Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

RESUME TENTANG
TEKNOLOGI AQUIFER STORAGE RECOVERY

Disusun oleh :
ANDI (21318006)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2021
Menggunakan Teknologi Aquifer Storage and Recovery (ASR)

Latar Belakang

Sumber daya air saat ini telah terdegradasi pada tingkat yang serius dan telah menimbulkan
konflik sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya ekstra dan pendekatan non-konvensional untuk
memperoleh sumber daya air alternatif. Menurut SUARA PEMBAHARUAN edisi 27 Februari
2006, Forum Air Dunia II (World Water Forum) di Den Haag pada Maret 2000 sudah
memprediksikan Indonesia termasuk salah satu negara yang akan mengalami krisis air pada 2025.
Penyebabnya adalah kelemahan dalam pengelolaan air. Salah satunya di antaranya pemakaian air
yang tidak efisien. Laju kebutuhan akan sumber daya air dan potensi ketersediaannya sangat
pincang dan semakin menekan kemampuan alam dalam menyuplai air.

Petani di kawasan beririgasi tidak pernah kebingungan selama fasilitas air irigasi tersedia di
saluran. Padahal tidak jarang saluran irigasi kering di musim kemarau. Di saat banjir, pikiran
tertuju kepada upaya penyelamatan diri dan bagaimana menyurutkan kelebihan air. Mereka tidak
berpikir panjang untuk menyimpan kelebihan air tersebut untuk dimanfaatkan pada saat musim
kering tiba. Masyarakat memang terdidik untuk tidak memahami sumber daya air yang semakin
langka.

Kritis DAS

Ironisnya, daerah aliran sungai (DAS) sebagai fungsi penyangga atau resapan makin jauh
dari angan-angan karena sebagian besar rusak. Ini disebabkan terjadinya alih fungsi lahan di daerah
penyangga, makin meluasnya lahan kritis dan penebangan liar pada areal penyangga. Berubahnya
fungsi DAS adalah awal dari hilangnya volume besar air melalui aliran permukaan yang
seharusnya dapat dikonservasi. Faktanya, makin meningkatnya defisit air di wilayah kekurangan
air atau menurunnya ketersediaan, air di daerah surplus Mengeringnya kantong- kantong air di
daerah cekungan di kawasan DAS adalah indikasi
nyata dari makin hilangnya fungsi hidrologis DAS. Sumber daya air mengalami berbagai
tekanan yang berakibat pada makin buruknya kualitas. Salah satu penyebabnya adalah
pencemaran pada air permukaan (sungai, danau, waduk) dan air bawah permukaan.
Intrusi air laut ke daratan menyebabkan salinitas air di sumur-sumur penduduk
meningkat.

Paradigma Baru

Ketidakselarasan sistem produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya air memerlukan
koreksi kebijakan pengelolaan sumber daya air yang lebih fokus, antara lain:
- Pertama, perlu ada kesungguhan dalam memfungsikan daerah resapan (recharge area).
- Kedua, mengutamakan pemanfaatan air permukaan (daripada air tanah).
- Ketiga, mengupayakan alternatif pemanfaatan air hujan secara langsung.

1
Selama ini konsep konservasi air dipahami sebagai kegiatan penanaman pohon atau upaya
vegetatif lainnya agar meningkatkan jumlah air hujan masuk ke dalam tanah.
Mekanisme
konservasi air dengan cara ini sangat alamiah dan paling dikehendaki. Tapi, ketika
kerusakan alam makin tidak terkendali hingga ke kawasan lindung/konservasi, maka
harus ada upaya lain agar air hujan yang jatuh di kawasan tersebut tidak “hilang” begitu
saja.

Teknologi Aquifer Storage and Recovery (ASR)

Pendahuluan

Teknologi Aquifer Storage and Recovery (ASR) dapat diartikan berupa teknik menyimpan
air permukaan ke dalam akifer tertentu (dengan kualitas tertentu) melalui sumur produksi ketika
air berlebih seperti hujan atau banjir. Teknologi Aquifer Storage and Recovery (ASR) dioperasikan
dengan bertujuan menyimpan air pada saat berlebih (musim hujan / banjir) dimana nantinya dapat
dipergunakan pada kemudian waktu (musim kemarau). Teknologi ASR dapat juga digunakan
sebagai water banking yang berfungsi menyimpan air semaksimal mungkin pada musim hujan dan
akan digunakan kembali pada waktu kekeringan.

