Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/281449458

Modification of Sweet Potato Flour Production Facility Layout at Farmers


Group United of Sukoanyar Village of Pakis District

Article · May 2014

CITATIONS READS

0 3,515

5 authors, including:

Dhita Morita Ikasari


Brawijaya University
14 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Integrated collaboration quality assessment for sustainable sugar supply chain View project

All content following this page was uploaded by Wike Agustin Prima Dania on 03 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI


TEPUNG UBI JALAR PADA GABUNGAN KELOMPOK TANI
DESA SUKOANYAR KECAMATAN PAKIS

Modification of Sweet Potato Flour Production Facility Layout at Farmers


Group United of Sukoanyar Village of Pakis District

Shyntia Atica Putri*, Wike Agustin, Dhita Morita Ikasari, Rizky Luthfian, Rheysa Permata Sari
*Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145
*Penulis Korespondensi: email: shyntia_atica@yahoo.com

ABSTRAK

Ubi jalar merupakan salah satu komoditas pertanian yang dapat dimanfaatkan menjadi
produk olahan untuk menciptakan nilai tambah. Gapoktan Pakis adalah salah satu pihak yang
mengolah ubi jalar menjadi tepung ubi jalar. Ketidakberlanjutan produksi (discontinue) diakibat-
kan karena tata letak produksi yang tidak baik, dimana peralatan dan fasilitas diletakkan tidak
pada tempatnya. Aspek lain yang menyebabkan diskontinuitas produksi adalah area produksi
tidak permanen karena merupakan rumah pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
perbaikan tata letak berdasarkan aliran material dan keterkaitan antar fasilitas. Metode yang
digunakan adalah pembuatan Operation Process Chart (OPC), Flow Process Chart (FPC), Activity
Relationship Chart (ARC), dan Activity Relationship Diagram (ARD). Hasil yang didapatkan adalah
waktu produksi 265 menit dengan kapasitas produksi 10 kg menghasilkan 2.5 kg tepung ubi
jalar. Tata letak fasilitas yang diusulkan mempunyai tipe product layout dan tipe aliran material
straight line.

Kata kunci: product layout, straight line, tepung ubi jalar

ABSTRACT

Sweet potato are one of agricultural commodity that can be used for processing product that have an
added value. ‘Gapoktan Pakis’ are one of institution that carried out sweet potato processing. Discontinuity
of production process are caused by poor layout where equipments and facility are put not in the place they
should be placed. Other aspects that caused production discontinuity are impermanent production area
since it is personal house. This research objective are to modify layout based on material flow and connec-
tion between facilities. The methods usedin the research are Operation Process Chart (OPC), Flow Process
Chart (FPC), Activity Relationship Chart (ARC), and Activity Relationship Diagram (ARD). The results
show that for production time of 265 minutes with production capacity of 10 kg produce 2.5 kg sweet potato
flour. Facility layout that is suggested are product layout type and straight line material flow type.

Keywords: product layout, straight line, sweet potato flour

PENDAHULUAN ternatif pengganti beras yang pantas diper-


hitungkan. Ubi jalar mempunyai produk
Ubi jalar merupakan salah satu tanaman turunan yang cukup bervariatif, diantaranya
pangan yang berpotensi besar untuk diversifi- aneka olahan makanan yang cukup beragam
kasi pangan. Di jawa Timur sendiri, dengan atau untuk digunakan sebagai bahan baku
luas panen 18596 Ha diperkirakan mampu olahan makanan yang lebih lanjut dengan
menghasilkan 391807 ton pada tahun 2013 dibuat menjadi tepung ubi jalar.
(BPS, 2012). Sedangkan di Kabupaten Malang, Pakis, suatu daerah di Malang, dimana
lahan yang tersedia untuk pengembangan po- terdapat suatu industri skala rumah tangga
tensi ubi jalar adalah sebesar 1231 Ha. yang berusaha mengolah komoditas ubi jalar
Berdasarkan data tersebut, maka ubi tepung ubi jalar. Kondisi lapang menunjuk-
jalar dapat dijadikan salah satu pangan al- kan bahwa skala produksi produk olahan ubi

67
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

masih sangat kecil dan tidak setiap hari mel- 2. Peralatan dan fasilitas berada dalam
akukan proses produksi. Hal ini dikarenakan kondisi baik.
ruang produksi yang tidak permanen dan Tahapan penelitian yang dilakukan
bercampur dengan garasi mobil dan tumpu- dapat dilihat pada Gambar 1.
kan pupuk. Selain itu, peralatan diletakkan
tidak sesuai dengan urutan proses maupun
pengelompokan berdasarkan prosesnya. Hal
ini disebabkan oleh penggunaan rumah prib-
adi sebagai area proses tanpa tata letak yang
sesuai yang mempertimbangkan efektivitas
dan efisiensi serta sisi higenitasnya.
Permasalahan yang muncul ada-
lah tata letak yang masih belum tepat dan
efisien. Penataan tata letak fasilitas sendiri
adalah menentukan susunan tata letak yang
baik dan optimal, yaitu menempatkan setiap
fasilitas sehingga dihasilkan kelancaran pe-
mindahan bahan dan meminimumkan bi-
aya pemindahan bahan (Susetyo dkk., 2010;
Faishol dkk., 2013; Nursandi dkk., 2013). Di-
harapkan dengan tata letak yang baik maka
aliran material dapat berjalan lancar, sehing-
ga proses produksi bisa berkelanjutan.
Langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian adalah membuat Operation Process
Chart, Flow Process Chart, Flow Diagram, from
to chart, Activity Relationship Chart, Activity
Relationship Diagram, dan membuat template
tata letak usulan. Tujuan penelitian adalah
mendapatkan desain tata letak fasilitas un-
tuk produksi tepung ubi jalar yang efektif Gambar 1. Flow Chart Penelitian
dan efisien. Desain tata letak ini diperoleh
dengan membandingkan antara tata letak HASIL DAN PEMBAHASAN
awal dengan tata letak usulan.
Selama ini ubi jalar hanya dijual lang-
BAHAN DAN METODE sung tanpa pengolahan lebih lanjut, seh-
ingga nilai jual produk rendah. Dengan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa adanya potensi bahan baku ubi jalar yang
Pakis, Kecamatan Sukoanyar, Kabupaten melimpah, maka dibuatlah olahan ubi jalar
Malang. Waktu penelitian adalah bulan Juni- dengan tujuan untuk meningkatkan nilai
Desember 2013. Batasan masalah dari peneli- jual, memperpanjang umur simpan, dan da-
tian ini adalah sebagai berikut: pat dijadikan pangan alternatif. Tepung ubi
1. Penelitian hanya dibatasi untuk proses jalar merupakan salah satu olahan ubi jalar
produksi tepung ubi jalar, sehingga yang bersifat bahan setengah jadi. Hal ini
berorientasi pada aliran proses dan per- dikarenakan tepung mash bisa digunakan
alatan produksi yang digunakan dalam untuk bahan baku pembuatan produk yang
pembuatan tepung ubi jalar. lain seperti roti, cookies, flakes, dll. Tepung ubi
2. Tidak menghitung biaya penanganan jalar berpotensi sebagai pengganti tepung
bahan (material handling) terigu terutama karena banyaknya bahan
3. Tata letak yang diusulkan hanya diujico- baku di Indonesia. Tepung ubi jalar diharap-
bakan. Untuk implementasi nyata diserah- kan pula dapat menjadi alternatif pengganti
kan kembali kepada pemilik usaha/mitra. tepung terigu, sehingga impor terigu dapat
Asumsi yang digunakan dalam penel- dikurangi (Marwati, 2011).
itian ini adalah sebagai berikut: Tepung ubi jalar dibuat dari ubi jalar
1. Proses produksi berlangsung terus me- kuning yang dikeringkan menggunakan
nerus (setiap hari melakukan produksi). oven untuk mengurani kadar air dalam ba-

68
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

PETA PROSES OPERASI

Nama Objek : Pembuatan Tepung Ubi Jalar


Dipetakan Oleh : Kelompok Penelitian OPF Laboratorium Manajemen Agroindustri
Tanggal Pemetaan : 25 November 2013
No. Peta :1

Ubi Jalar

Pengupasan
10' OI-1
Alat pengupas

Pengirisan
10' OI-2
sawut

5' O-1 Perendaman Na bisulfit 0,3%


ember

Keterangan Jumlah Waktu


Pengeringan suhu 600C
180' OI-3
Cabinet dryer

1 5'

5 260' 30' OI-4 Penggilingan


Grinder

30' OI-5 Pengayakan


265' Ayakan 60 mesh
Jumlah 7

Tepung Ubi Jalar

Gambar 2. Operation Process Chart Pembuatan Tepung Ubi Jalar

69
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

han. Tahapan produksi yang dilakukan produksi tepung ubi jalar. Dengan demikian,
adalah mengupas ubi, mengirisnya menjadi dapat disimpulkan bahwa proses produksi
sawut, merendam dalam larutan Na bisulfit, tersebut 100% produktif.
mengeringkan ubi menggunakan pengering Simbol yang terdapat dalam FPC na-
(oven), menggiling ubi kering untuk dijadi- mun tidak ada dalam OPC adalah simbol
kan tepung, kemudian mengayaknya agar panah yang mempunyai arti transportasi.
diperoleh ukuran tepung yang homogen. Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila
Adapun Operation Process Chart dan Flow Pro- benda kerja, pekerja atau perlengkapan
cess Chart pembuatan tepung ubi jalar dapat mengalami perpindahan tempat yang bu-
dilihat pada Gambar 2 dan 3. kan merupakan bagian dari suatu operasi.
Operation Process Chart merupakan Contoh pekerjaannya yaitu memindahkan
suatu diagram atau suatu peta yang meng- bahan, memindahkan benda kerja dari satu
gambarkan langkah-langkah proses yang mesin ke mesin lainnya, dan lain-lain. Trans-
akan dialami oleh bahan baku mengenai uru- portasi yang dilakukan adalah memind-
tan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak ahkan ubi jalar dari tempat pemanenan ke
dari awal sampai menjadi produk jadi utuh pengupas ubi dengan jarak 15 m. Jarak ini
maupun sebagai komponen, dan juga me- dapat diperpendek dengan memindah tem-
muat informasi-informasi yang diperlukan pat pemanenan ubi yang sebelumnya berada
untuk analisis lebih lanjut. Simbol yang dipa- di halaman, dapat dilakukan di dalam ruang
kai adalah bulat yang mempunyai arti ope- produksi. FPC sendiri merupakan suatu dia-
rasi. Suatu kegiatan operasi terjadi apabila gram yang menunjukkan urutan-urutan dari
benda kerja mengalami perubahan sifat baik operasi, pemeriksaan, transportasi, menung-
fisik maupun kimiawi, mengambil informasi gu, dan penyimpanan yang terjadi selama
maupun memberikan informasi pada suatu satu proses berlangsung, serta di dalamnya
keadaan juga termasuk operasi. memuat pula informasi-informasi yang
Simbol kedua adalah bulat dan ko- diperlukan untuk analisa seperti waktu yang
tak yang mempunyai arti yaitu aktivitas dibutuhkan dan jarak perpindahan.
gabungan antara operasi dan inspeksi yang Berdasarkan OPC dan FPC yang
dilakukan secara bersamaan. Suatu kegiatan dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau proses produksi tepung ubi jalar dengan ka-
peralatan mengalami pemeriksaan baik un- pasitas produksi 10 kg membutuhkan waktu
tuk segi kualitas maupun kuantitas. Simbol produksi selama 265 menit atau 4 jam 25
ketiga yang digunakan adalah segitiga yang menit. Setelah tepung selesai diproses, ke-
mempunyai arti penyimpanan. Proses me- mudian dikemas dengan kemasan satuan
nyimpan terjadi apabila benda kerja disim- 500 g dan siap dipasarkan. Dengan acuan
pan untuk jangka waktu yang cukup lama. proses produksi tersebut, maka layout ditata
Contoh pekerjaannya yaitu bahan baku dis- mengikuti kebutuhan fasilitas dan aliran ma-
impan dalam gudang, barang jadi disimpan terial dari pembuatan tepung ubi jalar.
di gudang, dan sebagainya. Dalam OPC Berdasarkan urutan proses produksi
ini, terdapat 1 aktivitas penyimpanan yaitu yang sudah dijelaskan dalam OPC dan FPC,
setelah tepung ubi jalar selesai diproduksi. dapat dibuat diagram aliran material pada
Lama waktu penyimpanan tidak terhitung layout awal (Gambar 4 dan 5). Terlihat bahwa
karena tidak termasuk dalam waktu produk- dengan layout awal, aliran material tidak lan-
si. Penyimpanan berbeda dengan delay yang car, terjadi backtracking (arus mundur) dengan
dilambangkan dengan setengah lingkaran ditunjukkan oleh aliran dari mesin press ke
pada FPC (Gambar 3). Delay sendiri tidak cabinet dryer, kemudian ke grinder. Seharusnya,
ada dalam OPC karena OPC hanya meme- peletakan fasilitas tersebut harus sesuai dengan
takan proses produksi saja tanpa memperhi- urutan aliran material, karena tipe layout yang
tungkan adanya delay. sesuai adalah product layout. Hal lain yang
Menunggu atau delay adalah benda menjadi pertimbangan adalah kontaminasi
kerja, pekerja atau perlengkapan tidak men- yang disebabkan oleh pengupas ubi, dimana
galami kegiatan apa-apa selain menunggu. outputnya adalah ubi yang basah (dicuci den-
Contoh pekerjaannya yaitu benda kerja men- gan air). Letaknya yang bersebelahan dengan
unggu untuk diproses, bahan menunggu grinder dapat mengkontaminasi output yang
untuk diangkut, dan sebagainya. Berdasar- dihasilkan grinder yaitu tepung ubi jalar. Oleh
kan FPC, tidak terdapat delay dalam proses karena itu, kedua fasilitas ini harus dijauhkan.

