Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini banyak teknologi yang bermunculan terutama dari perangkat
wireless dengan daya yang rendah. Salah satu teknologi yang digunakan adalah
pendekatan dengan mengambil energi yang ada dari berbagai sumber daya untuk
meningkatkan fungsi baterai atau operasi tanpa baterai yang biasa yang disebut
Energy Harvesting. Biasanya daya yang tersedia dari perangkat tersebut sangat
rendah sesuai dengan output sumber. Hal ini disebabkan karena perubahan pada
lingkungan dan mobilitas pada rangkaian penerima. Pengaturan daya yang efisien
dapat digunakan untuk menjaga output daya yang maksimum.

Teknik energy harvesting hadir sebagai teknik dengan sumber energi yang
ramah lingkungan, yang merupakan alternatif yang menjanjikan dengan
memanfaatkan sumber energi yang ada dan dapat diintegrasikan pada sebuah
rectifier dan sebuah antena. Beberapa energi yang termasuk didalam energy
harvesting adalah pemanfaatan energi angin darn tenaga surya.

Konsep ini sudah mulai dikembangkan dipenelitian yang lain seperti yang
dilakukan oleh Ahmad Fauzi pada penelitiannya yang berjudul “Perancangan
Rectifier Antenna (Rectenna) sebagai Pengubah Daya Elektromagnetik Menjadi
Output DC Pada Frekuensi Wifi 2.4 GHz”. Pada penelitian tersebut hal utama
yang akan dirancang sebuah rectifier antenna(rectenna) sebagai pengubah daya
elektromagnetik menjadi output DC memanfaatkan frekuensi Wifi 2.4 Ghz
menggunakan Arduino UNO yang dapat dikendalikan handphone.

Pada umumnya, operating system pada handphone berbasis Android


System sehingga diperlukan pemograman aplikasi yang berkerja pada sistem
Android System. Untuk komunikasi antara perangkat handphone dan kontrol
memanfaatkan Bluetooth . Sehingga tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan
suatu bahan perkembangan diriset telekomunikasi khususnya di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang, yang telah diuraikan diatas maka, Penulis tertarik
untuk mengambil judul Tugas Akhir ini yaitu “PERANCANGAN RECTIFIER
ANTENNA (RECTENNA) SEBAGAI PENGUBAH DAYA
ELEKTROMAGNETIK MENJADI OUTPUT DC PADA FREKUENSI
WIFI 2,4 GHz MENGGUNAKAN ARDUINO BERBASIS ANDROID”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang mengenai perancangan Rectifier
Antenna (Rectenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output DC
pada frekuensi wifi 2,4 GHz menggunakan arduino berbasis android,
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana melakukan suatu pengujian perancangan rectifier antenna


sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output DC pada frekuensi
wifi 2,4 GHz untuk diaplikasikan di smartphone Android pada Arduino?
2. Bagaimana kelayakan menggunakan arduino berbasis android untuk
perancangan rectifier antenna sebagai pengubah daya elektromagnetik
menjadi output DC pada frekuensi wifi 2,4 GHz?

1.3 Pembatasan Masalah


Untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini, maka
permasalahan dibatasi sebagai berikut:

1. Menggunakan Arduino Uno dan Smartphone Android sebagai pengendali


Arduino dengan menggunakan aplikasi. Pembuatan program pada
penelitian ini menggunakan compiler arduino 1.6.3 untuk pemrograman
arduino dan MIT App Inventor Tools 2.3.0 untuk pemrograman android,
2. Melakukan perancangan rectifier antenna sebagai pengubah daya
elektromagnetik menjadi output DC pada frekuensi wifi 2,4 GHz dengan
hanya menggunakan aplikasi smartphone android sangat mempermudah
untuk menjalankan pemrogaman arduino.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai di dalam analisa ini adalah untuk
sebagai berikut:
1. Dapat melakukan suatu perancangan Rectifier Antenna (Rectenna) sebagai
pengubah daya elektromagnetik menjadi output dc pada frekuensi wifi 2,4
GHz menggunakan arduino berbasis android,
2. Menambah wawasan bahwa hanya menggunakan aplikasi smartphone
android juga dapat menjalankan pemrograman arduino dengan sangat
praktis.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang ingin dicapai di dalam analisa ini adalah untuk sebagai
berikut:
1. Mengetahui dan mampu melakukan suatu perancangan Rectifier Antenna
(Rectenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output dc
pada frekuensi wifi 2,4 GHz menggunakan arduino berbasis android,
2. Memberikan pengetahuan di bidang telekomunikasi, bahwa menjalan kan
pemrograman arduino juga dapat melalui aplikasi smartphone android.

1.6 Metode Penulisan


Metode pengumpulan data pada laporan akhir ini dapat digunakan metode
sebagai berikut:
a) Metode Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi dan data dengan
bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti
dokumen, buku, majalah, kisah, sejarah, maupun dokumen elektronik yang
dapat mendukung penulisan.
b) Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan peninjauan langsung
terhadap permasalahan yang diambil.
c) Metode Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dari seseorang
yang memahami secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang
diambil.
d) Metode Cyber
Teknik pengumpulan data dengan keamanan jaringan agar terhindar dari
pihak yang membuat penulis merasa dirugikan dan agar keamann (privasi)
terlindungi dari orang yang tidak bertanggung jawab.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran mengenai penulisan ini, maka disusun
sistematika penulisan dalam empat bab untuk memenuhi tugas akhir ini, maka di
dapat sistematika sebagai berikut :

Bab I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang pembuatan Laporan
Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penulisan serta sistematika penulisan.

Bab II. TINJAUAN UMUM


Bab ini membahas tentang konsep dasar atau teori dasar yang
mendasari pembuatan tugas akhir ini dan diperlukan. Selain itu
juga menjelaskan secara singkat mengenai perancangan Rectifier
Antenna (Rectenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik
menjadi output dc pada frekuensi wifi 2,4 GHz menggunakan
arduino berbasis android

Bab III. PERANCANGAN


Pada bab ini diuraikan dengan jelas proses perancangan Rectifier
Antenna (Rectenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik
menjadi output dc pada frekuensi wifi 2,4 GHz menggunakan
arduino berbasis android, yang berkaitan dengan unjuk kerja sistem
rancangan, subjek penelitian, rancangan penetian, sumber
penelitian, metode penelitian dan faktor yang mempengaruhi.
Bab IV. KESIMPULAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan yang didapat serta saran
yang dapat diambil dari keseluruhan tugas akhir ini dan
kemungkinan pengembangan topik yang bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Rectenna
Rectenna merupakan gabungan dari antenna dan rectifier yang dapat
berfungsi mengkonversi gelombang radio menjadi energy listrik. Rectifier disini
berfungsi untuk mengkonversi gelombang elektromagnetik yang diterima oleh
antenna menjadi arus DC. Sedangkan antenna berfungsi menangkap gelombang
elektromagnetik dari ruang bebas yang dipancarkan oleh perangkat-perangkat
telekomunikasi yang berada disekitar kita seperti BTS, Acces Point, dan lain-lain.
Gambar 2.1 menunjukkan sistem rectenna secara umum yang terdiri dari antenna,
rangkaian rectifier dan beban.

Gambar 2.1 Sistem rectenna

2.2 Perencanaan Rectenna


Dalam perancangan rangkaian penyearah ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Diantaranya adalah nilai komponen yang akan digunakan. Karena
frekuensi gelombang elektromagnetik adalah sinyal AC, dan untuk mendapatkan
sinyal DC maka digunakan rangkaian penyearah yang disesuaikan dengan
karakteristik antenna penerima hasil perancangan. Pada rangkaian penyearah ini
diode yang dipakai adalah dioda Schottky tipe HSMS- 2820 yang dapat bekerja
pada frekuensi dari 915 MHz – 5,8 GHz yang sangat baik bila digunakan pada
frekuensi yang tinggi dan mempunyai daya input yang rendah.
Dalam pembuatan rangkaian dasar sebuah rectifier harus melihat tujuan
yang ingin dicapai dari pembuatan rectenna ini. Yaitu harus mempunyai
kemampuan untuk mengkonversi gelombang elektromagnetik AC ke DC dengan
tegangan yang dihasilkan juga besar. Sebelum merealisasikan maka rectenna ini
akan disimulasikan ke dalam sofware Multisim 11 dengan 2 opsi rectifier sebagai
perbandingan untuk mengetahui hasil yang terbaik yaitu Single diode rectifier dan
Double diode rectifier (Voltage Doubler).

2.3 Simulasi Rangkaian Penyearah (Rectifier)

2.3.1 Single Diode Rectifier

Rangkaian pertama untuk perbandingan yang dirancang sebagai rectifier


adalah single diode rectifier seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Single Diode Rectifier

Setelah itu disimulasikan di software multisim 11. Kemudian diberi sinyal


input AC dengan frekuensi 2.4 Ghz. Dari hasil simulasi rangkaian Single Diode
Rectifier ini diambil sampel sampai detik ke – 60. Nilai tegangan keluaran pada
rangkaian ini mulai stabil pada detik ke – 42 yaitu sbesar 58.025 mV seperti pada
gambar 2.3.

Gambar 2.3 Hasil Simulasi Rangkaian Single Diode

Rectifier
Pada grafik Gambar 2.3.2 dapat dilihat bahwa tegangan keluaran hasil
simulasi pada rangkaian Single Diode Rectifier terlihat semakin meningkat, akan
tetapi hanya sampai pada nilai 58.025 mV saja.

2.3.2 Double Diode Rectifier (Voltage Doubler)

Rangkaian kedua yang dirancang untuk perbandingan sebagai rectifier


adalah Double diode rectifier (Voltage Doubler) seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 2.4 Double diode rectifier (Voltage Doubler)

Dari hasil simulasi dengan menggunakan software Multisim 11 bahwa


rangkaian double diode rectifier (Voltage Doubler) dapat menghasilkan daya yang
lebih besar dan stabil pada detik ke – 39 yaitu sebesar 1.16 V, seperti yang terlihat
di gambar 2.5.

Gambar 2.5 Hasil Simulasi Rangkaian

Double Diode Rectifier (Voltage Doubler)


Dari hasil simulasi dari kedua rangkaian dapat disimpulkan bahwa
tegangan keluaran yang dihasilkan Double Diode Rectifier (Voltage Doubler) ini
lebih besar daripada pada rangkaian Single Diode Rectifier seperti yang terlihat
pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Perbandingan Hasil Simulasi

2.3.3 Fabrikasi Rectifier

Pada gambar 2.7 memperlihatkan jalur footprint rectifier yang siap dicetak
pada PCB.

Gambar 2.7. Jalur Footprint Rangkaian Rectifier

Sedangkan pada gambar 2.8 memperlihatkan rectifier yang sudah


dicetak pada PCB .
Gambar 2.8. Rangkain Rectifier Yang Sudah Dicetak Di PCB

2.4 Wireless Fidelity (Wi-Fi)


Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity. Wi-Fi dapat diartikan
sebagai sekumpulan standar yang diaplikasikan untuk sebuah jaringan lokal
nirkabel atau serisng diistilahkan dengan Wireless Local Area Networks (WLAN)
yang didasari pada spesfikasi IEEE 802.11.

Perancangan teknologi Wi-Fi saat ini didasari pada peraturan spesifikasi


IEEE 802.11 yang terdiri dari empat variasi dari 802.11 sebagai berikut :
1. 802.11a

2. 802.11b

3. 802.11g

4. 802.11n

Variasi spesifikasi di atas mempunyai kelebihan dan tingkat kemampuan


yang berbeda - beda terutama dari segi kecepatan akses data. Dimana diketahui
bahwa variasi spesifikasi Wi-Fi g dan n merupakan produk yang terbaru di
aplikasikan pada perangkat dan mulai diperkenalkan kepada pengguna pada tahun
2005.
Tabel 2.1 Spesifikasi Wi-Fi

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Cocok Dengan

802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz B

802.11a 54 Mb/s 5 GHz A

802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b,g

802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b,g,n

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna


tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi
Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi
dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang
paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g)
beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz.

