
organisasi bisnis dan publik, maka BSC akan bermanfaat bagi penilaian pasar
Vol. 7, No. 2, Juli 2012
AUDI 281
Jurnal Akuntansi & Bisnis
dan penetapan strategi memasuki c) Proses pelayanan, berkaitan
pasar (strategi pemasaran). Selanjutnya dengan pelayanan kepada
mengidentifikasi kekuatan kompetitif pelanggan, seperti pelayanan
dan dilakukan analisis agar dapat purnajual, menyelesaikan masalah
diketahui secara dan pasar realistik yang timbul pada pelanggan
dapat diidentifikasi. dalam kesempatan pertama
c. Perspektif Proses Bisnis Internal secara cepat, melakukan tindak
Dalam perspektif proses bisnis lanjut secara proaktif dan tepat
internal, manajer harus mengidentifikasi waktu, memberikan sentuhan
proses-proses yang paling kritis pribadi (personal touch), dan
untuk mencapai tujuan peningkatan lain-lain.
nilai bagi pelanggan (perspektif d. Pespektif Pertumbuhan dan
pelanggan) dan tujuan peningkatan Pembelajaran
nilai bagi pemegang saham (perspektif Perspektif keempat dalam BSC
finansial). Banyak organisasi adalah mengembangkan tujuan dan
memfokuskan untuk melakukan ukuran-ukuran yang mengendalikan
peningkatan proses - proses pembelajaran dan pertumbuhan
operasional. Yang bisa digunakan organisasi. Tujuan-tujuan yang
untuk BSC adalah model rantai nilai ditetapkan dalam perspektif finansial,
proses bisnis internal yang terdiri pelanggan, dan proses bisnis internal
atas tiga komponen utama, yaitu mengidentifikasi yang mana organisasi
sebagai berikut. harus unggul untuk mencapai terobosan
a) Proses inovasi, mengidentifikasi kinerja, sementara itu tujuan dalam
kebutuhan pelanggan masa kini perspektif ini memberikan infrastruktur
dan masa mendatang serta yang memungkinkan tujuan-tujuan
mengembangkan solusi baru ambisius dalam ketiga perspektif itu
untuk kebutuhan pelanggan. tercapai. Tujuan-tujuan dalam
b) Proses operasional, meng perspektif ini merupakan pengendali
identifikasi sumber-sumber untuk mencapai keunggulan outcome
pemborosan dalm proses ketiga perspektif (finansial, pelanggan,
operasional serta mengembangkan dan proses bisnis internal). Terdapat
solusi masalah yang terdapat tiga kategori yang sangat penting
dalam proses operasional itu dalam perspektif pembelajaran dan
untuk meningkat kan efisiensi pertumbuhan, yaitu (1) kompetensi
produksi, meningkatkan kualitas karyawan, (2) infrastruktur teknologi,
produk dan proses, memperpendek dan (3) kultur perusahaan.
siklus waktu sehingga Berdasarkan keempat perspektif
meningkatkan penyerahan BSC, Kaplan dan Norton (1996:9)
produk berkualitas secara tepat menggambarkan rerangka BSC seperti
waktu, dan lain-lain. gambar 1 berikut ini:

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 282
Jurnal Akuntansi & Bisnis
Gambar 1
Kerangka BSC
Sumber: Kaplan dan Norton (1996 : 9)

Dari gambar 1 di atas dapat perusahaan dalam penilaian kinerja dan


dilihat bahwa agar suatu manajemen penentuan kompensasi manajemen.
strategik dapat berjalan dengan baik Keempat, menjadi suatu kerangka kerja
maka visi dan strategi organisasi harus bagi seluruh personel perusahaan dalam
di-translate ke dalam empat perspektif melakukan tindakan-tindakan yang
(keuangan, customer, proses bisnis mengarah pada pencapaian tujuan.
internal, dan pertumbuhan dan Menurut Rohm (2003)
pembelajaran). Dari tiap-tiap perspektif menyatakan ada enam tahapan dalam
tersebut harus ditunjukkan tujuan membangun BSC yaitu sebagai berikut
(objectives), ukuran-ukuran (measures), pertama, menilai fondasi organisasi yang
kinerja yang digunakan, target yang akan meliputi analisis kekuatan, kelemahan,
dicapai, dan inisiatif strategik yang harus kesempatan, dan ancaman organisasi
dilakukan untuk mencapai target yang yang dapat dilakukan dengan
telah ditetapkan sekaligus untuk menggunakan analisis SWOT atau
mencapai misi organisasi. Kemampuan benchmarking terhadap organisasi
organisasi untuk dapat men-translate visi lainnya. Kedua, Membangun strategi
dan misi ke dalam tindakan nyata sangat bisnis, Dalam membangun strategi,
menentukan keberhasilan implementasi organisasi harus mempertimbangkan
strategi tersebut. pendekatan apa saja yang bisa digunakan
Blocher dkk., (2005: 45) untuk menjalankan strategi tersebut,
menyatakan ada empat manfaat dari BSC termasuk di dalamnya apakah strategi
yaitu pertama, implementasi strategi tersebut bisa dijalankan, berapa banyak
dengan mengarahkan perhatian manajer sumber daya yang dibutuh kan, dan
pada faktor kritis sukses (critical success apakah strategi tersebut mendukung
factor) yang relevan dan cara mencapai pencapaian misi organisasi. Ketiga,
nya. Kedua, menentukan sifat dan arah membuat tujuan organisasi, Tujuan
perubahan yang harus dilakukan dalam organisasi merupakan gambaran
pengimplementasian strategi. Ketiga, aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan
menjadi dasar yang objektif bagi oleh organisasi dan waktu yang
Vol. 7, No. 2, Juli 2012
AUDI 283
Jurnal Akuntansi & Bisnis
dibutuhkan untuk mencapainya. Empat. Districts, 14 Port Districts, 48
membuat peta strategi (strategic map) Conservation Districts, dan 170 Municipal
bagi strategi bisnis, peta strategi atau Water Supplier
strategic map dapat dibangun dengan Pada dasarnya BSC merupakan
menghubungkan strategi dan tujuan ke sistem pengukuran kinerja yang mencoba
dalam empat perspektif dari unit-unit mengubah misi dan strategi organisasi
dengan menggunakan hubungan sebab- menjadi tujuan dan ukuran-ukuran yang
akibat (cause-effect relationship). Lima, lebih berwujud. Ukuran finansial dan
menentukan ukuran kinerja, ukuran atau nonfinansial yang dirumuskan dalam
indikator kinerja harus ditetapkan sesuai perspektif BSC sebenarnya adalah
dengan tujuan-tujuan strategis. Dalam derivasi (penurunan) dari visi dan strategi
setiap perspektif dinyatakan tujuan- organisasi. Dengan demikian, hasil
tujuan strategis yang ingin dicapai. Untuk pengukuran dengan BSC ini mampu
setiap tujuan strategis harus ditetapkan menjawab pertanyaan tentang seberapa
paling sedikit satu ukuran kinerja. Enam, besar tingkat pencapaian organisasi atas
menyusun inisiatif, Inisiatif adalah visi dan strategi yang telah ditetapkan.
program-program yang harus dilakukan Pada organisasi penyedia layanan
untuk memenuhi salah satu atau berbagai publik, tujuan utama pengukuran
tujuan strategis. Inisiatif ditetapkan kinerjanya adalah untuk mengevaluasi
berdasarkan target, yaitu tingkat kinerja keefektifan layanan jasa yang diberikan
yang diinginkan. kepada masyarakat. Oleh karena itu,
kepuasan pelanggan menjadi lebih
PEMBAHASAN penting daripada sekadar keuntungan.
Penerapan Balance Scorecard pada Trend pengukuran kinerja organisasi
Sektor Publik layanan publik saat ini adalah pengukuran
Di dunia Internasional kinerja berbasis out come daripada
sendiri BSC sudah diterapkan di banyak sekadar ukuran-ukuran proses. Artinya,
lembaga pemerintah, baik pada tingkat kinerja organisasi publik ini sebenarnya
pusat maupun daerah. Di Amerika tidak terletak pada proses mengolah input
Serikat, Instansi Federal yang menjadi output, tetapi justru penilaian
menggunakan BSC adalah Department of terhadap seberapa bermanfaat dan sesuai
Agriculture, Natural Resource Conservation, output tersebut memenuhi harapan dan
Forrest Service, Department of Commerce, kebutuhan masyarakat. Bahkan, auditing
Fish and Wildlife Service, Bureau of konvensional yang semula berfokus pada
Reclamation, Environmental Protection ukuran proses mulai bergeser ke arah
Agency, Council on Environmental pengukuran outcome (Quinlivan, 2000).
Quality. Negara bagian yang sudah Outcome merupakan segala
menerapkan BSC di antaranya Alaska, sesuatu yang mencerminkan berfungsi nya
Oregon, Washington, California, Idaho, output kegiatan pada jangka menengah
Montana. Pada tingkat lokal, setingkat bagi masyarakat pengguna jasa organisasi
kecamatan di Indonesia, BSC sudah publik. Outcome suatu organisasi didasar
digunakan di 39 Counties, 277 Cities, 44 kan atas keberhasilan pencapaian visi
Sewer Districts, 125 Water Districts, 36 bukan pada keberhasilan meningkatkan
Irrigation Districts, 32 Publik Utility profitabilitas. Jadi final outcome organisasi
Vol. 7, No. 2, Juli 2012
AUDI 284
Jurnal Akuntansi & Bisnis
publik bukan ukuran finansial melainkan hidup, dan mempertahankan keseim-
lebih cenderung pada ukuran pelanggan. bangan antara pengukuran keuangan dan
Keberhasilan instansi pemerintah seharus nonkeuangan.
nya diukur dari bagaimana mereka bisa Kedua, menetapkan akuntabilitas
memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat pada semua level organisasi. Akuntabilitas
dan stakeholders lain yang telah harus dipandang sebagai kunci
menyediakan sumber daya (Quinlivan, keberhasilan organisasi, harus menjadi
2000). tanggung jawab setiap individu, dan yang
Pada dasarnya manajemen lebih penting harus diwujudkan oleh
kinerja dan penilaian kualitas tidak pimpinan organisasi melalui contoh/
ditujukan untuk memperbaiki pelayanan, teladan. Langkah ini harus ditopang oleh
tetapi hanya membantu mengidentifikasi upaya konkret untuk (1) mensponsori
area yang perlu diperbaiki sehingga bisa pengukuran kinerja di semua level
lebih fokus. BSC digunakan sebagai alat organisasi dan menggunakan nya sebagai
pendukung untuk komunikasi, motivasi, dasar dalam implementasi sistem
dan mengevaluasi strategi organisasi pemberian imbalan dan sanksi (reward
utama. Dengan BSC ini manajemen bisa and punishment system), (2) menjamin
lebih efektif, tetapi BSC tidak menjamin bahwa pegawai menerima informasi yang
manajemen efektif. Hal ini bisa terjadi akurat melalui saluran informasi dan
jika manajemen tidak tepat men- komunikasi yang efektif dan jelas, dan
derived visi dan strategi organisasi dalam (3) menjamin bahwa masyarakat juga
ukuran-ukuran kinerja BSC. mendapatkan informasi yang sama
Wahyudi (2000) menyatakan bahwa sebagai dasar terciptanya public
dalam mengimplementasikan pendekatan accounta-bility.
BSC ke dalam sektor publik, ada lima Ketiga, mengumpulkan, mengguna
langkah yang harus dilakukan. kan, dan menganalisis data yang
Pertama, menetapkan suatu diperoleh dan menghubungkan nya ke
pengukuran kinerja yang berorientasi dalam proses perencanaan strategik. Data
pada hasil yang menyeimbangkan dan informasi yang harus dikumpulkan
pencapaian target dari keempat perspektif meliputi data umpan balik (feedback) dari
tersebut. Dalam hal ini diperlukan tiga masyarakat, perubahan lingkungan
langkah konkret yaitu (1) mendefinisikan makro, dan data kinerja organisasi. Hasil
atau menentukan pengukuran yang paling analisis terhadap data-data tersebut harus
berarti bagi stakeholders yang berfungsi pula disampaikan kepada masyarakat
untuk mengarahkan perhatian mereka, (2) sebagai salah satu stakeholders.
penumbuhan komitmen pada perubahan- Keempat, menghubungkan hasil
perubahan dasar dengan melibatkan analisis data dan informasi di atas ke
berbagai pihak dan menerapkan sistem dalam proses penyusunan program kerja
yang “fleksibel” (tidak kaku) serta berikut penyusunan anggaran nya. Dalam
menentukan arahan yang jelas untuk hal ini harus dapat ditunjukkan dengan
pelaksanaan, monitoring, pengukuran dan jelas bahwa penyusunan program dan
pelaporannya, serta (3) memperhatikan anggaran tersebut adalah dalam rangka
fleksibilitas melalui perhatian bahwa mencapai misi organisasi yang telah
manajemen kinerja adalah proses yang ditetapkan.
Vol. 7, No. 2, Juli 2012
AUDI 285
Jurnal Akuntansi & Bisnis
Kelima, membagi peran kepemimpinan. 2. Memahami hubungan antara proses
Meskipun pada sektor pemerintahan internal yang bernilai tambah
diperlukan seorang pemimpin yang kuat, dengan outcome yang dihasilkan.
tidak berarti bahwa semua pengambilan 3. Mengintegrasikan model pengukuran
keputusan harus dimonopoli oleh sang kinerja BSC dalam suatu manajemen
pemimpin. Di sini diperlukan desentralisasi strategik, manajemen kinerja, dan
dalam pengambilan keputusan, tetapi sistem penghargaan pegawai.
dalam koridor peraturan-perundangan
yang ada, yang sesungguhnya Ciptani (2000: 32) mengindentifikasi
dimaksudkan untuk dapat segera permasalahan-permasalahan yang timbul
merespons atau memenuhi kebutuhan dalam penerapan BSC dan banyak
masyarakat. Kekhawatiran bahwa dihadapi oleh perusahaan dan mungkin
bawahan akan melakukan distorsi dalam bisa terjadi pada organisasi pemerintah
pengambilan keputusan (karena menyimpang yang sangat ingin menerapkan BSC
dari kebijakan) harus dapat dicegah dalam sistem manajemennya, antara lain
melalui proses vision and mission sharing adalah seperti di bawah ini:
serta pemberdayaan (empowerment) yang a. Bagaimana mendesain sebuah
telah dilakukan. scorecard
Untuk dapat memenuhi kebutuhan Desain scorecard yang baik pada
organisasi publik yang berbeda dengan dasarnya adalah desain yang
organisasi bisnis, maka sebelum mencerminkan tujuan strategik
digunakan ada beberapa perubahan yang organisasi. Beberapa perusahaan di
dilakukan dalam konsep BSC. Perubahan Amerika telah mencoba mendesain
yang terjadi antara lain: 1) perubahan sebuah scorecard penilaian kinerja
framework, yaitu yang menjadi driver berdasarkan kategori-kategori yang
dalam BSC untuk organisasi publik diungkap kan oleh Kaplan & Norton.
adalah misi untuk melayani Dalam praktiknya, masih banyak
masyarakat , 2) perubahan posisi antara perusahaan yang tidak dapat
perspektif finansial dan perspektif merumuskan strateginya dan
pelanggan, 3) perspektif customers memiliki strategi yang tidak jelas
menjadi perspektif customers & sama sekali. Hal ini tentu saja akan
stakeholders. 4) perubahan perspektif menyulit kan desain scorecard
learning dan growth menjadi perspektif yang sesuai dengan tujuan strategik
employees and organization capacity perusahaan yang ingin dicapai.
(Rohm, 2005). b. Banyaknya alat ukur yang diperlukan
Menurut Quinlivan (2000), ada Banyaknya alat ukur yang
beberapa syarat agar BSC dapat tercapai dikembangkan oleh perusahaan tidak
efektifitasnya, yaitu sebagai berikut. menjadi masalah yang terpenting
1. Ada definisi yang jelas atas tujuan adalah bagaimana alat ukur-alat ukur
individu, tim, unit organisasi, dan yang ada tersebut bisa mencakup
organisasi. keseluruhan strategi perusahaan
terutama dapat mengukur dimensi

