Anda di halaman 1dari 16

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

Dosen Pembimbing : Adi Nurapandi, S.Kep., Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH :
FANNY RIFATUL FUADAH
SARAH JULIANTI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMERIKSAAN FISIK

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :


Pemeriksan Fisik
Diagnosa medis :
Post Partum Spontan (normal) P1 A0 H+1
2. Diagnosa keperawatan :
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
A. Integritas Islam
- Mengucapkan salam dan memperkenalan diri kepada pasien
Rasional : mengaplikasikan nilai – nilai islami
- Gunakan kata-kata yang santai
Rasional : menggunakan kata-kata santai dapat membuat kenyamanan
antara pasien dan perawat saat berkomunikasi
- Mengucapkan bismillah sebelum melakukan tindakan pemeriksaan fisik
Rasional : mengaplikasikan nilai-nilai islami
- Tindakan pemeriksaan fisik hendaknya dilakuan dengan penyesuaian jenis
kelamin antara perawat dengan pasien
Rasional : Hal ini untuk mendapatkan kenyamanan dalam proses tindakan
yang diberikan
- Saat melaksanakan tindakan pemeriksaan fisik perawat harus menerapkan
prinsip etik non malficience
Rasional : tidak menimbulkan bahaya cedera fisik dan psikologis terhadap
pasien
- Perawat harus menerapkan prinsip etik confidentiality
Rasional : untuk menjaga privasi pasien dan menjaga kepercayaan pasien
kepada perawat
- Saat melakukan komunikasi perawat hendaklah mengingatkan pelaksanaan
ibadah kepada pasien
Rasional : mengingatkan pasien untuk melaksanakan kewajibannya
terhadap tuhan
B. Universal Precauton
1. Mencuci Tangan
Tindakan pemeriksaan fisik dilakukan dengan prinsip bersih, akan
tetapi demi keselamatan pasien dan perawat tetap mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan.
- Gulung baju lengan panjang keatas pergelangan tangan. Hindari
memakai cincin, lepaskan selama mencuci tangan.
Rasional: berpotensi penumpukan bakteri yang dapat mengontaminasi
kulit.
- Basahi kedua tangan dengan air mengalir dan beri sabun secukupnya
Rasional: sabun dan air mengalir akan membantu proses pelepasan
kotoran dan kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan
kuku.
- Gosok kedua telapak tanagn dan punggung tangan
Rasional: membuang atau membersihkan untuk membuang kotoran
danorganisme yang menempel di telapak tangan dan punggung tangan
- Gosok sela-sela jari kedua tangan
Rasional: membuang atau membersihkan untung membuang kotoran
dan organisme yangmenempel disela-sela jari kedua tangan.
- Gosok kedua telapak dengan jari-jari rapat
Rasional: membuang atau membersihkan untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel disela-sela jari.
- Jari-jari tangan dirapatkansambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri
ke kanan, dan sebaliknya.
Rasional: membuang atau membersihkan untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel di telapak tangan kanan dan kiri.
- Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan
sebaliknya.
Rasional: membuang atau membersihkan untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel di ibu jari
- Gosokan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan
sebaliknya. Basuh dengan air.
Rasional: membuang atau membersihkan untuk membuang kotoran dan
organisme yang menempel di kuku
- Keringkan tangan dengan tisu (handuk tidak direkomendasikan karena
lembab terus menerus malah menyimpan bakteri)
- Matikan kran air dengan tisu
- Tangan sudah bersih
2. Alat pelindung diri
- Penggunaan sarung tangan
Rasional: melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua jenis
cairan tubuh, secret, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan
benda yang terkontaminasi
- Pelindung wajah (masker)
Rasional: melindungi selaput lendir hidung, mulut selama melakukan
perawatan pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah dan
cairan tubuh atau cairan tubuh lain.
- Gaun pelindung
Rasional: melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau
percikan darah atau cairan tubuh lain.
- Pengelola alat-alat kesehatan
Rasional: mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan atau
menjamin alat-alat dalam kondisi steril
- Pengelolaan benda tajam
Rasional: menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja
C. Komunikasi Terapeutik
1. Mengucapkan salam kepada pasien
Rasional : menerapkan nilai-nilai islami (Ramlani Lina, 2016)
2. Memperkenalkan diri dan menjalin bina trust dengan pasien
Rasional : bina trust dapat dapat menimbulkan rasa percaya pasien terhadap
perawat selain itu bina trust dapat menimbulkan perasaan aman dan
nyaman bagi pasien selama tindakan berlangsung
3. Menggunakan kata-kata yang santai
Rasional : Agar klien mampu berkomunikasi dan tanggap dengan
kehadiran perawat
4. Gunakan kata-kata yang tidak sangkaan atau menyalahkan
Rasional : Apabila ada kata-kata yang bersifat sangkaan atau menyalahkan
maka akan mengurangi kepercayaan pasien
5. Tidak melakukan yang membuat klien merasa aneh
Rasional : Tingkah laku professional akan mengatur hubungan terapeutik
D. Monitoring tanda-tanda vital
1. Aktivitas-aktivitas
- Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan dengan cepat
- Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi dan hipotermia
- Monitor irama jantung
- Monitor pola pernafasan abnormal
- Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda-tanda vital
- Periksa secara berkala keakutan instrument yang dapat digunakan untuk
perolehan data pasien
Metode dan Langkah Pemeriksaan Fisik:
a. Inspeksi
Inspeksi Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
Cara efektif melakukan inspeksi, adalah sebagai berikut :
- Atur posisi sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail
- Berikan pencahayaan yang cukup
- Bandingkan area sisi tubuh dengan tubuh yang lainya
- Jangan melakukan inspeksi secara terburu-buru
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukur tubuh,
warna, bentuk, posisi, simetris dan perlu bandingkan hasil normal dan
abnormal bagian tubuh satu dengan tubuh lainya (kesemetrisan bentuk
dan ukuran) (Arafah et al., 2021)
b. Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan dengan menggunakan
indra peraba, yaitu tangan, untuk menentukan ketahanan, kekeyalan
kekerasaan dan tekstur, mobilitas, temperature turgor, bentuk,
kelembapan, ukuran.
Langkah-langkah yang perluh diperhatikan selama palpasi:
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai
- Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
- Kuku jari perawat harus dipotong pendek

- Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir


c. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian


permukaan tubuh tertentuh untuk membandingkan dengan bagian
tubuh lainya (kiri, kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi
bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran bentuk, dan
konsistensi jaringan.
Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk
menghasilkan suara. Ada 2 cara dalam perkusi yaitu cara langsung
dan cara tidak langsung
- Cara langsung : mengetuk secara langsung dengan menggunakan
tangan satu / dua jari
- Cara tidak langsung : menempatkan jari tengah tangan diatas
permukaan tubuh dan jari tangan lainya dan telapak tangan tadi
pada permukaan kulit, setelah mengetuk jari tangan ditarik
kebelakang.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
- Sonor : suara perkusi jaringan yang normal
- Redup : suara perkusi jaringan yang yang lebih padat misalnya di
daerah paru-paru pada pneumonia
- Pekek : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi
daerah hepar
- Hipersonor / timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih
berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien
asthma kronik
d. Auskultasi
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh, biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang perlu
didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Beberapa hal yang perluh didengarkan antaranya frekuensi siklus
gelombang bunyi, kekerasan/amplitude bunyi. Suara yang tidak
normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah rales, ronchi,
wheezing, pleura friction rub (Arafah et al., 2021).
2. Pemeriksaan Tanda Vital
a. Pemeriksaan Nadi
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
c. Pemeriksaan Pernafasan
d. Pemeriksaan Suhu
3. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Pemeriksaan Fisik Kepala
b. Pemeriksaan Fisik Mata
c. Pemeriksaan Fisik Dada
d. Pemeriksaan Fisik Abdomen
e. Pemeriksaan Fisik Telinga
E. Mengatasi kecemasan dan gangguan konsep diri
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien
Rasional : komunikasi terapeutik dapat menurunkan kecemasan pasien
karena pasien merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan
kesempatan untuk berbagi pengetahuan, perasaan dan informasi sebagai
proses penyembuhan pasien (Cahyono, 2017).
2. Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien
Rasional : membantu klien dalam menyampaikan perasaan dan
menganalisa respon verbal dan non verbal dari klien
3. Dorong pasien untuk mengambil posisi yang nyaman
Rasional : Memahami penjelasan dan dilakukan dengan benar akan
memberikan efek yang baik
4. Praktikkan dan dorong pasien untuk melakukan teknik relaksasi dengan
bernafas dalam
Rasional : Membantu meredakan ansietas pasien (Literate & Indonesia,
2020)
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
a. Integritas islam
-