2.5 Arduino
Arduino adalah sistem purnarupa elektronika (electronic prototyping
platform) berbasis open-source yang fleksibel dan mudah digunakan baik dari sisi
perangkat keras/hardware maupun perangkat lunak/software. Di luar itu, kekuatan
utama arduino adalah jumlah pemakai yang sangat banyak sehingga tersedia
pustaka kode program (code library) maupun modul pendukung (hardware
support modules) dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini memudahkan para
pemula untuk mengenal dunia mikrokontroler.
Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open
source, berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah
digunakan, yang ditujukan untuk seniman, desainer, hobbies dan setiap orang
yang tertarik dalam membuat sebuah objek atau lingkungan yang interaktif.

Arduino sebagai sebuah platform komputasi fisik (Physical Computing)


yang open source pada board input ouput sederhana, yang dimaksud dengan
platform komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik yang interaktif dengan
penggunaan software dan hardware yang dapat mendeteksi dan merespon situasi
dan kondisi.

Kelebihan arduino dari platform hardware mikrokontroller lain adalah:

1. IDE Arduino merupakan multiplatform, yang dapat dijalankan di


berbagaisistem operasi, seperti Windows, Macintosh dan Linux.
2. IDE Arduino dibuat berdasarkan pada IDE Processing sederhana
sehinggamudah digunakan.
3. Pemrograman Arduino menggunakan kabel yang terhubung dengan
port USB bukan port serial. Fitur ini berguna karena banyak
komputer sekarangini tidak memiliki port serial.
4. Arduino adalah hardware dan software open source, pembaca bisa
mendownload software dan gambar rangkaian arduino tanpa harus
membayar ke pembuat arduino.
5. Biaya hardware cukup murah, sehingga tidak terlalu
menakutkan untukmembuat kesalahan.
6. Proyek arduino ini dikembangkan dalam lingkungan pendidikan
sehinggabagi pemula akan lebih cepat dan mudah
mempelajarinya.
7. Memiliki begitu banyak pengguna dan komunitas di internet
dapat membantu setiap kesulitan ya ng dihadapi terutama
oleh programmerpemula.
2.5.1 Sejarah Arduino

Modul hardware Arduino diciptakan pertama kali di Ivrea, Italia pada


tahun 2005 oleh Massimo Banzi, David Cuartielles, Tom Igoe, Gianluca Martino,
David A. Mellis, dan Nicholas Zambetti (Arduino, 2011 dan Banzi 2008).
Bahasa Arduino merupakan fork (turunan) bahasa Wiring Platform dan
bahasa Processing. Wiring Platform diciptakan oleh Hernando Barragan pada
tahun 2003 (Wiring.org.co, 2011) dan Processing dibuat oleh Casey Reas dan
Benjamin Fry pada tahun 2011 (Processing.org, 2012).

Arduino dikembangkan dari thesis Hernando Barragan di desain interaksi


Institute Ivrea. Arduino dapat menerima masukan dari berbagai macam sensor dan
juga dapat mengontrol lampu, motor, dan aktuator lainnya. Mikrokontroler pada
board arduino di program menggunakan bahasa pemrograman arduino (based on
wiring) dan IDE arduino (based on processing). Proyek arduino dapat berjalan
sendiri atau juga bisa berkomunikasi dengan software yang berjalan pada
komputer.
Arduino memakai standar lisensi open source, mencakup hardware
(skema rangkaian, desain PCB), firmware bootloader, dokumen, serta perangkat
lunak IDE (Integrated Development Environment) sebagai aplikasi programmer
board Arduino. Setiap modul arduino menggunakan seri mikrokontroler yang
berbeda seperti misalnya arduino leonardo yang menggunakan mikrokontroler
ATMega328/32U4.

Menggunakan Arduino sangatlah membantu dalam membuat suatu


prototyping ataupun untuk melakukan pembatan proyek. Arduino memberikan
input output (I/O) yang sudah fix dan bisa digunakan dengan mudah. Arduino
dapat digabungkan dengan modul elektro yang lain sehingga proses perakitan jauh
lebh efisien.
Para desainer hanya tinggal membuat software untuk mendayagunakan
rancang hardware yang ada. Software jauh lebih mudah untuk dimodifikasi tanpa
harus memindahkan kabel. Saat ini arduino sangat mudah dijumpai dan ada
beberapa perusahaan yang mengembangkan sistem hardware open source ini.
2.5.2 Hardware Arduino
Papan arduino merupakan papan mikrokontroler yang berukuran kecil atau
dapat diartikan juga dengan suatu rangkaian berukuran kecil yang didalamnya
terdapat komputer berbentuk chip yang kecil. Pada Gambar 2.9 dibawah ini dapat
dilhat sebuah papan arduino dengan beberapa bagian komponen didalamnya.

Gambar 2.9 Arduino Pin Out

Pada hardware arduino terdapat 20 pin yang meliputi :

a. 14 pin IO digital (pin 0-13)

Sejumlah pin digital dengan nomor 0-13 yang dapat dijadikan


input atauoutput yang diatur dengan cara membuat program IDE.

b. 6 pin Input Analog (pin A0-A5)

Sejumlah pin analog bernomor A0-A5 yang dapat digunakan untuk


membaca nilai input yang memiliki nilai analog dan mengubahnya ke
dalamangka antara 0 dan 1023.
c. 6 pin Output analog (pin 3, 5 6, 9, 10, dan 11)

Sejumlah pin yang sebenarnya merupakan pin digital tetapi sejumlah


pin tersebut dapat diprogram kembali menjadi pin output analog
dengan cara membuatnya pada program IDE.
Papan arduino dapat mengambil daya dari USB port pada komputer
dengan menggunakan USB charger atau dapat pula mengambil daya dengan
menggunakan suatu AC adapter dengan tegangan 9 volt. Jika tidak terdapat power
supply yang melalu AC adapter, maka papan arduino akan kembali mengambil
daya dari USB port. Tetapi apabila diberikan daya melalui Ac adapter secara
bersamaan dengan USB port maka papan arduino akan mengambil daya melalui
Ac adapter secara otomatis.

2.5.3 Software Arduino

Software arduino yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih
ada beberapa software lain yang sangat berguna selama pengembangan arduino.
IDE atau Integrated Development Environment merupakan suatu program khusus
untuk suatu komputer agar dapat membuat suatu rancangan atau sketsa program
untuk papan Arduino. IDE arduino merupakan software yang sangat canggih
ditulis dengan menggunakan java. IDE arduino terdiri dari :

Verity New

Serial
Monitor

Save
Open

Uploader

Editor Program

Gambar 2.10 Tampilan Toolbar


Arduino
Keterangan :
1. Editor Program
Sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan
mengeditprogram dalam bahasa processing.
2. Verify
Mengecek kode sketch yang error sebelum mengupload ke
board

arduino.
3. Uploader
Sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
memoridi dalam papan arduino.
4. New
Membuat sebuah sketch baru.
5. Open
Membuka daftar sketch pada sketchbook arduino.

6. Save
Menyimpan kode sketch pada sketchbook.

7. Serial Monitor
Menampilkan data serial yang dikirimkan dari board arduino.

2.5.4 Catu Daya

Arduino uno dapat diberi daya melalui koneksi USB (Universal Serial
Bus) atau melalui power supply eksternal. Jika arduino uno dihubungkan ke kedua
sumber daya tersebut secara bersamaan maka arduino uno akan memilih salah
satu sumber daya secara otomatis untuk digunakan. Power supply eksternal (yang
bukan melalui USB) dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor
dapat dihubungkan ke soket power pada arduino uno. Jika menggunakan baterai,
ujung kabel yang dibubungkan ke baterai dimasukkan kedalam pin GND dan Vin
yang berada pada konektor power.

Arduino uno dapat beroperasi pada tegangan 6 sampai 20 volt. Jika


arduino uno diberi tegangan di bawah 7 volt, maka pin 5V pada board arduino
akan menyediakan tegangan di bawah 5 volt dan mengakibatkan arduino uno
mungkin bekerja tidak stabil. Jika diberikan tegangan melebihi 12 volt, penstabil
tegangan kemungkinan akan menjadi terlalu panas dan merusak arduino uno.
Tegangan rekomendasi yang diberikan ke arduino uno berkisar antara 7-12 volt.
Pin-pin catu daya adalah sebagai berikut:

a. Vin adalah pin untuk mengalirkan sumber tegangan ke arduino uno


ketika menggunakan sumber daya eksternal (selain dari koneksi
USB atau sumber daya yang teregulasi lainnya). Sumber tegangan
juga dapat disediakan melalui pin ini jika sumber daya yang
digunakan untukarduino uno dialirkan melalui soket power.
b. 5V adalah pin yang menyediakan tegangan teregulasi sebesar 5
volt berasal dari regulator tegangan pada arduino uno.
c. 3V3 adalah pin yang meyediakan tegangan teregulasi sebesar 3,3
volt berasal dari regulator tegangan pada arduino uno.
d. GND adalah pin ground.

2.5.5 Memori

Arduino Uno adalah arduino board yang menggunakan mikrokontroler


ATmega328. Maka peta memori arduino uno sama dengan peta memori pada
mikrokontroler ATmega328. ATmega328 ini memiliki 32 KB dengan 0,5 KB
digunakan untuk loading file. Ia juga memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB dari
EEPROM.

2.5.6 Pin Masukan dan Keluaran Arduino

Masing-masing dari 14 pin digital arduino uno dapat digunakan sebagai


masukan atau keluaran menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite() dan
digitalRead(). Setiap pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin mampu
menerima atau menghasilkan arus maksimum sebasar 40 mA dan memiliki 10
resistor pull-up internal (diputus secara default) sebesar 20-30 KOhm. Sebagai
tambahan, beberapa pin masukan digital memiliki kegunaan khusus yaitu:
a. Komunikasi serial: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX), digunakan untuk
menerima(RX) dan mengirim (TX) data secara serial.
b. External Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat dikonfigurasi
untuk memicu sebuah interrupt pada nilai rendah, sisi naik atau
turun, atau pada saat terjadi perubahan nilai.
c. Pulse-width modulation (PWM): pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11,
menyediakan keluaran PWM 8-bit dangan menggunakan fungsi
analogWrite().
d. Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12
(MISO) 3 (SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI dengan
menggunakan SPI library.

e. LED: pin 13, terdapat built-in LED yang terhubung ke pin


digital 13. Ketika pin bernilai High maka LED menyala,
sebaliknya ketika pin bernilai Low maka LED akan padam.

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0 sampai A5,
setiap pin menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang berbeda). Secara
default pin mengukur nilai tegangan dari ground (0V) hingga 5V, walaupun begitu
dimungkinkan untuk mengganti nilai batas atas dengan menggunakan pin AREF
dan fungsi analogReference(). Sebagai tambahan beberapa pin masukan analog
memiliki fungsi khusus yaitu pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang digunakan
untuk komunikasi Two Wire Interface (TWI) atau Inter Integrated Circuit (I2C)
dengan menggunakan Wire library.
a. TWI: A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung
komunikasi TWI.
b. Aref. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan
dengan analogReference().

c. Reset
2.5.7 Komunikasi

Arduino uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan


komputer, Arduino lain atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan
UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1
(TX). Firmware Arduino menggunakan USB driver standar COM, dan tidak ada
driver eksternal yang dibutuhkan. Namun pada sistem operasi Windows, format
file Inf diperlukan.
Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang memungkinkan
data sederhana yang akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX LED diboard
akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi
USB ke komputer. ATmega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan
SPI. Fungsi ini digunakan untuk melakukan komunikasi inteface pada sistem.

Gambar 2.11 Kabel USB Arduino

2.5.8 Bahasa Pemograman

Bahasa pemrograman atau sering diistilahkan juga dengan bahasa


komputer atau bahasa pemrograman komputer adalah instruksi standar untuk
memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari
aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program
komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan
secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan
disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam
berbagai situasi.
Fungsi bahasa pemrograman yaitu memerintah komputer untuk mengolah
data sesuai dengan alur berpikir yang kita inginkan. Keluaran dari bahasa
pemrograman tersebut berupa program/aplikasi.
Bahasa pemrograman komputer yang kita kenal antara lain adalah Java,
Visual Basic, C++, C, Cobol, PHP, .Net, dan bahasa lainnya. Namun tentu saja
kebutuhan bahasa ini harus disesuaikan dengan fungsi dan perangkat yang
menggunakannya.

2.5.9 Bahasa Pemograman Arduino

Dalam bahasa pemrograman arduino ada tiga bagian utama yaitu struktur,
variabel dan fungsi:
a. Struktur Program Arduino

Struktur dasar bahasa pemrograman arduino sangatlah mudah


dan sederhana. Agar program dapat berjalan dengan baik maka
perlu setidaknya dua bagian atau fungsi yaitu setup() yang
dipanggil hanya satu kali, biasanya untuk inisialisasi program
(setting input atau setting serial, dan lain-lain). Dan loop() tempat
untuk mengeksekusi program secara berulang-ulang, biasanya
untuk membaca input atau men-trigger output. Berikut ini bentuk
penulisannya:
Void setup()

//Statement;

Void loop()

//Statement;
}

 Setup()

Fungsi setup() hanya dipanggil satu kali saja saat program


mulai berjalan. Fungsi setup() berguna untuk melakukan
inisialisasi mode pin atau memulai komunikasi serial. Setup()
ini harus ada meskipun tidak ada program yang akan dieksekusi.
Berikut ini bentuk penulisannya:
Void setup()

pinMode(led, OUTPUT); //set led sbg


output

Void loop()

//statement;

 Loop()

Setelah menyiapkan inisialisasi pada setup(), berikut membuat


fingsi loop(). Sesuai namanya, fungsi ini akan mengulang
program yang ada secara terus-menerus, sehingga program akan
berubah dan merespon sesuai inputan. Fungsi loop() ini akan
secara aktif mengontrol board arduino.
Contoh penggunaan fungsi loop() seperti berikut:

Void setup()

{
pinMode(led, OUTPUT); //set led sbg
output

Void loop()

digitalWrite(led, HIGH); //set


led on delay (500); / tunda untuk
½ detik digitalWrite(led, LOW);
//set led off delay (500);
//tunda untuk ½ detik

b. Variabel

Variabel ini berfungsi untuk menampung nilai angka dan


memberikan nama sesuai dengan kebutuhan membuat program.
Dengan menggunakan variabel, maka nilai yang ada dapat
diubah dengan leluasa. Sebuah variabel perli dideklarasikan
terlebih dahulu, dan bisa digunakan sebagai penampung
pembaca input yang akan disimpan atau diberi nilai awal.

c. Fungsi

Function atau Fungsi terdiri dari :

 Fungsi Digital I/O

Fungsi untuk digital I/O ada tiga buah yaitu pinMode(pin,


mode), digitalWrite(pin, value), dan int digitalRead(pin).

 Fungsi Analog I/O

Fungsi untuk analog I/O ada tiga buah yaitu


analogReference(type), int analogRead(pin), dan
analogWrite(pin, value)-PWM.
 Fungsi Waktu

Fungsi waktu terdiri dari unsigned long milis (), delay(ms)


dandelayMicroseonds(us).
 Fungsi Matematika

Fungsi matematika terdiri dari min(x,y), max(x,y), abs(x),


sqrt(x)dan pow(base, exponent).

2.5.10 Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis


linux yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi. Di dunia ini
terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat
dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GSM) dan kedua adalah
yang benar-benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau
dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD). Pada saat ini kebanyakan
vendor-vendor smartphone sudah memproduksi smartphone berbasis android,
antara lain HTC, Motorola, Samsung, LG, Sony Ericsson, Acer, Nexus, Nexian,
IMO, dan masih banyak lagi vendor smartphone di dunia yang memproduksi
android. Hal ini karena android itu adalah sistem operasi yang open source
sehingga bebas didistribusikan dan dipakai oleh vendor manapun. Pesatnya
pertumbuhan android selain faktor yang disebutkan sebelumnya adalah karena
android itu sendiri adalah platform yang sangat lengkap baik sistem operasinya,
aplikasi dan Tool Pengembangan, Market aplikasi android serta dukungan yang
sangat tinggi dari komunitas open source di dunia, sehingga android terus
berkembang pesat baik dari segi teknologi maupun dari segi jumlah device yang
ada di dunia.

Anda mungkin juga menyukai