Akifer adalah lapisan batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah dengan
nilai koefisien permeabilitas (k) berkisar antara 10-3 – 10-6 cm/detik Kelangsungan (viability)
penerapan teknologi ASR bergantung dari kondisi hidrogeologi daerah yang bersangkutan. Jenis
kondisi geologi mempengaruhi kemampuan teknologi ASR ini, oleh karena itu survei kondisi
geologi yang lengkap akan sangat membantu dalam penilaian kelayakan penerapan teknologi
ASR.

Prinsip kerja

ASR menerapkan prinsip kerja melakukan injeksi air (dengan kualitas tertentu), secara
hati-hati menuju akifer tertentu (selected aquifer) dan diambil kembali pada suatu saat dibutuhkan.
Teknologi ASR banyak dan sering digunakan untuk mengupayakan keberlangsungan jumlah dan
kualitas air di perkotaan yang telah dikenal dengan baik dan telah rinci mengenai informasi kondisi
dan sistem hidrogeologinya.

Beberapa hal penting dalam penerapan teknologi ASR (Awwa Research Foundation,
2006), yaitu:
a) penetapan sumur yang tepat
b) pemahaman pengaruh dan dampak atas kualitas air tanah
c) pemahaman desain sumur dan keberlanjutan operasi
d) regulasi yang tepat dan kepastian hukum atas proses dan manfaat dilakukannya
imbuhan air tanah secara buatan ke akifer yang dituju

Selain itu, perlu memilih teknologi yang tepat untuk melakukan rekonstruksi geometri

2
akifer 2D dan 3D, meningkatkan jumlah air yang dapat diinjeksikan ke dalam akifer baik secara
gravitasi maupun bertekanan tertentu. Khusus untuk teknologi injeksi sumur (injection well
technology) telah dilakukan sejak 125 tahun yang lalu, namun belum berkembang di Indonesia.

Manfaat teknologi ASR

Dilihat dari sisi biaya konstruksi, penyimpanan air ke di dalam akifer dengan
menggunakan teknologi ASR menunjukkan berbagai keuntungan, antara lain:
• Menggunakan sumur produksi yang ada,
• Kerusakan lingkungan sangat terbatas,
• Rendahnya penguapan air,
• Potensi kegagalan sangat rendah,
• Lokasi pengambilan dekat dari pengguna dan tidak perlu melakukan pemboran baru.
• Penempatan teknologi ASR ini dapat diposisikan pada jalur aliran yang berlebih pada
musim penghujan (banjir) atau dapat juga pada saluran pelimpah waduk.

Teknologi ASR telah banyak digunakan di berbagai negara termasuk di Amerika Serikat
antara lain misalnya pada cekungan, air tanah di Wiconsin, Florida, Arizona dan California, yang
telah dimulai sejak tahun 1968. Penerapan teknologi ASR menjadi lebih mudah karena selain
dikembangkannya kreativitas teknologi oleh para ahli air tanah, juga adanya dukungan yang tepat
dari para senator, sehingga dukungan secara politis, sosialisasi serta meningkatkan peran
masyarakat menjadi dapat difasilitasi dengan baik, termasuk dukungan pendanaan. Contoh lain, di
Israel teknologi ASR telah dilakukan sejak tahun 1956. Lebih tua lagi di Belanda tercatat negara
yang menerapkan teknologi ASR yang pertama kali dengan pengalaman keberhasilan
menginjeksikan sekira 380 juta liter (99 juta galon) selama musim hujan dan berhasil diambil
kembali sebanyak 300 juta liter (79 juta galon) enam bulan kemudian.Komponen-Komponen
dalam Teknologi Aquifer Storage and Recovery (ASR) Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam
penerapan ASR, antara lain :

1. Saluran pengelak dari saluran utama yang telah ada.


2. Unit Kontrol di saluran pengelak untuk mengontrol kuantitas dan kualitas aliran air ke
sumur injeksi.
3. Petunjuk pelaksanaan untuk perlakuan (treatment) aliran air berlebih yang akan
digunakan
4. Tampungan (wetland) untuk penyimpanan sementara yang digunakan pada saat proses
recovery dan saat penggunaan kembali.
5. Spillway menuju ke tampungan (wetland)
6. Sumur injeksi
7. Peralatan recovery di sumur injeksi
8. Water Treatment Sytem (tergantung pada penggunaan kembali air yang direcovery)
9. Sistem monitoring (elevasi muka air, Volume air yang diinjeksikan atau yang
diekstraksi)
10. Sistem monitoring kualitas air
11. Titik pemantauan kualitas air padu jalur yang menuju injeksi
12. Sistem Kontrol untuk menghentikan injeksi pada saat-saat tertentu
Skema komponen-kompone utama dalam penerapan teknologi ASR

3
Pemilihan Lapisan Akifer

Faktor-faktor yang dipakai pertimbangan untuk pemilihan lapisan akifer:


1. Tingkatan kualitas akifer (kualitas air bawah tanah yang bagus merupakan salah satu
faktor yang dapat mewakili tingkatan kualitas akifer).
2. Tingkatan kualitas akifer yang sudah diketahui dari pengguna sebelumnya.
3. Koefisien permeabilitas yang mencukupi sebagai lapisan akifer
4. Salinitas lapisan akifer
5. Resiko kerusakan pada lapisan pembatas jika dilakukan proses injeksi.
6. Resiko kerugian pada pengguna air bawah tanah lainnya
7. Resiko rusaknya kandungan mineral karena proses pengeboran

Monitoring kualitas

Pemantauan kualitas air diperlukan karena menyangkut dengan kondisi air bawah tanah
nantinya yang akan bercampur dengan air yang diinjeksikan pada lapisan akifer. Sesuai
dengan Enviromental Protection (Water) Policy, 1997 pertimbangan dalam teknologi ASR
ini meliputi :
1. Tingkatan kualitas akifer
2. Kualitas air bawah tanah eksisting
3. Efek kumulatif dari proses injeksi pada lapisan akifer

Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam hal treatment and pollution control :
- Kualitas air yang di-injeksikan dan yang direcovery
- Pengetahuan tentang polutan di catchment area
- Perlakuan sebelum proses injeksi
- Sistem penghentian (shutdown) proses injeksi
- Perawatan dan rencana antisipatif
- Perawatan air yang sudah ter-recovery
- Konstruksi sumur injeksi
- Resiko menipisnya zona air bawah tanah

ASR dengan skala Domestik

Pada dasarnya aplikasi ASR dengan skala domestik sama halnya dengan ASR skala besar,
hanya saja sumur injeksinya lebih dangkal dan beberapa komponen dan parameter yang
digunakan lebih sederhana dari ASR skala besar. ASR skala domestik dengan sumur
dangkal tidak boleh diaplikasikan pada lokasi sebgai berikut:
1. Sumur dangkal dengan kedalaman kurang dari 5 m
2. Kemungkinan masuknya air bawah tanah yang bersalinitas tinggi
3. lapisan air bawah tanah yang dapat naik hingga kedalaman 5 m
4. Bangunan atau struktur basement yang berdekatan dengan sumur yang beresiko akibat
naiknya air bawah tanah.

4
5. Salinitas tanah di cathment area
Air run-off (biasanya berasal cucuran air hujan, patusan dari taman dan saluran drainase yang
cenderung mengalami aliran berlebih). Air run-off ini yang akan diisikan kembali harus memiliki
kualitas paling baik dan harus terbebas dari partikel-partikel padat. Tekanan lapisan akifer
harusselalu dibawah groundlevel, hal ini dimungkinkan dengan menggunakan sistem gravitasi
bukan dengan menggunakan sistem injeksi bertekanan.

Anda mungkin juga menyukai