b. Universal precaution
- Resiko tertular penyakit bakteri mikroorganisme
Pencegahan : melakukan cuci tangan dengan benar
- Resiko tertular penyakit akibat terkena cairan darah pasien
Pencegahan : memakai alat pelindung diri dengan lengkap
- Bahaya yang mungkin terjadi bisa menyebabkan cedera
Pencegahan : Lakukan tindakan dengan hati dan utamanakn A3

c. Komunikasi terapeutik
- Hilangnya rasa percaya atau penolakan dari pasien
Pencegahan : melakukan komunikasi terapeutik dengan benar
- Hindari melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dengan ansietas
tingkat berat tanpa bantuan spikofarmaka maka membahayakan perawat
ataupun lingkungan.
Pencegahan : berkolaborasi dengan spikofarmaka

d. Monitoring tanda-tanda vital

- Bahaya yang dapat terjadi bisa menyebabkan cedera atau kesalahan dalam
menegakkan diagnosa apabila terdapat kekurangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik (Margaretha & Panggabean, 2015)

Pencegahan : teliti ketika melakukan tindakan pemeriksaan fisik.


Sedangkan tidak berbahaya jika disesuaikan dengan klinis pasien post
partum spontan dengan tanda gejala pasien masih tampak lemas dan sakit
sedang, dan apabila pasien tampak gelisah pasangkan pengaman tempat
tidur untuk mengatisipasi resiko jatuh pada pasien.
- Pemasangan manset yang terlalu kencang dapat membuat klien tidak
nyaman dan tangan klien menjadi keram.
Pencegahan : jangan memasangkan manset terlalu kencang dan jangan
terlalu lama saat melakukan pemeriksaan.
e. Mengatasi kecemasan dan gangguan konsep diri
- Hindari melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dengan ansietas
tingkat berat tanpa bantuan spikofarmaka maka membahayakan perawat
ataupun lingkungan (Wulandari & Widayati, 2020)
Pencegahan : berkolaborasi dengan spikofarmaka
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
a. Integritas islam
- Mewujudkan praktik keperawatan profesional dan Islami
b. Universal precaution
- Mencegah terjadinya penularan penyakit
- Terhindar dari infeksi nasokomial
c. Komunikasi terapeutik
- Meningkatkan derajat kesehatan pasien
- Menpercepat penyembuhan pasien (Ramlani Lina, 2016)
d. Monitoring tanda-tanda vital
- Mengumpulkan data dasar kesehatan klien
- Mengidentifikasi diagnosa keperawatan
- Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan
- Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan
- Untuk mendokumentasikan hasil tanda-tanda vital pasien setiap 1 jam dan
melihat apakah ada tanda-tanda yang mengancam pada diri pasien.
- Perawat mendapat data klien secara menyeluruh untuk menentukan rencana
tindakan keperawatan
e. Mengatasi kecemasan dan gangguan konsep diri
- Mampu mengatasi ansietas melalu teknik yang diberikan
- Klien memiliki konsep spiritual yang baik dan mampu mengaplikasikannya