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 286
Jurnal Akuntansi & Bisnis
yang terpenting dari sebuah strategi. melakukannya apabila dirasa sistem
Namun demikian Garisson dkk., manajemen yang lama sudah tidak
(2006 : 451) menjelaskan bahwa bisa mendukung tujuan organisasi
salah satu hal yang perlu selama ini. Pada beberapa
diperhatikan dalam menyeleksi perusahaan di Amerika yang
ukuran kinerja, BSC yaitu seharusnya berusaha menerapkan konsep BSC
perusahaan tidak mempunyai banyak dalam perusahaannya mereka
ukuran kinerja, karena akan memilih menggabungkan antara
mengurangi fokus dan akan sistem yang masih relevan dengan
membingungkan. pencapaian tujuan organisasi dengan
c. Apakah scorecard cukup layak untuk sistem BSC.
dijadikan penilai kinerja
Layak atau tidaknya scorecard yang Salah satu kunci keberhasilan
dibentuk oleh perusahaan akan penerapan BSC menurut ’Reilly
tergantung pada nilai dan orientasi (Mattson, 1999: 2) adalah adanya
strategi perusahaan yang bersangkutan. dukungan penuh dari setiap lapisan
Pada beberapa perusahaan di manajemen yang ada dalam organisasi.
Amerika, mereka lebih memperhatikan BSC tidak hanya berfungsi sebagai
nilai-nilai yang secara eksplisit dan laporan, tetapi lebih dari itu, BSC
kuantitatif dikaitkan dengan strategi haruslah benar-benar merupakan refleksi
bisnis mereka. dari sebuah strategi perusahaan serta visi
d. Perlunya scorecard dikaitkan dengan organisasi. Bahkan, O’Reilly mengatakan
gainsharing secara individu bahwa BSC dapat dipandang sebagai
Banyak perusahaan di Amerika yang sebuah alat untuk mengkomunikasikan
menghubungkan antara kinerja dalam strategi dan visi organisasi perusahaan
BSC dengan pembagian keuntungan secara kontinyu. Ian Alliott, sebuah
(gainsharing) secara individual. Akan perusahaan konsultan besar di Amerika,
tetapi, haruslah diingat bahwa dasar berhasil mengidentifikasi empat langkah
pembagian keuntungan (gainsharing) utama yang harus ditempuh oleh
tersebut adalah seberapa besar perusahaan apabila perusahaan akan
dukungan inovasi atau perubahan menerapkan konsep BSC. Langkah-
kultur yang diberikan oleh individu langkah tersebut adalah sebagai berikut
kepada peningkatan kinerja (Mattson, 1999:2).
perusahaan. a. Memperoleh kesepakatan dan
e. Apakah scorecard yang ada dapat komitmen bersama antara pihak
menggantikan keseluruhan sistem manajemen puncak perusahaan.
manajemen lama b. Mendesain sebuah model (kerangka)
Dalam praktiknya, sangat sulit BSC, yang memungkinkan perusahaan
mengganti sistem manajemen yang untuk menentukan beberapa faktor
lama dengan sistem manajemen yang penentu seperti tujuan strategik,
sama sekali baru (BSC), tetapi perspektif bisnis, indikator-indikator
perusahaan diharapkan dapat kunci penilaian kinerja.

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 287
Jurnal Akuntansi & Bisnis
c. Mengembangkan suatu program Pemerintahan seperti lembaga pemerintah,
pendekatan yang paling tepat diawali dengan penentuan komponen-
digunakan oleh perusahaan sehingga komponen strategik oleh manajemen.
BSC menjadi bagian dari kultur Komponen strategik dimaksud adalah
organisasi yang bersangkutan. visi, misi, tujuan, dan strategi lembaga
Konsep scorecard yang dikembangkan pemerintah. Komponen strategik tersebut
dapat dijadikan sebagai salah satu merupakan penjabaran dari visi, misi,
pengendali jika terjadi perubahan tujuan dan sasaran yang disusun
kultur dalam perusahaan. Dengan sebelumnya di dalam renstra dan Laporan
kata lain perusahaan haruslah Akuntabilitas Instansi Pemerintah
memperhitungkan apakah penerapan (LAKIP) yang kemudian disesuaikan
dengan kondisi saat ini dan
BSC akan mengakibat kan
keterkaitannya dengan tugas pokok dan
perubahan yang cukup besar dalam
fungsi lembaga pemerintah.
organisasi perusahaan.
BPKP menyatakan bahwa BSC
d. Aspek penggunaan teknologi.
dapat dipilih sebagai alternatif dalam
Banyak perusahaan sudah mulai
penyusunan dan pengembang an Renstra
menggunakan software komputer
karena teknik ini berguna untuk: (a)
dalam menentukan elemen-elemen
memetakan strategi yang sudah ada atau
scorecard dan meng otomatisasikan
yang akan ada; (b) mengenali outcome
pendistribusian data ke dalam
yang akan dihasilkan dan kinerja
scorecard. Data-data scorecard,
pencapaian beserta driver-nya; (c)
yang berwujud angka-angka
melakukan pemilihan strategi dan
pengukuran tersebut, akan di-review
mengevaluasi kinerja; dan (d) alat
dari periode ke periode secara terus-
analisis dan evaluasi yang komprehensif
menerus.
karena melihat dari berbagai perspektif.
Biasanya dalam pengembangan
Penerapan Balance Scorecard Pada
renstra sudah dilakukan langkah
Pemerintah Daerah Di Indonesia
pengidentifikasian indikator kinerja.
Penerapan BSC pada
Indikator kinerja dalam renstra mengacu
pemerintahan daerah di Indonesia
pada laporan yang disusun sebagai
konsisten dan sejalan dengan kebijakan
bentuk akuntabilitas pemerintah kepada
pengembangan Rencana Strategik
publik. Oleh karena itu sebagai suatu
(Renstra) yang mengarah kan organisasi
sistem strategi, BSC diaplikasikan pada
pemerintah untuk merumuskan renstra
saat penyusunan renstra dan sebagai
pada organisasi nya masing-masing.
suatu alat pengukuran kinerja indikator-
Penyusunan Renstra merupakan
indikator kinerja BSC diaplikasikan pada
langkah perencanaan strategik yang
LAKIP.
dilakukan untuk merumuskan visi, misi,
Skema yang menggambarkan
tujuan, sasaran, dan strategi organisasi
kaitan antara pengembangan renstra dan
pemerintahan.
penyusunan LAKIP bahwa BSC dapat
Perancangan ukuran kinerja
diaplikasikan di dalamnya dapat dilihat
adalah suatu tahapan yang penting dalam
pada gambar 2 di bawah ini. Skema ini
penerapan BSC pada suatu organisasi.
konsistensi pengembangan renstra yang
Perancangan BSC pada lembaga
Vol. 7, No. 2, Juli 2012
AUDI 288
Jurnal Akuntansi & Bisnis
merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran, keempat perspektif BSC pada saat
dan strategi dengan BSC yang juga pengembangan renstra tersebut. Di sisi
berangkat dari visi dan misi untuk lain, indikator kinerja yang dituangkan
merumuskan tujuan, sasaran dan strategi. dalam LAKIP dengan sendirinya juga
Oleh karena itu, BSC dapat mengacu pada keempat perspektif BSC.
diimplementasikan dengan mengaplikasikan

VISI (VISION)

MISI (MISION)

 VALUE
 LINGKUNGAN
 CSF

TUJUAN (GOAL)

SASARAN LAKIP
(OBJECTIVES)
Aktivitas
RENOP

PERFORMANCE
STRATEGY (KINERJA)

Gambar 2
Pengembangan Renstra dan LAKIP
Sumber: Tim AKIP BPKP (2003:40)

Salah satu pemerintah daerah dan indikator untuk mencapai kinerja


yang sudah mengimplementasikan BSC pada empat perspektif BSC. Berikut ini
adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan diberikan contoh implementasi BSC ke
Timur. Dengan mengambil prinsip-prinsip dalam strategi Pemerintah Provinsi
utama BSC, Pemprov Kaltim Kalimantan Timur yang dituangkan
menerjemahkan misi dan strateginya ke dalam LAKIP.
dalam tindakan nyata berupa program

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 289
Jurnal Akuntansi & Bisnis
Misi :
Memanfaatkan keanekaragaman SDA secara lestari dengan
memperhatikan aspek sosial dan budaya setempat
Tujuan : Mengoptimalkan pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan rakyat
Sasaran 1 : Pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan penciptaan lapangan
kerja
Tujuan/
No. Perspektif Indikator
Sasaran Strategis

1. Pelanggan/ % kenaikan GDP


Stakeholder Pertumbuhan (Gross Domestic
ekonomi Product)

2. Proses Pengembangan Perluasan


 Peningkatan
Internal ekspor kesempatan kerja ekspor nonmigas
nonmigas (%)
 Tenaga
pemasaran yang
Pendataan dan
negosiasi
terlatih
Pengembangan lowongan kerja
ekspor
hasil hutan

Seleksi
tenaga kerja
Pengembangan
Kawasan
industri
Monitoring

Sistem
informasi
tenaga kerja

3. Inovasi dan Tersedianya tenaga


Peningkatan kualitas tenaga kerja
Pembelajara pelatih
n

Pelatihan Pendapatan
tenaga kerja SDM

4. Keuangan Efisiensi dan


Sumber dana yang dibutuhkan efektivitas

Gambar 3
BSC Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Tim AKIP BPKP (2003:62)

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 290
Jurnal Akuntansi & Bisnis
SIMPULAN Blocher, Edward J., Chen, Kung H., and
Organisasi sektor publik ber Lin, Thomas W. 2005. Cost
hubungan langsung dengan penyedia Management: A Strategic Emphasis.
an services and goods untuk memenuhi 3rd Edition. McGraw Hill.
keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Dalam hal ini masyarakat merupakan Campbell, Dennis, Datar, Srikant, Kulp,
pelanggan yang harus dilayani dengan Cohen, Susan dan Narayanan, V. G.
baik sehingga dalam rangka 2005. “Using the BSC as a Control
memenuhi customer satisfaction, sangat System for Monitoring and Revising
perlu ditanamkan pola pikir (mind Corporate Strategy,”
set) terhadap para pengelola organisasi http:\\www.ssrn.com.
layanan publik tentang bagaimana
Dess, Gregory G. and Lumpkin G.T.
meningkatkan kepuasan pelanggan
2003. Strategic Management,
(masyarakat).
Creating Competitive Advantages.
Melalui BSC, organisasi pemerintah
McGraw Hill.
atau sektor publik akan mampu
menjelaskan misinya kepada masyarakat Garrison, Ray H. and Noreen, Eric W.
dan dapat mengidentifikasi indikator 2003. Managerial Accounting. 10th
kepuasan masyarakat secara lebih Edition. McGraw Hill.
transparan, objektif, dan terukur serta
mampu mengidentifikasi proses kerja dan Gaspersz, Vincent. 2003. Sistem
kualitas sumber daya manusia yang Manajemen Terintegrasi: BSC
dibutuhkannya dalam mencapai misi dan dengan Six Sigma untuk Organisasi
strateginya. Sebaliknya di dalam proses Bisnis dan Pemerintah. Jakarta.
implementasinya, kegiatan yang di Gramedia
lakukan oleh organisasi publik akan
dapat menghadirkan suatu sistem Hilton, Ronald W., Maher, Michael W.
manajemen startegik yang berorientasi and Selto, Frank H. 2000. “Cost
pada masyarakat. Management, Strategies for
Business Decisions”. Irwin
REFERENSI McGraw-Hill.
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). 2003. Kaplan R.S & D.P. Norton. 1996. “The
Balanced Scorecard, Penerapan nya BSC: Translating Strategy Into
pada Organisasi Sektor Publik: Action. Boston” Harvard Business
Suatu Pengantar. Jakarta. School Press.

Badan Pengawasan Keuangan dan Mattson, Beth. 1999. “Executives Learn


How To Keep Score: BSC Gets
Pembangunan (BPKP). 2003.
All Employees Focusing On
Pengembangan Renstra: Suatu
Vision”.
Pengantar. Jakarta.
http://www.ianalliot.com.

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 291
Jurnal Akuntansi & Bisnis
Rohm, Howard. 2004. “Improve Public
Sector Results with A Balanced
Scorecard”.
http:\\www.balancedscorecard.or
g.

Quinlivan, Dale. 2000. “Rescaling the


BSC for Local Government”.
Australian Journal of Public
Administration. Vol. 59, Issue
4, pages 36–41, December 2000.

Wahyudi, Ishak A. 2000. “Alternatif


Proses Pengukuran Kinerja di
Sektor Publik”. Pemeriksa,
Januari.

Vol. 7, No. 2, Juli 2012


AUDI 292
Jurnal Akuntansi & Bisnis

Anda mungkin juga menyukai