70
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

Berdasarkan urutan proses produksi hasilkan aliran material terbaik tanpa adan-
tepung ubi jalar, dapat diidentifikasi bahwa ya backtracking. Kelancaran tersebut berefek
pembuatan tepung ubi jalar memerlukan pada efisiensi waktu produksi yang pada
beberapa fasilitas untuk mendukung proses akhirnya akan dapat meningkatkan produk-
produksi. Fasilitas tersebut kemudian ditata tivitas produksi tepung ubi jalar. Selama ini
dan diletakkan berdasarkan urutan proses, fasilitas yang ada tidak difungsikan seba-
dengan aliran material menyesuaikan area gaimana mestinya dan diletakkan tidak pada
produksi yang tersedia. Area yang tersedia tempatnya. Untuk menata fasilitas-fasilitas
untuk produksi tepung ubi jalar adalah ru- tersebut diperlukan analisis menggunakan
angan dengan ukuran 15x6 m. Adapun fasili- from to chart, ARC, dan ARD untuk meng-
tas yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: hasilkan layout usulan.
1. Pengupas ubi From-to chart digunakan untuk meng-
Ubi yang diangkut dari tempat panen ke etahui jarak perpindahan dari stasiun kerja
tempat produksi dapat dikupas meng- satu ke stasiun kerja lainnya. Fungsi lain-
gunakan pengupas ubi. Dimensi pengu- nya adalah untuk menghitung biaya mate-
pas ubi yang tersedia mempunyai pan- rial handling. Namun dalam penelitian ini
jang 55 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 1.3 m. difokuskan ke aliran material. Analisa al-
2. Alat pencuci ubi iran material dengan aplikasi dalam bentuk
Pencucian ubi menggunakan air menggu- Peta Aliran Operasi (flow process chart) atau
nakan alat pencuci ubi dengan dimensi pan- Peta Dari-Ke (from-to chart) cenderung un-
jang 70 cm, lebar 60 cm dan tinggi 70 cm. tuk mencari hubungan aktivitas peminda-
3. Mesin sawut han material secara kualitatif. Secara umum
Sawut yang dihasilkan berupa irisan- analisa aliran material dengan menggunakan
irisan ubi jalar dengan lebar 0.2–0.4 cm, from-to chart akan sangat baik diaplikasikan
panjang 1–3 cm, dan tebal 0.1–0.4 cm.  pada perancangan layout berdasarkan al-
Mesin sawut yang sudah tersedia mem- iran proses (process layout) (Wignyosoebroto,
punyai dimensi panjang 65 cm, lebar 50 2003a). Untuk product layout, dalam hal ini
cm, dan tinggi 1 m. lebih tepat menggunakan flow process chart,
4. Mesin press karena penyusunan fasilitas sudah disesuai-
Mesin press berfungsi untuk meng- kan dengan aliran material.
hilangkan air dan larutan Na bisulfit. Gambar 6 menjelaskan jarak perpinda-
Dengan pengepresan diharapkan dapat han (dalam satuan meter) antar stasiun pada
mempercepat waktu pengeringan sawut proses produksi tepung ubi jalar. Angka di
ubi jalar. Dimensi mesin press yang di- atas diagonal menunjukkan perpindahan se-
miliki berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cara forward tracking (arus maju), sedangkan
cm, dan tinggi 1.3 m. jika terdapat angka di bawah diagonal be-
5. Oven/ mesin pengering/cabiner dryer rarti perpindahan tersebut merupakan back
Sawut ubi jalar yang sudah dipres me- tracking (arus mundur). Berdasarkan gam-
merlukan waktu pengeringan (penjemu- bar tersebut dapat disimpulkan bahwa aliran
ran) selama 10–16 jam, sedangkan sawut material sudah lancar karena tidak adanya
tanpa pres harus dijemur selam 30 – 40 back tracking selama proses produksi. To-
jam (Marwati, 2011). Dimensi cabinet tal jarak perpindahan seluruh stasiun kerja
dryer mempunyai panjang 80 cm, lebar adalah 7 m, sehingga dengan panjang ru-
75 cm, dan tinggi 1.5 m. ang produksi 15 m, dimungkinkan penataan
6. Grinder fasilitas produksi dengan tipe straight line.
Penggilingan sawut kering menjadi Menurut Apple (1997), pola garis lurus dipa-
tepung ubi jalar dapat menggunakan kai jika proses produksi berlangsung singkat,
grinder. Grinder yang tersedia mempu- relatif sederhana, jarak perpindahan pendek,
nyai dimensi panjang 85 cm, lebar 45 cm, terdiri dari beberapa komponen atau perala-
dan tinggi 1.3 m. tan produksi sedikit.
7. Mesin pengayak Analisis yang dilakukan selanjutnya
8. Alat pengemas adalah meneliti keterkaitan antar fasilitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ket-
Seluruh fasilitas produksi yang diper- erkaitan fasilitas adalah persyaratan khu-
lukan untuk memproduksi tepung ubi jalar sus kegiatan tertentu atau departemen.
harus diatur sedemikian rupa agar meng- Adakah departemen atau stasiun kerja yang

71
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

PETA ALIRAN PROSES

Sekarang Usulan Beda


Kegiatan Pekerjaan: Pembuatan Tepung Ubi Jalar
Jumlah Waktu Jumlah Waktu Jumlah Waktu

7 275'
No. Peta: 01
Orang Bahan V
5 260'

1 20'
Sekarang Usulan V

D Dipetakan oleh:
Kelompok Penelitian OPF Lab. Manajemen Agroindustri
1
Tanggal Pemetaan: 25 November 2013
Total 9 295'

Lambang
Jarak (m)

