Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

LANDASAN PENDIDIKAN

Hakikat Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan

DOSEN PENGAMPU

Esti Ambar Nugraheni, M. Pd.

DISUSUN OLEH

Zahrah Puspa Nabilah

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

2021
Hakikat Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dikerjakan untuk
memengaruhi orang lain, baik secara kelompok maupun individu, agar mampu
mengerjakan dan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Pendidikan secara luas diartikan
sebagai semua pengalaman yang bersifat belajar sepanjang hidup atau berlangsung pada
seluruh lingkungan.
Sistem pendidikan secara nasional yang telah diatur pada Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara
sadar maupun secara terencana agar dapat mewujudkan proses di mana para peserta
didik dapat aktif, menumbuhkan potensi yang ada dalam diri, dan lainnya.
Istilah pendidikan berasal dari Bahasa Yunani “Paedagogie” yang akar katanya
adalah “pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti bimbingan. Jadi paedagogie
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Sementara itu, dalam Bahasa Inggris,
pendidikan disebut dengan Education, yang berasal dari Bahasa Yunani “Educare” yang
memiliki arti membawa keluar yang tersimpan dalam 2 jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang.
Ki Hadjar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek
dan tubuh anak).
Pendidikan juga memiliki tujuan yang dijelaskan oleh Danim (2010), yaitu:
1. Menjadikan paling baik potensi yang dimiliki peserta didik, seperti psikomotor,
kognitif, dan afektif.
2. Memberikan warisan kepada anak-anak seperti akan nilai budaya agar tidak
melupakan tentang akar dari tiap budaya yang ada dan kehidupan bernegara
maupun berbangsa.
3. Menumbuhkan kemampuan akan adaptasi pada siswa agar mampu menghadapi
perkembangan teknologi yang akan semakin canggih ke depannya.
4. Menumbuhkan akan rasa tanggung jawab ataupun moral yang dimiliki oleh
peserta didik dan mampu untuk menentukan suatu kebenaran atau kesalahan
yang ada.
Pendidikan dalam arti sempit adalah suatu proses yang berhubungan dengan
pendidik, mendidik, ataupun peserta didik dalam lingkungan sekolah, masyarakat, atau
keluarga. Pendidikan dalam arti sempit biasa disebut sebagai proses pembelajaran dalam
lingkungan sekolah.

B. Pengertian Mendidik
Pengertian mendidik bukanlah sekadar membuat peserta didik dan warga belajar
sopan, taat, jujur, hormat, setia, dan sebagainya, melainkan mendidik adalah membuat
kesempatan dan menciptakan situasi yang kondusif agar mereka ingin dan dapat belajar
atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi
lainnya.
Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik
kearah kedewasaan, baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, mendidik
dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental, dan akhlak anak didik.
Mendidik adalah mengajak, memotivasi, mendukung, membantu, menginspirasi orang
lain untuk melakukan tindakan positif yang bermanfaat bagi dirinya. Pengertian mendidik
dilihat dari segi isi berkaitan erat dengan moral dan kepribadian. Apabila ditinjau dari segi
proses, maka pendidik berhubungan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan
mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Secara
umum, pengertian mendidik anak adalah sebuah proses dan upaya yang dilakukan untuk
membimbing dan mengarahkan anak agar berperilaku baik, memiliki kematangan sosial,
dan membentuk karakternya menjadi seorang pribadi yang positif. (Sardiman, 2005: 51)
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, seperti dikemukakan Langeveld (1980):
setiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru, dsb) dengan anak merupakan
lapangan atau suatu tempat dimana perbuatan mendidik berlangsung.
Menurut Ki Hajar Dewantar “Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anakanak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.
Mendidik adalah usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti,
semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, dan ketakwaan melalui proses menyampaikan nilai-
nilai agar peserta didik mempunyai kecakapan yang lebih baik.

C. Landasan Pendidikan dan Penerapannya


Landasan pendidikan ditinjau dari segi filosofis, historis, dan psikologis.
1. Landasan pendidikan dari segi filosofis
Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik
tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Dalam pendidikan mesti
terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui studi
pendidikan, antara lain kita akan memperoleh pemahaman tentang landasan-
landasan pendidikan yang akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan. Dengan
demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut,
dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang bersifat filsafiah,
yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif.
Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak dalam rangka pendidikan berasal
dari berbagai sumber, dapat bersumber dari agama, filsafat, ilmu, dan hukum
atau yuridis. Berdasarkan sumbernya jenis landasan pendidikan dapat
diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi:
1. Landasan religius pendidikan
2. Landasan filosofis pendidikan
3. Landasan ilmiah pendidikan
4. Landasan hukum atau yuridis pendidikan
Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu
apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut
bertolak pada kaidah metafisika, epistemologi, dan aksiologi pendidikan
sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Contoh: Penganut realisme antara
lain berpendapat bahwa “Pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui
pengalaman diri”. Implikasinya, penganut realisme mengutamakan metode
mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi, praktikum,
dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca laporan-laporan
hasil penelitian, dsb).
2. Landasan pendidikan dari segi historis
Landasan historis pendidikan adalah sejarah pendidikan di masa lalu yang
menjadi acuan terhadap pengembangan pendidikan di masa kini. Landasan
historis pendidikan merupakan landasan pendidikan yang berhubungan dengan
sejarah pendidikan.
Contoh: Bangsa Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai
bangsa yang merdeka dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam
pandangan hidup serta filsafat hidup, di dalamnya terdapat ciri khas dan karakter
yang berbeda dengan bangsa lain.
3. Landasan pendidikan dari segi psikologis
Landasan psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Yang artinya
adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan
penemuan-penemuan yang menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk
meningkatkan ke-efisien di dalam pendidikan.
Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa inti permasalahan
psikiologis terletak pada anak didik. Penguasaan guru tentang psikologi
pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2008) mengatakan bahwa “Di antara
pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik”.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui
pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
g. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
DAFTAR PUSTAKA

Asfar, A.M.I.T, dkk. (2020). Landasan Pendidikan: Hakikat dan Tujuan Pendidikan
(Implicationsof Philosophical Views of People In Education. Jurnal Researchgate.
https://www.researchgate.net/publication/338832544_LANDASAN_PENDIDIKAN_HA
KIKAT_DAN_TUJUAN_PENDIDIKAN_FOUNDATION_OF_EDUCATION_ESSENCE_AND_E
DUCATIONAL_OBJECTIVES , diakses tanggal 2 Oktober 2021

Hasan, Mohammad. dkk. (2021). Landasan Pendidikan. Tahta Media Group.

Parwati, Ini Wayan Yogi. (2015). LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN. hal. 3 dan 7.

Pidarta, Made. (1997). Studi tentang Landasan Kependidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 4,
Nomor 1, Februari 1997 (5 – 6).

Putri, Arlin Setrina. (2016). POLA KOMUNIKASI SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK. JOM
FISIP. Vol 3, No. 1, Februari 2016 (3 – 4).

Suyitno, Y. (2009). PENGERTIAN DAN PERMASALAHAN-PERMASALAHAN FILSAFAT


PENDIDIKAN. hal. 8

Anda mungkin juga menyukai