Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Complementary Nursing Case Study
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komplementer Pada Keluarga Tn S di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Emas Tahun 2021”. Dalam Complementary Nursing Case
Study ini dibahas mengenai Asuhan keperawtan pada keluarga dan terapi
komplementer yang dilakukan pada keluarga dengan hipertensi. Adapun maksud dan
tujuan dari penulisan Complementary Nursing Case Study ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang Complementary Nursing Case
Study , Pendidikan Ners fakultas Kesehatan Universitas Fort de kock.
Selama penulisan Complementary Nursing Case Study ini banyak hambatan
yang penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya Complementary Nursing Case Study ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis beranggapan bahwa complementary Nursing Case Study ini merupakan
karya terbaik yang dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak
tertutup kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
Complementary Nursing Case Study ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi parapembaca pada umumnya.
Penulis,
S.Kep
i
DAFTAR ISI
Abstrak.......................................................................................................................i
Pernyataan Persetujuan.............................................................................................. ii
Kata Pengantar..........................................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................6
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian....................................................................................................93
5.2 Diagnosa.......................................................................................................93
5.3 Intervensi keperawatan keluarga..................................................................95
5.4 Implementasi keperawatan keluarga............................................................96
5.5 Evaluasi keperawatan keluarga....................................................................98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok
berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
Dimana Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk
mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan Depkes RI (1998 dalam Effendy, 1998). Sayekti (1994
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
1
2
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu yang lama). Tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmhg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah penyebab faktor resiko untuk
stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal jantung
kronis (hamizah,2015).
pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. salah satunya terapi
komplementer adalah Air seduhan parutan kunyit, Kunyit memiliki kandungan yang
bermanfaat bagi tubuh seperti zat kuning kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi
seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium. Kalium merupakan suatu komponen
penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu untuk mengontrol detak jantung dan
tekanan darah. Kurkumin yang dimiliki oleh kunyit merupakan zat anti oksidan karena
kunyit tidak mengandung kolesterol dan kaya akan serat, kandungan tersebut yang
akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kunyit banyak
Menurut WHO ada satu miliar orang yang terkena hipertensi. Peningkatan
hipertensi dari 600 juta jiwa pada tahun 1980 nenjadi 1 milyar (WHO, 2013). Tiap
tahunnya 7 juta orang diseluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Tahun 2000 saja
apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi dan orang tersebut
jawaban pernah didiagnosa tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, sedangkan yang
pernah didiagnosa tenaga kesehatan atau sedang minum obat hipertensi sendiri sebesar
9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk yang minum obat sendiri, meskipun
berdasarkan hasil pengukuran umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen jadi cakupan nakes
hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
Data yang didapat dari dinas kesehatan provinsi sumatra barat pada tahun 2017,
kejadian 248.964 (13,8 % ) setelah penyakit Ispa dengan jumlah 705.659 (39,2 %) dan
penyakit Gastritis dengan angka kejadian 285.282 (15,8%) (Profil Kesehatan Provinsi
kejadian hipertensi merupakan salah satu penyakit terbanyak yang menempati urutan
ketiga setelah ISPA dan myalgia. Data bulan Januari-Desember 2021 penderita
Peran perawat yang kedua adalah sebagai pendidik dan konsultan , memberikan
prilaku sehat, sehingga terjadi perubahan prilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Peran perawat yang ke tiga adalah sebagai
panutan , perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyrakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny N yang peneliti lakukan pada bulan April
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dilanjutkan dalam Karya Ilmiah Akhir Ners ini
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Hipertensi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
Hasil karya ilmiah ners ini dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan
4. Bagi Masyarakat
Hasil karya ilmiah dapat berguna untuk penerapan serta masukan untuk
A. TERAPI KOMPLEMENTER
1. DEFINISI
dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
7
8
Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia
tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan
keperawatan
dengan terapi
kelalaian.
c. Peran edukator
3. JENIS-JENIS TERAPI
keperawatan, yaitu :
a.Terapi Relaksasi
sederhana, yaitu :
fokus perhatian.
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak
perlahan
a. Pengertian Keluarga
14
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
Suprajitno, 2004).
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi reproduksi
15
4) Fungsi Ekonomi
1) Fungsi biologis
2) Fungsi Psikologi
3) Fungsi Sosiologi
16
perkembangan anak.
4) Fungsi Ekonomi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi Pendidikan
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
17
maupun adopsi.
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai,
Keluarga yang terdiri dari pria,wanita dan anak-anak yang tinggal bersama
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya
18
(poliandri).
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada
keluarga, yaitu :
terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak mereka tidak
tinggal bersama.
mereka.
yang dilahirkannya.
terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan
yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama
antara lain:
tua)
b) Mensosialisasikan anak.
yang sehat.
rumah), Tugasnya :
hubungan perkawinan.
maupun istri.
Tugasnya :
anggotanya.
tepat.
kesehatan.
komprehensif.
yang tidak.
keluarga.