Jumlah

(menit)
Waktu

D
Uraian Kegiatan Keterangan

1. Pengangkutan ubi jalar dari tempat


15 20'
pemanenan ke tempat produksi

2. Pengupasan ubi jalar 10 kg 10'

3. Pengirisan ubi menggunakan slicer 8 kg 10'

4. Perendaman menggunakan Na bisulfit 0,3% 5'

5. Pengeringan menggunakan oven suhu Proses pengurangan kadar air dengan


180'
600C rendemen 31,25%

6. Penggilingan menggunakan Grinder 2,5 kg 30'

7. Pengayakan menggunakan ayakan ukuran 30'


60 mesh

8. Pengemasan tepung ubi jalar ke dalam 10' Setiap kemasan mempunyai netto 500 g
plastik

9. Penyimpanan tepung

Gambar 3. Flow Process Chart Pembuatan Tepung Ubi Jalar

72
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

Mesin
press
Dapur
Mesin
grinder
sawut

Pengupas Pencuci
ubi ubi

Cabinet
dryer

Pupuk Pupuk

Area rumah

Halaman

Gambar 4. Tata Letak Awal

Gambar 5. Diagram Aliran Tata Letak Awal

73
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

Gambar 6. From-to Chart Proses Pengolahan Tepung Ubi Jalar

Tabel 1. Sandi Alasan Keterkaitan Antar Departemen


Sandi Keterangan

1 Menggunakan catatan yang sama

2 Menggunakan personil yang sama

3 Memakai ruang yang sama

4 Derajat hubungan pribadi

5 Derajat hubungan kertas kerja

6 Urutan aliran kerja

7 Melaksanakan pekerjaan yang sama

8 Menggunakan peralatan yang sama

9 Kemungkinan bau tidak sedap, gangguan suara, dll


(Sumber: Wignjosoebroto, 2003b)

membutuhkan kebutuhan khusus sehingga jauhan agar tidak saling mengkontaminasi


harus berkaitan dengan fasilitas yang lain. output. Activity Relationship Chart untuk
Misalkan pencuci ubi membutuhkan air proses produksi tepung ubi jalar dapat dili-
untuk kegiatannya sehingga harus didekat- hat pada Gambar 7. Simbol-simbol warna
kan dengan sumber air. Faktor yang kedua dalam ARC adalah:
adalah kemungkinan perluasan. Jika suatu
saat kapasitas produksi meningkat, apakah A = merah-mutlak perlu
membutuhkan tambahan sejumlah fasilitas E = jingga-sangat penting
atau tidak. Faktor berikutnya yang mem- I = hijau-penting
pengaruhi keterkaitan adalah sifat atau O = biru-kedekatan biasa
karakteristik dari fasilitas, proses apa yang U = tak berwarna-tidak perlu
dilakukan dan produk apa yang ditangani. X = coklat-tak diharapkan
Sebagai contoh, proses pencucian ubi den-
gan pengeringan dan juga pengayakan. Berdasarkan ARD yang telah dibuat
Dikarenakan karakteristik output yang san- (Gambar 8), maka dapat disusun tata le-
gat berbeda, yaitu ubi bersih setelah dicuci tak proses produksi tepung ubi jalar yang
dan ubi kering yang tidak boleh terkena air, disesuaikan dengan luasan area yang terse-
maka kegiatan-kegiatan tersebut harus ber- dia dan dimensi fasilitas yang digunakan.

74
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

Alat pengupas
A
6
Pencuci ubi U
A
6 U
Mesin sawut U U
A X
U
6 9
O X
Mesin press U
2 9
A X
U U
6 9
Cabinet dryer U U U
A
U U
6
Grinder U U
A
U
6
Ayakan U
A
6
Sealer

Gambar 7. Activity Relationship Chart

A-2,4 A-4,6
A-2 A-1,3 A-5,7 A-6,8
O-6 A-3,5 O-3 A-7
1. Pengupas X-6,7 X-2 X-2
3. Mesin 4. Mesin Press 5. Cabinet 8. Sealer
Ubi 2. Pencuci Ubi 6. Grinder 7. Ayakan
Sawut dryer

Gambar 8. Activity Relationship Diagram

15000,00

Pengupas Pencuci Mesin Mesin Cabinet


Grinder Ayakan Sealer
Ubi Ubi Sawut Press Dryer
6000,00

Gambar 9. Layout usulan

75
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 [April 2014] 67-76
Perbaikan Tata Letak Proses Produksi [Putri dkk]

