Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.

1 Tahun 2020: 35-42


ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)
Journal homepage: journal.uii.ac.id/unilib

Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca Siswa


Antuk Putri Idhamani
Perpustakaan SDN Jogoyasan Ngablak Magelang
email: antukjd@gmail.com

Abstrak
Perkembangan zaman yang semakin modern ini, peran perpustakaan seolah-olah mulai Kata kunci :
tergeser dengan adanya teknologi seperti internet,gaged,tablet dll. Bagi anak-anak atau siswa Religiusitas,
perpustakaan mungkin sudah hampir diabaikan karena media sosial sudah merambah semua Kematangan Karier,
kalangan masyarakat. Bahkan untuk membaca, menyelesaikan satu buah judul buku pun dirasa Pustakawan,
sangat berat dan memerlukan waktu yang sangat lama. Tetapi ketika membaca beberapa pendidikan tinggi
halaman bacaan yang tersedia di HP, tidak akan membuat bosan dan pasti akan se segera
mungkin diselesaikan tanpa menunda waktu lagi. Rumusan masalah karya tulis ini adalah (1)
bagaimana agar siswa mau membaca lagi di perpustakaan (2) bagaimana menumbuhkan minat
baca siswa di tengan-tengah perkembangan zaman (3) bagaimana deskripsi agar perpustakaan
mampu menjadi bagian dari suatu sekolah yang penting. Data di peroleh dari pengamatan siswa
di sekolah dan beberapa dilakukan dengan wawancara ketika siswa berada di rumah. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah (1) peranan perpustakaan mulai tergeser dengan adanya perkembangan
teknologi informasi (2) perpustakaan sangat penting bagi dunia pendidikan (3) kesulitan bagi
seorang pustakawan untuk mengembalikan minat baca siswa. Rekomendasi yang diajukan adalah
(1) sebaiknya perpustakaan dikelola lebih baik lagi agar bias dapat menarik siswa untuk membaca
(2) pustakawan sebaiknya benar-benar mempunyai keahlian khusus di bidang perpustakaan agar
mampu bersaing dengan perkembangan zaman yang semakin modern.

A. PENDAHULUAN bangan SDM suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang


Definisi perpustakaan menurut Sulistyo baik kualitas SDM suatu bangsa juga tidak akan baik
Basuki adalah sebuah ruangan atau gedung yang pula. Dengan adanya pendidikan, pengembangan
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan
lainnya yang biasanya disimpan menurut tata mampu meningkatkan kualitas suatu bangsa.
susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan Di era globalisasi yang serba modern dan
untuk dijual (Basuki, 2013). canggih ini masyarakat dituntut untuk lebih cerdas.
Perpustakaan biasanya digunakan untuk Cerdas dalam hal memilah dan memilih hal-hal
pembelajaran ruang kelas yang berkaitan dengan positif dan negative demi terkendalinya akhlak
fungsi perpustakaan yaitu sarana untuk refreshing. masyarakat itu sendiri. Cerdas dalam menambah
Biasanya siswa dirujuk ke perpustakaan untuk ilmu pengetahuan demi berkembangnya suatu
mengerjakan suatu pekerjaan kelompok atau pendidikan . Kecerdasan seseorang atau siswa
mencari referensi sebuah buku untuk mengerjakan dimulai dengan menumbuhkan minat baca
tugas dari guru. tidak harus menyelesaikan satu buah buku tetapi
Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi membaca majalah pun sudah mulai membuka niat
berkembang sangat pesat seiring dengan perkem- dan minat baca. Minat itu bisa dilakukan berulang-
bangan zaman dan makin berkembangnya cara ulang agar menjadi pembiasaan, karena hal yang
berfikir manusia itu sendiri. Pendidikan seorang awalnya canggung bisa menjadi hal yang mudah
manusia juga sangat menunjang terhadap perkem- dilakukan karena biasa melakukan suatu hal.

DOI: 10.20885/unilib.Vol11.iss1.art4
35
Copyright@2020 Authors. This is an open-access article ditributed under the terms of the Creative Commons Attribution License
(http://creativecommons.org/license/by-sa/4.0/)
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 35-42
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

Dalam dunia pendidikan buku merupakan Berdasarkan latar belakang dan pembatasan
sumber ilmu, gudangnya ilmu pengetahuan. Tetapi masalah tersebut diatas, masalah yang dibahas
sekarang ini keberadaan buku serasa sudah tidak dapat dirumuskan sebagai berikut:
penting lagi. Karena perkembangan zaman yang 1. Bagaimana cara meningkatkan minat baca
serba modern dan instan maka siswa jarang sekali siswa di tengah-tengah perkembangan zaman
berkunjung ke perpustakaan walaupun hanya yang serba modern ini?
sekedar untuk melihat-lihat koleksi, memainkan 2. Bagaimana cara menarik minat baca siswa
permainan edukasi pun jarang sekali dilakukan. untuk berkunjung ke perpustakaan?
Mereka (siswa) akan lebih senang ketika dihadapkan
pada bacaan atau artikel yang disediakan oleh HP, B. METODE PENELITIAN
tablet karena banyak fitur yan menggugah minat Penelitian dilakukan di SD N Jogoyasan
baca mereka. Mungkin artikel yang dibaca sama Kecamatan Ngablak. Pengumpulan data dilakukan
persis dengan yang ada di buku atau majalah, tetapi dengan wawancara kepada beberapa siswa.
jika membaca dengan media elektronik akan lebih Penelitian dilakukan dalam waktu sekitar 2 minggu
menggugah selera baca mereka. pada bulan Oktober 2019. Metode penelitian
Peran seorang pustakawan dituntut agar bisa dilakukan dengan memakai metode kuantitafif yaitu
lebih mengembangkan koleksi perpustakaan agar dengan teknik pengumpulan data menggunakan
bisa lebih menarik siswa untuk membaca buku. teknik delphy study atau pembagian kuesioner.
Siswa lebih tertarik untuk datang ke perpustakaan Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian
jika ada pendamping buku koleksi seperti tablet, yang berfokus pada observasi kejadian-kejadian,
CD pembelajaran, karena dirasa lebih menarik fenomena yang diteliti kompleks, bersifat sosial
minat baca mereka. Tanpa harus menghilangkan yang tidak dapat dikuantitafikasi dan mencoba
keberadaan buku sebagai bahan koleksi, perlu mengerti perilaku individu yang diamati (Hartinah,
tambahan adanya peralatan teknologi modern 2013) .
demi kemajuan sebuah perpustakaan. Sedangkan pengumpulan data kuesioner
Berkaitan dengan judul tersebut diatas, disebut juga delphy study yang berarti sebuah
maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah: prosedur penelitian dengan menggunakan
(1) Bagaimana cara agar siswa mau membaca di juesioner, yang didesain untuk mendapatkan
perpustakaan lagi. (2) Bagaiman cara menum- consensus melalui respon yang diberikan oleh
buhkan minat baca siswa ditengah-tengah zaman responden (Hartinah, 2013). teknik ini dilakukan
yang serba modern. (3) Bagaimana agar perpus- kepada para siswa ketika berada di sekolah dan
takaan mampu menjadi bagian dari sekolah yang ditujukan kepada orang tua ketika mereka berada
penting. di rumah, sekedar untuk membandingkan realita di
Untuk memperjelas ruang lingkup pemba- sekolah dan di rumah.
hasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada: Menggunakan metode tersebut karena
(1) Peranan perpustakaan yang mulai tergeser peneliti ingin mengetahui minat baca siswa ketika
dengan adanya perkembangan teknologi informasi. berada di rumah dan untuk memastikan apakah
(2) Perpustakaan sangat penting bagi dunia pendi- buku yang dipinjam benar-benar dibaca atau hanya
dikan. (3) Kesulitan pustakawan mengembalikan sekedar mengikuti teman untuk meminjam buku.
minat baca siswa.

36
Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca Siswa
Antuk Putri Idhamani

Peneliti juga melakukan wawancara kepada bacaan yang ada di perpustakaan, banyak
siswa ketika berada di sekolah, beberapa pertanyaan siswa menjawab bacaan kurang menarik
meliputi: (1) Apakah masih suka membaca buku? (2) dan merasa sudah bosan. Banyak siswa yang
Apakah merasa bosan dengan koleksi yang ada? (3) menyarankan agar buku koleksi perpustakaan
Lebih suka antara membaca buku atau membaca ditambah lagi yang gambarnya lebih menarik,
artikel melalui media elektronik? (4) Apakah ketika dan juga fasilitas ditambah agar lebih nyaman
meminjam buku benar-benar dibaca di rumah? di perpustakaan.
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang 3. Lebih suka antara buku atau membaca artikel
terlontar kepada siswa ketika bertatap muka dengan media elektronik?
langsung dengan peneliti. Dari hasil wawancara Dengan pertanyaan tersebut, hampir semua
tersebut kemudian pustakawan mampu menilai siswa menyatakan bahwa mereka lebih senang
hasil dan juga mampu memikirkan cara bagaimana membaca sebuah artikel menggunakan media
agar semuanya bisa berjalan lancar bahkan lebih seperti HP, komputer, tablet sebanyak apapun
bagus lagi dalam semua aspek kegiatan. pasti akan diselesaikan karena mereka lebih
tertarik pada fitur-fitur yang tersedia pada alat
C. HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut. Sedangkan untuk membaca buku
Hasil Penelitian mereka sudah tidak terlalu tertarik lagi.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, 4. Apakah ketika meminjam buku benar-benar
demikian jawaban dari responden: dibaca di rumah?
1. Apakah masih suka membaca buku? Ada sekitar 30 pengunjung yang aktif datang ke
Dari 30 siswa yang berkunjung ke perpus- perpustakaan dan meminjam buku. Berbagai
takaan, hanya sekitar 10 anak yang benar- macam buku yang mereka pinjam. Tetapi dari
benar suka membaca buku karena buku sekian banyak anak hanya sekitar 10 anak
yang dipinjam menarik dan siswa tersebut yang benar-benar membaca buku sampai
memang suka membaca. 20 anak lainnya selesai dan berkeinginan untuk meminjam
menyatakan tidak suka membaca buku karena lagi. Anak-anak yang lainnya hanya mengikuti
malas melihat tulisan yang ada di buku. teman yang meminjam buku, bahkan kadang
Mereka meminjam buku karena hanya ingin anak tidak tahu isi buku itu apa karena lebih
mengikuti teman lain yang meminjam buku di tertarik kepada gambar yang ada pada buku
perpustakaan. Dan ketika sampai rumah buku tersebut. Ada yang hanya membolak balik
itu tidak dibaca sama sekali bahkan ada yang halaman hanya untuk mencari gambar yang
tidak dibuka. menurut mereka bagus.
Ketika ditanya mengapa buku tersebut tidak Dari pemaparan beberapa jawaban siswa
dibaca? Banyak sekali alasan yang mereka tersebut dapat diambil hasil:
lontarkan, ada yang mengaku malas, tidak 1. Membaca buku semnakin tidak disenangi oleh
sempat, mainan HP, main bersama teman, siswa karena keberadaan media elektronik
capek dan lain-lain. sudah merambah disemua kalangan
2. Apakah merasa bosan dengan koleksi yang masyarakat, dan siswa lebih menyukai media
ada di perpustakaan? elektronik karena menyuguhkan fitur yang
Ketika siswa diberi pertanyaan tentang koleksi lebih menarik dari pada buku.

37
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 35-42
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

2. Siswa merasa bosan dengan koleksi yang “bosan”, guru bisa merujuk muridnya untuk datang
hanya berupa buku, mereka menginginkan ke perpustakaan untuk menonton media pembela-
penambhanan koleksi seperti CD-Room, CD jaran melalui tampilan CD.
pemelajaran, buku denngan fitur tampilan Seorang pustakawan diharapkan bisa
3 dimensi, bahkan ada yang meminta untuk mengikuti perkembangan suatu ilmu, tidak hanya
disediakan tablet pembelajaran. formalitas yang diungulkan tetapi juga perlu adanya
3. Kesadaran untuk membaca buku dan peran demi tercapainya hasil yang lebih maksimal
menyelesaikan satu buah buku sangat kurang lagi dan berusaha mengikuti pola pikir siswa dan
bahkan hampir di lupakan karena budaya mengembalikan minat baca yang semakin hari
membaca seolah-olah sirna mulai tergeser semakin berkurang dengan adanya perkembangan
dengan adanya perkembangan teknologi. teknologi informasi. Akhir-akhir ini banyak siswa
yang datang ke perpustakaan tidak meminjam
Pembahasan buku, atau membaca tetapi hanya datang dan
Perpustakaan merupakan hal terpenting melihat-lihat buku saja. Gambar yang ada di buku
bagi suatu lembaga pendidikan. Di perpustakaan dilihat tanpa membaca keterangan yang ada pada
disediakan koleksi buku yang mencakup semua gambar. Meminjam buku pun seolah-olah hanya
jenis ilmu pengetahuan yang mudah dicermati, ikut-ikutan teman yang juga meminjam buku,
dipahami asalkan ada minat seseorang untuk sesampai di rumah kadang buku tidak dibaca
membacanya. Di dalam perpustakaan tersedia karena lelah bermain HP. Kadang buku dikemba-
buku, rak buku, almari koleksi referensi, ruangan likan lagi dan pustakawan bertanya apa sudah
yang meliputi ruang baca, ruang sirkulasi, ruangan selesai menbaca buku itu, siswa tersebut hanya
khusus untuk menyimpan alat pembelajaran,dan menggeleng kepala, dan buku itu ternyata tidak
lain-lain. Di zaman yang serba modern ini perpus- dibaca sedikitpun. Datang ke perpustakaan hanya
takaan dituntut untuk bisa mengimbangi perkem- sekedar mendapat tugas dari guru. Di sini peran
bangan zaman yang juga akan berpengaruh pada guru juga sangat penting dalam menumbuhkem-
sistem pola pikir siswa yang juga pasti akan lebih bangkan minat baca siswa. Tidak hanya ketika tugas
cerdas. Bahan koleksi yang disediakan seyogyanya harus mereferensi dari sebuah buku tetapi juga
tidak hanya berupa buku, tetapi CD-ROM, CD memberikan saran kepada siswa untuk berkunjung
pembelajaran, slide, bahkan jika diperlukan dapat dikala istirahat, jam kosong atau bahkan untuk
disediakan tablet yang berisi materi pelajaran mencari sebuah gambar untuk disalin di buku pun
yang tentunya akan lebih menarik siswa untuk bisa dilakukan.
berkunjung ke perpustakaan. Guru memberikan contoh untuk membaca
Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang buku di perpustakaan. Seperti misalnya ada aturan
serasi dengan perkembangan zaman dan pola yang menyatakan bahwa 15 menit sebelum masuk
pikir manusia. Maka perpustakaan pun harus siap kelas siswa diwajibkan untuk membaca buku.
menghadapi dan mengikuti perubahan perkem- Seorang guru memberi kewajiban siswa untuk
bangan tersebut. Mulai dari isi koleksi yang harus membaca buku dan membuat ringkasan cerita
mulai ditambah dengan hal-hal yang lebih menarik buku yang telah dibaca, kemudian mengoreksi satu
bacaannya, menambah koleksi berupa CD pembe- per satu muridnya yang telah membuat ringkasan.
lajaran agar suatu ketika apabila siswa merasa Awalnya semua berjalan sesuai rencana tanpa

38
Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca Siswa
Antuk Putri Idhamani

dikomando siswa langsung menuju ke perpus- Media sosial sangat mudah diakses oleh semua
takaan untuk membaca sebelum KBM di mulai. kalangan masyarakat sehingga merupakan kendala
Tetapi makin lama semakin luntur bahkan makin bagi pustakawan untuk mengembalikan minat baca
jarang diminati karena siswa merasa bosan dengan siswa. Seorang pustakawan harus punya strategi
membaca buku dengan berbagai macam alasan. khusus agar tetap eksis di bidangnya. Semua itu
Berbagai macam cara dilakukan agar siswa mau tidak lepas dari peran guru, kepala sekolah bahkan
lagi membaca buku di perpustakaan tetapi akhir- orang tua ketika siswa berada di rumah dalam
akhir ini memang keberadaan buku sudah mulai pengawasan orang tua demi terciptanya pola pikir
tergeser dengan adanya media sosial. Banyak cara siswa yang tanpa ketinggalan perkembangan
yang dapat digunakan pustakawan agar siswa mau teknologi dan tidak meninggalkan budaya untuk
membaca antara lain : tetap membaca.
1. Menambah buku koleksi berupa buku atau Hasil penelitian ini didukung oleh hasil riset
cerita bergambar dengan tampilan 3 dimensi, yang dilakukan oleh Khaled Al-Nafisah dan Rae’d
agar siswa lebih tertarik untuk membaca atau Abdulgader Al-Shorman yang menjelaskan bahwa
melihat tampilan gambar. responden siswa memiliki minat baca yang luas, di
2. Menyediakan fasilitas lain seperti TV, Radio antaranya adalah cerita, buku petualangan, buku
tape, CD pembelajaran atau yang menampilkan tentang agama, majalah tentang internet, acara
tempat wisata pembelajaran yang digunakan dunia surat kabar, majalah tentang komputer,
untuk ajang refreshing menghilangkan penat majalah tentang kemajuan baru dalam teknologi,
mengikuti KBM di kelas. majalah olahraga, minat koran lokal, bagian olahraga
3. Memberikan doorprise bagi pembaca dan koran, buku tentang internet, majalah gambar, buku
peminjam buku terbanyak. tentang komputer, novel, puisi, dan drama. Di sisi
4. Menyediakan mainan edukasi misalnya dakon, lain, mereka ditemukan tidak menyukai buku-buku
ular tangga, halma, bahkan puzzle yang akan tentang ekonomi (Al-Nafisah & Al-Shorman, 2011).
mengasah otak siswa untuk menata kembali Temuan ini juga menunjukkan bahwa hambatan
hal yang seharusnya benar. yang menghambat upaya membaca mereka adalah
5. Menambah tempat baca di depan perpus- jarangnya mengunjungi perpustakaan, ketidak-
takaan atau di gazebo yang ada pojok bacanya mampuan untuk mendapatkan buku dengan cepat,
agar ketika istirahat tidak hanya bermain dan tidak tersedianya bahan bacaan, kendala waktu,
membaca tidak harus di perpustakaan. kurangnya perpustakaan setempat, kepercayaan
untuk melakukan hal-hal yang lebih baik daripada
Dari beberapa usaha pustakawan untuk membaca, kesulitan mendapatkan bahan bacaan
menambah koleksi seperti di atas, diharapkan siswa yang disediakan oleh departemen Bahasa Inggris.
mampu tergugah hatinya untuk mau berkunjung Keyakinan bahwa meningkatkan membaca tidak
ke perpustakaan dan mau untuk membaca koleksi sepenting meningkatkan keterampilan bahasa
yang ada, bahkan juga meminjam buku dan lainnya, keyakinan bahwa tidak ada hubungan
membaca sampai selesai. antara membaca dan keterampilan bahasa lainnya,
Sangat sulit sekali mengembalikan minat baca dan kurangnya minat keluarga dalam membaca.
siswa di tengah-tengah makin berkembangnya Selain itu, temuan mengungkapkan bahwa siswa
media teknologi yang makin pesat berkembang. memilih bahan bacaan mereka berdasarkan minat,

39
Jurnal Perpustakaan Vol. 11 No.1 Tahun 2020: 35-42
ISSN 1979 - 9527 (Printed) ISSN 2715-274x (Online)

permintaan guru, karakter utama, panjang, kualitas siswa. Studi ini memverifikasi proposisi ini dengan
sastra, dan biaya. Mereka juga menunjukkan bahwa memeriksa efek dari pendekatan inkuiri terhadap
para siswa membaca untuk meningkatkan bahasa proyek kelompok pada kemampuan membaca siswa
mereka, belajar sesuatu, meningkatkan prestasi sekolah dasar. Menggunakan desain studi kasus,
akademik mereka, tetap berhubungan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek penyeli-
perkembangan lokal, ekonomi, budaya, ilmiah, dikan/ project-based learning (PBL), dengan kolab-
dan politik, meningkatkan status lokal mereka, orasi antara tiga jenis guru dan pustakawan sekolah
tetap berhubungan dengan apa yang terjadi di diimplementasikan untuk mendukung pengem-
sekitar dunia, dan hiburan. Selain itu, para siswa bangan kemampuan membaca dan minat siswa di
bergantung pada diri mereka sendiri, guru mereka, sekolah dasar di Hong Kong. Para peserta termasuk
dan teman-teman mereka untuk memilih bahan siswa kelas 4 SD, guru, dan orang tua. Progress in
bacaan mereka. Selaras dengan hasil penelitian International Reading Literacy Study (PIRLS) tes
Hamiyet Bursali dan Rabia MeryemYilmaz yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
menganalisis pengaruh aplikasi augmented reality membaca siswa; angket survei dan wawancara
(AR) pada pemahaman membaca dan pembelajaran digunakan untuk menguji persepsi peserta
permanen dan untuk menguji sikap siswa kelas 5 terhadap PBL inkuiri; dan survei PIRLS digunakan
terhadap aplikasi AR (Bursali & Yilmaz, 2019). Selain untuk mengukur sikap dan persepsi diri siswa.
itu, pendapat siswa tentang aplikasi ini diperiksa. Analisis data kuantitatif dan kualitatif menunjukkan
Metode campuran digunakan dengan sampel efek positif pada kemampuan membaca dan sikap
yang terdiri dari 89 siswa kelas 5 (43 perempuan, siswa yang berpartisipasi. Sikap dan kemampuan
46 laki-laki). Kelompok eksperimen berpartisipasi persepsi diri siswa tampaknya memengaruhi
dalam kegiatan membaca menggunakan aplikasi peningkatan kemampuan membaca. Akhirnya,
AR, sedangkan metode tradisional digunakan peningkatan dalam pemahaman membaca siswa,
untuk kelompok kontrol. Ditemukan bahwa siswa kecepatan membaca, dan kosa kata dirasakan.
kelompok eksperimen menunjukkan tingkat Temuan ini memberikan bukti dan wawasan untuk
yang lebih tinggi dari pemahaman membaca dan mendukung implementasi penyelidikan PBL lebih
belajar permanen ketika diukur setiap minggu lanjut di sekolah dasar.
daripada kelompok kontrol. Para siswa mengalami
kepuasan dari partisipasi mereka dalam kegiatan D. PENUTUP
membaca berbasis AR, dan menyatakan keinginan Simpulan
untuk melihat aplikasi serupa yang ditawarkan Dari uraian penelitian dapat disimpulkan
dalam kursus lain. Mereka juga melaporkan tingkat bahwa:
kecemasan yang rendah. Hasil kualitatif ini menun- 1. Peranan pustakawan harus dibantu oleh guru,
jukkan bahwa aplikasi AR dapat digunakan secara kepala sekolah dan juga orang tua.
efektif sebagai alat bantu pendidikan untuk kursus 2. Bahan koleksi perpustakaan perlu adanya
terkait membaca. Peneliti lainnya Samuel Kai Wah tambahan tidak hanya buku yang menarik
Chu dkk menerangkan kinerja akademik siswa telah perhatian tetapi juga koleksi non buku.
terbukti dikaitkan dengan kemampuan membaca 3. Kurangnya pemanfaatan perpustakaan bagi
(Chu et al., 2011). Pembelajaran inkuiri berpotensi siswa, karyawan dan guru.
meningkatkan kemampuan membaca dan minat

40
Dampak Teknologi Informasi terhadap Minat Baca Siswa
Antuk Putri Idhamani

Saran
Dari penjelasan di atas saran yang dapat di
berikan adalah
1. Selain penambahan bahan koleksi perlu
adanya pengawasan terhadap pemakaian
media sosial.
2. Perlu adanya pendekatan kepada siswa agar
tetap mau berkunjung ke perpustakaan.
3. Untuk tetap menjaga stabilitas sirkulasi di
perpustakaan perlu adanya kerjasama dengan
pihak luar untuk menambah koleksi perpus-
takaan dan untuk memajukan perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Nafisah, K., & Al-Shorman, R. A. (2011). Saudi EFL
students’ reading interests. Journal of King Saud
University - Languages and Translation, 23(1),
1–9. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.
jksult.2009.07.001
Basuki, S. (2013). Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Universitas Terbuka.
Bursali, H., & Yilmaz, R. M. (2019). Effect of
augmented reality applications on secondary
school students’ reading comprehension and
learning permanency. Computers in Human
Behavior, 95, 126–135. https://doi.org/https://
doi.org/10.1016/j.chb.2019.01.035
Chu, S. K. W., Tse, S. K., Loh, E. K. Y., & Chow, K. (2011).
Collaborative inquiry project-based learning:
Effects on reading ability and interests. Library
& Information Science Research, 33(3), 236–243.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.
lisr.2010.09.008
Hartinah, S. (2013). Metode Penelitian Perpustakaan.
Universitas Terbuka.

41

Anda mungkin juga menyukai