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
membentuk unit dasar masyarakat dan tentunya unit dasar ini sangat
a. Pengumpulan data
1) Data umum
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
4) Struktur keluarga
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
c) Fungsi Perawatan Keluarga
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
6) Stress dan Koping Keluarga
stressor
e) Harapan Keluarga
27
f) Pemeriksaan Fisik
b. Analisa Data
3) Karakter keluarga
dan penyebab.
TOTAL 5
Skoring = Skor x Bobot
Angka Tertinggi
masyarakat.
keperawatan keluarga.
keperawatan.
perawatan.
seluruh proses sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil
dan obyektif.
1. Pengertian hipertensi
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
(Pudiastuti, 2013).
2. Klasifikasi Hipertensi
dan diastol. Klasifikasi hipertensi menurut The Sevent Report of The Joint
National .
Tabel 2. 1
Kalsifikasi Hipertensi Menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan
tekanan Darah Sistol Darah Diastol
darah (mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
140-159 90-99
stage I
Hipertensi Stage II 160 atau >160 100 atau>1 00
Sumber : Kemenkes RI, 2014
a. Tensimeter digital
b. Tensimeter manual
Menurut Benson dan Casey (2006) ada beberapa hal yang harus
pengukuran
sehingga siku berada pada posisi yang sama tinggi dengan jantung
4. Etiologi hipertensi
(inaktivitas) dan pola makan. Tipe ini terjadi pada sebagian besar
b. Hipertensi sekunder
akibat dari adanya penyakit lain. Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya
sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Beberapa hal yang
sebagai berikut:
b. Usia/Umur
dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian
c. Herediter/Keturunan
(Soenarta, 2005).
d. Obesitas/Kegemukan
e. Asupan Garam
dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi
2006).
gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Kaplan,
1998).
f. Rokok
rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari
menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak
g. Kopi
40
75-200 mg kafein. Minum kopi lebih dari empat cangkir kopi sehari
kafein selain tidak baik pada tekanan darah dalam jangka panjang,
baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, nadi cepat, sesak
6. Patofisiologi
berjalan tanpa gejala dan baru timbul keluhan setelah terjadi kompilasi
yang spesifik pada organ tertentu seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Akan
tetapi, pada penderita hipertensi berat biasanya akan timbul gejala antara
lain : Sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, gelisah,
denyut jantung menjadi kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi, darah
8. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel dan
organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.
jantung, stroke,.
a. Penyakit jantung
42
(Shanty, 2011).
b. Stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering sekitar
80% kasus adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi akibat aliran darah
stroke hemoragik sekitar 20% kasus timbul pada saat pembuluh darah
c. Ginjal
bahan sisa dari dalam darah. Bila ginjal tidak berfungsi, bahan sisa
akan menumpuk dalam darah dan ginjal akan mengecil dan berhenti
d. Mata
indikator awal penyakit jantung. Oleh karena itu, dokter lain akan
9. Pencegahan
10. Pengobatan
44
dilakukan dengan dua cara yaitu non farmakologi (perubahan gaya hidup)
a. Non farmakologi
diantaranya yaitu:
fisik yang dilakukan rutin selama 30-45 menit setiap hari dengan
RI, 2013).
45
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi, obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII
yaitu:
1) Diuretika
2) Vasodilator
3) Antagonis kalsium
2001).
4) Penghambat ACE
BAB IV
TELAAH JURNAL
tahun
Kejadian hipertensi meningkat pada usia 40-60 tahun dan lebih banyak terjadi
metode Pre and Post Test Control Groups Design dengan subjek wanita yang
diperoleh melalui kuesioner food recall. Data IMT diperoleh dari pengkuran berat
digital dan microtoise. Data dianalisis menggunakan uji Paired t test pada data
87
yang berdistribusi normal dan uji Wilcoxon pada data yang berdistribusi tidak
normal
2. Intervention (I)
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Sebagian besar subjek berumur
50-60 tahun, IMT normal, memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga dan tidak
dengan metode pre and post test control groups design dengan membagi jumlah
minuman jus mentimun dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
pengukuran tekanan darah selama 2 kali dalam waktu satu minggu sampai jumlah
sebagai jumlah jus mentimun yang dikonsumsi oleh subjek sebanyak 1 gelas
tingkat kematangan dan warna yang seragam, 80 ml air matang dan 20 ml sirup
sehari
3. Comparator (C)
Terdapat perbedaan rerata penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik antara
sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan sebesar 16 ± 8.062 mmHg dan
peningkatan rerata tekanan darah baik pada tekanan darah sistolik maupun
diastolic yaitu sebesar 5 dan 2.67 mmHg. Mentimun memiliki berbagai macam
penelitian membuktikan bahwa ada kaitan erat antara intake kalium, kalsium, dan
kalium maka tekanan darah akan semakin tinggi. Rasio natrium/kalium juga
darah dengan rata-rata 4 mmHg dan 2 mmHg pada pasien yang mengalami
ringan hingga sedang selama 30-45 menit secara rutin sangat penting sebagai
4. Outcome (O)
Pemberian jus mentimun dengan dosis 100 gram buah mentimun pada penderita
hipertensi selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali pemberian dalam sehari terbukti
Hipertensi
Hipertensi
Penulis : Sukmadi
89
Saat ini hipertensi masih merupakan masalah yang cukup penting dalam
pelayanan kesehatan (Akinlua et al., 2018), hal ini dikarenakan angka prevalensi
hipertensi yang cukup tinggi di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
mengontrol aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada saat tubuh rileks,
pelayanan kesehatan 31,4% dan melakukan upaya sendiri 12,9%. Oleh karena itu
2. Intervention (I)
Jenis penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan one group pre dan post
test design. Sampel dalam penelitian ini melibatkan pasien hipertensi sebanyak
meter digital, sedangkan variabel terapi akupresur dilakukan sesuai SOP dengan
ketentuan setiap pasien diberi terapi 1 kali, setiap pelaksanaan terapi dilakukan
90
selama ± 15 menit, pasien dianjurkan makan terlebih dahulu sebelum terapi dan
tidak boleh terlalu kenyang. Daerah yang menjadi titik akupresure adalah 4 jari di
metatarsal II, 3 jari di atas pergelangan tangan, pada lipat siku, 2 jari dari batas
menit setelah terapi. Setelah pengumpulan data tekanan darah, selanjutnya data
diolah dan dianalisis menggunakan uji paired t-test, pada batas kemaknaan alfa
0,05.
3. Comparator (C)
mengalami penurunan. Nilai beda mean tekanan darah sistolik sebesar 13,98
dengan nilai p value 0,000, artinya bahwa ada pengaruh pemberian terapi
akupresur terhadap tekanan darah sistolik pasien hipertensi dan nilai nilai beda
mean tekanan darah diastolik sebesar 4,78 dengan nilai p-value 0,000, artinya
bahwa ada pengaruh pemberian terapi akupresur terhadap tekanan darah diastolik
lain selain penurunan tekanan darah seperti ketenangan, dan nyenyak tidur juga
dilaporkan oleh dominan responden. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Widodo el al, 2014) yang berjudul pengaruh terapi
akupresur pada pasien hipertensi di klinik synergi mind healt Surakarta. Hasil
penurunan tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian lain yang dilakukan oleh
(Afrila et al, 2015) dengan judul efektivitas kombinasi terapi slow stroke back
91
4. Outcome (O)
perbedaan mean artery pressure sebelum dan sesudah terapi sebesar 13,98 untuk
C. Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam
Penulis : Ferayanti, N
p <0,05
2. Intervention (I)
92
minggu
3. Comparator (C)
diberikan terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
4. Outcome (O)
BAB V
PEMBAHASAN
Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, maka di ketahui hal-hal
sebagai berikut:
A. Pengkajian
kasus yang didapatkan. Secara teoritis pada pasien dengan hipertensi akan
Sedangkan pada kasus dan teori ditemukan kesamaan keluhan atau tanda
dan gejala yang didapatkan yaitu seperti kepala terasa sakit, pundak terasa berat,
B. Diagnosa
pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan
kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah –
masalah aktual, resiko atau potensial atau diagnosis sejahtera yang mengacu pada
kebutuhan oksigen
Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak seluruhnya
dialami oleh klien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif klien dan hasil
yang telah disusun oleh SDKI, SLKI dan SIKI sebagai standar. Dalam hal ini
diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi klien dilapangan. Pada teori dan
kasus, serta jurnal tidak ada perbedaan yang signifikan hanya beberapa
modifikasi dan beberapa inovasi yang penulis lakukan dan masih sejalan serta
keperawatan keluarga yang terdiri dari pre planning I sampai pre planning VII
60 tahun
3. Efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun, dalam hal ini setiap
terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam terhadap
tekanan darah
hipertensi
Keluarga mampu mengenal masalah stresor yang terjadi dalam keluarga dan
kesehatan
memperbaiki kesehatan serta pola hidup yang bersih dan sehat agar
- .
99
- Keluarga
pada hipertensi
- Sedangkan
berat pada daerah pundak dan sulit tidur, pada tanggal 30 April 2021
100
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan :
parutan kunyit, memperbaiki pola makan, terapi rendam kaki dan relaksasi
tekanan
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan karya
terhadap anggota.
lebih bayak serta dengan lama waktu pengujian yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Hernilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulsel: Pustaka As-Salam
Izzati, Luthfiani. 2017. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Bawang Putih Terhadap Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota
Bukittinggi: Jurnal keperawatan
Kemenkes. 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Martha, Karnia. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Araska
Martini, F. 2006. Fundamentals of Anatomy & Physiology. Seventh Edition, Pearson,
Benjamin Cummings
MPPKI. 2019. Terapi Non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi: Systematic Review. Sulsel: Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
Nanda.(2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Ed. 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru.Jakarta: EGC.
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta: DPP
PPNI
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan.
Smelzer, S.C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 Edisi 8. Jakarta : EGC
Sudiharto (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
Sutanto. 2010. Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan Diabetes.
Yogyakarta : CV. Andi.