Desain tata letak dapat berupa sketsa yang DAFTAR PUSTAKA


mengambarkan penataan ruangan, dibuat
berdasarkan perhitungan pergerakan in- Apple, JM, 1997, Plan Lay Out and Material
formasi, bahan, dan manusia. Desain tata Handling, 3rd edition, John Wiley &
letak (layout design) adalah proses alokasi Sons, Inc, New York.
ruangan, penataan ruangan dan perala- BPS. 2012. Tanaman pangan. Dilihat pada
tan sedemikian rupa sehingga pergerakan 10 Desember 2013. http://www.bps.
berlangsung seminimal mungkin, seluruh go.id/tnmn_pgn.php
luasan ruangan termanfaatkan, dan men- Faishol, M, Hastuti, S, dan Ulya, M. 2013. Per-
ciptakan rasa nyaman kepada operator yang ancangan Ulang Tata Letak Fasilitas
bekerja ataupun pada alat dan mesin yang Produksi Pabrik Tahu Srikandi Junok
bergerak di dalam ruangan (Murdick, 2000; Bangkalan. Agrointek 7(2): 57-65
Shivhare, et al., 2014)). Marwati. 2011. Pembuatan Tepung Ubi Jalar.
Perbandingan antara layout usu- Dilihat pada 10 Desember 2013. http://
lan dari penelitian ini dengan layout awal epetani.deptan.go.id/budidaya/pem-
dinilai dari efisiensi produksi, aliran mate- buatan-tepung-ubi-jalar-1881
rial, dan keterkaitan kegiatan. Lokasi yang Murdick, GR, Ross, E and Russel RS. 2000. Ser-
diusulkan untuk proses produksi berbeda vice Operation Management. Allyn and
dengan lokasi awal. Hal ini dilakukan den- Bacon. Boston.
gan pertimbangan bahwa pada lokasi awal, Nursandi, Mustofa, FH, Rispianda. 2013. Ran-
fasilitas dan peralatan diletakkan berdeka- cangan Tata Letak Fasilitas dengan
tan dengan mobil di garasi. Kondisi terse- Menggunakan Metode Blocplan (Studi
but belum layak untuk melakukan produksi Kasus PT. Kramatraya Sejahtera. Reka
ubi jalar. Tempat produksi yang diusulkan Integra-Jurnal Online Institut Teknologi
mempunyai panjang 15 m dan lebar 6 m. Nasional. 3(1):87-97.
Namun kendala yang ada adalah luasan Shivhare, M dan Bansal, S. 2014. Layout Op-
tersebut dibatasi oleh cor pondasi setinggi timization in Flexible Manufacturing
30 cm. Sehingga, untuk merealisasikan tata System using Particle Swarm Optimi-
letak sesuai usulan penelitian, perlu dilaku- zation in Matlab. International Journal of
kan penambahan tinggi lantai setinggi 30 Software Engineering and Its Application
(sesuai tinggi pondasi). 8(7): 55-64
Susetyo, J, Simanjuntak, RS, Ramos, JM. 2010.
SIMPULAN Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas
Produksi dengan Pendekatan Group
Berdasarkan hasil penelitian dida- Technology dan Algoritma Blocplan
patkan kesimpulan bahwa tipe layout yang untuk Meminimasi Ongkos Material
diusulkan untuk meningkatkan performan- Handling. Jurnal Teknologi 3(1): 75-84.
si produksi adalah product layout dengan Wignjosoebroto, S. 2003a. Ergonomi : Studi
tipe aliran material straight line karena tipe Gerak dan Waktu. Penerbit Guna Widya.
tersebut yang sesuai untuk proses produksi Surabaya.
tepung ubi jalar. Metode perbaikan dengan Wignjosoebroto, S. 2003b. Pengantar Teknik
menggunakan Operation Process Chart (OPC), dan Manajemen Industri. Penerbit Guna
Flow Process Chart (FPC), Activity Relationship Widya. Surabaya.
Chart (ARC), dan Activity Relationship Dia-
gram (ARD) mendapatkan hasil yakni waktu
produksi 265 menit dengan kapasitas produk-
si 10 kg menghasilkan 2.5 kg tepung ubi jalar.

76

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai