Anda di halaman 1dari 4

NAMA : METHAL JAGAD KERY

NIM : 2002101011

KELAS : 3A

TEMPE DESA REJOSARI YANG BANYAK DIMINATI PEMBELI

Tempe merupakan salah satu makanan pokok yang biasa dikonsumsi oleh sebagian
besar atau mayoritas masyarakat Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan bahwa keberadaan
tempe sebagai salah satu makanan lauk yang utama dan sering digunakan pada berbagai
macam masakan.
Oleh karenanya, banyak warga yang menjadi produsen tempe dikarenakan peluang
usaha tersebut. tak terkecuali di Desa Rejosari. Terdapat salah satu tempat pembuatan
tempe pada skala rumahan.

Bapak Mardi selaku pemilik mengungkapkan, produksi tempe terus berjalan meskipun
di masa pandemi seperti ini, namun pengurangan jumlah produksi tidak bisa
dihindarkan karena imbas dari masa pandemi tersebut.

Pembuatan tempe memerlukan waktu yang cukup lama dan tenaga yang ekstra.
Meskipun begitu, pembuatan tempe tergolong cukup mudah berdasarkan langkah-
langkah yang harus dilakukan. Terlebih dahulu kedelai yang telah dicuci bersih
kemudian direbus sekitar 30 menit. Kedelai yang telah direbus lalu diletakkan ke dalam
wadah untuk didiamkan beberapa saat.

Kedelai yang terlalu panas akan berakibat juga pada proses peragian. Sehingga suhu
kedelai harus diturunkan terlebih dahulu. Setelah suhu turun atau masuk ke dalam
kategori hangat, proses peragian dapat dimulai dan bisa segera untuk dilakukan packing.
Ukuran tempe bervariasi mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar.

Tempe yang telah selesai packing akan didiamkan pada rak dan suhu yang optimal agar
proses fermentasi dapat berjalan. Tempe akan siap untuk dipasarkan setelah 2 hari
proses fermentasi. Bapak Mardi membuat tempe setiap hari, sehingga untuk penjualan
tempe di hari berikutnya telah ada produk tempe siap jual yang telah dibuat pada hari
sebelumnya.

Banyaknya ragi yang diberikan tergantung pada musim. “Kalau musim penghujan bisa
lebih banyak, kalau musim kemarau bisa lebih sedikit.” Ujar beliau. “Biasanya
membuat berapa banyak, Pak?” “Biasanya sampai satu sack, sekitar 50kg. Masa
pandemi ini jadi berkurang pembuatannya, 15kg.”

Tak hanya produsen skala besar, produsen tempe seperti pak Mardi pun terkena dampak
masa pandemi. Meskipun begitu, produksi tempe terus dilakukan agar dapat memenuhi
kebutuhan pasar akan permintaan tempe.

Produksi tempe ini merupakan sebuah peluang untuk menjalani bisnis, di samping
bisnis – bisnis lainnya yang juga dapat di lakukan di rumah. Terlebih cara pembuatan
tempe ini sangatlah mudah untuk di pelajari dan dapat di lakukan di rumah tanpa
membutuhkan tempat yang terlalu besar, namun sebelum kita berpikir untuk memulai
berbisnis tempe terlebih dahulu kita harus mempelajari bagaimana proses fermentasi
kacang kedelai ini bisa berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan tempe yang
lezat dan menyehatkan.

Bapak Mardi warga Dusun jati desa Rejosari, Rt 02/04 yang saat ini menjalani usaha
tempe rumahan. Usaha membuat tempe ini sudah ditekuni sejak belasan tahun lalu.
Dengan di bantu anak dan suami, pak Mardi menjalankan usaha tempe rumahan.
Terkadang juga di bantu dengan tetangga dekatnya. Tempe yang di produksi di setorkan
ke pasar Kota Magetan dan juga di jual eceran kepada warga sekitar. Meskipun proses
pembuatannya masih dengan cara tradisional, tetapi mampu menghasilkan cita rasa
tempe yang istimewa. Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, pak Mardi
memilih kedelai yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain,
seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya.

Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan
tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus
sp, pada biji kedelai.

Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka
selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian
bibit yang akan digunakan.

Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan


proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa
dipakai di rumah tangga. Seperti : Baskom, Saringan, Dandang, Sotel kayu, Tampah,
Kompor, Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.

Adapun bahan yang diperlukan antara lain Kacang kedelai, untuk bahan kedelai, baik
juga dipertimbangkan untuk memakai bahan kedelai lokal yang sifatnya lebih organik
dan ragi tempe.

Langkah pembuatan tempe yang dilakukan yaitu :

1. Mencuci tampah, ayakan dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2. Membersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian
cuci hingga bersih.
3. Merendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air
dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).
4. Melepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian dicuci atau dibilas
dengan menggunakan air bersih.
5. Merebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk, biji-biji tersebut dituangkan pada tampah yang
telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-
aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
7. Menaburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-
aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
8. Menyiapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus
9. Memasukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam pembungkusnya,
adapun ketebalannya diatur sesuai dengan selera
10. Melakukan Proses fermentasi kacang kedelai pada suhu kamar selama satu atau
dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Yang perlu menjadi catatan, bahwa pembuatan tempe ini walaupun secara tradisional,
Bapak Mardi tetap memperhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan
kerja, karena akan meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai