Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM


A. Definisi
Waham adalah keyakinan sesorang yang berasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien (Aziz R, 2009).
Waham adalah suatu keyakinan yang salah dan dipertahankan secara kuat atau terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna Kliat, 2011).
B. Tanda dan gejala

1. Subyektif: 2. Obyektif
a. Mayor a. Mayor
 Merasa curiga  Marah-marah tanpa sebab
 Merasa cemburu  Banyak kata (logorrhoe)
 Merasa diancam/diguna-guna  Menyendiri
 Merasa sebagai orang hebat  Sirkumstansial
 Merasa memiliki kekuatan luar biasa  Inkonheren
 Merasa sakit/rusak organ tubuh b. Minor
 Merasa sudah mati  Marah-marah karena alasan sepele
b. Minor Menyendiri
 Merasa orang lain menjauh
Merasa tidak ada yang mau mengerti

C. Faktor predisposisi
1. Genetik
Factor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan ini adalah
mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua,
saudara kandung, sanak saudara lain.
2. Neurobiologis
Adanya gangguan pada korteks prefontal dan korteks limbic.
3. Neurotransmitter
Abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamate.
4. Virus
Paparan virus influenza pada trimester III.
5. Psikologis
Ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah yang tidak peduli.
6. Sosial Budaya
Kemiskinan, ketidakharmonisan dan sosial budaya menyebabkan Skizofrenia.

D. Klasifikasi
1. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “saya ini titisan Bung Karno,
punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai negara dan bisa menyembuhkan
berbagai macam penyakit”.
2. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau sekelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh:
“banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster
akan meracuni makanan saya”.
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “Tuhan telah menunjuk saya
menjadi wali, saya harus terus menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk
surge”.
4. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulangkali tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “sumsum tulang belakang
saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh
saya telah membusuk, tubuh saya menghilang”
5. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal, diucapkan berulangkali
tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “saya sudah menghilang dari dunai ini,
semua yang ada disini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia ini”.
E. Faktor presipitasi
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk
gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan
abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan. Pada pasien dengan
waham, pemeriksa MRI menunjukkan bahwa derajat lobus temporal €tidak simetris.
Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil, sehingga terjadinya waham kemungkinan
melibatkan komponen degeneratif dari neuron. Waham somatic terjadi kemungkinan
karena disebabkan adanya gangguan sensori Universitas Universitas Sumatera
Sumatera Utara pada sistem saraf atau kesalahan penafsiran dari input sensori karena
terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat penuaan (Boyd, 2005 dalam Purba
dkk, 2008).
2. Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi
dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi
buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh
kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam
berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan
dan sebagainya.
F. Mekanisme koping
Menurut Hernawati ( 2008 ), perilaku yang mewakili upaya untuk melindungiklien dari
pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang mal adaptifmeliputi :
1. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi
ansietas.
2. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3. Menarik diri
4. Pada keluarga : mengingkari
I. Proses Terjadinya Masalah
Proses terjadinya waham ada 6 fase, diantaranya menurut Yosep (2009) adalah:
A. Fase of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan
kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi
kesenjangan antara realiti dengan self ideal sangat tinggi.
B. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
C. Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan keyataan,
tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
D. Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari
sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super
ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
E. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya
klien sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
F. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

II. Kemungkinan Data Fokus Pengkajian


A. Proses pikir: B. Isi pikir: C. Waham
1. Sirkumtansial 1. Obsesi 1. Agama
2. Flight of Ideas 2. Depersonalisasi 2. Somatic
3. Kehilangan Asosisasi 3. Hipokondroa 3. Kebesaran
4. Tangensial 4. Dobia 4. Siar pikir
5. Bloking 5. Ide terkait 5. Nihilistic
6. Sisip pikir
7. Curiga
8. Control pikir

III. Masalah Keperawatan


Gangguan proses pikir: Waham
IV. Analisa Data (Tabel)

NO DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF MASALAH


1 Subyektif: Gangguan proses piker: Waham
c. Mayor
 Merasa curiga
 Merasa cemburu
 Merasa diancam/diguna-guna
 Merasa sebagai orang hebat
 Merasa memiliki kekuatan luar biasa
 Merasa sakit/rusak organ tubuh
 Merasa sudah mati
d. Minor
 Merasa orang lain menjauh
 Merasa tidak ada yang mau mengerti
Obyektif
c. Mayor
 Marah-marah tanpa sebab
 Banyak kata (logorrhoe)
 Menyendiri
 Sirkumstansial
 Inkonheren
d. Minor
 Marah-marah karena alasan sepele
 Menyendiri

V. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: waham
VI. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa PERENCANAAN
Keperawatan
TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
Gangguan proses Pasien mampu: Setelah pertemuan pasien Sp1
piker: Waham  Berorientasi kepada dapat memenuhi  Identifikasi kebutuhan pasien
realitas secara kebutuhannya  Bicara konteks realita (tidak mendukung
bertahap atau membantah waham pasien)
 Berinteraksi dengan  Latih pasien untuk memenuhi
orang lain dan kebutuhannya
lingkungan  Masukan jadwal harian pasien
 Menggunakan obat
dengan prinsip 6
benar
Setelah pertemuan pasien Sp2
mampu:  Evaluasi kegiatan lalu (sp1)
 Menyebutkan  Identifikasi potensi/kemampuan yang
kegiatan yang sudah dimiliki
dilakukan  Pilih&latih potensi/kemampuan yang
 Menyebutkan serta dimiliki
memilih kemampuan  Masukan dalam jadwal kegiatan
yang dimiliki
Setelah pertemuan pasien Sp3
dapat menyebutkan  Evaluasi kegiatan yang lalu (sp1&sp2)
kegiatan yang sudah  Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
dilakukan dan mampu  Pilih dan latih potensi kemampuan
memilih kemampuan lain lainyang dimiliki
yang dimiliki  Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu: Setelah pertemuan Sp1
 Mengidentifikasi keluarga mampu:  Identifikasi masalah keluarga dalam
waham pasien  Mengidentifikasi merawat pasien
 Memfasilitasi pasien masalah  Jelaskan proses terjadinya waham
untuk memenuhi  Menjelaskan cara  Jelaskan tentang cara merawat pasien
kebutuhannya merawat pasien waham
 Mempertahankan  Latih (simulasi) cara merawat
program pengobatan  RTL keluarga/jadwal merawat pasien
pasien secara optimal
Setelah pertemuan Sp2
keluarga mampu:  Evaluasi kegiatan yang lalu (sp.1)
 Menyebutkan  Latih keluarga cara merawat (langsung ke
kegiatan yang sesuai pasien)
dilakukan  RTL keluarga
 Memperagakan cara
merawat pasien

Anda mungkin juga menyukai