Anda di halaman 1dari 13

JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social

UMA), 6 (2) (2018): 106-111, DOI: 10.31289/jppuma.v6i2.1617

JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA


(Journal of Governance and Political Social UMA)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat,


Pemerintah, dan Aparat Negara di Seluruh Wilayah
Indonesia

Warda Awaliyah1), Isa Anshori2)


1)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo, Indonesia
2)
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
bunga.warda28@gmail.com , isaanshori67@gmail.com

Diterima: Juni 2018; Disetujui: Desember 2018; Dipublish: Desember 2018


Abstrak
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kehidupan sosial, pertanyaan tentang
keadilan telah lama menjadi makalah penelitian para filsuf, ulama, politisi dan ahli hukum. Dalam kehidupan
sehari-hari, orang sering mengambil hukum di tangan mereka sendiri, bertindak seperti tindakan keadilan
mengarah pada kesalahan. Penegakan keadilan dan keadilan sosial di Indonesia, negara yang diatur oleh
supremasi hukum, adalah perjuangan yang berat. Keadilan pada dasarnya adalah istilah yang relatif, tidak semua
orang sama, satu demi satu, belum tentu yang lain. Keadilan adalah kebaikan bersama yang harus diatur dan
ditegakkan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan. Di Indonesia, keadilan diucapkan dalam Pancasila,
dasar negara. Hal ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan sosial seluruh rakyat Indonesia, selalu melalui
pemerataan sumber daya.
Sumber daya untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat. Standar keadilan sangat bervariasi
dari satu tempat ke tempat lain, dan masing-masing ditentukan dan dilengkapi dengan tatanan umum yang ada
dalam masyarakat itu.
Kata Kunci: Keadilan, Keadilan Sosial, Masyarakat

Abstract
Justice and injustice cannot be separated from life and community life, the issues of justice has long been part of the
study material, both among philosopers, religious scholars, politicians, and legal experts. In everyday life, many
people often take the law into their own hand, this act is the same as the act of achieving justice which results in an
in justice. In indonesia, which is a state of law, the ambodiment of justice and social justice is a stuggle that is not
easy to operate. Justice is basically a relative concep, everyone is not equal, faie according to one is not necessarily
fair according to the other, justice is a public interest that must be given and must be carried out by state and
government officials. In indonesia, justice is described in pancasila which is the basis of the state, namely in the fitfth
principal pf “social justice for all indonesian people”, justice is based on and inspired by the nature of human justice,
which is always aimed at realizing social welfare for all indonesian people thorugh equitable distribution of
resources. So that social economic disparities in society can be reduce. The scale of justice varies greatly from place
to place, amd each scale is defined and fully determined by society in accordance with the general order that exists in
that society.
Keywords: Justice, Social justice, Society

How to Cite: Pertama, N.P. Pertama, P. & Ketiga, P. (2017). Judul Hendaknya Ringkas dan Informatif
Tidak Lebih dari 15 Kata dalam Bahasa Indonesia. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 6 (2): 106-111

*Corresponding author: ISSN 2549-1660 (Print)


E-mail: bunga.warda28@gmail.com 2550-1305 (Online)
ISSN

1
Warda Awaliyah, Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat, Pemerintah, dan Aparat
Negara di Seluruh Wilayah Indonesia
PENDAHULUAN petugas polisi diselidiki setelah kematian
A.Latar Belakang korban, orang tua korban telah
Sebagai bagian dari nilai sosial, melaporkan kasus tersebut ke pihak
keadilan memiliki makna yang sangat- berwenang, tetapi sebuah skandal terjadi
sangat luas, bahkan dapat bertentangan sebelum kematian korban. Pro dan kontra
dengan hukum sebagai sistem nilai sosial tersebut muncul ke publik dan
pada saat tertentu. Kejahatan yang menimbulkan kekhawatiran yang meluas,
dilakukan adalah salah. Namun, jika bukan sehingga masyarakat percaya bahwa
keserakahan, tidak bisa dikatakan ketidakadilan terjadi karena pelakunya
menyebabkan ketidakadilan. Sebaliknya, adalah salah satu polisi. Seperti yang kita
perbuatan yang tidak bersifat pidana dapat ketahui bersama, istilah keadilan selalu
menimbulkan ketidakadilan. Keadilan bertentangan dengan istilah ketidakadilan.
sering diartikan sebagai sikap dan watak Di mana ada konsep keadilan, di situ ada
dalam karya sastra. Sikap dan karakter konsep ketidakadilan. Biasanya keduanya
yang membuat orang bertindak dan dihadirkan secara berdampingan dalam
mengharapkan keadilan adalah keadilan, konteks penelitian hukum. Banyak contoh
dan sikap dan karakter yang membuat yang menentang keadilan di bidang
orang bertindak dan mengharapkan hukum, misalnya di Indonesia, seperti:
ketidakadilan adalah ketidak adilan. ketidakadilan terhadap rakyat kecil,
Ukuran keadilan seringkali memiliki ketidakadilan terhadap gender dalam
interpretasi yang berbeda-beda. Keadilan bidang tertentu, ketidakadilan adalah
sendiri memiliki banyak dimensi dalam memecahkan masalah hukum dan aspek
berbagai bidang. Misalnya, segala aspek lainnya.
ekonomi, hukum, peraturan pemerintah,
dll. Keadilan selalu dijadikan sebagai topik B.Permasalahan
utama untuk menyelesaikan permasalahan Dalam pemahaman konsep keadilan,
yang berkaitan dengan penegakan hukum. harus diterjemahkan dalam hubungan
Banyak kasus hukum yang beredar karena pancasila, kemudin baru dikaitkan dengan
tertarik dengan isu politik. Memanipulasi kepentingan bangsa Indonesia sebagai
kebenaran keadilan secara tertib membuat bangsa yang juga harus merasakan
organ peradilan tidak dapat menemukan keadilan. Dalam kaitnnya dengan
situasi yang sebenarnya. Ada juga masalah pengaturan hukum menurut konsep
hukum, seperti distribusi peraturan di keadilan pancasila, pengaturan tersebut
antara masyarakat, negara, dan pejabat dilakukan melalui pengaturan hukum yang
pemerintah. Dalam hal ini kebijakan sifatnya mengayomi bangsa, yakni
pemerintah tidak dapat menjadikan melindungi manusia secara pasif (negatif)
undang-undang sebagai citra “panglima” dengan mencegah tindakan sewenang-
yang menentukan keadilan, yang membuat wenang, dan secara aktif (positif) dengan
struktur pemerintahan semakin menciptakan kondisi kemasyarakatan
sewenang-wenang terhadap undang- yang manusiawi dan memungkinkan
undang, karena undang-undang dikebiri proses kemasyarakatan berlangsung
oleh sekelompok orang yang terjangkau secara wajar dan sesuai akan tata
atau orang-orang yang memiliki kekuasaan perundang-undangan yang ada di
yang lebih tinggi. . Indonesia, sehingga secara adil tiap
Sebagai contoh, dapat diilustrasikan manusia memperoleh kesempatan yang
dengan penerapan beberapa putusan luas untuk mengembangkan seluruh
pengadilan yang pada umumnya dianggap potensi kemanusiaannya secara utuh.
mencekik rasa keadilan di masyarakat. Pengayoman dalam hal ini, berarti rasa
Misalnya, kasus pelecehan seksual oleh

