Anda di halaman 1dari 1

Regionalisme merupakan sebuah titik puncak baru bagi dinamika di kawasan asia tenggara pasca era

perang dingin, regionalisme lahir sebagai sebuah harapan dibalik rasa takut pemberontakan komunis
sepanjang akhir 1960-1970an yang alhirnya mendorong para pemimpin asia tenggara untuk
melakukan sebuah bentuk kerjasama bilateral serta terkait untuk menjagadinamika keamanan di
wilayah perbatasan juga untuk mengkoordinasikan respons politik terhadap komunisme secara
umum, pada awal lahirnya ASEAN sebagai bentuk implementasi dari regionalisme kawasan di asia
tenggara terdapat satu ujian komitmen utama yang dibarengi dengan pendiriannya yaitu komunisme
pada stabilitas dan ketertiban keamanan di kawasan, namun dibalik hal tersebut ASEAN juga mampu
memberikan sebuah titik keberhasilan untuk mneciptakan stabilitas keamanan salah satunya dengan
revisi teritorial dengan menarik vietnam dari kamboja dengan cara pengakuan status quo teritorial
oleh vietnam yang telah diatur oleh ASEAN. Sebagai bentuk permulaan cakupan regionalisme di
kawasan asia tenggara pada akhirnya meluas hingga mencakup negara indocina ( kamboja, laos
vietnam) saat ASEAN mulai merangkak untuk mencakup aspek pasar ekonomi, dalam tujuan
merangkul negara-negara indocina asean memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk memperkuat perisai
kolektif dalam dalam melawan china.

Lalu sebenarnya apa yang menjadi sebuah titik dalam proses dinamika keamanan di asia tenggara
pasca era pernag dingin? Dalam hal yang sudah dijelaskan dalam literatur tersebut saya akan
meberikan sorotan pembahasan khusus terhadap china dan integrasi kawasan asia tenggara pasca
era perang dingin, china menjadi sebuah poin yang diberikan sorotan oleh ASEAN dalam
memberikan “perisai” untuk perkembangan kawasan, meskipun dalam tingkatan lebih lanjut
terdapat jepang dan india yang turut menjadi sebuab perhatian dalam proses perkembangan dalam
kawasan namun tetap dalam aspek tersebut china masih menduduki peringkat pertama sebagai
lawan terbesar dalam proses penyatuan kolektifitas keamanan di kawasan asia tenggara, keunggulan
bangsa yang dimiliki china seperti berpatok pada unsur populasi serta latar belakang sejarah
membuat china tentu lebih leluasa dalam menyebarkan kepentingan serta tujuan secara hierarkis di
kawasan asia tenggara, titik kontak antara china dan asia tenggara adalah laut cina selatan, china
telah melakukan klaim atas pulau-pulau di area sengketa tersebut , ada banyak perdebatan tentang
niat china dalam menggejar klaim atas pulau-pulau di area sengketa tersebut salah satunya adalah
melakukan konsolidasi perbatasan negara di era modern dengan melakukan integrasi antara
hongkong dan taiwan dengan wilayah china daratan.

Ada hal lain yang membuat china menjadi sebuah titik ancaman serius bagi integrasi regionalisme di
kawasan asia tenggara yaitu keterlibatan china secara konstruktif seperti pada contoh dukungan
yang diberikan china terhadap rezim militer di myanmar, tindakan tersebut dinilai oleh para negara
anggota ASEAN sebagai tindakan “ikut campur” terhadap dinamika permasalahan yang ada di
kawasan yang tentu akan berdampak pada instabilitas keamanan di kawasan asia tenggara.
Dukungan china terhadap junta militer myanmar pada akhirnya memberikan sebuah celah bagi
myanmar untuk kepas dari tekanan internasional terkait isu kemanusiaan para pengungsi rohingya
yang sedang menjadi sebuah titik tekanan internasional pada myanmar.

Anda mungkin juga menyukai