6. Hasil yang didapat dan maknanya :


a. Integritas islam
- Klien memiliki konsep spiritual yang baik dan mampu mengaplikasikannya
b. Universal precaution
- Tangan tampak bersih dan meminimalisir adanya mikroorganisme
c. Komunikasi terapeutik
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- Klien mampu mengatasi gangguan konsep diri dan memiliki koping
individu yang efektif.
d. Monitoring tanda-tanda vital
- Dengan kita monitor tanda-tanda vital pasien, kita akan mengetahui
perubahan apa saja yang dialami pasien selama perawatan.
- Dalam pemeriksaan TTV yaitu keakuratan hasil
- Perawat mendapat data klien secara menyeluruh untuk menentukan rencana
tindakan keperawatan
e. Mengatasi kecemasan dan gangguan konsep diri
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- Klien mampu mengatasi ansietas dan memiliki koping individu yang
efektif (Purwasih & Susilowati, 2016)
- Klien mengenali peristiwa kecemasan yang dialaminya
- Klien dapat memahami hubungan antara kecemasan yang dialami dengan
keadaan dirinya
- Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi kecemasan yang
dialaminya

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk


mengatasi masalah/diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi) :
a. Integritas islam
- Terapi murotal alquran dapat menurunkan tingkat kecemasan dan stress
pada pasien pre oprasi (Kasanah & Pitayanti, 2021).
- Terapi psikoreligious dzikir dan doa mampu membantu pasien halusinasi
pendengaran dalam mengontrol gejalanya (Akbar & Rahayu, 2021).
- Aplikasi teori Katharine kocaba mampu meningkatkan kenyamanan pasien
yang beragama hindu saat pre oprasi mitral valve (Antarika & Herawati,
2021).
- Terapi Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Teknik (SQEFT) mampu
mengubah skor Brief Psychiatric technique Rateing Scale (BPRS) pada
pasien skizofrenia (Hanifa et al., 2021)
b. Universal precaution
-
c. Komunikasi terapeutik
- Menganjurkan keluarga agar meberikan dukungan kepada pasien
d. Monitoring tanda-tanda vital
- Segera melakukan tindakan lebih lanjut apabila saat melakukan
pemeriksaan fisik ada yang abnormal pada tubuh pasien
e. Mengatasi kecemasan dan gangguan konsep diri
- Terapi pranichealing mampu menurunkan tingkat kecemasan dan depresi
pasien carcinoma (Rasmana, 2020).
- Pelatihan koping religious mampu menurunkan kecemasaan pasien
penderita kista ovarium (Amita et al., 2021).
- Terapi relaksasi dzikir dan hypnosis lima jari mampu menurunkan
kecemasan ibu hamil (Dasri et al., 2021).
- Terapi seft (spiritual emosional freedom technique) mampu meredakan
gangguan kecemasan pada pasien dengan GAD (generalized anxiety
disorder) (Krisnawardhani & Noviekayati, 2021).
- Terapi kreasi seni menggambar mampu memperbaiki konsep diri pada
pasien harga diri rendah (Sarwili et al., 2021).
- Teknik terapi kelompok mampu meningkatkan kemampuan aktualisasi
diri pada pasien dengan gangguan konsep diri (Trinurmi, 2021).
REFERENSI

Akbar, A., & Rahayu, D. A. (2021). Terapi Psikoreligius: Dzikir Pada Pasien
Halusinasi Pendengaran. Jurnal Unimus: Ners Muda, 2(2), 66–73.
Https://Doi.Org/10.26714/Nm.V2i2.6286

Amita, N., Wahyuningsih, H., & Sulistyarini, I. (2021). Pelatihan Koping Religius
Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Penderita Kista Ovarium. Al-Hikmah:
Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 18(1), 54–65.

Antarika, G. Y., & Herawati, T. (2021). The Application Of Katharine Kolcaba’s


Theory In A Preoperating Mitral Valve Replacement Patient. Bali Medika
Jurnal, 8(2), 122–136.

Arafah, Fadli, & Muhammad, M. (2021). Pengetahuan Perawat Dalam Melakukan


Pemeriksaan Fisik Pada Kasus Kardiovaskuler. 01(1), 1–6.

Cahyono, A. W. G. (2017). Konsep Diri Keluarga Yang Memiliki Anggota Keluarga


Orang Dengan Gangguan Jiwa Riwayat Pasung Di Kota Blitar. Jurnal Ners Dan
Kebidanan (Journal Of Ners And Midwifery), 4(1), 056–063.
Https://Doi.Org/10.26699/Jnk.V4i1.Art.P056-063

Dasri, Z. A., Wahyuningsih, M., & Mindarsih, E. (2021). Perbedaan Pengaruh Terapi
Relaksasi Dzikir Dan Hipnosis Lima Jarai Terhadap Kecemasan Ibu Hamil.
Health Care : Jurnal Kesehatan, 10(1), 125–137.

Hanifa, L., Bariyah, K., Zulfikar, D., Yachub, M., & Wijayanti, D. Y. (2021).
Efektivitas Terapi Spiritual Qur’anic Emotional Freedom Technique (Sqeft)
Terhadap Perubahan Skor Brief Psychiatric Rating Scale (Bprs) Pada Orang
Dengan Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa, 3(1), 31–40.
Kasanah, A. Al, & Pitayanti, A. (2021). Efektifitas Terapi Murotal Al Quran
Terhadap Kecemasan Dan Stres Pada Pasien Pre Operasi. Jurnal Keperawatan,
13(1), 213–226.

Krisnawardhani, K. K., & Noviekayati, I. (2021). Terapi Seft (Spiritual Emotional


Freedom Technique) Untuk Meredakan Gangguan Cemas Menyeluruh Pada
Subjek Dewasa. Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(5), 2251–2265.
Https://Doi.Org/10.36418/Syntax-Literate.V6i5.1263

Literate, S., & Indonesia, J. I. (2020). Intervensi Nonfarmakologik Untuk


Menurunkan Kecemasan Pada Pasien Preoperasi. 9(April), 274–282.

Margaretha, F. S., & Panggabean. (2015). Kinerja Perawat Dalam Melakukan


Pengkajian Terhadap Pasien Di Dalam Asuhan Keperawatan.

Purwasih, R., & Susilowati, Y. (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa


Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang Gathotkoco Rsjd
Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jpk, 3(2), 44–50.
Http://Jurnal.Akperkridahusada.Ac.Id/Index.Php/Jpk/Article/View/26

Ramlani Lina. (2016). Komunikasi Terapeutik Dalam Perspektif Islam. Jurnal


Komunikasi Islam, 06.
Http://Jki.Uinsby.Ac.Id/Index.Php/Jki/Article/View/108/90

Rasmana, N. K. H. (2020). Pengaruh Terapi Pranic Healing Terhadap Tingkat


Depresi, Ansietas Dan Stress Pasien Dengan Carcinoma Di Rumah Sakit X
Denpasar. Repository Stikes Bina Usada Bali, 1(1), 1–12.

Sarwili, I., Rizal, A., & Malinda, M. (2021). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Jiwa
Dengan Terapi Kreasi Seni Menggambar Terhadap Pasien Harga Diri Rendah :
Hdr. Journal Of Nursing, 01(01), 2–5.
Trinurmi, S. (2021). Teknik Terapi Kelompok ( Group Theraphy ). Mental Health
Psychiatric Nursing, 8(1), 22–34.

Wulandari, O., & Widayati, D. (2020). Pemberdayaan Keluarga Dalam Menurunkan


Tingkat Kecemasan Pasien Ggk Dengan Hemodialisa. Care : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan, 8(3), 326. Https://Doi.Org/10.33366/Jc.V8i3.1806

Anda mungkin juga menyukai