2
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
6 (2) (2018): 106-111

keadilan yang ada pada nurani manusia Pembahasan tentang keadilan, harus
Indonesia harus terpenuhi. dikaitkan dengan kehidupan yang nyata,
Pengertian yang demikian itu, yang dikhususkan dari aspek pengertian
bertolak pada pandangan terhadap konsep hukum, dengan hukum positif Negara
keadilan yang didasarkan pada sila Kesatuan Republik Indonesia. Dimana
Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sila ditambahkan bahwa mengaitkan masalah
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sila keadilan dengan arti hukum, yaitu dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar bersumber pada UUD NRI 1945, berarti
yang memimpin cita-cita negara, yang keadilan harus terkait pada dua hal
memberikan jiwa kepada usaha didalam kehidupan berkelompok di
menyelenggarakan segala yang benar, adil, indonesia, yaitu; keadilan terkait
dan baik. Sedangkan sila Kemanusiaan ketertiban bernegara dan keadilan terkait
yang adil dan beradab adalah kelanjutan kesejahteraan sosial. Dari dua aspek
perbuatan dan praktik kehidupan hidup peranan hukum dapat diperoleh gambaran
dari dasar seorang yang memimpin. Dasar tentang keadilan yang harus ditumbuhkan,
kemanusiaan yang adil dan beradab harus oleh karenanya terhadap produk-produk
menyusul, berngkaian dengan dasar yang hukum yang dihasilkan.
pertama. Letaknya tidak dapat di pisah Dengan demikian, hukum bukanlah
sebab dia harus di pandang sebagai sekedar alat dari mereka yang kuat, atau
kelanjutan kedalam praktek hidup dari keseimbangan kepentingan-kepentingan
cita-cita dan amal terhadap Tuhan Yang yang ada di masyarakat. Dalam kaitannya
Maha Esa. Konsep keadilan ini tidak saja dengan keadilan maka hukum harus
menjadi dasar hukum dari kehidupan memiliki fungsi tertentu. Jelas bahwa
bangsa, tetapi sekaligus menjadi pedoman koneksitas antara hak asasi manusia
pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai dengan hukum telah terjabarkan, bahwa
dengan hukum. Keadilan sosial adalah pemerintah melalui perangkat peraturan
langkah yang menentukan pencapaian perundang-undangannya, harus menjamin
Indonesia yang adil dan makmur. perlindungan terhadap hak-hak asasi
Immanuel Kant, mengungkapkan manusia , dimana hak asasi manusia dapat
bahwa keadilan yang tertinggi adalah pula di terjemahkan sebagai hak tertinggi,
ketidak adilan yang paling besar. Dengan atas masing-masing individu masyarakat
kata lain keadilan yang bersifat absolit yang di asumsikan setara dengan
adalah manifestasi dari wujud ketidak kedaulatan dari individu-individu yang
adilan. Dalam tatanan yang tidak terlalu bersangkutan. Sasarannya agar perangkat
dogmatis, yang antara lain mendalilkan peraturang tersebut dapat memenuhi cita
bahwa polisi lalu lintas adalah hukum, keadilan sebagai manifestasi dari
karena kita mentaati segala aspek-aspek kedaulatan rakyat.
yang berpengaruh kepadanya, maka kita
pun menemukan pengertian keadilan dari C.Tujuan dan Solusi
pengertian hukum tersebut (Padmo Tujuan di telitinya permasalahan ini,
Wahyono, 1992 : 129). Hal ini, tidak jauh agar menguak ketidak adilan hukum yang
berbeda dengan pemahaman yang berlaku masih berlanjut di Indonesia, yang dapat
pada sistem hukum coomon low, yang mempertimbangkan masyarakat untuk
mana terdapat suatu paradigma melakukan atau bertindak yang tidak wajar
pemahaman hukum oleh man on the agar tidak mendapatlan ketidak adilan. Dan
street. Adapun pemahaman yang agar tersusunnya suatu masyrakat yang
dimaksud adalah terdapat suatu pemikiran berkeadilan, tertib dan teratur, dimana
bahwa hukum adalah pengadilan, jaksa, setiap orang mendapatkan kesempatan
hakim, polisi, dan perangkat hukum membangun sebuah kehidpan yang layak
lainnya, yang berbentuk konkrit sehingga terciptanya suatu kesejhteraan

3
Warda Awaliyah, Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat, Pemerintah, dan Aparat
Negara di Seluruh Wilayah Indonesia
umum, yang dapay diartikan bahwa diakui (keadilan, kejujuran, kewajaran), equaty
dan dihormati hak asasi manusia pada (keadilan, kewajaran, dan hak menurut
setiap warga negara dan tersedianya barang keadilan) dan impartiality (keadilan, sifat
dan jasa keperluan hidup terjangkau dan tidak memihak, sikap jujur, sikap adil,
mudah didapat oleh daya beli masyarakat. kejujuran, dan sikap metral). Dalam
Oleh karena itu dengan mengetahui tentang Bahasa Indonesia keadilan adalah sifat
situasi keadilan yang tengah ada pada tidak berat sebelah, tidak memihak,
masyarakat agar supaya dapat menjadi berpihak kepada yang benar, berpegang
tolak ukur dan menjadi sebuah pandangan kepada kebenaran, sepatutnya dan tidak
bagi para pemuda agar dapat memperbaiki sewenang-wenang. Secara etimologis,
situasi yang tengah terjadi ini menjadi keadilan adalah kondisi kebenaran ideal
situasi yang menjadi lebih baik. Juga agar secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menjadi solusi agar tidak terjadi menyangkut benda atau orang.
ketidakadilan atau bahkan deskriminasi Dalam keadilan memiliki dua arus
kepada pihak tertentu yang lainnya. perdebatan yang terbagi kedalam dua
METODE PENELITIAN pemikiran, yang pertama yakni keadilan
Metode penelitian ini menggunakan metafisik. Sedangkan yang kedua yakni
metode kuantitatif dan kualitatif keadilan yang rasional. Keadilan metafisik
berdasarkan dengan penelitian ilmiah diwakili oleh Plato, sedangkan Keadilan
yang sistematis terhadap beberapa yang rasional diwakili oleh pemikiran
fenomena yang menyangkut terhadap Aristoteles. Keadilan metafisik
judul artikel dan berdasarkan penelitian sebagaimana yang telah diutarakan oleh
literatur yaitu mengumpulkan data dari Plato, menyatakan bahwa keadilan itu
buku, jurnal, tesis dan lainnya yang bermuara pada inspirasi dan intuisi yang
berkaitan dengan pembahasan. Setelah dapat diperoleh dengan sebuah
melakukan penelitian dan mengumpulkan kebijaksanaan. basis pandangan yang telah
data dari sumber literatur yang ada diutarakan oleh Plato tersebut,
kaitannya dengan keadilan dalam berbagai mengkonsepsikan keadilan pada tataran
aspek di Indonesia. Lalu, dilanjutkan moral, dimana keadilan menjadi nilai yang
dengan menganalisis penelitian ini, sangat dijunjung tinggi oleh segenap
pertama harus mengumpulkan jajaran masyarakat.
keseluruhan data dan menjelaskan secara Pada keadilan rasional, mengambil
rinci hasil temuan yang kemudian di sumber pemikirannya dari prinsip-prinsip
gabungkann oleh hasil temuan yang umum yang memiliki rasa rasionalitas
didapatkan lalu yang terakhir dibuat tentang keadilan. Keadilan rasional, pada
menjadi kesimpulan. dasarnya mencoba menjawab beberapa
perihal kejadian dengan cara menjelaskan
HASIL DAN PEMBAHASAN suatu permasalahan secara ilmiah, atau
Dalam keadilan mempunyai makna setidaknya kuasi-ilmiah, dan itu semua
tersendiri. Keadilan merupakan kata yang harus memiliki dasar pada suatu alasan
berasal dari Bahasa Arab dari kata “adil” yang rasional. Sementara metafisik,
yang berarti “al-adl” yang mempunyai arti mempercayai eksistensi keadilan sebagai
lurus dalam jiwa, tidak dikalahkan oleh suatu kualitas atau suatu fungsi di atas dan
hawa nafsu, berhukum dengan kebenaran, di luar makhluk hidup, dan oleh sebab itu
tidak dzalim, seimbang, setara, dddan tidak dapat dipahami menurut manusia
sebagainya. Dalam bahasa inggris, istilah yang memiliki kesdaran yang berakal.
keadilan, disebutkan dengan berbagai Pandangan keadilan dalam hukum
jenis, seperti justice (keadilan, kepantasan, nasional bersumber pada dasar negara,
ketepatan, dan peradilan), fairness yakni pancasila yang merupakan dasar

4
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
6 (2) (2018): 106-111

negara Indonesia atau sebagai falsafah tetapi berlaku pula bagi orang yang miskin,
negara (fiolofische grondslag) yang sampai bukan hanya untuk para pejabat, tetapi
sekarang tetap di pertahankan dan masih pun juga untuk rakyat biasa, tidak hanya
tetap dianggap penting bagi negara bagi orang yang memiliki jabatan, tetapi
Indonesia. Atau secara aksiologis, bangsa pun juga orang yang hanya bekerja
indonesia merypakan pendukung nilai- serabutan. Dengan kata lain seluruh rakyat
nilai Pancasila (subscriber of values indonesia baik yang sedang berada di
Pancasila). Bangsa indonesia yang wilayah kekuasaan Republik Indonesia
memiliki dasar negara yang memiliki nilai maupun bagi Warga Negara Indonesia
berketuhanan, berkemanusiaan, yang berada di negara lain.
berpersatuan, berkerakyatan dan Keadilan sosial, merupakan simpul
berkeadilan sosial. Sebagai pendukung dari semua dimensi dan aspek
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kemanusiaan, istilah keadilan sosial
memiliki nilai menghargai, mengakui, serta sendiri berkaitan erat dengan
menerima Pancasila sebagai sesuatu yang pembentukan struktur kehisupan
bernilai. masyarakat yang di dasarkan atas prinsip-
Sebagaimana yang telah diketahui prinsip persamaan dan solidaritas, yang
bahwa keadilan dan ketidakadilan tidak dalam konsep keadilan sosial mengandung
dapat dipisahkan dari hidup dan dari pengakuan akan martabat manusia yang
kehidupan bermasyarakat. Dalam memiliki hak-hak yang sama dan bersifat
kehidupan sehari-hari sering dijumpai asasi dalam hubungan antar pribadi
banyak orang yang “main hakim sendiri”, terhadap keseluruhan, baik material
yang sebenarnya perbuatan itu sama maupun spiritual. Adapun syarat yang
halnya dengan perbuatan yang mencapai harus dipenuhi agar terlaksananya
suatu keadila yang berakibat terjadinya keadilan sosial adalah sebagai berikut :
ketidakadilan, hal ini sangat terasa 1) Semua warga wajib
khususnya bagi orang yang dihakimi. bertindak, bersikap secara adil, karena
Keadilan sosial menyangkut kepentingan keadilan sosial dapat tercapai apabila
masyarakat yang dengan sendirinya masing-masing individu bertindak dan
berkeadilan sosial dan harus menyisihkan mengembangkan sikap adil secara merata
kebebasan individunya untuk kepentingan 2) Semua manusia berhak
individu yang lainnya. untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai
Pada hukum nasional yang ada pada manusiawi, maka berhak pula untuk
indonesia hanya mengatur keadilan bagi menuntut dan mendapatkan segala
semua pihak, oleh karenanya keadilan sesuatu yang bersangkutan dengan
dalam perspektif hukum nasional ialah kehidupan sesuai dengan kebutuhan
keadilan yang menserasikan atau dalam hidupnya.
menselaraskan keadilan-keadilan yang Keadilan sosial dirumuskan sebagai
bersifat umum diantara sebagian dari sila kelima dalam pancasila, namun
keadilan-keadilan individu, yang dalam maknanya akan menjadi lebih terasa jika
keadilan ini lebih menitikberatkan pada langsung membacanya dari rumusan
keseimbangan antara hak-hak baik Alinea IV Pemnbukaan UUD NRI 1945, sila
individu maupun masyarakat dengan pertama, sila kedua, sila ketiga, dan sila
kewajiban-kewajiban umum yang ada keempat dirumuskan secar statis sebagai
dalam kelompok masyarakat umum. pbjek dasar negara. Sebaliknya dengan sila
Keadilan sosial berarti keadilan yang kelima tentang keadilan sosial yang
berlaku dalam masyarakat di segala bidang dirumuskan dengan kalimat aktif pada
kehidupan baik materi maupun spiritual, rumusan Alinea IV Pembukaan UUD NRI
hal ini dapat dibuktikan bahwa keadilan 1945 yang tertulis sebagai berikut “…..
tidak hanya berlaku bagi orang kaya saja, Susunan negara Republik Indonesia yang

5
Warda Awaliyah, Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat, Pemerintah, dan Aparat
Negara di Seluruh Wilayah Indonesia
berkedaulatan rakyat dengan berdasar apa yang menjadi haknya secara
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, proporsional. Keadilan distributif
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, berkenaan dengan penentuan hak dan
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang pembagian hak yang adil dalam hubungan
dipimpin oleh hukmat Kebijaksanan dalam antara masyarakat dengan negara, dalam
Permusyawaratan/Perwakilam, serta arti apa yang sehrusnya di berikan oleh
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial negara kepada warganya sesuai dengan
bagi seluruh rakyat Indonesia”. porsinya masing-masing. Hak yang di
Dalam konstitusi kata keadilan yang berikan berupa benda yang tidak bisa
selalu diikuti dengan kata sosial seperti dibagi (undivided goods) yakni
yang termaktub pada Alinea IV pembukaan kemanfaatan bersama misalnya,
UUD NRI 1945, bukan sebuah kebetulan perlindungan, fasilitas publik baik yang
karena sebuah kelaziman, melainkan lebih berdifat administratif maupun fisik dan
ke sebagai aktualisasi norma yang berbagai hak lain, dimana warga negara
mengatur hubungan sosial antar orang- atau masyarakat dapat menikmati fasilitas
orang dalam sebuah ruang lingkup sosial. tersebut tanpa harus mengganggu hak
Hal ini merupakan sebuah manifestasi orang lain dalam proses penikmatan akan
prinsip kesederajatan dalam kehidupan hak masing-masing warga negara. Selain
bersama secara wajar, yang dalam itu, juga benda yang habis dibagi (divided
kehidupan keseharian berwujudkan goods) yakni hak-hak atau benda-benda
sebuah kesediaan agar berguna bagi orang yang dapat di tentukan dan dapat di
lain. Indonesia adalah negara yang berikan demi pemenuhan kebutuhan
berasaskan pada suatu hukum. Hal ini inividu pada seluruh warga dan seluruh
tercermin pada pasal 1 ayat (3) Undang- keluarganya.
Undang Dasar Republik Indonesia tahun Sebaliknya, keadilan komutatif
1945 yang secara tegas menyatakan menyangkut mengenai masalah penentuan
“Negara Indonesia adalah negara hukum”. hak yang adil diantara beberapa manusia
Sebagai negara yang berasas akan hukum pribadi yang setara, baik diantara manusia
maka seluruh aspek dalam bidang pribadi, fisik, maupun antara pribadi
kemasyarakatan, kebangsaan, dan nonfisik. Dalam hubungan kedilan ini,
kenegaraan termasuk pemerintahan harus suatu perserikatan atau perkumpulan lain
senantiasa berdasarkan atas suatu hukum. sepanjang tidak dalam arti hubungan
Menurut Aristoteles, negara haruslah antara lembaga tersebut dengan para
berdiri diatas hukum yang menjamin anggotanya, akan tetapi hubungan antar
keadilan kepada warga negaranya. suatu perserikatan dengan perserikatan
Keadilan merupakan suatu syarat sah agar atau hubungan antar suatu perserikatan
tercapainya kesejahteraan hidup untuk dengan manusia fisik lainnya. Maka,
warga negaranya, sebagai dasar dari rasa penentuan hak yang paling adil dalam
keadilan perlu diajarkan rasa beradab hubungan ini masuk dalam suatu
kepada setiap manusia agar menjadi warga pengertian keadilan komutatif. Dalam
negara yang baik. Aristoteles membedakan keadilan distributif, muncul pertanyaan
keadilan menjadi dua, yakni keadilan tentang kapan timbulnya suatu hak dan
distributif dan keadilan komutatif. bagaimana langkah-langkah daripada
Keadilan distributif adalah keadilan pembagian hak. Berbeda dengan keadilan
yang menuntut bahwa setiap orang komutatif yang timbul dari hak yang
mendapat apa yang menjadi haknya, jadi semula ada pada seseorang atau yang di
pada keadilan distributif mempunyai sifat perolehnya secara sah dalam proses
yang proporsional. Disini, yang dinilai adil keadilan komutatif. Maka, dalam keadilan
adalah apabila setiap orang mendapatkan distributif dasarnya atau perolehan hak

6
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
6 (2) (2018): 106-111

timbul semata-mata dari keadaan konsep yang baik, hal ini


seseorang yang menjadi anggota atau merupakan basis rasional
warga dari suatu negara. Tidak seharusnya bagi individu untuk
mereka yang bukan warga negara mendapatkan apa yang
memperoleh kemanfaatan kecuali dalam dipandangnya bermanfaat
hubungan yang bersifat timbal balik bagi dirinya.
terutama hubungan yang telah go 2) The Reasonable atau full
internasional antar negara satu dengan authonomy (otonomi penuh)
negara lainnya. merupakan kebalikan dari
Mengenai persamaan ini, otonomi rasional, the
berkembang suatu pengertian bahwa reasonable berlaku terutama
persamaan bukan hanya menyangkut dalam proses pengambilan
dengan seberapa jauh kontribusi warga keputusan yang memiliki
negara terhadap negara, akan tetapi juga banyak pihak dalam setiap
telah berkembang konsep persamaan prosesnya.
dalam hal kemampuan atau besar kecilnya Dalam hal ini rasionalitas dalam
halangan yang dialami oleh warga negara posisi asali tentu berbeda dengan
dalam melakukan kontribusinya. Orang- rasionalitas dalam posisi well-ordered, hal
orang yang tidak mempunyai modal, tidak ini mengingat bahwa posisi asali itu
berpendidikan, yang tidak mempunyai bukanlah well-ordered society. Yang dalam
lapangan pekerjaan, mempunyai fisik yang kaitan ini, otonomi rasional atau prinsip
kurang sempurna (cacat) dan sebagainya rasionalitas dalam arti the rasional dalam
tetap menjadi warga negara yang harus posisi asali itu terefleksi dalam keadilan
mendapat jaminan dari pemerintahan prosedural murni. Artinya, rasionalitas
dalam keadilan distributif untuk atau pertanggung jawaban moral dalam
memperoleh bagian, minimal dapat posisi asali tersebutsepenuhnya
memberikan kesejahteraan hidup baginya bergantung pada prosedur, yang oleh
dan bagi keluarganya. Hal ini merupakan semua pihak telah di sepakati dan diterima
bagian dari prinsip Hak Asasi Manusia sebagai prosedur yang fair, atas dasar itu
yang telah memperoleh pengakuan maka jaminan kepentingan individu
internasional. Keadilan komutatif dipercayakan pada prosedur.
bertujuan untuk mempelihara ketertiban b) Prinsip Kebebasan
masyarakat dan kesejahteraan, sebab Dalam well-ordered society prinsip
disini dituntut adanya kesamaan dan yang kebebasan itu dipahami sebagai kondisi
dinilai adil ialah apabila setiap orang yang tidak lagi membutuhkan otoritas dari
dinilai sama. luar untuk menentukan apa yang baik dan
Dalam upaya berkeadilan memiliki apa yang buruk, yang adil dengan yang
tiga prinsip utama, yakni Rasionalitas, bathil, karena prinsip keadilan sudah
Kebebasan, dan Kesederajatan. menjadi bagian dari hidup masyarakat.
a) Prinsip Rasionalitas Selanjutnya, para pihak dalam masyarakat
Mengenai prinsip rasionalitas yang tersebut mampu melihat dirinya sebagai
menjadi aspek fundamental dalam bekerja orang-orang yang merdeka, karema setiap
sama sosial, John Rawis membedakan dua orang adalah person moral yang sama-
makna dalam usaha mewujudkan sama memiliki kemampuan moral.
keputusan yang seimbang, yaitu : c) Prinsip Kesederajatan
1) The Rational atau rational Prinsip kesederajatan pada
authonomy (otonomi hakekatnya adalah prinsip yang
rasional) merupakan memperlakukan semua pihak secara sama
kemampuan individu untuk rata dan adil yang dalam posisi asali secara
secara otonom memiliki sama atau setara. Proses kesepakatan

7
Warda Awaliyah, Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat, Pemerintah, dan Aparat
Negara di Seluruh Wilayah Indonesia
tersebut membebani tuntutan-tuntutan sangat jelas namun sngat sulit untuk
yang sama pula, khususnya tuntutan untuk digapai bahkan di realisasikan. Sebab,
saling menghargai kepada semua pihak. hukum yang berada di Indonesia masih
Dengan prinsip ini semua pihak yang lemah dan masih sangat bergantung
terlibat dalam posisi asali di akui sebagi kepada “Harta dan Tahta” menjadikan
person yang memiliki hak dan sekaligus di kedua hal ini sebagai unsur utama sebagai
bebani suatu kewajiban yang sama. proses ketidakadilan terjadi.
Hans Kelsen sebagai penganut aliran Dalam keadilan yang berada di
Analitical Jurisprudence dalam Andi Ryza Indonesia selalu ditujukan untuk
Fardiansyah yang menyebutkan : “Bahwa mewujudkan atau menciptakan
keadilan sebagai tempat kesetaraan dapat kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
dipersamakan dengan perwujudan yang berada di Indonesia. Sebagaimana
kebahagiaan secara umum, yaitu hadirnya yang telah dikatakan oleh Mahfudz MD
sebuah kondisi sosial dimana setiap orang bahwa : Keadilan sosial dalam negara
mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan hukum pancasila mempunyai makna
secara umum. Kalsen melihat bahwa bahwa pendistribusian sumber daya
keadilan adalah sesuatu hal yang sangat ditujukan untuk menciptakan
subjektif. Keadilan adalah sesuatu hal yang kesejahteraan sosial terutama bagi
memiliki makna yang sangat identik kelompok masyarakat terbawah atau
dengan kebahagiaan umum.” Dalam masyarakat yang paling lemah akan sosial
konsep keadilan sosial, berbeda dengan ekonominya. Selain itu keadilan sosial juga
ide keadilan hukum, keadilan politik, menghendaki upaya pemerataan sumber
keadilan ekonomi, keadilan individual dan daya agar kelompok masyarakat yang
sebagainya. Namun, konsep pada semua lemah dapat dituntaskan dalam belenggy
ini tentu tidak hanya menyangkut kemiskinan dan agar kesenjangan sosial
persoalan moralitas dalam kehidupan ekonomi di tengah-tengah masyarakat
bermasyarakat yang berbeda-beda dari dapat terkurangi. Dengan demikian,
satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain. distribusi sumber daya yang ada adpat
Keadilan sosial yang ada di indonesia dikatakan adil secara sosial jika dapat
merupakan cita-cita yang bisa dihampiri, meningkatkan kehidupan sosial ekonomi
namun tidak pernah bisa terealisasikan kelompok yang miskin. Sehingga tingkat
dengan sempurna. kesenjangan sosial dan ekonomi antar
Mengenai tentang keadilan yang ada kelompok mayarakat di indonesia dapat
di Indonesia, banyak sekali masyarakat segera terkurangi.
yang kurang akan mendapatkan keadilan
bahkan ada yang tidak dapat keadilan SIMPULAN
sama sekali. Padahal sudah jelas pada Teori keadilan berdasarkan pemikiran dari
pancasila sila kelima bahwa “Keadilan peneliti menjadi landasan utama yang
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dan harus diwujudkan melalui hukun yang ada.
pada UUD NRI 1945 pasal 28D (1) bahwa Pada Aristoteles menegaskan bahwa suatu
“Setiap orang berhak atas pengakuan, keadilan adalah inti dari hukum. Baginya,
jaminan, dan kepastian hukum yang adil keadilan dipahami dalam pengertian yang
serta perlakuan yang sama dihadapan berkesamaan, namun bukan
hukum.” kurangnya perhatian dari kesamarataan. Yang membedakan adalah
pemerintah dan kurangnya rasa hak persamaannya sesuai dengan hak
kepedulian antar masyarakat menjadikan proposiaonal. Kesamaan proporsional
ketidak adilan marak dan terjadi. Maka memberi kepada setiap orang apa yang
dari itu benar adanya bahwa keadilan telah menjadi haknya sesuai dengan
adalah suatu cita-cita yang tinggi dan

8
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
6 (2) (2018): 106-111

kemampuan dan prestasi yang telah yang bersifat tetap dan terus menerus
dilakukannya. untuk memberikan kepada setiap orang,
Dalam keadilan memiliki arus apa yang harus diterima dan apa yang
perdebatan yang menimbulkan dua tidak harus diterima. Untuk itu, semua
pemikiran, yang pertama ialah keadilan tindakan yang cenderung untuk
metafisik dan yang kedua ialah keadilan memproduksi dan mempertahankan
rasional. Keadilan metafisik ialah keadilan keahagiaan dan kesejahteraan masyarakat
yang bermuara pada pemikiran Plato adalah adil. Karena keadilan dan keadilan
bahwa keadilan itu pada inspirasi atau sosial adalah satu keastuan yang kuat dan
instuisi yang dapat diperoleh dengan tidak dapat di pisahkan.
sebuah kebijaksanaan. Sedangkan keadilan Dalam konteks negara hukum
rasional bermuara pada pemikiran Indonesia, terwujudnya keadilan sosial
Aristoteles yakni mengambil sumber harus didasarkan dengan asas dari pada
pemikirannya dari prinsip-prinsip umum keadilan, ketertiban, dan keteraturan,
yang memiliki rasa rasionalitas terhadap dimana setiap orang mendapatkan
keadilan. Aristoteles pun juga kesempatan membangun kehidupan yang
mengemukakan suatu keadilan yang layak sehingga tercipta kesejahteraan
terbagi menjadi dua macam keadilan, yang umum. Amanat konstitusi menegaskan
pertama ialah keadilan distributif dan yang bahwa keadilan sosial selalu ditujukan
kedua ialah keadilan komutatif. untuk mewujudkan atau menciptakan
Keadilan distributif ialah keadilan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
yang memberikan kepada tiap orang porsi Indonesia, dalam perwujudannya keadilan
menurut prestasinya. Sedangkan keadilan sosial menghendaki upaya pemerataan
komutatif memberikan sama banyaknya sumber daya agar kelompok masyarakat
kepada setiap orang tanpa membe- yangg lemah dapat dientaskan dari
bedakan prestasinya. Menegakkan kemiskinan dan agar kesenjangan sosial
keadilan yang berdimensi kerakyatan ekonomi di tengah-tengah masyarakat
haruslah memperhatikan dua prinsip dapat terkurangi, dan untuk mencapai
keadilan, yaitu pertama, memberikan hak perspektif keadilan dalam hukum nasional
dan kesamaan yang sama atas kebebeasan yang paling utama dperlukan pemahaman
dasar yang paling luas seluas kebebasan dan kesadaran terhadap hak dan
yang sama bagi tiap-tiap individu, kedua, kewajibannya sebagai warga negara, o;eh
mampu mengatur kembali kesenjangan karenanya sikap, perbuatan untuk
sosial ekonomi yang terjadi sehingga dapat menempuh kebahagiaan dan
memberikan suatu keuntungan yang kesejahteraan pada setiap individu agar
bersifat timbal balik bagi setiap imdividu, supaya lebih ditanamkan lebih dulu.
baik dari kelompok yang memiliki
keuntungan yang sangat besar dan banyak
maupun kepada kelompok yang tidak UCAPAN TERIMAKASIH
memiliki untung sama sekali. Jadi, keadilan
dalam masyarakat ditinjau dari perspektif Saya Warda Awaliyah yang menulis
hukum nasional ini adalah kedilan yang diary ini untuk menyelesaikan soal-soal
menselaraskan keadilan-keadilan yang Ujian Akhir (UAS) mata kuliah Pancasila.
bersifat umum diantara sebagian dari Selain itu, tujuan saya menulis jurnal ini
keadilan-keadilan individu. adalah untuk meningkatkan kesadaran
Perwujudan keadilan dan keadilan
sosial dalam Negara hukum Indonesia masyarakat akan keadilan, khususnya
merupakan suatu unsur utama, mendasar, keadilan sosial yang dalam hal ini begitu
sekaligus unsur yang paling rumit dan luas meluas di Indonesia. Keberhasilan
dimensinya. Keadilan sebagai kemauan

9
Warda Awaliyah, Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat, Pemerintah, dan Aparat
Negara di Seluruh Wilayah Indonesia
penyusunan majalah ini tidak lepas dari untuk meningkatkan
pengelolaan dan bimbingan dari berbagai kesejahteraan. Yustisia Jurnal
pihak yang telah membantu dan Hukum, 4(3), 558-580.
membimbing kami dalam penyusunan Adillah, S. U., & Anik, S. (2015). Kebijakan
majalah ini. Ingat, sebagai penulis majalah, jaminan sosial tenaga kerja sektor
saya ingin guru saya, Pak. Isa Anshori, PhD, informal berbasis keadilan sosial
M.Si selalu menjadi dosen di Pancasila untuk meningkatkan
yang telah membantu dan membimbing kesejahteraan. Yustisia Jurnal
Hukum, 4(3), 558-580.
kami dalam pembuatan jurnal ini. Sebagai
penulis majalah, kami menyadari bahwa Agiyanto, Ucuk. "PENEGAKAN HUKUM DI
majalah ini jauh dari sempurna. INDONESIA: Eksplorasi Konsep
Penyusunan majalah ini, materi, kesan dan Keadilan Berdimensi Ketuhanan."
pesannya. Oleh karena itu, kami Prosiding Seminar Nasional & Call
for Papers Hukum Transendental,
mengharapkan ulasan dan saran untuk 2018.
menginspirasi kami untuk memperbaiki
artikel ini. Kami mohon maaf yang Alfian, Muhammad Alfan. "Politik Zonasi
sebesar-besarnya atas kekurangan yang dalam Praktik Pendidikan di
teridentifikasi dalam jurnal ini. Indonesia." Politicon: Jurnal Ilmu
Politik 1, no. 2 (2019): 118-134.

DAFTAR PUSTAKA Amarini, I. (2018). Mewujudkan Keadilan


Sosial dalam Penyelesaian Sengketa
Anshori, Isa (2012), “Dinamika Di Pengadilan Administrasi. Jurnal
Pesantren, Pemaknaan Sosial, Media Hukum, 25(2), 162-170.
Ideologi dan Ekonomi di
Kalangan Elite Amin, S. (2019). Keadilan Dalam Perspektif
Muhammadiyah dan Nahdlatul Filsafat Hukum Terhadap
Ulama” Sidoarjo, Universitas masyarakat. El-Afkar: Jurnal
Muhammadiyah Sidoarjo Pemikiran Keislaman dan Tafsir
Press. Hadis, 8(1), 1-10.

Abbas, R. J. (2018). Indonesia di Arisaputra, Muhammad Ilham. "Access


Persimpangan: Urgensi “Undang- Reform dalam kerangka Reforma
Undang Kesetaraan dan Keadilan Agraria untuk mewujudkan keadilan
Gender” di Indonesia Pasca sosial." Perspektif: Kajian Masalah
Deklarasi Bersama Buenos Aires Hukum dan Pembangunan 21, no. 2
Pada Tahun 2017. Jurnal HAM (2016): 83-96.
Vol, 9(2), 153-174.
Fahmi, K. (2016). Menelusuri konsep
Adi Sulistiyono, S. H. (2018). Sistem keadilan pemilihan umum menurut
Peradilan Di Indonesia Dalam Teori UUD 1945. Jurnal Cita Hukum, 4(2).
Dan Praktik. Prenada Media.
Fatihin, R. (2017). Keadilan Sosial Dalam
Adillah, S. U., & Anik, S. (2015). Kebijakan Perspektif Al-Qur’an Dan
jaminan sosial tenaga kerja sektor Pancasila. Panangkaran: Jurnal
informal berbasis keadilan sosial

10
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
6 (2) (2018): 106-111

Penelitian Agama dan of Justice and Legal Certainty in


Masyarakat, 1(2), 293-314. Indonesia)." Mimbar Yustitia 2, no. 2
(2018): 142-158.
Febriansyah, Ferry Irawan. "Keadilan
Berdasarkan Pancasila Sebagai Rachmawati, A. A. (2019). Hubungan
Dasar Filosofis Dan Ideologis Prinsip Keadilan Dalam Tatanan
Bangsa." DiH: Jurnal Ilmu Hukum 13, Hidup Bersama Menurut Aristoteles
no. 25 (2017): 1-27. Dengan Hukum Di Indonesia Yang
Bisa Dijual&dibeli.
Harefa, O. N. (2020). Ketika Keadilan
Bertemu Dengan Kasih: Sebuah Rahman, A., & Muhibbin, A.
Studi Perbandingan Antara Teori (2017). Implementasi Nilai
Keadilan Menurut John Rawls dan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Reinhold Niebuhr. SUNDERMANN: Indonesia” di Masyarakat Desa
Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Meranti (Doctoral dissertation,
Sains, Humaniora dan Universitas Muhammadiyah
Kebudayaan, 13(1), 39-47. Surakarta).

LEMBU, S. (2021). Sila Keadilan Sosial Bagi Rangkuti, A. (2017). Konsep keadilan dalam
Seluruh Rakyat Indonesia dan Upaya perspektif Islam. Tazkiya, 6(1).
Pengentasan Kemiskinan Di
Indonesia (Doctoral dissertation, Sembiring, R. (2018). Keadilan Pancasila
STFK Ledalero). dalam Persepektif Teori Keadilan
Aristoteles. Jurnal Aktual
Mintan, Y. (2019). Keadilan Berpolitik. Justice, 3(2), 139-155.

Nasution, B. J. (2016). Kajian Filosofis Setiawan, B. (2018). Penerapan Hukum


tentang Hukum dan Keadilan dari Progresif oleh Hakim Untuk
Pemikiran Klasik Sampai Pemikiran Mewujudkan Keadilan Substantif
Modern. Al-Ihkam: Jurnal Hukum Transendensi. Kosmik Hukum, 18(1).
dan Pranata Sosial, 11(2), 247-274.
Suheri, Ana. "Wujud Keadilan dalam
Pawestri, W.D., 2015. KEADILAN SOSIAL Masyarakat di Tinjau dari Perspektif
DALAM PERLINDUNGAN Hukum Nasional." MORALITY: Jurnal
KEPENTINGAN NASIONAL PADA Ilmu Hukum 4.1 (2018): 60-68.
PENANAMAN MODAL ASING
BIDANG SUMBER DAYA Sumadi, A. F. (2016). Hukum dan Keadilan
ALAM. Yuridika, 30(1), pp.84-107. Sosial dalam Perspektif Hukum
Ketatanegaraan. Jurnal
Purwendah, E. K. (2019). Konsep Keadilan Konstitusi, 12(4), 849-871.
Ekologi dan Keadilan Sosial dalam
Sistem Hukum Indonesia Antara Susanti, L. E. (2018). Kajian Terhadap Sila
Idealisme Dan Realitas. Jurnal Keadilan dan Teori Keadilan
Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 139- Berfalsafah Libertarianisme dari
151. Sudut Pandang Berideologi
Pancasila. YUSTISIA MERDEKA:
Putri, Kania Dewi Andhika, and Ridwan Jurnal Ilmiah Hukum, 4(2).
Arifin. "Tinjauan Teoritis Keadilan
dan Kepastian dalam Hukum di Syahrin, M. A. (2018). Penerapan Prinsip
Indonesia (The Theoretical Review Keadilan Restoratif Dalam Sistem

11
Warda Awaliyah, Keadilan Dalam Berbagai Aspek Negara Pada Masyarakat, Pemerintah, dan Aparat
Negara di Seluruh Wilayah Indonesia
Peradilan Pidana Terpadu. Majalah
Hukum Nasional, 48(1), 97-114.

Utama, S. M. (2016). Kedudukan Ahli Waris


Pengganti dan Prinsip Keadilan
dalam Hukum Waris Islam. Jurnal
Wawasan Yuridika, 34(1), 68-86.

Wahyudi, J., Milla, M. N., & Muluk, H. (2017).


Persepsi keadilan sosial dan
kepercayaan interpersonal sebagai
prediktor kepercayaan politik pada
mahasiswa di Indonesia. Jurnal
Psikologi Sosial, 15(1), 59-71.

Wartoyo, F. X., & Prasetyo, T. (2021).


PROBLEMATIKA PEMBERLAKUAN
PEMBATASAN KEGIATAN
MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF
TEORI HUKUM KEADILAN
BERMARTABAT. Waskita: Jurnal
Pendidikan Nilai dan Pembangunan
Karakter, 5(2), 187-194.

Zamzami, A. (2018). Keadilan Di Jalan


Raya. Jurnal Yurispruden, 1(2), 17-
34.

Rachmawati, A. A. (2019). Hubungan


Prinsip Keadilan Dalam Tatanan Hidup
Bersama Menurut Aristoteles Dengan
Hukum Di Indonesia Yang Bisa
Dijual&dibeli.
LEMBU, S. (2021). Sila Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan Upaya
Pengentasan Kemiskinan Di
Indonesia (Doctoral dissertation, STFK
Ledalero).
Harefa, O. N. (2020). Ketika Keadilan
Bertemu Dengan Kasih: Sebuah Studi
Perbandingan Antara Teori Keadilan
Menurut John Rawls dan Reinhold Bukti Upload Jurnal Sinta
Niebuhr. SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah
Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan
Kebudayaan, 13(1), 39-47.
Wartoyo, F. X., & Prasetyo, T. (2021).
PROBLEMATIKA PEMBERLAKUAN
PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT
DALAM PERSPEKTIF TEORI HUKUM

12
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA),
6 (2) (2018): 106-111

13

Anda mungkin juga menyukai