Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

TRIAGE

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KANJURUHAN


KABUPATEN MALANG
i
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN
Jalan Panji No.100 Telp (0341) 395041 Fax (0341) 395024
E-mail: rsud-kanjuruhan@malangkab.go.id Website: http://rsud-kanjuruhan.malangkab.go.id
KEPANJEN 65163

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN


KABUPATEN MALANG
NOMOR : 188.4/24.B/KEP/35.07.208/2018
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN TRIAGE
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN
KABUPATEN MALANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANJURUHAN


KABUPATEN MALANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan,
diperlukan suatu proses pelayanan yang professional, cepat
dan tepat serta sesuai ketentuan dan standar yang berlaku
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Keputusan Direktur Tentang Panduan Pelayanan Triage Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
983/ MENKES/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit Umum Daerah;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/MENKES /SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
8. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
811/MENKES/SK/X/ 2006 Tanggal 03 Oktober 2006
tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Malang Milik Pemerintah Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur (Diktum ke 2 perihal peningkatan kelas
Rumah Sakit dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan).
9. Peraturan Bupati Malang Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pola
Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang.
ii
10. Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan.
11. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang Nomor: 291 tahun 2018 tentang
Pembentukan Instalasi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan Kabupaten Malang.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan:
Kesatu : Panduan Pelayanan Triage di Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan Kabupaten Malang
Kedua : Panduan Pelayanan Triage di Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan Kabupaten Malang sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Panduan Pelayanan Triage di Rumah Sakit Umum Daerah
Kanjuruhan Kabupaten Malang ini harus dibahas sekurang-
kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kabupaten
Malang.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kepanjen
Pada Tanggal : 7 Desember 2018

DIREKTUR RSUD KANJURUHAN


KABUPATEN MALANG

drg. MARHENDRAJAYA, MM, Sp.KG


Pembina Tk.I
NIP. 196612041992031004

iii
DAFTAR ISI

BAB I. DEFINISI 01
BAB II. RUANG LINGKUP 03

BAB III. TATA LAKSANA 05

BAB IV. DOKUMENTASI 10

iv
BAB I
DEFINISI

A. TRIAGE :
TRIAGE adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta
fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan
semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas
penanganannya (Kathleen dkk, 2008)
TRIAGE adalah suatu sistem pembagian / klasifikasi prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisi klien / kegawatannya yang memerlukan tindakan
segera. Dalam triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon
time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤
10 menit

B. KEGAWATAN
Gawat adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang
memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat.
Darurat adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan
penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan,
Gawat Darurat (P1) adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan
oleh gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan, Circulation
/ sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal / cacat (Wijaya,
2010), misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran, trauma mayor dengan
perdarahan hebat
Gawat tidak Darurat (P2) adalah keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat. Setelah dilakukan resusitasi maka ditindak lanjuti
oleh dokter spesialis. Misalnya : Ca. tahap lanjut, fraktur
Darurat tidak Gawat (P3) adalah keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi
memerlukan tindakan darurat, pasien sadar, tidak ada gangguan Airway,
Breathing, Circulation dan dapat langsung diberikan terapi definitive. Untuk tindak

1
lanjut dapat ke poliklinik, misalnya : laserasi, fraktur minor / tertutup, sistitis,
otitis media dan lain lain
Tidak gawat tidak darurat (P4) adalah keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak
memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan / asimptomatis,
misalnya : penyakit kulit, batuk, flu, dan lain lain

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. PRINSIP TRIAGE
Di Rumah Sakit, didalam triage mengutamakan perawatan pasien
berdasarkan gejala. Perawat triage menggunakan ABCD keperawatan seperti
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi, serta warna kulit, kelembapan, suhu,
nadi, respirasi, tingkat kesadaran dan inspeksi visual untuk luka dalam,
deformitas kotor dan memar untuk memprioritaskan perawatan yang diberikan
kepada pasien di ruang gawat darurat.
Prinsip dalam pelaksanaan triage
1. Triage seharusnya dilakukan segera dan tepat waktu
2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat
3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian
4. Melakukan intervensi berdasarkan keakutan dari kondisi
5. Tercapainya kepuasan pasien
 Perawat triage seharusnya memenuhi semuayang ada di atas saat
menetapkan hasil secara serempak dengan pasien
 Perawat membantu dalam menghindari keterlambatan penanganan yang
dapat menyebabkan keterpurukanstatus kesehatan pada seseorang yang
sakit dengan keadaan kritis
 Perawat memberikan dukungan nemosional kepada pasien dan keluarga
atau temannya

B. Tipe Triage Di Rumah Sakit


1. Tipe 1 : traffic Director or Non Nurse
a. Hampir sebagian besar berdasarkan triage
b. Dilakukan oleh petugas yang tak berijazah
c. Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa
sakitnya
d. Tidak ada dokumentasi
e. Tidak menggunakan protokol
3
2. Tipe 2 : Cek Triage Cepat
a. Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat
beregistrasi atau dokter
b. Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan
utama
c. Evaluasi terbatas
d. Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau
cidera mendapat perawatan pertama
3. Tipe 3 : Comprehensive Triage
a. Dilakukan oleh perawat dengan pendidikanyang sesuai dan
berpengalaman
b. 4 sampai 5 sistem katagori
c. Sesuai protocol

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. Triage Tunggal
Klasifikasi Dan Penentuan Prioritas
Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage didasarkan pada
keluhan utama, riwayat medis, dam data obyektif yang mencakup keadaan
umum pasien serta hasil pengkajian fisik yang terfikus. Menurut ENA (1999),
penentuan triage didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang dan
psikososial selain pada faktor – faktor yang mempengaruhi akses pelayanan
kesehatan serta alur pasien lewat sistem pelayanan kedaruratan. Hal – hal yang
harus dipertimbangkan mencakup setiap gejala ringan yang cenderung berulang
atau meningkat keparahannya
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul.
Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah
kondisi klien yang meliputi :
a. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan
yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat
b. Darurat, adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi
memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan
c. Gawat Darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan
oleh gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan,
Circulation / sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal /
cacat (Wijaya, 2010)
Berdasarkan prioritas perawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi :

5
Tabel 1. Klasifikasi Triage
KLASIFIKASI KETERANGAN
Keadaan yang mengancam nyawa / adanya gangguan
ABC dan perlu tindakan segera, misalnya cardiac
Gawat Darurat (P1)
arrest, penurunan kesadaran, trauma mayor dengan
perdarahan hebat

Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan


Gawat tidak darurat tindakan darurat. Setelah dilakukan resusitasi maka
(P2) ditindak lanjuti oleh dokter spesialis. Misalnya : Ca.
tahap lanjut, fraktur
Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi
memerlukan tindakan darurat, pasien sadar, tidak ada
gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi
Darurat tidak gawat (P3)
definitive. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik,
misalnya : laserasi, fraktur minor / tertutup, sistitis,
otitis media dll
Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak
Tidak gawat tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis
darurat (P4) ringan / asimptomatis, misalnya : penyakit kulit,
batuk, flu, dll

Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)


KLASIFIKASI KETERANGAN
Mengancam jiwa / fungsi fital, perlu resusitasi dan
tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup
yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat
Prioritas I (merah) segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan
dan sirkulasi,
Contoh : sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak,
syok hemoragik, combustio gr II dan III > 25%
Prioritas II (kuning) Potensial mengancam nyawa / fungsi vital bila tidak
6
segera ditangani dalam jangka waktu singkat.
Penanganan dan pemindahan bersifat jangan
terlambat.
Contoh : fraktur tulang besar, combustio gr II dan III <
25 %, laserasi luas, trauma thorak/abdomen, trauma
bola mata
Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu
Prioritas III (hijau) segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir
Contoh : luka – luka ringan
Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat
Prioritas 0 (hitam) parah. Hanya perlu terapi suportif.
Contoh : henti njantung kritis, trauma kepala kritis

Tabel 3. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keakutan (Iyer, 2004)


TINGKAT KEAKUTAN
Kelas I Pemeriksaan fisik rutin, dapat menunggu lama tanpa bahaya
Kelas II Non urgen / tidak mendesak, dapat menunggu lama tanpa bahaya
Semi urgen / semi mendesak, dapat menunggu sampai 2 jam
Kelas III
sebelum pengobatan
Kelas IV Urgen / mendesak, dapat menunggu selama 1 jam
Gawat Darurat, tidak boleh ada keterlambatan pengobatan, situasi
Kelas V
yang mengancam hidup

B. Triage Masal/Bencana
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan
secepatnya untuk mencegah resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai
sejak di lokasi kejadian, proses evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau
area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IGD.
a. Di lapangan:
1) Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning,
Merah)

7
2) Menentukan prioritas penanganan
3) Evakuasi korban ketempat yang lebih aman
4) Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
5) Transportasi korban ke IGD.
b. Di rumah sakit (IGD):
1) Lakukan triage oleh tim medik.
2) Penempatan korban sesuai hasil triage.
3) Lakukan stabilisasi korban.
4) Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang
ada (Merah, Kuning, Hijau)
5) Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan
OK)
6) Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis
maupun tempat perawatan.
c. Proses labeling
Pemberian tanda atau Kode sesuai kondisi dan tingkat kegawatdaruratan
pasien / korban
 Label Merah (P1)
Korban yang sangat memerlukan pengawasan dan pertolongan segera
dan sangat mengancam jiwa, diantaranya:
o Gangguan pernafasan dan sirkulasi
o Shock dengan berbagai macam kausa
o Trauma kepala dengan pupil anisokor.
 Label Kuning (P2)
Korban yang memerlukan pertolongan atau pengawasan segera akan
tetapi tidak mengancam jiwa, diantaranya:
o Fraktur multiple
o Fraktur pelvis
o Luka bakar luas
o Korban dengan resiko syok (misalnya truma abdomen, truma
thorak, trauma vertebra)
 Label Hijau (P3)
8
Korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pertolongan segera,
diantaranya:
o Cidera minimal
o Fraktur minor
o dan luka bakar minor.
 Label hitam
Korban telah dinyatakan meninggal dunia, korban dievakuasi dan
dibawa kekamar jenazah RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten
Malang.
d. Penanganan korban
Setelah dilakukan proses labeling korban akan dilakukan tindakan atau
penanganan sesuai dengan proiritas kegawatdaruratan yang dilakukan
dokter dan perawat IGD dan satuan tugas P1, P2 dan P3.
Korban bencana kimia akan dilakukan dekontaminasi di area timur IGD
RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang
e. Alur dalam proses triage
1. Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD
2. Di ruang triage dilakukan anamnese dan pemeriksaan cepat dan tepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat
3. Bila jumlah penderita / korban yang ada lebih dari 50 orang, maka
triage dapat dilakukan di luar ruang triage (di depan gedung UGD)
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode
warna

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Form assasmen awal pasien IGD di Rekam Medis Pasien Gawat Darurat ada
kriteria TRIAGE TANGGAL
o P1
o P2
o P3
o P0/ DOA

10

Anda mungkin juga menyukai