Anda di halaman 1dari 3

Cegah Akar Permasalahan Korupsi Sejak Dini dalam

Menuntaskan Korupsi Di Masa Depan

Pendahuluan

“ Kebiasaan lama yang sulit berubah, terjadi karena korupsi dan ketamakan dianggap biasa.” –
Najwa Shihab. Itulah yang sudah lama terjadi di Indonesia sejak zaman kolonial, terkuak
kebenaran dari pembangunan jalan raya-anyer panarukan yang sebenarnya daendles
menyediakan upah untuk para pekerja, mandor dan konsumsi . Setelah itu diteruskan kepada
prefek (residen), lalu diteruskan kepada bupati untuk kemudian diberikan kepada para pekerja.
Namun terungkap bahwa data dana yang tercatat dan dokumen yang masih ada menyatakan
bahwa hanya ada data dana dari residen ke bupati, sedangkan dari bupati kepada para pekerja
tidak ada.

Sehingga dari sanalah kita sudah bisa mengetahui bahwa praktek korupsi sudah ada sejak zaman
kolonial yang dilakukan oleh orang pribumi asli. Sehingga praktek tersebut pun terus berlanjut
sehingga menjadi kebiasaan yang dianggap biasa, menurut data Indonesian Corruption Watch
(ICW) membeberkan sepanjang 2020 terdapat 444 kasus korupsi yang telah ditindak oleh
penegak hukum. ICW mencatat ratusan kasus tersebut telah merugikan negara sebesar Rp 18,6
triliun. Betapa besar dan banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia tahun 2020 di mana
masa-masa ketika warga menghadapi pandemi kesulitan mencari kerja, namun terdapat oknum
yang melakukan korupsi untuk kepentingannya pribadi.
Isi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Korupsi bukan
semata-mata terjadi dalam permasalahan yang kompleks, dalam permasalahan sederhana saja
sering terjadi. Misalnya tak jarang praktek korupsi terjadi sedari kecil tanpa kita sadari yang
akhirnya terus berlajut. Salah satu contoh kasus korupsi sejak dini adalah ketika ibu kita
memesankan membeli sesuatu dan uangnya terdapat kembalian tak sedikit anak megambil uang
kembalian tersebut dengan berkata bahwa uang belanjaannya sudah pas. Jadi, dari gambaran
tersebut dapat kita ketahui bahwa peran orang tua sebagai pendidikan yang utama sudah tidak
berjalan dengan sesuai.

Sehingga dalam permasalahan ini, diperlukan solusi yang dirasa sangat efektif dengan
melakukan pencegahan melalui perbaikan dan perkuatan integritas tiap individu sejak dini yang
terus berkelanjutan. Jadi, dalam program ini diharapkan untuk lembaga yang berkewenangan
dalam mengatasi korupsi melakukan sosialisasi penyuluhan anti korupsi ke setiap jenjang
sekolah dan melibatkan para guru untuk mengambil peran dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini
juga perlu diperhatikan untuk memberikan penyuluhan tentang budaya anti-gratifikasi yang
merupakan akar dari korupsi itu sendiri. dalam Pasal 12B UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU Pemberantasan Tipikor Nomor 31 Tahun 1999, gratifikasi adalah pemberian
dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya. Pengertian gratifikasi secara umum yang marak terjadi adala suatu kegiatan
memberikan sesuatu dengan maksud tujuan tertentu. Maka sudah jelas bahwa praktek gratifikasi
mungkin sudah terjadi juga sejak kita sedari kecil dengan diberikan sesuatu untuk menutupi
suatu hal yang sebenarnya itu adalah awal yang akan terus berlanjut hingga ke praktek korupsi.
Jadi diperlukan pengendalian gratifikasi ini dilingkungan sekitar, dengan melaksanakan secara
rutin sosialisasi penyuluhan ini baik secara langsun maupun tidak. Oleh karena itu, penekanan
penerapan dalam penyuluhan mengenai pentingnya integritas yang ditanam sejak dini perlu
digencarkan. Kegiatan tersebut bisa dilakukan baik di waktu penyuluhan maupun melalui sosial
media.
Pentingnya integritas dalam kehidupan karena dengan integritas kita mempunyai pegangan
dalam hidup untuk tidak goyah dengan godaan apapun, karena integritas adalah sikap jujur dan
berpendirian teguh. Sehingga jika sedari dini memberikan pendidikan mengenai anti korupsi dan
anti gratifikasi maka di dalam individu tersebut sudah tertanam bahwa hal tersebut salah dan
tidak pantas untuk dilakukan. Jadi, inilah yang diharapkan jika program tersebut terlaksana yaitu
memberikan penyuluhan terhadap anti korupsi sedari kecil dijenjang sekolah.

Penutup :

Permasalahan korupsi adalah permasalahan lama yang masih terus terjadi hingga sekarang, dan
sekaranglah waktunya untuk bersama-sama dalam menuntaskan dengan menggencarkan kegiatan
pencegahan korupsi dengan memperkuat integritas kita. Memperkuat integritas dengan
menghindari kegiatan yang menjadi cikal bakal praktek korupsi, hiduplah jujur untuk hidup
yang sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai